PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 100/M-IND/PER/8/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/M-IND/PER/10/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 97/M-IND/PER/8/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139/M-IND/PER/10/2009 TENTANG

pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Kuningan; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2\

Nasruddin 1. Hari Adi Prasetya 2. Muchlasin 3. Raimon 4. Rahmaniar : :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2OO5-2O25 (Lembaran Negara Republik. 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO7 tentang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 98/M-IND/PER/8/2010 TENTANG

Peneliti Utama Anggota

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Badan Pengusaha. Pelabuhan Bebas.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Republik Indonesia Nomor 5492); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik In

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Kewenangan. Izin. Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/M-IND/PER/2/2010 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN ATAU MESIN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERKEMBANGAN IPM 6.1 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA. Berdasarkan perhitungan dari keempat variabel yaitu:

Kabupaten Pekalongan telah menyusun peta panduan pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pekalongan;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN R.I. PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN PRODUK KARET HILIR JAKARTA, 11 MEI 2015

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tema Pembangunan 2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 134 TAHUN 2002 TENTANG

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

POLA PEMBIAYAAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA PROPINSI SUMATERA SELATAN

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dalam acara MUSI RAWAS, 24 MEI 2017

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI KIKIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI MUSI RAWAS 2 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

PERATURAN MENTERIPERINDUSTRIANREPUBLIKINDONESIA TENTANG. PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSIINTIINDUSTRIKABUPATENMoJoKERTo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Baja Profil. Penunjukan.

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93/M-IND/PER/8/2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Sertifikasi. Teknis. Secara Wajib. Kompor Gas. Usaha Mikro. Penunjukan.

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

2017, No Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG API-API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2OO8 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 94/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Pemerintah Sumatera Selatan telah menyusun Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Sumatera Selatan Tahun 2010 2014; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan sebagaimana dimaksud pada huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

2 Peraturan Menteri RI Nomor : 94/M-IND/PER/8/2010 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987); 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P

Peraturan Menteri RI Nomor : 94/M-IND/PER/8/2010 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014; 15. Peraturan Menteri Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen ; 16. Peraturan Menteri Nomor 112/M- IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Karet dan Barang Karet; 17. Peraturan Menteri Nomor 52/M- IND/PER/4/2010 tentang Kedudukan dan Tugas Pejabat Kementerian Dalam Masa Peralihan Struktur Organisasi; Memperhatikan : Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Sumatera Selatan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan pengembangan industri Sumatera Selatan yang memuat sasaran, strategi dan rencana aksi pengembangan industri unggulan Sumatera Selatan untuk periode 5 (lima) tahun. 2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, yang selanjutnya disebut KBLI adalah pengelompokan kegiatan ekonomi ke dalam klasifikasi usaha. 3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, swasta, perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan serta lembaga kemasyarakatan lain. 4. Menteri adalah Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang perindustrian. 3

Peraturan Menteri RI Nomor : 94/M-IND/PER/8/2010 Pasal 2 (1) Industri Unggulan Sumatera Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 terdiri dari Industri Pengolahan Karet yang meliputi: a. Industri compound/crumb rubber (KBLI 22123); b. Industri vulkanisir ban (KBLI 22112); dan c. Industri barang karet (KBLI 2219). (2) Peta Panduan industri unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. (3) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan: a. pedoman operasional bagi Aparatur Pemerintah Sumatera Selatan dalam menunjang pelaksanaan program pengembangan industri unggulan provinsi secara komplementer dan sinergik; b. pedoman pengembangan industri unggulan provinsi bagi pelaku industri pengolahan karet baik pengusaha dan atau institusi terkait; c. pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota); d. acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan dalam periode 2010 2014; dan e. informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri unggulan provinsi. Pasal 3 (1) Rencana aksi pengembangan industri unggulan 4

Peraturan Menteri RI Nomor : 94/M-IND/PER/8/2010 Sumatera Selatan dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2). (2) Pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan. Pasal 4 Pemerintah Sumatera Selatan harus membuat laporan kinerja semesteran kepada Menteri atas pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan menteri terkait. Pasal 5 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2010 MENTERI PERINDUSTRIAN RI MOHAMAD S. HIDAYAT TEMBUSAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II; 2. Eselon I di lingkungan Kementerian ; 3. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan; 4. Gubernur Sumatera Selatan; 5. Bupati/Walikota di wilayah Sumatera Selatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian ; 7. Pertinggal. 5

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 94/M-IND/PER/8/2010 TANGGAL : 30 Agustus 2010 PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN II. INDUSTRI PENGOLAHAN KARET 1. Sasaran Pengembangan 2. Strategi Pengembangan 3. Kerangka Pengembangan 4. Rencana Aksi MENTERI PERINDUSTRIAN RI MOHAMAD S. HIDAYAT

PETA PANDUAN PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN Sumatera Selatan menentukan produk pengolahan karet sebagai industri unggulannya didasarkan atas pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan lima tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain. Dalam rangka mengembangkan industri unggulan tersebut, disusun Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan tahun 2010-2014, yang memaparkan sasaran pengembangan yang ingin dicapai, strategi pengembangan serta rencana aksinya. II. INDUSTRI PENGOLAHAN KARET 1. Sasaran Pengembangan Sasaran Jangka Menengah (2010-2014): a. Tumbuhnya industri compound sebanyak 2 Unit Usaha; b. Berkembangnya industri vulkanisir dari 7 menjadi 12 Unit Usaha; c. Meningkatnya utilisasi kapasitas industri crumb rubber dari 70% menjadi 90%; d. Meningkatnya investasi sebesar 10% di bidang industri barang karet dari Rp 1.515.610.000.000,- menjadi Rp 1.667.171.000.000,-; e. Meningkatnya mutu Bokar sesuai SNI; dan f. Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor sekitar 8% per tahun.

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 Sasaran Jangka Panjang (2015-2025) a. Berkembangnya kapasitas industri compound; b. Meningkatnya kapasitas industri vulkanisir; c. Berkembangnya industri barang karet untuk rumah tangga, alat kesehatan dan komponen otomotif; dan d. Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor sekitar 14% per tahun. 2. Strategi Pengembangan a. Peningkatan pemanfaatan karet alam; dan b. Peningkatan penguasaan teknologi industri barang karet. 3. Kerangka Pengembangan KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KARET Industri Inti Industri Penunjang Industri Terkait crumb rubber, industri logam dan mesin, industri kimia karet, industri karet sintetis, industri pestisida. Industri compound, vulkanisir dan barang karet. Industri komponen kendaraan, industri alat kesehatan, industri ban kendaraan, alat olah raga, sarung tangan karet, mainan anak-anak, belt conveyor, rice huller, alas kaki, meubel, karet gelang, karet busa, serabut berkaret, benang karet. Sasaran Jangka Menengah (2010-2014) a. Tumbuhnya industri compound sebanyak 2 Unit Usaha; b. Berkembangnya industri vulkanisir dari 7 menjadi 12 Unit Usaha; c. Meningkatnya utilisasi kapasitas industri crumb rubber dari 70% menjadi 90%; d. Meningkatnya investasi sebesar 10% di bidang industri barang karet dari Rp 1.515.610.000.000,- menjadi Rp 1.667.171.000.000,-; Sasaran jangka Panjang (2015-2025) a. Berkembangnya kapasitas industri compound; b. Meningkatnya kapasitas industri vulkanisir; c. Berkembangnya industri barang karet untuk rumah tangga, alat kesehatan dan komponen otomotif; dan d. Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor sekitar 14%/tahun. 2

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 e. Meningkatnya mutu Bokar sesuai SNI; dan f. Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor sekitar 8% per tahun. Sektor Teknologi Strategi : Meningkatkan pemanfaatan karet alam : Meningkatkan penguasaan teknologi industri barang karet. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) a. Revitalisasi kebun karet; b. Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri karet dan pasar yg lebih transparan; c. Meningkatkan mutu karet dan produk olahannya, d. Penerapan standardisasi baik nasional maupun internasional; e. Meningkatkan ketrampilan SDM; f. Penguatan teknologi dan mesin pengolahan Bokar di tingkat petani/kelompok tani dan pedagang; g. Menumbuhkan industri barang jadi karet; dan h. Kerjasama penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkaretan. Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2015-2025) a. Membangun industri hilir berbasis bahan baku karet; b. Mengembangkan ristek industri barang jadi karet; dan c. Meningkatkan komoditi ekspor barang jadi karet. Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi a. Tahap pengembangan teknologi barang jadi karet (2010-2014); dan b. Tahap pengembangan teknologi pengolahan industri berbasis lateks pekat dan compound skala IKM (2015 2020). c. Tahap matang (2026 2030), industri up grading. Pasar a. Memperluas jaringan pemasaran termasuk ekspor; b. Pemenuhan standar internasional dan nasional untuk memperkuat akses pasar; dan b. Menggalakkan gerakan penggunaan dan cinta produk dalam negeri. Kelembagaan Pembentukan dan penguatan kelembagaan industri barang karet. SDM a. Peningkatan keahlian dan kemampuan petani dan pelaku industri barang karet; dan b. Pelatihan Manajemen Mutu. Infrastruktur a. Memfasilitasi pengembangan kawasan industri; b. Peningkatan peran litbang dan network antar litbang daerah dan pusat dalam kerangka sistim inovasi daerah yang terintegrasi dengan sistim inovasi nasional; c. Membangun fasilitasi pelabuhan yang memadai; dan 3

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 d. Penyediaan listrik dan energi murah bagi pengembangan industri. Lokasi : Kab. Banyuasin, Kab. Muara Enim, Kota Prabumulih, Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Komering Ulu, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab. Lahat, Kab. Empat Lawang, Kota Lubuk Linggau, Kab. Musi Rawas. 4

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 4. Rencana Aksi RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KARET 2010-2014 NO RENCANA AKSI 1. Penyusunan Rencana Grand Design Industri Barang Jadi Karet 2. Penyusunan FS: a. Pembangunan Industri Barang Jadi Karet Vulkanisir ban dan Komponen Otomotif di Kab. Muara Enim b. Pembangunan Industri Barang Jadi Karet Compound di Kab. OKI c. Pembangunan Industri Barang Jadi Karet Compound di Kab. Banyuasin PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Kementerian Kementerian Disperindag Dinas Perkebunan Bappeda Disperindag Dinas Perkebunan Balai Besar Penelitian Karet Sembawa Gapkindo Gapkindo Universitas Sriwijaya Perguruan Tinggi 5

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 NO RENCANA AKSI 3. Peningkatan Kualitas SDM Bidang Karet - Diklat Teknis SDM Pelaku Usaha sebanyak 90 orang (Kab Muara Enim 30 orang, Kab. OKI 30 orang, Kab. Banyuasin 30 orang) 4. Bantuan Mesin dan Peralatan Mesin Compound dan Barang Karet di Kab. Muara Enim, Kab. OKI, Kab. Banyuasin, sebanyak 3 paket terdiri dari : Open mill Mesin press ban Genset penggerak Mesin cetak spare part Mesin Buffing (pengelupas ban) Kompresor Timbangan PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Kementerian Disperindag Disperindag Kabupaten/kota Dinas Perkebunan Dinas Perkebunan Kabupaten/kota Dinas Perindag Pelaku usaha / KUB Kelompok tani 6

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 NO RENCANA AKSI 5. Bantuan Pendampingan/ Konsultan Teknis sebanyak 6 orang untuk 3 Kabupaten 6. Pengembangan Jaringan Pemasaran a. Internasional (Cina, India, Korea, Singapore, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin) PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Kementerian Kementerian Kementerian Perdagangan Disperindag BARISTAND Kadin Pusat Eksportir Perguruan Tinggi b. Nasional (Jawa, Sumatera) Disperindag Gapkindo Kadin Pelaku usaha c. Lokal Disperindag Kabupaten/ Kota Gapkindo Kadin Pelaku usaha 7. Penerapan Standarisasi Produk Sesuai SNI sebanyak 3 komoditi BSN Disperindag BARISTAND Sucofindo 7

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 NO RENCANA AKSI 8. Penerapan/Pengaturan Tata Niaga Ekspor Karet PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Perdagangan Pemerintah 9. Pembentukan dan Pemantapan KUB Karet sebanyak 3 kelompok : a. KUB Kab. Muara Enim b. KUB Kab. OKI c. KUB Kab. Banyuasin 10. Pilot Project Pembangunan Industri Barang Jadi Karet RI Disperindag Prov. Disperindakop Kab/Kota Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab/kota a. Penyiapan Lahan Pemerintah Kabupaten/ Kota b. Pembangunan Gedung c. Operasional Pemeliharaan Pemerintah Kabupaten/ Kota Pemerintah Kabupaten/ Kota KUB 8

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 NO RENCANA AKSI 11. Pembentukan Klinik Teknologi Karet 1 (satu) unit - Konsultasi Teknis Komoditi Karet PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Kementerian RI Balai Besar Teknologi Karet Bogor Disperindag Baristand BPSMB Gapkindo Perguruan Tinggi 12. Penyediaan Sarana Transportasi PU Dinas PU Prov. Dinas PU Kab/Kota 13. Penyusunan Rencana Detail Kawasan Industri Tanjung Api-Api seluas ± 5.686 Ha. Aneka industri 1.153 Ha Industri logam dasar 1.869 Ha Industri kimia dasar 1.686 Ha Bappeda Prov. Disperindag Prov. Disperindag Kab. Banyuasin Perguruan Tinggi 14. Penyusunan Analisa Dampak Sosial Ekonomi terhadap Pengembangan Kawasan Industri Disperindag Prov. Balitbangda Perguruan Tinggi 15. Rehabilitasi/Peremajaan Kebun Karet : Dinas Perkebunan Gapkindo Perguruan Tinggi 9

Lampiran Peraturan Menteri RI Nomor: 94/M-IND/PER/8/2010 NO RENCANA AKSI a. Kab. Muara Enim 10.000 Ha b. Kab. OKI 8.000 Ha c. Kab. Banyuasin 9.000 Ha 16. Ekstensifikasi/Perluasan Areal Kebun Karet PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian Balai Besar Penelitian Karet Sembawa Dinas Perkebunan PTPN 17. Promosi Investasi (Cina, Jepang) Kementerian BKPM BPMD Disperindag Kadin Kadinda 18. Monitoring dan Evaluasi per- triwulan Disperindag Bappeda Kadin Perguruan Tinggi 10