BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan jujur. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

KEJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA SAAT MENGHADAPI UJIAN. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dicita-citakan bangsa ini berada di tangan mereka. Banyak orang menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

Livia Melda Christanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari hari tetapi jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

TATA KRAMA AKADEMIK DAN KODE ETIK GURU 1 Oleh: Dr. Achmad Dardiri (Dosen FIP UNY)

TATA KRAMA AKADEMIK DAN KODE ETIK GURU 1 Oleh: Dr. Achmad Dardiri (Dosen FIP UNY) Pendidikan Tinggi sebagai Masyarakat Ilmiah

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENYONTEK PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dimana kunci suksesnya terletak pada dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap ( attitudes), perilaku (behaviours), motivasi (motivations) dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk melakukan proses

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI.

Juara 1 Lomba Essay LSP FKIP UNS dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ).

Hasil wawancara dengan Prof. Dr. A. Dardiri, M.Hum. (Tanggal 26 Agustus 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat cepat. Seiring dengan perkembangan zaman, siswa selaku peserta didik

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. 1. Pendidikan nasional Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkata maupun berperilaku disetiap aktivitas kehidupan. Kejujuran adalah wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Unand ini merupakan satu dari dua universitas negeri yang berada diluar pulau

BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak, sehingga terjadi

KEBEBASAN AKADEMIK, MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ESA UNGGUL NOMOR : 03/SK-R/UEU/I/2012 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

Bagaimanakah upaya Jurusan/ Progam Studi dan Fakultas dalam mencegah dan menanggulangi plagiat dalam penulisan TAS?

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

Prilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Aat Agustini, MKM

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERITAS TELKOM BANDUNG

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BUKU KODE ETIK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjaga dari perilaku yang menyimpang dan hal-hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

Disusun Oleh : DIAN NOVITASARI DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GANJIL 2012 / 2013

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki budi pekerti

PPKn. Dosen PJMK : Mohammad Adib. Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas. Pendidikan Anti Korupsi. Kelas D

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kehidupan remaja masa lalu. Norma-norma dan tata

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terus membangun dan meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

PERTEMUAN ORANGTUA MAHASISWA BARU ITB. Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung 9 Agustus 2017

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

Membangun Kultur Akademik Perguruan Tinggi Oleh: KHAERUDIN KURNIAWAN

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan pembaharuan yang akan menjadi generasi-generasi penerus

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pengembangan potensi diri dalam hal intelektual, spiritual dan emosional. Pendidikan juga berperan membentuk mahasiswa yang berkarakter dan jujur. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa. Menurut Lutfi (2012) ada beberapa indikator yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui mahasiswa yang berbohong. Berikut beberapa contoh tindak ketidakjujuran mahasiswa, misalnya: 1. Perilaku mencontek. Perilaku mencontek membuat mahasiswa yang dicontek diberlakukan tidak adil. Mahasiswa yang dicontek belajar siang malam, tetapi penyontek dengan gampangnya mencuri hasil kerja keras mahasiswa lainnya. Kebiasaan ini apabila terus berlanjut akan membentuk pribadi yang kurang percaya diri. 2. Fenomena plagiasi (penjiplakan karya tulis). Terungkapnya kasus plagiasi di beberapa perguruan tinggi menjadi tolak ukur kualitas pendidikan di Indonesia. Tindakan copy paste merupakan cara paling mudah untuk mengerjakan tugas dari dosen. 3. Budaya titip presensi. Tanda tangan fiktif sering dijumpai dalam daftar absensi mahasiswa. Seringkali ada perbedaan pada jumlah kehadiran mahasiswa dengan tanda tangan yang hadir. 1

2 Sebagai individu manusia dewasa, mahasiswa selayaknya bisa bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Mahasiswa telah mengetahui mana perilaku yang positif dan mana perilaku yang negatif. Ketidakjujuran merupakan perilaku negatif dan tidak sesuai dengan norma. Kejujuran hendaknya menjadi pola sikap dan tindakan yang dimiliki mahasiswa. Ketidakjujuran mahasiswa mungkin bisa membuat prestasi akademiknya memuaskan dan lulus dengan baik, namun mahasiswa akan menerima akibat buruknya suatu saat nanti (Sugiantoro, 2011). Menurut Tuti (2011), seorang dosen bahasa Indonesia di salah satu perguruan tinggi di Jepang, mengatakan bahwa para mahasiswa di Jepang mempunyai kecenderungan untuk memilih mengosongkan lembar jawab mereka apabila merasa tidak mampu menjawab soal ujian. Mereka memilih tidur selama ujian berlangsung dan tidak merasa segan untuk mengumpulkan lembar jawaban dalam keadaan kosong. Hal ini dapat dijadikan pembelajaran dan contoh konkret bagi mahasiswa untuk berperilaku jujur dan mahasiswa yang bercita-cita tinggi. Hasil penelitian Arianto (2013) menunjukkan bahwa kejujuran sosial dan akademik mahasiswa pada umumnya sangat rendah, dengan rentangan antara 3% sampai 30 %. Semakin tinggi semester semakin rendah proporsi mahasiswa yang menyatakan jujur baik dalam lingkungan sosial maupun akademik. Mahasiswa semester II mempunyai tingkat kejujuran paling tinggi. Di antara kejujuran yang dinilai, kejujuran terhadap dosen memiliki proporsi yang paling besar. Mahasiswa semester II yang mengaku jujur terhadap dosen sebesar 38% atau 20 mahasiswa yang jujur dari 53 mahasiswa pada semester II. Semester VI merupakan semester yang memiliki tingkat kejujuran terendah sedangkan kejujuran terendah pada kejujuran

3 akademik adalah saat mengerjakan ujian dan tugas. Mahasiswa Semester VI yang jujur ketika ujian dan mengerjakan PR atau tugas hanya 3 % atau 1 mahasiswa yang jujur dari 32 mahasiswa. Salah satu universitas di kota Adelaide menemukan setidaknya 24 mahasiswa dari fakultas kedokteran tingkat akhir melakukan tindakan yang melanggar ketentuan akademik. Para mahasiswa ini terbukti mencontek dalam satu ujian dengan modus menggunakan ipad untuk menyimpan bahan-bahan ujian. Pihak fakultas menyatakan perbuatan para mahasiswa ini melanggar kebijakan akademik. Akibatnya, nilai mereka dikurangi 10 persen dan diwajibkan mengambil mata kuliah yang telah ditentukan untuk tahun ke-6 mereka (Patnistik, 2014). Titip absen atau yang sering disingkat TA tidak asing lagi di telinga mahasiswa. Banyak alasan yang melatar belakangi mengapa mahasiswa melakukan kecurangan ini. Ada yang beralasan ingin mengikuti seminar, malas mengikuti mata kuliah sampai memilih titip absen karena sedang mengerjakan tugas yang belum selesai. Titip absen dan membolos pada dasarnya sama, yaitu tidak hadir di tempat dan tidak mengikuti kegiatan perkuliahan. Kebanyakan dari mereka berpikiran bahwa titip absen lebih menguntungkan, karena walaupun tidak hadir tetapi dianggap hadir (Putri, 2013). Salah satu universitas di kota Surakarta menemukan bahwa dua orang mahasiswa universitas tersebut telah ketahuan memplagiasi karya orang lain. Mereka berdua telah melakukan plagiat pada skripsi mereka. Mahasiswa pertama yang memplagiasi karya orang lain tersebut diketahui salah satu dosen sebelum ujian pendadaran dilakukan. Sedangkan salah satu pelaku plagiat kedua diketahui setelah

4 ujian pendadaran selesai. Mereka akan diberikan sanksi oleh ketua progdi dengan mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan & Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi karena pihak universitas tidak memiliki peraturan plagiator secara nyata dan tidak terdapat juga sistem operasional prosedur. Universitas pun selama ini hanya mensosialisasikan bahwa plagiat itu termasuk tindakan kejahatan, namun belum memberikan pengertian kepada mahasiswa apa plagiasi itu sendiri (Risma, 2011). Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh dalam Sidang Terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun Akademik 2012/2013 di Bandung, Sabtu (28/7/2012) menyatakan bahwa kampus dapat berkontribusi untuk mengembangkan peradaban bangsa yang maju. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jadi wilayah perguruan tinggi untuk memajukan peradaban bangsa. Penjelasan lebih lanjut dari Muhammad Nuh adalah ilmu pengetahuan seringkali mempengaruhi perubahan budaya dan sosial, sehingga perlu adanya kerjasama seluruh anggota kampus dalam mengembangkan kejujuran akademik dan taat peraturan (Lince, 2012). Kehidupan akademik memiliki aturan tersendiri, bersifat independen dan tidak memihak sehingga ilmu pengetahuan akan berkembang apabila karakteristik tersebut dipertahankan. Pengembangan ilmu pengetahuan harus memiliki etika dan aturan yang bebas dari kepentingan sesaat. Akademisi yang tidak memiliki standar moral dan etika yang tinggi akan memanfaatkan lembaga pendidikan (tinggi) sebagai alat untuk manipulasi banyak hal. Dardiri (2003) juga menjelaskan ciri-ciri yang

5 melekat pada masyarakat ilmiah itu antara lain: kritis, obyektif, analitis, kreatif dan konstruktif, bebas dari prasangka, kesejawatan/kemitraan, khususnya di antara aktivitas akademikanya, dialogis, memiliki dan menjunjung tinggi norma dan susila akademik serta tradisi ilmiah, dinamis, berorientasi ke masa depan. Menurut Gabriella, Ronokusumo dan Azizah (2012), berbagai alasan dasar seseorang melakukan ketidakjujuran akademik, yang paling sering yaitu takut apabila mendapatkan nilai yang jelek, perasaan tidak mampu mengerjakan sendiri dan penyangkalan atas tanggung jawab untuk belajar. Alasan lain yaitu adalah sifat prokrastinasi atau sering menunda-nunda pekerjaan sehingga pekerjaan menumpuk. Kemudian ada beberapa tindakan ketidakjujuran yang didasari oleh ancaman dari orang lain sehingga pelaku melakukan tindakan tersebut. Hasil penelitian Agustin (2013) juga menyatakan bahwa faktor penyebab perilaku menyontek yang dominan yaitu faktor adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi untuk itu mahasiswa seringkali mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apabila seseorang telah berbuat perilaku tidak jujur, maka besar kemungkinan pada kesempatan yang lain dia akan mengulang ketidakjujuran yang sama. Ketidakjujuran akademik berdampak terciptanya mentalitas pragmatis, yaitu mahasiswa mengambil keuntungan dari berbuat tidak jujur. Hal ini juga akan menghilangkan sifat sportivitas dan sikap kesatria yang saat ini sedemikian merosot. Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti serta mengetahui bentuk-bentuk perilaku kejujuran akademik pada mahasiswa. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu: bagaimana

6 bentuk-bentuk perilaku jujur dan tidak jujur dalam lingkup akademik pada mahasiswa?.adapun judul yang dipilih adalah Kejujuran Akademik pada Mahasiswa. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk kejujuran dan ketidakjujuran dalam lingkup akademik pada mahasiswa. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap bentuk perilaku jujur dan tidak jujur dalam akademik, dari hasil tersebut dapa diambil manfaat sebagai berikut: 1. Untuk mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pembentukan karakter kejujuran dengan baik agar tercipta generasi penerus yang diharapkan bangsa. 2. Untuk pendidik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan tindak lanjut dalam menerapkan pendidikan mengenai nilai jujur dalam lingkup perguruan tinggi. 3. Untuk memperkaya khazanah ilmu psikologi, penelitian ini memberi sumbangan terutama dalam bidang pendidikan karakter tentang perilaku jujur dan tidak jujur dalam lingkup akademik pada mahasiswa.