PERATURAN PERUSAHAAN CODE OF CONDUCT. PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang 1 B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Daftar Istilah 3

PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Lampiran... 21

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK.

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

CODE OF CONDUCT PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

DAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA (CODE OF CONDUCT)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT )

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]


Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero)

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

P E D O M A N E T I K A D A N P E R I L A K U P T M T I PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

T Darma Henwa Tbk. PT Darma Henwa Tbk. Bertindak dengan Penuh Integritas

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Perilaku PT Pabrik Gula Rajawali II

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

ISI DAFTAR DAFTAR ISI...

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku PT SUCOFINDO (PERSERO) [ Code of Conduct ]

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

Daftar Isi. Pengantar. 1

Code of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

I. Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 2 Tujuan Pembuatan Kode Etik Perusahaan 2

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

DAFTAR ISI. Daftar Isi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Lampiran... 21

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG. PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan.

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

l. Pendahuluan Budaya Perusahaan

PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PEDOMAN PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

CORPORATE GOVERNANCE CHARTER. PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk.

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI A. Latar Belakang dan Sistematika Etika Usaha dan Tata Perilaku. (Code of Conduct)... 3

PEDOMAN ETIKA BISNIS & PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

Transkripsi:

PERATURAN PERUSAHAAN CODE OF CONDUCT PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat 10720 - Indonesia

DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan... 1 3. Maksud dan Tujuan... 2 4. Daftar Istilah... 2 BAB II. ETIKA USAHA PERUSAHAAN... 4 1. Hubungan dengan Pemegang Saham... 4 2. Hubungan dengan Pegawai... 4 3. Hubungan dengan Pelanggan... 5 4. Hubungan dengan Pemerintah... 5 5. Hubungan dengan Kreditur... 6 6. Hubungan dengan Mitra Usaha... 6 7. Hubungan dengan Pesaing... 7 8. Hubungan dengan Masyarakat... 7 9. Hubungan dengan Media Massa... 8 10. Hubungan dengan Organisasi Profesi... 8 BAB III. ETIKA PERILAKU PERUSAHAAN... 9 1. Integritas dan Komitmen Insan Perusahaan... 9 2. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan Perundang-undangan... 9 3. Hubungan Kerja... 9 a. Hubungan dan Kerjasama antar Insan Perusahaan... 9 b. Lingkungan Kerja... 10 4. Benturan Kepentingan dan Penyalahgunaan Jabatan... 11 5. Kerahasian Data dan Informasi dan Kebijakan Pengungkapan Informasi... 11 6. Penggunaan Komunikasi Elektronik... 12 7. Pemberian dan Penerimaan Hadiah (Gratifikasi)... 13 8. Pemberian Donasi... 13 9. Penyuapan... 14 10. Aktivitas Politik... 14 11. Aktivitas di Luar Perusahaan... 14 12. Perlindungan dan Penggunaan Aset Perusahaan... 15 13. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)... 15 14. Pencatatan Data, Pelaporan dan Dokumentasi... 16 15. Penyalahgunaan Narkotika, Obat Terlarang, Minuman Keras dan Perjudian... 17 16. Citra Perusahaan... 17 BAB IV. PELAKSANAAN PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN... 18 1. Penerapan Etika Perusahaan... 18 2. Peran Pegawai... 18 3. Sosialisasi dan Internalisasi... 18 4. Pelaporan, Penanganan dan Penegakan Pelanggaran... 19 5. Sanksi atas Pelanggaran... 19 BAB V. PENUTUP... 20 LAMPIRAN Formulir Pernyataan Kepatuhan Komitmen Insan PT Logindo Samudramakmur Tbk. Peraturan Perusahaan PT Logindo Samudramakmur Tbk i

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Logindo Samudramakmur Tbk (atau disebut Perusahaan) menyadari bahwa implementasi Good Corporate Governance (GCG) telah menjadi kebutuhan dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang selalu berkembang. Perusahaan memandang bahwa penerapan GCG yang efektif sebagai suatu tantangan strategis yang membutuhkan komitmen dan diwujudkan dalam bentuk rencana kerja yang sistematis dan terarah. Sebagai perusahaan publik, Perusahaan meyakini bahwa apabila prinsip-prinsip GCG diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan, maka akan memperkokoh kepercayaan investor, meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham dan para Pemangku Kepentingan (Stakeholders) lainnya serta diperolehnya pertumbuhan Perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Implementasi GCG akan mendorong Perusahaan menjalankan kegiatan usahanya secara bertanggung jawab dengan memperhatikan standar etika usaha yang berlaku dalam rangka menciptakan nilai perusahaan (corporate value) dalam jangka panjang. Sebagai Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa penunjang kegiatan lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi, Perusahaan senantiasa berupaya untuk dapat mengelola usahanya secara efisien dan efektif dengan memperhatikan etika dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) lainnya. Perusahaan menyadari dan berkepentingan untuk membuat suatu Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) bagi seluruh Insan Perusahaan sebagai acuan dalam berinteraksi, baik dengan sesama Insan Perusahaan maupun dengan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) lainnya. Penerapan pedoman secara konsisten merupakan landasan untuk melangkah ke arah visi, misi dan tujuan Perusahaan. Pedoman Etika Perusahaan adalah himpunan etika usaha Perusahaan dan etika perilaku setiap Insan Perusahaan yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan penyesuaian tingkah laku sehingga tercapai ucapan, sikap dan tindakan yang konsisten sesuai dengan Nilai-Nilai Perusahaan. Penerapan Pedoman Etika Perusahaan merupakan bagian dari pelaksanaan GCG di Perusahaan yang menjadi acuan dalam menjalankan kegiatan usahanya termasuk dalam berhubungan dengan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan standar etika berusaha. 2. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI PERUSAHAAN Pedoman Etika Perusahaan diharapkan dapat menjadi acuan dalam membentuk nilai, norma serta etika segenap Insan Perusahaan dalam membangun dan membina hubungan kerja yang lebih sehat, harmonis dan adil (fair) sehingga tercapai peningkatan kinerja dan produktivitas secara signifikan. Hal ini akan tercapai bila terdapat hubungan yang erat antara aspek-aspek yang terdapat dalam Pedoman Etika dengan Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan yang dimiliki. 1

Visi Menjadi perusahaan jasa maritim terpadu Indonesia yang terdepan dan bermanfaat bagi industri dan bangsa. Misi 1. Senantiasa memberikan kepuasan kepada Pelanggan. 2. Memberikan nilai yang optimum dan berkesinambungan kepada para Pemangku Kepentingan. 3. Mengembangkan karyawan hingga mencapai potensi maksimalnya. 4. Menjalankan usaha dengan penuh integritas dan mengutamakan mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan. Nilai-Nilai Perusahaan 1. Integritas 2. Tulus 3. Bertanggungjawab 4. Visioner 5. Memimpin dan melayani 3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan dan penerapan Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) di Perusahaan yaitu: a. Mengembangkan standar perilaku terbaik bagi Insan Perusahaan berlandaskan pada prinsip-prinsip GCG, sehingga mendorong terciptanya budaya Perusahaan yang diharapkan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan nilai Perusahaan. b. Menjabarkan Nilai-Nilai Perusahaan sebagai landasan perilaku yang harus diikuti oleh seluruh Insan Perusahaan dalam menjalankan kegiatan kerjanya sehari-hari. c. Menciptakan suasana kerja yang sehat dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan serta meminimalkan peluang terjadinya penyimpangan. d. Membentuk kepribadian/karakter Insan Perusahaan yang bertanggungjawab dan beretika dalam berinteraksi baik dengan sesama Insan Perusahaan maupun dengan pihak di luar Perusahaan. e. Mendorong perbaikan pengelolaan Perusahaan dan pengembangan nilai yang pada akhirnya akan meningkatkan citra dan nilai Perusahaan. 4. DAFTAR ISTILAH a. Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dan apabila diperlukan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Dewan Komisaris merupakan keseluruhan anggota Dewan Komisaris sebagai satu kesatuan Dewan (Board). b. Direksi adalah Organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi merupakan keseluruhan anggota Direksi sebagai satu kesatuan Dewan (Board). 2

c. Insan Perusahaan adalah setiap individu di dalam perusahaan termasuk Anggota Dewan Komisaris, Organ Pendukung Dewan Komisaris, Direksi, dan Pegawai Perusahaan. d. Mitra Usaha adalah perorangan atau perusahaan yang bekerja sama dan atau mendukung kegiatan usaha Perusahaan, termasuk diantaranya yakni Pemasok dan Rekanan Usaha. e. Pedoman Etika Perusahaan adalah himpunan dari etika usaha Perusahaan dan etika perilaku setiap Insan Perusahaan yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan penyesuaian tingkah laku sehingga tercapai ucapan, sikap dan tindakan yang konsisten sesuai dengan Nilai-Nilai Perusahaan. f. Pegawai adalah tenaga kerja yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, ditetapkan sebagai pegawai dan mendapatkan hak dan kewajiban menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan. g. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik finansial maupun non-finansial terhadap Perusahaan dan memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan hidup Perusahaan, termasuk di dalamnya Pemegang Saham, Pegawai, Pelanggan, Pemasok, Kreditur/Investor, Pemerintah dan Masyarakat serta pihak berkepentingan lainnya. h. Pemegang Saham adalah pihak yang tercatat dalam Anggaran Dasar Perusahaan yang memiliki kewenangan, hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang berlaku. i. Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara Pegawai dengan Perusahaan atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. j. Perusahaan adalah PT Logindo Samudramakmur Tbk. 3

BAB II ETIKA USAHA PERUSAHAAN 1. HUBUNGAN DENGAN PEMEGANG SAHAM Pemenuhan kepentingan Pemegang Saham merupakan prioritas Perusahaan. Karena itu Perusahaan memiliki komitmen untuk senantiasa menghormati dan menjamin bahwa hak-hak Pemegang Saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan lain yang berlaku, dapat terpenuhi dengan baik secara transparan, adil, tepat waktu dan lancar. Agar hubungan dengan Pemegang Saham dapat terjalin dengan baik dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perusahaan menetapkan kebijakan sebagai berikut: a. Memberikan informasi material yang lengkap dan akurat mengenai Perusahaan kepada Pemegang Saham sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Membuat mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memungkinkan setiap Pemegang Saham dapat hadir dalam RUPS dan memberikan suaranya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Menjamin agar setiap Pemegang Saham mendapatkan hak-haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, semua keputusan yang diambil secara sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Memenuhi kewajiban dan melaksanakan tanggung jawabnya sesuai Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi kepentingan setiap Pemegang Saham. 2. HUBUNGAN DENGAN PEGAWAI Pegawai merupakan aset yang paling penting dan berharga (utama & strategis) bagi Perusahaan. Oleh karena itu Perusahaan akan memberikan kondisi kerja yang baik dan aman, melindungi dari segala bentuk kemungkinan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerjanya serta memberi hak kepada Pegawai untuk berserikat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia berdasarkan nilai-nilai keterbukaan, adil, dan bebas dari diskriminasi karena perbedaan ras, etnik, suku, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan serta hal-hal yang tidak terkait dengan kinerja Pegawai. Kebijakan dan prosedur manajemen sumber daya manusia, seperti prosedur rekrutmen, promosi, demosi, mutasi maupun reward and punishment serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai akan dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan lingkungan pekerjaan yang tidak diskriminatif, bebas dari pelecehan dalam bentuk apapun. Perusahaan juga menjamin tidak adanya tindakan ancaman ataupun kekerasan di lingkungan kerja. Pegawai yang terlibat dalam tindakan ancaman dan kekerasan akan dikenai tindakan disiplin bahkan tuntutan hukum. Sejalan dengan itu, Perusahaan juga mengharapkan peran serta aktif setiap Pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara Perusahaan dan Pegawai. 4

Untuk melaksanakan etika ini, Perusahaan: a. Menjadikan Pegawai sebagai mitra strategis dalam mencapai tujuan Perusahaan. b. Menghormati dan memenuhi hak-hak Pegawai sesuai dengan Perjanjian Kerja yang telah disepakati. c. Memberi keleluasaan untuk menyampaikan pikiran/pendapat yang konstruktif. d. Mendorong dan membantu Pegawai untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian yang relevan. e. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilai-nilai etika dan norma yang berlaku. 3. HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN Perusahaan mengutamakan kepuasan dan kepercayaan Pelanggan yaitu dengan dengan berusaha untuk memberikan pelayanan dengan kualitas prima, bermutu serta solusi yang inovatif kepada pelanggan. Perusahaan akan berinteraksi dengan Pelanggan secara langsung untuk mengetahui kebutuhan mereka yang sebenarnya dan selanjutnya memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan Pelanggan. Perusahaan mengutamakan kepuasan dan kepercayaan Pelanggan dengan: a. Memastikan pelayanan kepada Pelanggan dilakukan secara profesional, obyektif, jujur dan didasarkan pada pengetahuan terbaik yang dimiliki. b. Memastikan kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan sesuai dengan kontrak dan melalui penerapan sistem manajemen mutu dan lingkungan yang baik. c. Memastikan semua perjanjian usaha dengan Pelanggan dilakukan secara adil berdasarkan kesetaraan, kewajaran dan sikap profesional. d. Menyediakan dan mengelola media komunikasi dengan Pelanggan dan calon Pelanggan, sehingga memudahkan Pelanggan menyampaikan keluhan, saran dan masukanmasukannya. e. Memastikan Perusahaan untuk menanggapi dan menindaklanjuti setiap keluhan, saran dan masukan Pelanggan. f. Membina hubungan baik dengan pelanggan berdasarkan prinsip kesetaraan, kewajaran dan saling menguntungkan. 4. HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH Perusahaan mempunyai komitmen mengembangkan dan memelihara hubungan baik dan komunikasi efektif dengan Pemerintah. Perusahaan menganut prinsip usaha yang bermoral dan beretika dengan tunduk dan patuh pada ketentuan usaha serta berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Setiap hubungan dengan pejabat Pemerintah harus dipelihara sebagai hubungan yang bersifat wajar (arms-length) dan menghindari terjadinya kolusi atau penyelewengan. Perusahaan senantiasa melakukan kegiatan usaha yang berdampak positif dan mempunyai nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung. Perusahaan akan senantiasa mendukung program-program Pemerintah dengan prinsip saling menguntungkan. 5

Prinsip-prinsip yang dijalankan dalam hubungan dengan Pemerintah, yaitu: a. Mematuhi ketentuan perundang-undangan serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. b. Memenuhi kewajiban-kewajiban kepada Pemerintah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Membantu program Pemerintah sebagai bagian dari tanggung jawab sosial Perusahaan. 5. HUBUNGAN DENGAN KREDITUR Perusahaan membina hubungan dengan para Kreditur berdasarkan komitmen, kepercayaan, kejujuran, saling menghormati, serta memberi kesempatan yang sama bagi para Kreditur. Perusahaan senantiasa berhati-hati dalam menggunakan dana-dana yang bersumber dari Kreditur. Prinsip-prinsip yang ditekankan dalam hubungan dengan Kreditur, yaitu: a. Menyediakan informasi yang aktual, akurat dan dapat dipercaya bagi Kreditur dan calon Kreditur. b. Memilih Kreditur berdasarkan aspek kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan. c. Melakukan analisa resiko dan manfaat sebelum melakukan ikatan perjanjian kredit. d. Menerima pinjaman yang diikat melalui perjanjian yang sah dengan klausul perjanjian yang mengedepankan prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness). e. Memenuhi hak-hak Kreditur dan mengupayakan pengembalian pinjaman sesuai dengan perjanjian kredit tertulis yang telah disepakati. f. Memberikan informasi secara terbuka tentang penggunaan dana untuk meningkatkan kepercayaan Kreditur. 6. HUBUNGAN DENGAN MITRA USAHA Perusahaan menetapkan kebijakan pengadaan barang dan jasa didasari atas penilaian mutu, harga, pelayanan yang diberikan serta kemudahan lain yang diperoleh Perusahaan. Perusahaan senantiasa menjaga hubungan dan kerjasama dengan Mitra Usaha, yakni para Pemasok dan Rekanan didasari dengan sikap profesionalisme, kesetaraan & kewajaran, kepercayaan, dan saling menghormati. Perusahaan melakukan komunikasi yang baik dengan Pemasok dan Rekanan termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan mereka. Jalinan komunikasi dilaksanakan secara jujur dan terbuka dengan tetap menjaga kerahasiaan data dan informasi sesuai ketentuan yang berlaku. Perusahaan menjalin kerjasama dengan Mitra Usaha, dengan menerapkan kaidah sebagai berikut: a. Melaksanakan pengadaan barang/jasa secara adil dan transparan. b. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua Pemasok dan Rekanan. c. Memenuhi hak-hak Pemasok dan Rekanan sesuai perjanjian tertulis yang telah disepakati. d. Menghormati Pemasok dan Rekanan sebagai hubungan yang independen dan bebas dari unsur paksaan dan kolusi. 6

e. Menjaga hubungan baik dengan Pemasok dan Rekanan yang memiliki rekam jejak (track record) yang baik dan menjatuhkan sanksi terhadap Pemasok dan Rekanan yang melakukan pelanggaran. 7. HUBUNGAN DENGAN PESAING Perusahaan memandang dan menempatkan pesaing sebagai pemacu untuk terus meningkatkan kompetensi agar tetap mampu memimpin persaingan usaha. Perusahaan menjunjung tinggi etika usaha dan berkompetisi secara sehat dan adil dengan para pesaing. Prinsip utama yang dijalankan oleh Perusahaan dalam melakukan persaingan usaha yang sehat, yaitu: a. Mendorong sikap saling menghargai antar pesaing. b. Melakukan inovasi-inovasi seiring perkembangan dan persaingan usaha yang semakin ketat dan terbuka. c. Mengedepankan keunggulan kegiatan usaha dan layanan yang bermutu. d. Menjadikan pesaing atau perusahaan lainnya sebagai pembanding untuk meningkatkan kinerja Perusahaan. e. Menghindari atau tidak melakukan kerjasama dengan pesaing atau pihak lain yang bertentangan dengan kaidah persaingan usaha yang sehat. 8. HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT Perusahaan akan senantiasa peduli terhadap kondisi masyarakat di mana Perusahaan beroperasi. Perusahaan memiliki komitmen bahwa dimanapun Perusahaan beroperasi, hubungan baik dan pengembangan masyarakat sekitar merupakan landasan pokok bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan berusaha untuk membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan melaksanakan program sosial dan kemasyarakatan untuk memberdayakan potensi masyarakat sekitar. Perusahaan berusaha mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar. Perusahaan senantiasa menghindari tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi masyarakat berdasarkan ras, etnik, suku, agama dan antar golongan. Dengan demikian, akan tercipta situasi yang kondusif dalam mendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan Perusahaan. Beberapa hal yang menjadi penekanan dalam hubungan dengan masyarakat, yaitu: a. Menghormati nilai-nilai budaya lokal dan memperhatikan aspek lingkungan dimana Perusahaan beroperasi. b. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan menjadi bagian warga masyarakat yang peduli melalui kontribusi pada kegiatan kemanusiaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan serta mendorong partisipasi aktif Insan Perusahaan pada kegiatan sosial kemasyarakatan. c. Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang program sosial dan kemasyarakatan serta kebijakan-kebijakan Perusahaan yang relevan. d. Mengoptimalkan penyaluran program-program sosial Perusahaan kepada masyarakat. e. Melarang Pegawai memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar kewenangannya. 7

9. HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA Perusahaan menganggap media massa sebagai mitra untuk penyampaian informasi dan promosi atas kegiatan usaha Perusahaan dan sebagai upaya membangun citra positif Perusahaan. Perusahaan senantiasa membina hubungan baik dan proaktif dalam rangka penyampaian informasi kebijakan, kegiatan usaha dan keberhasilan Perusahaan. Prinsip-prinsip utama yang dijalankan Perusahaan terkait hubungan dengan media massa, yaitu: a. Menerima masukan yang disampaikan media massa melalui proses jurnalistik yang benar sebagai umpan balik untuk membangun Perusahaan menjadi semakin baik. b. Menyampaikan dan memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa mengenai kegiatan usaha Perusahaan dan industrinya. c. Memperlakukan insan pers secara wajar untuk menciptakan citra (image) Perusahaan yang baik. d. Menerima dan menindaklanjuti saran-saran dan kritik-kritik membangun yang disampaikan melalui media massa, dengan memperhatikan kepentingan terbaik Perusahaan. 10. HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI PROFESI Perusahaan menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi untuk memperoleh informasi perkembangan usaha serta mendapatkan peluang usaha dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan: a. Mengikuti dan menerapkan standar-standar serta ketentuan-ketentuan yang ditetapkan organisasi profesi. b. Memberikan perlakuan yang wajar dan setara terhadap organisasi profesi yang diikuti oleh Perusahaan. c. Memenuhi hak dan kewajiban yang ditentukan oleh organisasi profesi. 8

BAB IIII ETIKA PERILAKU PERUSAHAAN 1. INTEGRITAS DAN KOMITMEN INSAN PERUSAHAAN Segenap Insan Perusahaan baik secara individu maupun kelompok wajib memegang teguh kejujuran, tata krama, disiplin dalam bekerja, etika pergaulan dan etika usaha dalam melakukan kegiatan usaha sehari-hari kepada pihak internal maupun eksternal Perusahaan. Untuk itu Insan Perusahaan wajib memperhatikan standar etika dengan: a. Mengutamakan kepentingan Perusahaan dari pada kepentingan pribadi, golongan dan atau pihak lain. b. Mengupayakan pencapaian hasil kerja (kinerja) sesuai dengan standar keberhasilan Perusahaan, berprestasi untuk membangun karir jangka panjang, serta menghasilkan karya yang bermanfaat bagi Perusahaan. c. Melaksanakan prinsip-prinsip berkesadaran, berpikir, bersikap dan berperilaku etis dalam rangka keberhasilan pelaksanaan GCG. d. Memegang teguh standar integritas tertinggi serta menghindari benturan kepentingan (conflict of interest) serta penyalahgunaan jabatan. e. Menghindari tindakan berbuat curang atau perbuatan melanggar hukum dalam setiap kegiatan operasional yang akan merugikan Perusahaan. f. Menghindari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam setiap kegiatan operasional di Perusahaan. g. Menjaga nama baik Perusahaan dengan bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai Perusahaan serta senantiasa patuh terhadap pedoman kerja Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta selalu menjunjung tinggi Pedoman Etika Perusahaan. 2. KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Setiap Insan Perusahaan wajib tunduk dan patuh terhadap hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Segala bentuk ketidakpatuhan yang dilakukan Insan Perusahaan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak dapat ditolerir. Hal-hal yang perlu mendapatkan ketegasan terkait dengan permasalahan hukum agar dikonsultasikan dengan Unit Kerja Corporate Legal. 3. HUBUNGAN KERJA A. Hubungan dan Kerjasama Antar Insan Perusahaan Perusahaan melarang segala bentuk tindakan yang tidak mendukung atau menghambat terciptanya kerjasama yang baik antar Insan Perusahaan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya untuk mencapai sasaran kelompok ataupun Perusahaan. Hubungan yang baik antar Insan Perusahaan akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Untuk itu, setiap Insan Perusahaan wajib: a. Membangun kerjasama tim dan bekerja secara profesional untuk menghasilkan kinerja yang optimal. 9

b. Saling mempercayai dan berbaik sangka terhadap sesama Insan Perusahaan. c. Saling menghargai, secara terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan masalah dengan musyawarah mufakat. d. Saling mengingatkan dalam kebaikan, terbuka menerima dan memberi masukan yang konstruktif. e. Menciptakan kebersamaan dan mempererat hubungan antar Insan Perusahaan, baik di dalam maupun di luar urusan Perusahaan. f. Mengembangkan sikap saling toleransi, empati, dan saling menghargai. g. Membangun kompetisi yang sehat untuk memacu prestasi kerja. h. Menghindari tindakan dan ucapan yang mengandung unsur pelecehan, penghinaan, sikap mengejek, memfitnah, menghasut dan merendahkan. i. Tidak melakukan tekanan dan intimidasi untuk kepentingan pribadi atau kepentingan lainnya. j. Menjaga keutuhan dan kekompakan seluruh Pegawai dengan menghindari persaingan yang tidak sehat serta menghindari pengelompokan antar bagian. k. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan kewajiban, patuh serta konsekuen terhadap peraturan, kebijakan, dan standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan. l. Membangun sikap keteladanan, jujur, disiplin, dan profesional dalam bekerja. m. Menginformasikan kepada pimpinan bila terdapat indikasi penyimpangan. n. Saling menghargai hasil karya atau kreativitas kerja yang dihasilkan oleh Pegawai. B. Lingkungan Kerja Menjadi tanggung jawab Insan Perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan dan perbuatan asusila, ancaman, dan kekerasan. Perusahaan memiliki komitmen untuk mengembangkan tenaga kerja yang beragam dan memberikan lingkungan kerja di mana setiap Pegawai diperlakukan secara adil dan hormat dengan memberikan kesempatan yang sama untuk bekerja dan dipromosikan. Kesempatan kerja di Perusahaan ditawarkan dan diberikan berdasarkan asas manfaat. Semua Pegawai dan pelamar kerja diperlakukan dan dievaluasi menurut keterampilan kerja, kualifikasi, kemampuan dan kecakapannya. Keputusan tentang hal ini tidak didasarkan pada perbedaan ras, etnik, suku, agama, jenis kelamin, usia, hubungan pribadi, daerah asal, cacat tubuh, ideologi, status perkawinan atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundangundangan. Diskriminasi terhadap seorang Pegawai atau pelamar pekerjaan merupakan pelanggaran serius atas ketentuan peluang kerja yang sama dan terhadap kebijakan Perusahaan. Setiap Insan Perusahaan dilarang melakukan tindakan pelecehan dan asusila dalam bentuk apapun baik kepada sesama Insan Perusahaan maupun kepada Mitra Usaha Perusahaan. Pelecehan dapat berupa: a. Pelecehan secara lisan, seperti kata-kata, lelucon kotor atau penghinaan. b. Pelecehan secara fisik seperti sentuhan yang tidak wajar dan menyakitkan hati dengan maksud merendahkan. c. Pelecehan dengan gambar, seperti poster, kartun, grafiti, tulisan surat atau gerakan tubuh yang jorok. d. Pelecehan seksual dan lain-lain. 10

Perusahaan menjunjung tinggi nilai dan norma kesusilaan. Perusahaan memandang perbuatan asusila yang dilakukan Insan Perusahaan di lingkungan kerja sebagai tindakan yang tidak etis. Perbuatan asusila selain akan merusak citra dan reputasi Perusahaan, juga dapat menimbulkan suasana kerja yang tidak nyaman. Setiap Insan Perusahaan berkewajiban untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang nyaman dan bebas dari perbuatan asusila. 4. BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENYALAHGUNAAN JABATAN Benturan kepentingan adalah situasi dimana seseorang karena kedudukan atau wewenang yang dimiliki di Perusahaan mempunyai kepentingan pribadi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas yang diamanatkan oleh Perusahaan secara obyektif. Setiap individu Insan Perusahaan wajib menghindari segala bentuk potensi benturan kepentingan yang dapat merugikan Perusahaan. Insan Perusahaan dilarang melakukan kegiatan yang menguntungkan kepentingan pribadi, keluarga maupun kerabatnya secara langsung maupun tidak langsung di Perusahaan. Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Insan Perusahaan yang berada dalam posisi memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk membebaskan diri dari situasi tersebut atau memberitahu pimpinannya atau pihak yang bertanggung jawab mengenai hal tersebut. Beberapa prinsip utama yang harus diikuti Insan Perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan, yaitu: a. Menghindari benturan kepentingan dalam bentuk apapun dan secara pribadi selalu mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi atau pihak lain. b. Tidak melakukan transaksi dan atau menggunakan nama, aset dan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, kerabat dan atau golongan. c. Tidak menerima dan atau memberi hadiah dan atau manfaat dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di dalam Perusahaan. d. Tidak memanfaatkan informasi rahasia dan data usaha Perusahaan untuk kepentingan di luar Perusahaan. e. Tidak memegang jabatan apapun pada perusahaan/institusi lain yang ingin dan atau sedang melakukan hubungan usaha dengan Perusahaan maupun yang ingin dan atau sedang berkompetisi dengan Perusahaan. f. Tidak memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok dan atau pihak lain atas beban Perusahaan. g. Tidak memberikan perlakuan istimewa kepada Pelanggan, Mitra Usaha dan atau pihak lain melebihi dari kebijakan yang ditetapkan Perusahaan. h. Melaporkan dan meminta ijin/persetujuan atas setiap kepentingan dan atau kegiatankegiatan di luar Perusahaan pada jam kerja kepada atasannya secara berjenjang. i. Melaporkan kepada pimpinan Perusahaan bila mempunyai hubungan keluarga dengan Mitra Usaha dan atau pihak lain dan bersedia untuk tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dalam hubungan usaha dengan mereka. j. Bagi Insan Perusahaan yang akan menduduki jabatan pada organisasi yang bersifat sosial yang memiliki keterkaitan dengan Perusahaan, yang bersangkutan harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari atasan langsung sebelum menduduki jabatan tersebut. 5. KERAHASIAN DATA DAN INFORMASI DAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN INFORMASI Perusahaan membuat kebijakan terkait pengungkapan Informasi Perusahaan untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi dan memastikan bahwa Perusahaan telah mengungkapkan dan menyampaikan informasi atau fakta material yang wajib diungkapkan 11

kepada publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan secara adil dan merata tanpa memberikan perlakuan istimewa kepada pihak tertentu. Insan Perusahaan harus bertindak hati-hati agar tidak membocorkan informasi rahasia, baik disengaja maupun tidak disengaja. Pegawai harus memeriksa agar setiap kertas kerja dan dokumen yang dibuat, di-copy, di-fax, disimpan dan dibuang telah mempertimbangkan resiko akan kemungkinan pihak yang tidak berwenang melakukan akses terhadap informasi tersebut. Untuk itu Insan Perusahaan dalam menjalankan tugasnya wajib memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut: a. Bertanggung jawab dalam mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin bahwa sumber informasi tersebut terlindungi secara sepadan dengan nilai dan risiko usahanya. b. Pengungkapan informasi penting milik Perusahaan kepada Pemangku Kepentingan (Stakeholders) hanya dapat dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai kapasitasnya atau dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi yang memberikan wewenang kepada pejabat Perusahaan yang ditunjuk (one gate policy). c. Insan Perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia kepada Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang tidak berhak mengetahui informasi tersebut, baik selama maupun setelah berhenti bekerja pada Perusahaan. d. Insan Perusahaan hanya dapat mengungkapkan informasi penting kepada Pemangku Kepentingan (Stakeholders) setelah mendapat ijin dari pejabat Perusahaan yang berwenang atau atas perintah pengadilan. e. Insan Perusahaan dilarang mendiskusikan suatu informasi yang bersifat rahasia dari Perusahaan kepada pihak keluarga (istri/suami, anak dan keluarga lainnya) atau kepada pihak ketiga manapun yang tidak seharusnya mengetahui informasi tersebut. f. Perusahaan mengatur tata cara akses data dan informasi, baik yang sudah dikomputerisasikan maupun yang belum atau tidak dikomputerisasikan. g. Insan Perusahaan dilarang menggunakan informasi internal dalam rangka pembelian atau perdagangan sekuritas untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun kepentingan pihak lain, kecuali jika informasi tersebut telah diketahui secara luas oleh publik. h. Insan Perusahaan yang berhenti bekerja harus menyerahkan seluruh data yang dimiliki kepada Perusahaan. 6. PENGGUNAAN KOMUNIKASI ELEKTRONIK Sistem komunikasi elektronik Perusahaan adalah aset Perusahaan berupa perangkat dan prosedur penggunaan informasi elektronik. Informasi elektronik meliputi data elektronik seperti: tulisan, suara, gambar, rancangan, foto, surat elektronik (e-mail) atau sejenisnya. Semua penggunaan komunikasi elektronik harus sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan merujuk pada Kebijakan Perusahaan tentang keamanan sistem informasi dan komunikasi. Penggunaan sarana komunikasi elektronik dan informasi elektronik akan dipantau oleh manajemen Perusahaan. Insan Perusahaaan bertanggung jawab dalam penanganan dan penggunaan informasi elektronik yang dikomunikasikan dengan menggunakan sistem komunikasi elektronik Perusahaan. Semua perangkat keras, perangkat lunak dan data harus dijaga sebagaimana mestinya agar tidak disalahgunakan, rusak, hilang, berubah atau diakses tanpa ijin. 12

7. PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH (GRATIFIKASI) Pemberian dan penerimaan hadiah adalah segala macam bentuk pemberian maupun penerimaan oleh Insan Perusahaan kepada atau dari pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak tersebut atau Insan Perusahaan agar dapat menguntungkan Perusahaan atau pemberi hadiah di luar batas-batas kewajaran. Pemberian dan penerimaan hadiah termasuk jamuan usaha/hiburan dan lainnya dapat menyebabkan benturan kepentingan dan atau turunnya kepercayaan publik terhadap integritas Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan menetapkan standar etika yang mengatur secara khusus mengenai pemberian dan penerimaan hadiah dari dan kepada pihak ketiga di luar Perusahaan. Standar etika yang perlu diperhatikan yaitu: a. Dilarang untuk menerima hadiah dalam bentuk apapun yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang melanggar ketentuan yang ada dan atau menimbulkan pandangan ketidakwajaran. Pengecualian untuk ini adalah menerima barang promosi yang mencantumkan logo/nama perusahaan pemberi. b. Dalam hal terpaksa harus menerima suatu hadiah/bingkisan karena kebiasaan umum yang berlaku, maka Insan Perusahaan wajib untuk melaporkan penerimaan hadiah/bingkisan tersebut kepada atasan secara berjenjang untuk diputuskan tingkat kewajarannya serta tindak lanjutnya. c. Dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat negara dan atau individu yang mewakili Mitra Usaha, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. d. Perusahaan dapat memberikan hadiah/cindera mata yang wajar atas beban Perusahaan dengan syarat: 1) Menunjang kepentingan Perusahaan; dan 2) Tidak dimaksudkan untuk menyuap; dan 3) Telah dianggarkan oleh Perusahaan; dan 4) Nilai hadiah yang diberikan masih dalam nilai yang wajar dan tidak material; 5) Apabila hadiah/cindera mata berupa benda, maka harus mencantumkan logo/nama perusahaan. 8. PEMBERIAN DONASI Perusahaan memberikan donasi hanya terkait dengan tanggung jawab Perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya dan donasi tersebut tidak terkait dengan politik atau untuk mempengaruhi kepentingan usaha Perusahaan. Segala bentuk donasi yang diberikan oleh Perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karenanya, Perusahaan mengharuskan setiap pemberian donasi yang bertujuan untuk membantu lingkungan sekitarnya senantiasa dilakukan melalui pengajuan proposal kepada Perusahaan. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana, aset atau keuntungan Perusahaan yang terhimpun untuk kepentingan Pemegang Saham tidak boleh digunakan untuk kepentingan donasi politik. 13

9. PENYUAPAN Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki wewenang dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan tugas dan kewajibannya. Perusahaan maupun Insan Perusahaan dilarang untuk menerima dan atau memberikan suap (uang, barang, jasa ataupun bentuk lainnya) sebagai imbalan, dari dan kepada pihak manapun untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang bersangkutan yang bertentangan/ melanggar kewajiban yang seharusnya dilaksanakan. 10. KEGIATAN POLITIK Segenap Insan Perusahaan, selaku warga negara, memiliki hak asasi untuk berkumpul, berserikat, berorganisasi dan menyalurkan aspirasi politik dan sosialnya. Perusahaan tidak memaksa, mempengaruhi atau mengarahkan partisipasi individu dalam berkontribusi di bidang politik. Perusahaan menghargai hak setiap Insan Perusahaan untuk menggunakan hak-hak politiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian, Perusahaan memberi batasan keterlibatan kepada segenap Perusahaan dalam kegiatan politik dan sosial, yakni: Insan a. Wajib menjalankan tugas sesuai tanggung jawabnya, bertindak dan bersikap profesional serta netral. b. Tidak diperkenankan menjadi pengurus partai politik. c. Dilarang menggunakan jabatan, aset, maupun fasilitas Perusahaan untuk mendukung kegiatan dan kepentingan politik tertentu. d. Dilarang menggunakan atribut partai atau organisasi sosial kemasyarakatan dalam lingkungan kerja Perusahaan. e. Insan Perusahaan yang ingin aktif menjadi pengurus suatu partai politik dan atau anggota dewan legislatif harus mengundurkan diri sebagai Pegawai Perusahaan. 11. KEGIATAN DI LUAR PERUSAHAAN Kegiatan di luar Perusahaan dapat dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan tugas pekerjaan Pegawai seperti keanggotaan dalam asosiasi. Perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada Pegawai untuk mengaktualisasikan diri di luar kegiatan-kegiatan pekerjaan di Perusahaan. Tergolong sebagai kegiatan di luar Perusahaan yaitu kegiatan di dalam organisasi profesi, sosial kemasyarakatan, olah raga, kerohanian, dan lain sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa penekanan terkait dengan kegiatan di luar Perusahaan, yaitu: a. Perkumpulan, klub atau organisasi yang diikuti adalah perkumpulan/klub/organisasi yang diakui oleh Pemerintah dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh Perusahaan. b. Tidak menyalahgunakan jabatan, aset dan fasilitas Perusahaan untuk melakukan kegiatan dalam perkumpulan/klub/organisasi tersebut. c. Kegiatan-kegiatan yang diikuti tidak mengganggu pekerjaan atau berpengaruh terhadap jam kerja dan atau konsentrasi kerja Pegawai serta tidak menurunkan prioritas tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pegawai. 14

d. Kegiatan di luar pekerjaan yang dilakukan sedapat mungkin memberikan nilai dan citra positif bagi Perusahaan. 12. PERLINDUNGAN DAN PENGGUNAAN ASET PERUSAHAAN Aset Perusahaan disediakan semata-mata untuk tujuan menjalankan usaha Perusahaan sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, dijual, dijaminkan/dipinjamkan, diberikan kepada orang lain atau dibuang tanpa ijin. Membawa pergi aset Perusahaan dari tempat kerja tanpa ijin dianggap sebagai suatu pencurian. Perusahaan bertanggung jawab untuk melindungi aset Perusahaan terhadap kehilangan, pencurian dan penyalahgunaannya. Aset Perusahaan tidak hanya meliputi harta yang bernilai uang dan nyata/berwujud (tangible) tapi juga harta intelektual (intellectual property). Harta intelektual merupakan kekayaan usaha atau informasi teknis yang dilindungi oleh undang-undang paten, merk dagang, hak cipta atau rahasia dagang. Perusahaan akan melindungi dan menyimpan harta intelektual yang dimiliki oleh Perusahaan, tidak melakukan apapun yang dapat membahayakan nilainya dan akan mengelola penggunaan maupun penjualannya secara optimal. Segenap Insan Perusahaan senantiasa melindungi dan memanfaatkan aset Perusahaan secara efisien dengan: a. Menggunakannya sesuai jabatan, kewenangan dan lingkup pekerjaan yang sedang dilaksanakan. b. Menggunakannya sesuai dengan peruntukkannya dan menjaga keutuhan serta fungsinya dan menghindarkan penggunaannya bukan untuk kepentingan Perusahaan. c. Menjaga dan mengamankan aset Perusahaan dari kerusakan dan kehilangan. d. Memanfaatkan aset Perusahaan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. e. Menyerahkan kembali aset Perusahaan yang berada di bawah kendalinya setelah masa tugas berakhir. 13. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) Perusahaan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan. Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang prima dan tanggung jawab terhadap lingkungan sangat penting bagi keberhasilan Perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan senantiasa mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja. Perusahaan selalu mengusahakan agar Insan Perusahaan memperoleh tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk maksud tersebut, Perusahaan akan memastikan bahwa aset-aset serta fasilitas Perusahaan lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan. Setiap Insan Perusahaan bertanggung jawab atas pengambilan langkahlangkah yang tepat guna mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja serta terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat. 15

Beberapa penekanan yang menjadi tanggung jawab bersama Insan Perusahaan terhadap K3L, yaitu: a. Mematuhi setiap ketentuan terkait dengan K3L, baik yang berlaku umum maupun yang berlaku khusus di lingkungan Perusahaan. b. Berpartisipasi aktif dalam setiap program K3L di lingkungan kerja. c. Mengutamakan tindakan pencegahan (preventif) yaitu yang bersifat menghindari terjadinya kecelakaan. d. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh gangguan keamanan, kebakaran, kecelakaan, dll. e. Melaporkan setiap insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi kepada pimpinan kerja masing-masing dan instansi berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Melakukan pemeriksaan/inspeksi dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana termasuk sumber daya, peralatan dan sistem deteksi secara seksama sesuai kewenangannya. g. Membina hubungan kerja dengan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) untuk menciptakan kesadaran pentingnya penerapan K3L di Perusahaan serta melakukan perbaikan kinerja secara terus-menerus guna menghasilkan lingkungan kerja yang lebih baik. 14. PENCATATAN DATA, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI Ketepatan dan kehandalan dalam menangani data Perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin ketepatan laporan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Pencatatan dan pelaporan yang akurat mencerminkan reputasi dan kredibilitas Perusahaan. Dokumentasi data usaha dan keuangan yang akurat dan lengkap adalah tanggung jawab setiap Insan Perusahaan. Upaya yang disengaja untuk mengaburkan atau mengarsipkan dokumen atau transaksi dengan cara tidak semestinya atau memalsukannya adalah sebuah pelanggaran. Kesalahan sekecil apapun dapat berakibat serius dan merupakan pelanggaran hukum. Oleh karenanya segenap Insan Perusahaan harus mengelola data Perusahaan secara teliti, rapi dan dapat dipertanggungjawabkan dengan: a. Mencatat dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan dapat dipercaya serta menverifikasi keakuratannya. b. Tidak mengubah, menambah, mengurangi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan dokumen, data, informasi atau laporan yang seharusnya disampaikan yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. c. Melakukan pembukuan dan atau dokumentasi secara benar dan tidak melakukan penyimpangan atau kecurangan yang bertentangan dengan kebijakan Perusahaan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Menyajikan laporan mengacu pada prinsip transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan harus akurat, relevan, tepat waktu, bebas dari interpretasi dan jelas memperlihatkan fakta yang relevan. e. Melakukan dokumentasi laporan sesuai kebijakan internal Perusahaan. 16

15. PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, OBAT TERLARANG, MINUMAN KERAS DAN PERJUDIAN Perilaku sehat yang dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kesusilaan setiap Insan Perusahaan diyakini dapat mempengaruhi kontribusi kinerja yang diberikan kepada Perusahaan serta berpengaruh terhadap pembentukan citra Perusahaan. Oleh karena itu setiap Insan Perusahaan: a. Dilarang dengan tegas melakukan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. b. Dilarang mengkonsumsi alkohol dan minuman keras selama berada di tempat kerja serta wajib memelihara lingkungan kerja yang sehat dan bersih. c. Dilarang melakukan perjudian dalam bentuk apapun. Penyalahgunaan dan kepemilikan zat berbahaya, minuman keras dan melakukan perjudian di kantor Perusahaan atau saat mewakili Perusahaan akan dikenakan tindakan/sanksi disipliner secara tegas sesuai dengan peraturan perusahaan. 16. CITRA PERUSAHAAN Segenap Insan Perusahaan wajib menjaga nama baik Perusahaan dengan bertutur kata, bersikap dan berperilaku sesuai Nilai-Nilai Perusahaan serta senantiasa patuh terhadap pedoman kerja Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta selalu menjunjung tinggi Pedoman Etika Perusahaan. 17

BAB IV PELAKSANAAN PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN 1. PENERAPAN PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN Penerapan Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) ini menjadi tanggung jawab seluruh Insan Perusahaan. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Etika Perusahaan di lingkungan Perusahaan. Para Kepala Unit Kerja dan pejabat setingkatnya bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Etika Perusahaan ini di lingkungan unit kerja masing-masing. 2. PERAN PEGAWAI Pegawai berkewajiban untuk senantiasa menegakkan penerapan Pedoman Etika Perusahaan yang berlaku serta menghindari terjadinya permasalahan etika. Hal-hal yang perlu dilakukan Pegawai dalam menghadapi permasalahan etika adalah: a. Mengkaji kembali dasar-dasar etika. b. Membicarakan dan meminta saran dan atau pendapat dari atasan. c. Menindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku. d. Menghindari terjadinya persepsi negatif dan atau keliru terhadap Perusahaan, individu, atau pihak-pihak lain yang hanya didasari adanya kasus-kasus etika tertentu. e. Menghindari terjadinya persepsi negatif dan atau keliru terhadap dirinya sendiri. f. Dalam hal Pegawai mengetahui adanya penyimpangan etika yang dilakukan Pegawai lain, maka wajib melaporkannya kepada pejabat yang berwenang baik secara lisan maupun tertulis didasari atas fakta-fakta yang ada. 3. SOSIALISASI DAN INTERNALISASI Insan Perusahaan berkomitmen untuk melakukan internalisasi, penerapan dan pemantauan Pedoman Etika Perusahaan yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Unit Kerja Human Resources (HR). Perusahaan juga melakukan sosialisasi sebagai suatu upaya untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi mengenai Pedoman Etika Perusahaan kepada seluruh Pegawai dan Pejabat Perusahaan maupun pihak eksternal Perusahaan dengan tujuan agar setiap individu memahami dan mengerti serta dapat mengimplementasikan pedoman tersebut. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh Pedoman Etika Perusahaan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi Pedoman Etika Perusahaan kepada seluruh Insan Perusahaan dan Mitra Usaha serta melakukan program-program penyegaran (pengulangan dengan berbagai cara untuk mengingatkan kembali) secara berkala. b. Memberikan 1 (satu) salinan Pedoman Etika Perusahaan kepada setiap Insan Perusahaan dan meminta Insan Perusahaan menandatangani formulir pernyataan komitmen untuk mematuhi dan melaksanakan Pedoman Etika Perusahaan. Unit Kerja Human Resources (HR) bertanggung jawab untuk mendokumentasikan komitmen Insan Perusahaan tersebut. c. Pada setiap awal tahun meminta setiap Insan Perusahaan memperbaharui komitmennya untuk mematuhi dan melaksanakan Pedoman Etika Perusahaan dengan menandatangani kembali formulir pernyataan komitmennya kembali. 18

d. Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman Pedoman Etika Perusahaan oleh setiap dan semua Insan Perusahaan baik pada masa orientasi maupun masa bekerja secara berkelanjutan. e. Mengkaji dan memperbaharui secara berkala Pedoman Etika Perusahaan dalam rangka mengembangkan Pedoman Etika Perusahaan ke tingkat lebih baik dan jika diperlukan dapat dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perusahaan. 4. PELAPORAN, PENANGANAN DAN PENEGAKAN PELANGGARAN Perusahaan memberikan kesempatan kepada Insan Perusahaan dan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) lainnya untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) kepada Perusahaan melalui: a. Surat ke : Unit Kerja Human Resources (HR) b. Telepon Ke : +62 21 64713088 (Jakarta) / +62 542 872090 (Balikpapan) c. Email ke : humancapital@logindo.com Dalam menyampaikan adanya pelanggaran atau dugaan pelanggaran, Pelapor sangat dianjurkan untuk memberitahukan identitasnya guna memudahkan komunikasi tanpa rasa khawatir. Perusahaan sangat menghargai dan akan menindaklanjuti setiap laporan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan dengan cara yang semestinya demi perbaikan dan kemajuan Perusahaan. Perusahaan menjamin akan melindungi setiap identitas pelapor yang dicantumkan dengan jelas. Perusahaan akan selalu berusaha menjaga kerahasiaan dalam semua penyelidikan, kecuali apabila pengungkapan tersebut diperlukan dalam kaitan dengan laporan atau penyidikan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dan mempertahankan posisi Perusahaan di depan hukum. Perusahaan menghargai Pelapor yang melaporkan adanya pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran yang perlu ditangani. Perusahaan tidak akan melakukan dan mentolerir setiap tindakan diskriminasi atau pembalasan terhadap Pelapor yang dengan niat baiknya telah melaporkan dugaan adanya pelanggaran. 5. SANKSI ATAS PELANGGARAN Perusahaan menetapkan sanksi atas pelanggaran terhadap Pedoman Etika Perusahaan ini sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku. Pedoman Etika Perusahaan tidak hanya berkaitan dengan tindakan yang melanggar hukum, tetapi berhubungan pula dengan ketidakpatuhan terhadap Pedoman Etika Perusahaan. Perusahaan tidak memberi tolerasi terhadap tindakan yang tidak pantas dilakukan, walaupun tidak melanggar hukum namun dapat mengganggu usaha dan mencemarkan reputasi Perusahaan. Mekanisme dan wewenang pemberian sanksi atas pelanggaran terhadap Pedoman Etika Perusahaan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Perusahaan. 19