Latihan Renang untuk Lansia

dokumen-dokumen yang mirip
Latihan Renang Untuk Lansia

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan masyarakat termasuk usia lanjut. Berdasarkan Undang-undang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

biasanya jalan kaki, jogging, senam, berenang, bersepeda, dan lain sebagainya.

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki


KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

MANFAAT OLAHRAGA RENANG BAGI LANJUT USIA

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

HUBUNGAN LAMANYA MENGIKUTI SENAM PERNAFASAN SINAR PUTIH DENGAN KESEIMBANGAN STATIK

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Potter dan Perry (2005) Pertumbuhan dan perkembangan manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

UPAYA MEMPERLAMBAT PENURUNAN KEBUGARAN JANTUNG PARU PADA MANULA. Oleh: Sulistiyono Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB I PENDAHULUAN. secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN IPTEKS. Memperlambat Penurunan Kebugaran Jantung Paru pada Manula. Puji Ratno

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Abstrak LATAR BELAKANG

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

Transkripsi:

Latihan Renang untuk Lansia Oleh : Nur Indah Pangastuti, M.Or. (Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY) Abstrak : Usia lanjut usia adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur yang disertai penurunan fungsi fisik dan ditandai dengan penurunan massa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan penurunan fungsi otak. Penurunan tersebut mempengaruhi berbagai jaringan system organ dan fungsi yang secara kumulatif dapat mempengaruhi aktifitas hidup sehari-hari. Penurunan struktur fungsi pada lansia dapat dihambat dengan berolahraga secara teratur. Olahraga untuk lansia sebaiknya bersifat aerobic dan rekreasi. Selain itu ketika berolahraga lansia harus memulai pada kadar aktivitas yang sangat ringan kemudian secara bertahap meningkat sampai pada kadar aktivitas sedang. Tidak diperkenankan lansia berolahraga setiap hari, paling tidak melakukan olahraga tiga kali dalam satu minggu. Para lansia disarankan untuk memilih olahraga yang aman seperti, besepeda, senam, golf, dan renang. Renang merupakan olahraga tanpa grafitasi bumi, karena dilakukan di dalam air. Olahraga ini tergolong aman bagi lansia, karena tidak ada gerakan menghentakan, setiap gerakan gaya renang selalu kontinyu, dalam berenang dapat melakukan pengaturan nafas yang sangat baik untuk meningkatkan fungsi paru, dan gerakan renang yang dilakukan dengan perlahan mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak. Kata kunci : Lansia, Olahraga, Renang

PENDAHULUAN Jumlah penduduk lanjut usia untuk negara Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan peningkatan ini berdampak pada adanya perbaikan kualitas kesehatan dan psikologi dari para lansia. Lansia diharapkan memiliki semangat untuk hidup mandiri, energik, dan percaya diri, sehingga lansia tersebut bisa dikategorikan lansia berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lansia Indonesia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain : pemberian nutrisi yang sehat, melakukan aktivitas fisik, manajemen stress, dukungan sosial, latihan kognitif, dan spiritualitas. Pemberdayaan fisik dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani diharapkan dapat membantu lansia agar dapat memiliki kemandirian, tidak hanya aspek fisik saja, melainkan menyangkut aspek yang lain yaitu psikis sosial dan ekonomis, sehingga ketergantungannya kepada orang lain menjadi berkurang. Lansia mandiri sering disebut dengan lansia berkualitas yaitu lansia yang memiliki kemampuan melaksanakan aktivitas sehari-hari dan masih produktif dalam hal bekerja, mencetuskan ide, dan lainnya. Agar lansia menjadi berkualitas diperlukan melakukan kegiatan fisik bisa dengan kegiatan sehari-hari seperti membersihkan rumah, maupun dengan berolahraga. Dalam berolahraga, lansia perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding, bersifat rekreasi. Berenang merupakan salah satu olahraga yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan bergerak seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat dan paha. Renang termasuk sebagai olahraga aerobik yang bisa meningkatkan fungsi paruparu. Selain itu renang juga membuat sendi menjadi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul. Berenang dinilai aman untuk dilakukan lansia, karena ketika kita renang seluruh berat badan ditahan air (mengapung) sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang badan

LANJUT USIA Lansia merupakan singkatan dari lanjut usia. Istilah lainnya seperti usila (usia lanjut) dan manula (manusia lanjut usia). Adapun arti dari lansia yaitu periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu usia 60 tahun keatas (UU RI No 13 tahun1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia), 65 tahun keatas (menurut WHO), dan 70 tahun. Sedangkan menurut Amrum Bustaman, Manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah melampaui 60 tahun. Menurut Williams dalam Dowes (2011) usia tua dimulai pada 65 tahun dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : elderly (usia 65 74 tahun), older elderly (75-84 tahun), dan very old (diatas usia 84 tahun). Penggolongan lansia menurut Depkes dibgai menjadi tiga kelompok yakni : Kelompok lansia dini (55 64 tahun, merupakan kelompok yang baru memasuki lansia), kelompok lansia (65 tahun ke atas), dan kelompok lansia resiko tinggi, (lansia yang berusia lebih dari 70 tahun). Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki tiga macam umur antara lain : Umur kronologis. Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan sebagainya. Umur biologis. Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya. Di I Amerika Serikat, seseorang dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak wanita Jepang yang

masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa lansia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang harus ditindak lanjuti. Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, kecemasan, dan psikosis (kegilaan). Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya yang bisa beraktifitas normal menjadi kemunduran. Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Lanjut usia dapat dikatakan potensial apabila lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilakan barang ataupun jasa (Amrum Bustaman, 2003). Lansia berkualitas yaitu kemampuan seseorang untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bukan hanya dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari yang meliputi mengendalikan buang air besar dan kecil, mandi, merapikan diri, berpakaian, makan, berjalan dan berpindah tempat (Spirduso, 1995). Diharapkan para lansia bisa menjadi lansia yang berkualitas yang tidak hanya mengandalkan orang lain. Olahraga untuk Lansia Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan berolahraga tubuh menjadi segar, sehat dan bugar karena seluruh tubuh bergerak. Olahraga juga melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk

membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke/lumpuh diabetes, darfah tinggi dan osteoporosis/rapuh tulang. Namun demikian, minta petunjuk dokter sebelum anda mulai menjalankan program olah raga anda. Olahraga perlu dijalankan secara teratur dan perlu memperhatikan ramburambu seperti intensitas latihan, durasi latihan dan frekuensi latihan : Intensitas Latihan Intensitas adalah dosis latihan yang harus dilakukan oleh seseorang. Intensitas dicirikan dengan kualitas penampilan, yaitu dengan menunjukkan derajat kerja per unit waktu (Nossek dalam M. Furqon, 1995: 15). Intensitas latihan dapat diketahui dengan cara mengukur denyut nadi pergelangan tangan. Menghitung denyut nadi maksimal dengan cara 220 umur (tahun). Berolahraga atau berlatih dikatakan baik apa bila sudah mencapai training zone. Training zone untuk latihan ini antara 70%-85% dari Denyut Nadi Maksimal. Durasi Latihan Waktu latihan adalah periode atau durasi aktivitas yang dilakukan atau berapa lama aktivitas tersebut ditampilkan (Wildman dan Miller 2004). Latihan yang baik minimal dilakukan selama 20-45 menit berada di Training Zone. Frekuensi Latihan Frekuensi adalah sejumlah ulangan yang dapat di kerjakan seseorang dalam setiap setnya, misalnya berapa kali dalam satu minggu. Frekuensi untuk program pelatihan yang bersifat endurance / daya tahan adalah 3-5 kali per minggu, sedangkan untuk strength training adalah 2-4 kali per minggu (Wildman dan Miller, 2004). Mulailah berolahraga secara bertahap. Mulai dengan olahraga ringan dan sedikit demi sedikit intensitas serta lamanya berolahraga ditingkatkan. Agar

latihan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, memerlukan suatu mekanisme latihan dengan prosedur yang baik pula, yaitu dimulai dengan latihan peregangan (stretching), latihan pemanasan (warming up), dilanjutkan dengan latihan inti, kemudian latihan penenangan (cooling down) dan diakhiri dengan latihan peregangan (Fox et all, 1993). Olahraga lansia sebaiknya terdiri dari tiga komponen, yaitu latihan aerobik, latihan kekuatan dan latihan keseimbangan serta kelenturan. Latihan aerobik artinya latihan olah raga untuk kesehatan jantung dan paru, berupa gerakan tubuh secara umum seperti berjalan kaki. Target untuk lansia adalah latihan aerobik sedang selama tiga puluh menit, hampir setiap hari. Awalnya tentu latihan ini harus dimulai perlahan-lahan dan dicoba-coba sesuai kemampuan lansia. Misalnya dimulai selama 5-10 menit. Seperti halnya latihan aerobik, lansia yang baru mulai berolah raga harus memulai latihan kekuatan secara perlahan dan bertahap. Latihan ini penting untuk membantu meningkatkan kekuatan otot lansia yang mengalami penurunan kekuatan dan massa otot seiring bertambahnya usia. Latihan kekuatan bisa dimulai dengan mengangkat botol minuman dengan jumlah pengulangan dan berat botol sedikit demi sedikit meningkat. Setiap gerakan dilakukan perlahan (lengan diangkat perlahan), sendi bergerak penuh, dan tidak boleh menahan napas. Targetnya adalah berhasil melakukan satu set latihan kekuatan terdiri dari sepuluh jenis gerakan berbeda sebanyak masing-masing 10-15 kali tanpa merasa pegal kemudian. Latihan ini dilakukan dua atau tiga kali dalam seminggu. Sedangkan manfaat dari latihan keseimbangan dan kelenturan yaitu untuk meningkatkan stabilitas dan menghindari risiko lansia jatuh. Latihan ini dilakukan seminggu dua kali. Menurut Williams dan Wilkins dalam Wildman dan Miller (2004) ada beberapa keuntungan jika melakukan latihan/ aktivitas fisik secara teratur, yaitu: Menurunkan denyut nadi istirahat Meningkatkan cardiac output Meningkatkan stroke volume Menurunkan tekanan darah Meningkatkan maximal oxygen uptake (VO 2 max) Meningkatkan HDL (high-density lipoprotein) dan menurunkan triglyserides

Menurunkan lemak tubuh (adiposity) Menurunkan semua kasus tentang kematian yang disebabkan oleh artery disease Menurunkan risiko kanker Menurunkan risiko diabetes mellitus tipe II Menurunkan risiko osteoporosis Menurunkan tingkat stress Meningkatkan produktivitas kerja Meningkatkan libido (sex drives) Menurunkan kecemasan dan depresi Meningkatkan lean body mass (LBM) Pemilihan olahraga disesuaikan dengan kemampuan dari lansia. Olahraga bersifat aerobik dan rekreasi cenderung memberi keuntungan yang terbesar, namun beberapa diantaranya, seperti jogging, sering terlalu berat untuk persendian bagi orang yang mulai usia lanjut. Ada beberapa jenis olahraga yang menguntungkan dan tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh para orang lanjut usia, antara lain seperti berenang, jalan kaki, bersepeda, golf, senam, memancing yang dilakukan sambil berdiri. Dalam melakukan olahraga sebaiknya orang lanjut usia tidak melakukannya secara berlebihan atau tidak mengalami kelelahan yang hebat. Manfaat olaharaga untuk lansia antara lain : Meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko serangan jantung. Melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh sehingga membantu mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari obesitas. Menguatkan otot-otot tubuh sehingga otot tubuh menjadi lentur dan terhindar dari penyakit rematik. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakitpenyakit yang menyerang kaum lansia.

Mengurangi stres dan ketegangan pikiran. Latihan/ olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para lansia melalui berbagai hal, antara lain status kardiovaskuler, risiko fraktur, abilitas fungsional dan proses mental. Latihan menahan beban (weight bearing exercise) yang intensif misalnya berjalan, adalah yang paling aman, murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia. Latihan otot dapat menghambat laju perubahan degeneratif Olahraga yang baik dapat mempengaruhi berikut ini Memperlambat proses degenerasi karena perubahan lanjut usia Mempermudah kesehatan jasmani dalam kehidupan Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan ketika sakit. Renang Untuk Lanjut Usia Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang jg merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring). Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung. Dalam melakukan gerakan renang seperti mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh, terutama tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah dan paru-paru. Hal tersebut menjadikan olahraga renang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air. Latihan renang secara teratur dengan sendirinya dapat meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru, sehingga akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Latihan renang apabila dilakukan secara benar dan rutin akan memiliki banyak manfaat bagi para lansia, manfaat tersebut antara lain : Membentuk otot

Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus melawan massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya, berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air. Melatih pernafasan Ketika berenang sistem cardiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar, dan bisa pernafasan menjadi lebih panjang. Membakar kalori lebih banyak Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh. Menghilangkan stres. Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks. Gerakan berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak. Suasana hati jadi sejuk, pikiran lebih tenang, badan terasa segar. Sebelum melakukan latihan renang, dianjurkan untuk melakukan gerakan pemanasan dimaksudkan agar tercegah dari cidera seperti kram otot sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap. Setelah melakukan latihan renang dianjurkan juga untuk melakukan pendinginan agar suhu tubuh dan detak jantung tidak menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5 menit. Ada baiknya juga untuk membasahkan badan terlebih dahulu agar suhu badan bisa menyesuaikan. Untuk pemanasan dapat dimulai dengan melakukan gerakan-gerakan ringan, seperti mengayunkan tangan dan kaki atau berjalan-jalan di sekitar kolam

renang selama 10-15 menit. Lalu secara bertahap mulailah dengan satu putaran menyeberangi kolam renang, lalu istirahatlah selama 30 detik beberapa kali dan puncaknya berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Setelah beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih. Contoh program latihan renang untuk lansia : Pemanasan darat : Berjalan mengelilingi kolam 2 kali Peregangan (dari kepala sampai ke kaki) 5 menit Memutar-mutar tangan Latihan renang Dimulai dengan berenang pelan 1 putaran kolam Berenang sekitar 20-40 menit Diakhiri dengan berenang pelan 1 kali menyeberangi kolam Peregangan darat (stretching ringan 3 menit) Kesimpulan Lanjut usia atau yang lebih sering disebut dengan lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Banyak pendapat yang menyatakan tentang usia kemunduran yang dimulai dari usia 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Indonesia mengkatagorikan warganya sebagai lansia ketika memasuki usia 60 tahun keatas (UU RI No 13 tahun1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia). Jumlah warga lanjut usia di Indonesia belakangan ini mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perbaikan kualitas kesehatan dan psikologi dari para lansia. Dalam memperbaiki kualitas hidup lansia ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu, pemberian nutrisi yang sehat, melakukan aktivitas fisik, manajemen stress, dukungan sosial, latihan kognitif, dan spiritualitas. Para lansia disarankan untuk melakukan aktifitas fisik, aktivitas ini bisa berupa kegiatan rutin sehari-hari ataupun kegitan berolahraga. Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan berolahraga tubuh menjadi

segar, sehat dan bugar karena seluruh tubuh bergerak. Olahraga lansia sebaiknya bersifat aerobic dan rekreasi dan terdiri dari tiga komponen, yaitu latihan aerobik, latihan kekuatan dan latihan keseimbangan serta kelenturan. Lansia disarankan untuk berolahraga tiga kali dalam seminggu dan tidak dianjurkan untuk berolahraga setiap hari, selain itu juga disarankan untuk tidak makan dua jam sebelum berolahraga. Salah satu olahraga yang dianjurkan untuk lansia adalah olahraga renang. Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung. Selain itu renang juga memiliki banyak manfaat yaitu : membentuk otot, meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru, melatih pernafasan, membakar kalori lebih banyak, dan menghilangkan stres. Sebelum melakukan latihan renang,sebaiknyak melakukan pemanasan darat dan peregangan yang dimaksudkan agar tercegah dari cidera seperti kram otot sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap. Setelah melakukan latihan renang sebaiknya juga melakukan pendinginan di dalam air dengan cara berenang pelan, hal ini dimaksudkan agar suhu tubuh dan detak jantung tidak menurun secara drastis dan juga lakukanlah peregangan ringan. Daftar Pustaka Amrum Bustaman. (2003). Pembinaan Kesegaran Jasmani Untuk Lanjut Usia.

Jakarta : PT Grafindo Persada Dowes Muchsin. 2011. Peranan Ilmu Faal Olahraga untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia (Sidang Senat Terbuka). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Fox, EL, Bowers RW, Foss ML. 1993, The Physiological Basis for Exercise and Sport, fifth ed. Iowa: WCB Brown & Benchmark. M. Furqon Hidayatullah. 1995. Teori Umum Latihan. Terjemahan General Theory of Training. Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press Spirduso WW. 1995. Physical Dimensions of Aging. Human Kinetic, Champaign. IL Sumintarsih. 2010. Pola hidup Sehat untuk Lanjut Usia. Majalah Ilmiah Olahraga. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Wildman, Robert E. C and Miller, Barry S., 2004. Sport and Fitness Nutrition. United States of America: Thomson Learning, Inc. http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=1483&tbl=cakrawala http://akhmadi.multiply.com/journal/item/10/menjaga_kesehatan_lanjut_u SIA_AGAR_TETAP_PRIMA http://bataviase.co.id/node/148191