Sambutan GUBERNUR SUMATERA SELATAN pada Acara Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Wilayah Tengah (Se-Jawa dan Kalimantan) di Palembang Rabu, 25 Mei 2016 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Malam dan Salam Sejahtera bagi Kita Semua Yang saya hormati : Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI selaku Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Bupati/Walikota Selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota Se-Jawa dan Kalimantan Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Se-Jawa dan Kalimantan Hadirin dan Undangan yang berbahagia ssalamu alaikum b. Dalam suasana yang penuh bahagia ini marilah kita persembahkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya jualah kita semua masih diberi kekuatan, tuntunan, perlindungan terutama kesehatan dan kesempatan untuk hadir pada acara Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Wilayah Tengah yang bertemakan Sinergi Program Aksi Pangan dan Gizi Menuju Kedaulatan Pangan Nasional. Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami atas nama Pemerintah dan Masyarakat Sumatera Selatan menyampaikan ucapan selamat datang kepada tamu undangan yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Selatan. Saat ini Sumatera Selatan sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah pelaksanaan ASEAN GAMES XVIII tahun 2018 bersama Jakarta. Untuk itu kami sampaikan permohonan maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama berada di Sumatera Selatan.
Para tamu undangan yang saya hormati dan saya banggakan, Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu dari 34 Provinsi di Indonesia yang memiliki luas 91.575,84 km 2 dan penduduk 8.049.797 tersebar di 13 Kabupaten dan 4 Kota. Provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Potensi sumber daya pertanian menunjukkan produksi tahun 2015 (1) Padi 4,2 juta ton, (2) Jagung 289 ribu ton, (3) Kedelai 16 ribu ton, (4) Kelapa Sawit (CPO) 2,718 juta ton, (5) Kopi (biji kering) 135,2 ribu ton, (6) Kelapa 65 ribu ton, (7) Sapi 15,2 ribu ton daging, (8) Ikan 1,3 ribu ton, (9) Udang 183,8 ribu ton. Potensi tersebut dihadapkan dengan tantangan kemiskinan, pengangguran serta ketimpangan pembangunan antar wilayah. Besarnya ketimpangan pembangunan membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur seperti jalan, jalan kereta api dan pelabuhan, yang secara nyata akan mempengaruhi perkembangan berbagai sektor pembangunan. Selain itu perlu segera ditingkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu, prasarana dasar, dan kesempatan kerja bagi penduduk miskin terutama di daerah perdesaan, serta pengembangan daerah rawa. Oleh karena itu dengan VISI pembangunan Tahun 2013-2018 Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya Saing Internasional kita berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memantapkan stabilitas daerah, meningkatkan pemerataan yang berkeadilan serta meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan bencana. Hadirin yang saya hormati, Perkembangan makro ekonomi Provinsi Sumatera Selatan secara umum mengalami pasang surut sebagaimana kondisi ekonomi makro perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonominya (4,5% tahun 2015) paralel dan sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional (4,79%), namun inflasinya juga sedikit lebih rendah, 3,05% berbanding 3,35 %. Yang menarik adalah pemerataan ekonomi masyarakat di provinsi ini selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Bahkan pada tahun 2015 jauh lebih baik, yaitu gini rasionya 0,28 berbanding 0,41, meskipun angka kemiskinannya sebesar 13,77% dan lebih tinggi dari rata-rata nasional senilai 11.33%. Hal ini sebagian diakibatkan oleh anjloknya harga karet dan turun sedikitnya harga minyak kepala sawit sebagai komoditi unggulan sumber mata pencaharian utama mayoritas rakyat Sumatera Selatan. Pada saat yang sama harga komoditi unggulan lain seperti minyak
dan batubara juga menurun drastis, sehingga pendapatan daerah maupun golongan masyarakat pada sektor ini juga menurun. Diduga paling tidak kedua fenomena tersebut ditambah naiknya harga komoditi pangan menyebabkan lebih meratanya distribusi pendapatan masyarakat Sumatera Selatan. Hadirin yang saya hormati, Struktur perekonomian Sumatera Selatan secara tradisional dalam kurun waktu cukup lama didominasi oleh sektor pertambangan migasbatubara dan sektor pertanian, kehutanan, perikanan. Akan tetapi saat ini terjadi perubahan dengan meningkatnya peran sektor industri pengolahan yang mulai tahun 2015 mencapai peringkat 2 di bawah sektor pertambangan migas dan batubara dengan kontribusi sebesar 18,27% - menggantikan posisi sektor pertanian, kehutanan, perikanan. Hal ini bukan berarti sektor unggulan utama tersebut mulai ditinggalkan masyarakat karena nilai nominalnya terus mengalami pertumbuhan, melainkan memang industri pengolahan terus mengalami peningkatan kinerjanya, meskipun untuk bidang industri agro baik pangan dan perkebunan masih kami pacu untuk lebih cepat berkembang. Hilirisasi komoditi pertanian dan perikanan sudah menjadi komitmen pemerintah dan masyarakat Sumatera Selatan untuk terus dikembangkan dengan modal dasar keberlimpahan pasokan bahan baku, pembangunan infrastruktur dan fasiltas seperti penyediaan lahan, kawasan industri di sentra produksi bahan mentah, kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pelabuhan laut di Tanjung Api-Api. Dengan masuknya investasi, penyerapan tenaga kerja lokal, nilai tambah, lebih tinggi dan stabilnya harga komoditi primer unggulan yang telah disebutkan di atas, maka kami yakin bahwa pendapatan masyarakat dan daerah Sumatera Selatan akan semakin meningkat. Seperti yang telah saya kemukakan, perekonomian Sumatera Selatan sangat ditunjang oleh sektor pertanian dan perikanan. Provinsi ini merupakan penghasil beras nasional nomor 5 dengan surplus sebesar 1,6 juta ton (tahun 2015). Jumlah itu meningkat antara lain hasil dari program Upaya Khusus padi, jagung dan kedele (pajale), dimana dua produk terakhir juga mengalami kenaikan untuk memasok kebutuhan daerah. Surplus beras tersebut merupakan kontribusi Sumatera Selatan terhadap pemenuhan kebutuhan nasional dalam rangka swasembada pangan menuju ketahanan dan kedaulatan pangan. Program Pajale ini baru diusahakan di provinsi ini pada sebagian kecil dari total lahan sawah seluas 778.000 hektar sawah, terdiri
atas berbagai tipologi lahan seperti lahan irigasi, tadah hujan, rawa lebak dan pasang surut yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Dengan tujuan bukan hanya meningkatkan produksi padi, melainkan juga meningkatkan pendapatan petani padi sekaligus mencegah terjadinya konversi lahan sawah, maka kami memprioritaskan untuk melaksanakan program pajale tersebut pada lahan rawa pasang surut dan lahan lebak yang mayoritas baru ditanami satu kali setahun (indeks pertanaman atau IP 100). Oleh karena itu kami selalu memerlukan dukungan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah pusat dalam pengembangan atau perbaikan teknologi penyediaan air maupun budidaya untuk meningkatkan indeks pertanaman lahan sawah tersebut (IP 200). Selanjutnya, komoditi jagung yang saat ini diusahakan adalah jenis jagung pakan yang telah kami respon dengan mengembangkan industri pakan ternak ruminansia (sapi dan kerbau) dan ikan budidaya yang dikombinasikan dengan beragam bahan baku lain seperti limbah pohon dan pabrik kelapa sawit, limbah kopi, limbah ikan dan dedak yang ketersediaannya juga berlimpah di sini. Program ini sejalan dengan upaya kami untuk menjadikan provinsi ini sebagai salah satu sentra pengembangan ternak sapi, kerbau dan ikan, sekaligus juga untuk meningkatkan konsumsi protein masyarakat yang mendukung terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Hadirin yang saya Hormati, Belajar dari pengalaman pahit turun drastisnya harga komoditi perkebunan dan terlalu tergantungnya petani terhadap usaha tani monokultur yang ternyata membuat sebagian mereka menjadi miskin, kami melakukan upaya untuk mengembangkan diversifikasi usaha tani maupun usaha ekonomi masyarakat melalui antara lain : integrasi program pajale atau pengembangan tanaman pangan dengan peremajaan tanaman karet denga sistem penjarangan pohon karet pengembangan pasar lelanguntuk memperbaiki tataniaga karet, kerjasama produksi kompon dan barang jadi karet skala kelompok, integrasi pengembangan sapi dan kelapa sawit (SISKA) dan berbagai usaha lainnnya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan upaya memperbaiki ketahanan pangan masyarakat dari aspek peningkatan daya beli dan aksesibiltas mereka terhadap pangan. Khusus untuk penanggulangan kemiskinan, saya
telah meluncurkan suatu program yang diberi nama GERTAK SEJUTA MANDIRI (Gerakan Terpadu, Serentak, dan Semesta Menuju Rumah Tangga Keluarga Mandiri) melalui 4 tahapan, yaitu: - Mandiri 1, Perlindungan sosial : yaitu upaya memberikan bantuan ekonomi langsung dalam jangka pendek kepada masyarakat miskin berupa uang dan bahan pangan. - Mandiri 2, Peningkatan Akses ke Infrastruktur Dasar : yaitu menyediakan dan mempermudah masyarakat miskin untuk mengakses dan memanfaatkan pelayanan air bersih, sanitasi dan kesehatan secara umum, serta pendidikan. - Mandiri 3, Peningkatan Berkehidupan Berkelanjutan : yaitu memberdayakan ekonomi masyarakat dengan mengembangkan dan menciptakan lapangan usaha yang mampu mereka kelola disertai dengan peningkatan keterampilan, akses modal dan fasiltasi/ jaminan pasar yang bersifat kontinyu dan tuntas. - Mandiri 4, Pembangunan Inklusif : merupakan tindak lanjut dari upaya peningkatan dan stabilisasi pendapatan melalui pengembangan kelembagaan industri kelompok dan/atau koperasi, pengembangan kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan konektivitasnya dengan industri atau perusahaan besar yang diharapkan dapat menjamin keberlanjutan usaha ekonomi masyarakat. Gertak Sejuta Mandiri ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan melakukkan sinergi program dengan pemerintah kabupaten/kota yang telah berkomitmen secara kompak untuk mendukungnya, dan sebagai apresiasinya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menyiapkan bagi perusahaan/lembaga/perorangan yang mampu mengurangi penduduk miskin akan diberikan penghargaan Sriwijaya Award. Mengenai Tema Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan tahun 2016 ini tentang Sinergi Program Aksi Pangan dan Gizi Menuju Kedaulatan Pangan Nasional, Pemerintah dan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan mendukung penuh dan bertekad melalukan program tersebut dan bersinergi dengan berbagai pihak agar kita dapat meningkatkan kualitas SDM yang cemerlang dan mempunyai daya saing yang tinggi dikancah kehidupan nasional dan internasional. Neraca bahan makan, kecukupan pangan dan gizi, pola pangan harapan (PPH) kita perlu terus ditingkatkan sesuai dengan rumusan yang dituangkan dam kebijakan strategis dan rencana aksi nasional
pangan dan gizi (KS-RAN) 2016-2019. Kami juga sudah bersiap menyusun rencana aksi daerah berpedoman pada KS-RAN tersebut. Hadirin yang saya hormati, Akhirnya saya ucapkan selamat melaksanakan Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan, Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkahi dan memberikan rahmat kepada kita semua atas segala upaya yang telah kita lakukan demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan Negara. Wabillahitaufiq walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. GUBERNUR SUMATERA SELATAN H. ALEX NOERDIN