PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR

dokumen-dokumen yang mirip
Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIM`BAH CANGKANG KERANG BULU(Anadara inflata) SEBAGAI BAHAN PENJERNIH AIR SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

Keywords : Dug Well Water, water purification, coagulant. transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

APLIKASI KOAGULAN CAIR HASIL EKSTRAKSI 0,4 MOL H 2 SO 4 UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI KALIMAS SURABAYA MENJADI AIR BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 66-77

Aplikasi Koagulan Cair Al-Fe Berbasis Lempung Alam Pada Pengolahan Air Gambut: Efek Temperatur Kalsinasi Dan Pelindian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

EFEKTIVITAS KOAGULAN CAIR BERBASIS LEMPUNG ALAM UNTUK MENYISIHKAN ION Mn (II) DAN Mg (II) DARI AIR GAMBUT

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

4. Hasil dan Pembahasan

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-272

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

PEMURNIAN AIR SUMUR DENGAN KITOSAN MELALUI TAHAPAN KOAGULASI DAN FILTRASI

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG LOKAN (GELOINA EXPANSA) SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN KOAGULAN CAIR HASIL EKSTRAKSI LEMPUNG ALAM DESA CENGAR MENGGUNAKAN LARUTAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang Menjadi Kitosan dan Aplikasinya Sebagai Bahan Penjernih Air. Abstract

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F193

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

4 Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR THE UTILIZATION OF CHITOSAN FROM SIMPING SHELLS (Placuna placenta) AS COAULANT FOR WELL WATER PURIFICATION Nur Laili Eka Fitri dan Rusmini Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231) Email : nurlailiekafitri@gmail.com Abstrak. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memanfaatkan kitosan dari kulit kerang simping sebagai koagulan untuk penjernihan air sumur. Kitosan yang digunakan diperoleh dari penelitian pendahuluan. Penelitian ini dimulai dengan memasukkan kitosan ke dalam air sumur, yang kemudian di stirrer selama 60 menit. Kualitas air sumur sebelum diberi perlakuan memiliki ph 8,86, kekeruhan 10,58 NTU, TDS 770,3 mg/l, kadar Fe 0,682 mg/l, kesadahan 7,062 mg/l, berwarna kekuningan dan menimbulkan bau. Setelah diberi perlakuan dengan penambahan kitosan, air sumur memiliki ph 6,69, kekeruhan 0 NTU, TDS 141,4 mg/l, kadar Fe 0 mg/l, kesadahan 0 mg/l, tidak berwarna dan tidak berbau. Kata Kunci: Kitosan, Kerang simping, koagulan, penjernihan air. Abstract. Research has been done that aims to determine utilization chitosan from simping shells as coagulant for well water purification. Here chitosan were obtained from preliminary research. Research began by addition chitosan into well water and stirrer for 60 minutes. The quality of well water before being treated has a ph value 8,86, turbidity 10,58 NTU, TDS 770,3 mg/l, Fe content 0,0682 mg/l, hardness 7,062 mg/l, yellowish and smelly. Once treated with the addition of chitosan, well water has a ph value 6,69, Turbudity 0 NTU, TDS 141,4 mg/l, Fe content 0 mg/l, hardness 0 mg/l, colorless became clear and the stink of well water has subsides. Keywords: chitosan, simping shells, coagulant, water purification. PENDAHULUAN Air bersih merupakan kebutuhan makhluk hidup yang sangat penting. Perindustrian yang tumbuh memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti misalnya pencemaran air yang mengakibatkan sumber air bersih semakin sulit didapatkan. Pencemaran air ini bisa dikarenakan kandungan logam berat yang terkandung dalam limbah yang dihasilkan oleh industri. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan air, apalagi masih banyak masyarakat yang mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehariharinya. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan air, apalagi masih banyak masyarakat yang mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya. Di salah satu sumur yang terletak di desa Sepande, Kabupaten Sidoarjo memiliki kualitas air yang buruk dengan parameter yaitu ph 8,86 kekeruhan 10,58 NTU, nilai TDS 770,3 mg/l, kadar Fe 0,682 mg/l, kesadahan 7,062 mg/l, menimbulkan bau dan berwarna kekuningan. Sehingga air sumur tersebut tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum yang telah ditentukan oleh Menteri kesehatan. Untuk memaksimalkan kembali penggunaan air sumur tersebut diperlukan solusi agar air sumur dapat digunakan dengan C-70

semestinya, salah satunya adalah dengan menambahkan suatu koagulan sebagai reagen penjernih air. Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi. Kegunaan koagulasi yaitu memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat lembut dan bahanbahan koloidal di dalam air menjadi agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengendapan. Penggunaan koagulan sintetik untuk penjernih air yang sudah umum digunakan adalah tawas, Al 2 (SO 4 ) 3, besi(iii) klorida hidrat, FeCl 3 6H 2 O, dan juga besi (II) sulfat hidrat, FeSO 4 7H 2 O. Koagulan alami dapat dibuat dari kitosan. Kitosan diketahui memiliki manfaat yang bervariasi dan lebih reaktif dibanding dengan kitin. Manfaat khitosan dibidang industri modern cukup banyak diantaranya industri farmasi, biomedis, pangan dan pertanian. Kitosan juga dilaporkan dapat berfungsi sebagai pengkhelat untuk logam-logam berat dari larutan, sekaligus sebagai penukar ion. Kitosan merupakan biopolymer alam bersifat biodegradable dan tidak beracun sehingga pada penelitian ini digunakan kitosan sebagai koagulan untuk penjernihan air. METODE PENELITIAN Kitosan kerang simping yang digunakan sebagai koagulan didapatkan dari penelitian pendahuluan pada Unesa Journal of Chemistry edisi Vol.5 No.3 September 2016. Air sumur yang digunakan didapatkan dari desa Sepande, Sidoarjo. Kitosan dimasukkan ke dalam air sumur sebanyak 100 ml dan di stirrer selama 60 menit, kemudian flok yang terbentuk dipisahkan dan disaring menggunakan kertas saring whatman. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh massa kitosan kerang simping sebagai koagulan untuk penjernihan air sumur dapat dilihat pada grafik efisiensi penyisihan beberapa parameter berikut Gambar 1. Grafik efisiensi penyisihan pada beberapa parameter Penggunaan kitosan untuk digunakan sebagai koagulan penjernih air dengan variasi massa 1, 2, 3, 4 dan 5 gram memberikan efisiensi yang yang berbeda. Semakin banyak kitosan yang ditambahkan ke dalam air sumur, semakin besar nilai efisiensi penyisihannya. Pada nilai ph awal air sumur 8,86 setelah diberi kitosan terjadi penuruhan ph dengan % efisiensi 24,492% pada penambahan 5 gram sehingga ph menjadi 6,69. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak kitosan yang ditambahkan semakin baik untuk menetralkan ph, karena kitosan memiliki gugus amina (NH) yang reaktif sehingga dapat mengikat padatan yang terkandung dalam air sumur dan senyawa anorganik yang menyebabkan ph air tinggi. Pada nilai kekeruhan awal air sumur 10,58 NTU setelah diberi kitosan terjadi penuruhan nilai kekeruhan dengan % efisiensi 100% pada penambahan 3 gram sehingga nilai kekeruhan menjadi 0,00 NTU. Nilai kekeruhan menurun mungkin dikarenakan kitosan mampu mengikat komponen yang menyebabkan air sumur menjadi keruh baik organik maupun anorganik, sehingga kotoran ikut tersaring saat dipisahkan antara air dengan koagulan. C-71

Pada nilai TDS awal air sumur 770,3 mg/l setelah diberi kitosan terjadi penuruhan nilai TDS dengan % efisiensi 81,644% pada penambahan 5 gram sehingga nilai TDS menjadi 141,4 mg/l. Semakin banyak kitosan yang ditambahkan, semakin menurun nilai TDS dari air sumur, hal ini mungkin disebabkan kitosan yang memiliki gugus amina reaktif mampu mengikat pengotor organik dan anorganik yang terionkan di dalam air sumur. Penyisihan nilai TDS tidak sampai menjadi 0 mg/l dan pada penambahan 5 gram kitosan nilai TDS masih 141,4 mg/l hal ini mungkin kurang lamanya waktu interaksi yang digunakan dalam proses koagulasi atau kurang banyaknya kitosan yang ditambahkan sebagai koagulan karena pada penelitian ini menggunakan variasi koagulan sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 gram saja. Pada kadar Fe awal air sumur 0,682 setelah diberi kitosan terjadi penuruhan kadar Fe dengan % efisiensi 100% pada penambahan 3 gram sehingga kadar Fe menjadi 0,00 mg/l. Pada nilai kesadahan awal air sumur adalah 7,062 mg/l setelah diberi kitosan terjadi penuruhan nilai kesadahan dengan % efisiensi 100% pada penambahan 3 gram sehingga nilai kesadahan menjadi 0,00 mg/l. Fe(III) dalam air lebih stabil dibandingan dengan Fe(II). Dalam air Fe(III) membentuk kompleks [Fe(H 2 O) 6 ] 3+. Fe(III) tergolong asam keras dan kitosan adalah basa keras yang memiliki gugus NH 2 dan OH, sehingga secara teoritis akan mudah berikatan dengan gugus aktif pada kitosan karena sama-sama keras. OH merupakan basa keras yang dapat dengan kuat mempolarisasi ion logam Fe kemudian membentuk kompleks kitosan-logam. Selain itu ion Fe juga bisa berikatan gugus NH2 + yang terprotonasi menjadi NH 3 yang terdapat dalam khitosan, kation logam Fe akan mengalami pertukaran ion dengan proton dari gugus NH + 3. Pada penambahan 3 gram kitosan terjadi penyisihan Fe hingga 100% sehingga kadar Fe dalam air sumur menjadi 0 mg/l. Pada nilai kesadahan awal air sumur adalah 7,062 mg/l, setelah diberi kitosan terjadi penurunan nilai kesadahan dengan %efisiensi 100% pada penambahan 3 gram kitosan, sehingga nilai kesadahan air sumur menjadi 0 mg/l. Kesadahan utamanya disebabkan oleh kadar Ca dan Mg dalam air, terjadi penurunan nilai kesadahan pada air sumur ini kemungkinan disebabkan kitosan yang memiliki gugus NH 2 yang reaktif mampu mengikat kandungan Ca dan Mg yang mungkin ada dalam air sumur sehingga kesadahan air sumur menurun. Air sumur yang berwarna kekuningan dan menimbulkan bau setelah diberi kitosan sebagai koagulan, air sumur menjadi jernih/tidak berwarna dan tidak berbau setelah penambahan kitosan 1 gram. KESIMPULAN Kualitas air sumur sebelum diberi perlakuan memiliki ph 8,86, kekeruhan 10,58 NTU, TDS 770,3 mg/l, kadar Fe 0,682 mg/l, kesadahan 7,062 mg/l, berwarna kekuningan dan menimbulkan bau. Setelah diberi perlakuan dengan penambahan kitosan, air sumur memiliki ph 6,69, kekeruhan 0 NTU, TDS 141,4 mg/l, kadar Fe 0 mg/l, kesadahan 0 mg/l, tidak berwarna dan tidak berbau. SARAN Penelitian lebih lanjut perlu digunakan variasi waktu pada saat aplikasi kitosan sebagai koagulan ke dalam air sumur. DAFTAR PUSTAKA Bassett, J., Denney, R. C., Jeffery, G. H., dan J. Mendham. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorgnik. Kedokteran EGC: Jakarta. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. K., Larita. (2006). Transformasi Khitin Menjadi Khitosan Serta Kemampuan C-72

Adsorpsinya Terhadap Ion Pb(II) dalam Larutan. Universitas Udayana: Jimbaran, Bali. Marganof. (2003). Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat(Timbal, Kadmium dan Tembaga) diperairan. http://rudict.topcities.com/pps70271034/ margonof.htm. Diakses 8 Juni 2016. Nuralam, Arbi dan Prasetyowati. (2012). Pemanfaatan Limbah Kulit Kepiting Menjadi Kitosan sebagai Penjernih Air pada Air Rawa dan Air Sungai. Jurnal Teknik K Vol.18, No.4, Desember 2012. Suptijah,Zahiruddin dan Firdaus. (2008). Pemurnian Air Sumur dngan Kitosan Melalui Tahapan Koagulasi dan Filtrasi. Buletin Teknologi Hasil Perikanan,Vol.XI, No.1, 2008. Zulaftori, Syahrul dan Dahlia. (2013). Pemanfaatan Cangkang Udang Menjadi Kitosan dan Aplikasinya sebagai Bahan Penjernih Air. Universitas Riau: Pekanbaru. C-73

C-74