I.PENDAHULUAN. Perkembangan sektor ekonomi di Indonesia saat ini sangat pesat yang ditandai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun tentang Perbankan(Muhammad 2011:17). Sampai saat ini kebijakan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia pembangunan ekonomi tetap merupakan sentral dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan suatu perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa terjadi penurunan kredit di negara-negara Asia sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB V PEMBAHASAN. Dimana uji tersebut menggunakan uji-t yang dilakukan untuk membuktikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

Transkripsi:

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor ekonomi di Indonesia saat ini sangat pesat yang ditandai dengan pertumbuhan bank-bank umum konvensional dan bank-bank syariah di Indonesia.Perbankan syariah menjadi awal tumbuhnya perekonomian syariah di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa penerapan ekonomi syariah mulai diminati oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim.perkembangan bank syariah diawali dengan berdirinya Bank Umum Syariah (BUS) yaitu Bank Muamalat pada tahun 1991 sebagai BUS pertama di Indonesia. Sama halnya seperti bank konvensional lainnya, bank syariah juga merupakan lembaga intermediasi keuangan yang menyalurkan dana dari pihak ketiga yang mempunyai dana lebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Perbedaannya jika bank konvensional membebankan bunga kepada nasabah, sementara menurut UU No.7 Tahun 1992 pasal 1 bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam melakukan kegiatan kreditnya melainkan dengan sistem bagi hasil yang dikenal dengan istilah margin. Prinsip bagi hasil atau margin pada Bank Umum Syariah (BUS) bertujuan untuk memberikan kemaslahatan bagi nasabah dengan menjanjikan keadilan yang sesuai dengan syariah (Rahman,1980). Isi dalam UU No.10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan dari UU No.7 Tahun 1992

2 mengenai dual banking system atau sistem perbankan ganda dimana terselenggara dua sistem perbankan yaitu konvensional dan syariah yang berdampingan.sistem ini semakin mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia. Sampai Desember 2014 di Indonesia telah terdapat sebanyak 12 bank syariah dengan 2.151 kantor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sementara bank umum memiliki 119 bank dengan 19.948 kantor. 140 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 25000 20000 15000 10000 5000 0 jumlah bank syariah jumlah kantor bank syariah jumlah bank umum jumlah kantor bank umum Sumber : Bank Indonesia (BI) Gambar 1. Perkembangan Jumlah Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional serta Jumlah Kantor Bank Umum Syariah dan Jumlah Kantor Bank Konvensional di Indonesia dari Tahun 2008-2014. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada Tahun 2008 awalnya hanya terdapat 5 bank umum syariah dengan 581 kantor di Indonesia kemudian bertambah 1 pada tahun 2009. Perkembang bank syariah nampaknya mulai terlihat ditahun 2010, dimana bank syariah telah menjadi 11 bank dan tahun 2014 bertambah menjadi 12 bank dengan jumlah kantor sebanyak 2.151 yaitu 10,78% dari jumlah kantor bank umum konvensional.menurut Alamsyah (2012) kemajuan yang signifikan ini

3 dikarenakan beberapa faktor.pertama, ekspansi jaringan kantor perbankan syariah yang berdekatan sehingga memudahkan akses nasabah dalam membuka rekening bank syariah. Kedua, upaya peningkatan kualitas pelayanan bank syariah, seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM), mobile banking maupun internet banking. Ketiga, program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang semakin gencar untuk meningkatkan minat masyarakat akan bank syariah. Keempat adalah pengesahan beberapa undang-undang yang memberikan kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti UU No.21 tahun 2008, UU No.19 tahun 2008 dan UU No.42 tahun 2009. Seiring bertambahnya jumlah bank umum syariah diikuti juga oleh kantor bank yang terus bertambah. Hal ini untuk mempermudah nasabah dalam transaksinya melalui mediasi bank syariah. Sama seperti bank konvensional, bank syariah juga terikat dalam berbagai regulasi pada seluruh kegiatannya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Bank Indonesia(BI) sebagai bank sentral menurut Undang-Undang No.6 Tahun 2009 memiliki tujuan utama untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dan mengatur secara umum. Wewenang yang dilakukan BI untuk mencapai tujuan tersebut berupa kebijakan moneter yang pelaksanaannya mencakup pengendalian uang beredar, uang primer, dan kredit perbankan. Salah satu tugas BI dalam mengatur kredit perbankan adalah menetapkan tingkat suku bunga yang menjadi rujukan oleh lembaga keuangan di Indonesia.Dalam menetapkan BI Rate, BI melihat perkembangan inflasi sebagai salah satu faktor pertimbangan. Apabila inflasi melebihi batas yang telah diperkirakan, maka BI rate akan dinaikan sehingga tingkat suku bunga bank umum akan meningkat yang kemudian menyebabkan minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman atau kredit dan jumlah uang

4 beredar mengalami penurunan yang pada akhirnya tingkat inflasi akan turun. Sebaliknya BI rate akan diturunkan apabila inflasi yang diperkirakan berada dibawah sasaran yang ditetapkan, penurunan tingkat suku bunga bank umum akan menambah minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman sehingga menambah jumlah uang beredar. BI Rate yang telah ditetapkan oleh bank sentral dijadikan acuan bagi seluruh perbankan di Indonesia termasuk bank konvensional dan bank syariah. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional tidak dapat kurang atau lebih tinggi dari ketentuan yang diberlakukan BI atas BI Rate (Bank Indonesia, 2014).Tetapi pada kenyataannya bank konvensional sangat kaku dalam menetapkan tingkat suku bunga kredit, kekakuan tingkat suku bunga (rigidity interest rate) tersebut dikarenakan adanya profit oriented pada bank konvensional itu sendiri (Sigit, 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah. 25 20 15 10 5 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BI Rate Suku bunga bank konvensional Sumber: Bank Indonesia (BI) Gambar 2. BI Rate dan Suku bunga kredit Bank Konvensional periode 2008-2014

5 Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa perkembangan penetapan tingkat suku bunga kredit bank konvensional mengikuti pergerakan BI Rate,dengan selisih rata-rata 5,18% antara 4,33% sampai 6,05%. Misalkan pada tahun 2008 saat terjadi krisis di Indonesia, BI menetapkan tingkat BI Rate yang tinggi sebesar 9,25% sedangkan suku bunga kredit bank konvensional sebesar 13,99%. Setelah perekonomian Indonesia membaik pada tahun 2009, BI Rate turun menjadi 6,5% dan suku bunga kredit bank konvensional 12,55%. Sampai tahun 2012 BI Rate dan tingkat suku bunga bank konvensional terus mengalami penurunan sampai pada tingkat 5,75% dan 11,28%. Kemudian pada tahun 2013 dan 2014 BI Ratemengalami kenaikan sampai pada tingkat 7,5% dan 7,75% yang diiringi dengan kenaikan tingkat suku bunga kredit yang mencapai 11,83% dan 12,36%. Berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan bunga dalam kegiatan kreditnya, bank syariah menggunakan system bagi hasil yang disebut dengan margin. Pada Gambar 3 akan dijelaskan perbandingan antara Margin bank syariah dan bunga bank konvensional. 40 30 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Suku bunga bank konvensional Margin Bank Syariah Sumber: Bank Indonesia (BI) Gambar 3. Margin Bank Syariah dan Suku bunga kredit Bank Konvensional periode 2008-2014

6 Lalu dapat dilihat juga dari Gambar 2 bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2014 margin bank syariah selalu lebih besar dari suku bunga kredit bank konvensional. Hal ini disebab karena sistem bagi hasil atau margin adalah sistem dengan terlebih dahulu melakukan perjanjian yang melibatkan pihak bank dan nasabah dalam melakukan usahanya (Muljono, 2001). Besarnya bagi hasil ditentukan sesuai kesepakatan bersama dan harus terjadi kerelaan pada masing-masing pihak tanpa ada paksaan di dalamnya (Afif, 2005). Bank syariah juga mengantisipasi dari kenaikan suku bunga atau inflasi, sehingga apabila terjadi kenaikan suku bunga yang besar maka bank syariah tidak mengalami kerugian. Apabila suku bunga tetap atau turun maka margin bank syariah akan lebih besar dari suku bunga kredit bank syariah (Muhammad, 2005). Mekanisme perhitungan bagi hasil pada bank syariah terdiri dari dua sistem, yaitu profit sharing adalah perhitungan bagi hasil yang menggunakan laba pada pengelolaan dana sebagai dasardan revenue sharing adalah yang menggunakan pendapatan dari pengelola dana sebagai dasar perhitungan. Dari bagi hasil dan kredit tersebut bank syariah dan bank konvensional memperoleh sebagian pendapatannya seperti digambarkan pada Tabel 1.

7 Tabel 1.Pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum (BU) Konvensionaltahun 2008-2014 (miliar rupiah). Tahun BUS Δ BUS BU Δ BU 2008 5.848 0 201.775 0 2009 8.975 0.53% 233.75 0.16% 2010 11.119 0.23% 251.562 0.08% 2011 15.412 0.39% 298.261 0.18% 2012 17.734 0.15% 391.28 0.31% 2013 27.207 0.53% 485.188 0.24% 2014 30.120 0.11% 568.014 0.17% Δ - 0.33% - 0.19% Sumber : Bank Indonesia (BI) Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa pendapatan bank syariah terus meningkat dari Rp 5.848 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 30.120 miliar pada tahun 2014. Begitu pula dengan pendapatan bank konvensional yang juga terus meningkat dari Rp 201.775 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 568.014 miliar. Sedangkan rata-rata persentase perubahan pendapatan bank syariah sebesar 0,33% lebih besar dari bank umum yang hanya sebesar 0,19%. Hanya pada tahun 2012 dan 2014 persentase perubahan pendapatan bank konvensional lebih besar dari bank syariah. Ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model bagi hasil atau margin peningkatan pendapatan perbankan syariah lebih besar dari model suku bunga yang digunakan oleh perbankan bank umum konvensional. Hal tersebut terjadi karena belakangan ini perkembangan bank syariah lebih pesat dan masyarakat mulai lebih tertarik dengan konsep yang diberikan oleh bank syariah sehingga nasabah pada bank syariah meningkat lebih signifikan dibandingkan bank umum konvensional. BI Rate memiliki hubungan dengan margin bank syariah. Tingkat BI Rate searah dengan margin bank syariah yang artinya jika BI Rate mengalami penurunan

8 maka margin juga akan menurun (Heykal, 2005). Perbankan syariah tetap perlu mengacu pada pergerakan dari BI Rate, sebab masih banyak masyarakat dan investor yang melihat pergerakan dari suku bunga sebagai acuan mereka menyimpan dana (Arumdhani, 2011). Menurut penelitian Sari (2012) tentang pengaruh pembiayaan murabahah dan tingkat BI Rate terhadap margin murabahah diperoleh bahwa secara parsial tingkat BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan margin murabahah. Penelitian lainnya (Gumilar, 2013) yang meneliti tentang Pengaruh BI Rate terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah memperoleh hasil bahwa BI Rate berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pembiayaan murabahah. (Qomariyah,2014) tentang konsep penentuan margin pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang menunjukkan bahwa penetapan margin yang dilakukan oleh BMI sama dengan suku bunga kredit yang berlaku di bank konvensional. Sistem penentuan margin dalam pembiayaan bank syariah yang diduga tidak merujuk pada BI Rate, lalu bagaimana BI dapat mengendalikan atau mengontrol kegiatan-kegiatan perbankan syariah yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Suku bunga kredit bank konvensional memiliki hubungan dengan margin bank syariah, hal ini dikarenakan persaingan antara bank konvensional dan bank syariah tersebut ketika bank konvensional meningkatkan suku bunga maka bank bank syariah akan meningkatkan bagi hasilnya pula, sedangkan bagi hasil pada bank syariah sangat dipengaruhi oleh pendapatan bank syariah yang salah satunya berasal dari pembiayaan sehingga bank syariah akan menaikan margin dari pembiayaannya juga (Tarsidin, 2010). Lalu berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan bank syariah adalah ketika bank

9 konvensional menaikan suku bunga kreditnya mengikuti BI Rate tetapi margin dari bank syariah tidak lebih baik dari suku bunga kredit bank konvensional maka nasabah akan lebih cenderung untuk melakukan kerjasama dengan bank konvensional. Dikarenakan hal itu dengan adanya perubahan dari suku bunga kredit bank konvensional, maka bank syariah harus merubah margin yang dapat lebih bersaing agar nasabah dapat bekerjasama dengan bank syariah. Berdasarkan masalah-masalah latar belakang dan berbagai pandangan peneliti di atas, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat margin bank syariah dengan tingkat BI Rate dan suku bunga bank umum konvensional. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1. Apakah margin bank syariah memiliki hubungan kausalitas dengan tingkat BI Rate? 2. Apakah margin bank syariah memiliki hubungan kausalitas dengan suku bunga kredit bank konvensional? 3. Apakah suku bunga kredit bank konvensional memiliki hubungan kausalitas dengan BI Rate? 4. Kebijakan apakah yang dilakukan Bank Indonesia dalam mengendalikan bank syariah dalam penetapan tingkat margin perbankan syariah?

10 C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apakah margin bank syariah memiliki hubungan dengan BI Rate. 2. Mengetahui apakah margin bank syariah memiliki hubungan tingkat suku bunga kredit bank konvensional. 3. Mengetahui apakah suku bunga kredit bank konvensional memiliki hubungan BI Rate. 4. Mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan Bank Indonesia dalam mengendalikan bank syariah di Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan otoritas kebijakan moneter dan bank syariah dalam mengambil kebijakan. E. Kerangka Penelitian BI Rate memiliki hubungan dengan margin bank syariah. Tingkat BI Rate searah dengan margin bank syariah yang artinya jika BI Rate mengalami penurunan maka margin juga akan menurun (heykal, 2005). Perbankan syariah tetap perlu mengacu pada pergerakan dari BI Rate, sebab masih banyak masyarakat dan investor yang melihat pergerakan dari suku bunga sebagai acuan mereka menyimpan dana (Arumdhani, 2011). Suku bunga kredit bank konvensional memiliki hubungan dengan margin bank syariah, hal ini dikarenakan persaingan antara bank konvensional dan bank

11 syariah tersebut ketika bank konvensional meningkatkan suku bunga maka bank bank syariah akan meningkatkan bagi hasilnya pula, sedangkan bagi hasil pada bank syariah sangat dipengaruhi oleh pendapatan bank syariah yang salah satunya berasal dari pembiayaan sehingga bank syariah akan menaikkan margin dari pembiayaannya juga (Tarsidin, 2010). Lalu berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan bank syariah adalah ketika bank konvensional menaikan suku bunga kreditnya mengikuti BI Rate tetapi margin dari bank syariah tidak lebih baik dari suku bunga kredit bank konvensional maka nasabah akan lebih cenderung untuk melakukan kerjasama dengan bank konvensional. Dikarenakan hal itu dengan adanya perubahan dari suku bunga kredit bank konvensional, maka bank syariah harus merubah margin yang dapat lebih bersaing agar nasabah dapat bekerjasama dengan bank syariah. Dari uraian sebelumnya maka kerangka penelitian dari penelitian ini: BI Rate Tingkat Margin Bank Syariah Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional

12 F. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Diduga margin pada bank syariah memiliki hubungan dengan BI Rate. 2. Diduga margin pada bank syariah memiliki hubungan dengan suku bunga kredit bank konvensional. 3. Diduga suku bunga kredit bank konvensional memiliki hubungan dengan BI Rate. G. Sistematika Penulisan. Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari penulisan ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing- masing bab, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka penelitian, dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN

13 Bab ini berisi tentang metodelogi penelitian yang digunakan meliputi variable penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisa data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskriptif obyek penelitian, analisa data dan pembahasannya. BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisa dan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya LAMPIRAN Daftar Pustaka