BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY

Pengertian Pasang Surut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

PENDAHULUAN. I.2 Tujuan

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PASANG SURUT DI PANTAI NUANGAN (DESA IYOK) BOLTIM DENGAN METODE ADMIRALTY

PRAKTIKUM 6 PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT MENGGUNAKAN METODE ADMIRALTY

Analisis Pasang Surut Di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode Admiralty

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

PERENCANAAN ELEVASI DERMAGA PERIKANAN STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN TUMUMPA SULAWESI UTARA

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

BAB III PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA

5. BAB V ANALISA DATA

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PASANG SURUT

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.

PENGARUH SIMULASI AWAL DATA PENGAMATAN TERHADAP EFEKTIVITAS PREDIKSI PASANG SURUT METODE ADMIRALTY (STUDI KASUS PELABUHAN DUMAI)

STUDI KARAKTERISTIK DAN PERAMALAN PASANG SURUT PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN Andhita Pipiet Christianti *), Heryoso Setiyono *), Azis Rifai *)

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

BAB III 3. METODOLOGI

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Bathymetry Mapping and Tide Analysis for Determining Floor Elevation and 136 Dock Length at the Mahakam River Estuary, Sanga-Sanga, East Kalimantan

3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

I Elevasi Puncak Dermaga... 31

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

BAB III METODOLOGI 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Metode Perolehan Data

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

BAB 2 DATA DAN METODA

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1

Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

KARATERISTIK PASANG SURUT DAN KEDUDUKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) CAMPUREJO PANCENG, KABUPATEN GRESIK

Studi Pemetaan Batimetri dan Analisis Komponen Pasang Surut Untuk Menentukan Elevasi dan Panjang Lantai Dermaga di Perairan Keling, Kabupaten Jepara

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa. - Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Lebak.

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

PEMETAAN POLA DAN KECEPATAN ARUS PASANG SURUT DAN BATIMETRI PERAIRAN PULAU MUDA MUARA SUNGAI KAMPAR KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN

Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS

ANALISIS PERUBAHAN DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT

Analisis Harmonik Pasang Surut untuk Menghitung Nilai Muka Surutan Peta (Chart Datum) Stasiun Pasut Sibolga

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI PEMETAAN BATIMETRI DAN ANALISIS KOMPONEN PASANG SURUT UNTUK PENENTUAN ALUR PELAYARAN DI PERAIRAN PULAU GENTING, KARIMUNJAWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu

BAB II LANDASAN TEORI SUNGAI DAN PASANG SURUT

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN

Studi Tipe Pasang Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

BAB IV ANALISIS DATA

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Perencanaan Dalam perencanaan diperlukan asumsi asumsi yang didapat dari referensi data maupun nilai empiris. Nilai-nilai ini yang nantinya akan sangat menentukan hasil dari perencanaan, dalam tugas akhir ini nilai-nilai yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini : 4.2 Tinjauan Karakteristik Kapal Tinjauan karakteristik kapal untuk Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kecamatan Tuminting Kota manado, direkomendasikan dengan menggunakan kapal motor dengan bobot maksimum 150 GT. Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa direncanakan akan melayani kapal dengan bobot 150 GT, dimana dimensi dan kapasitas kapal sebagai berikut: Panjang (LOA: Length Overall) = 30 m Lebar (Molded Breadth) = 6,45 m Sarat (Full Load Draft) = 2,5 m 4.3 Tinjauan Oceanografi 4.3.1. Analisis Data pasang surut Dari hasil pengamatan pasang surut selama 15 hari di dapatkan komponen harmonic pasang surut adalah sebagai berikut: IV - 1

Tabel 4.1. Komponen Harmonik Pasang Surut di Tumumpa. Bab IV Hasil dan Analisis Lokasi Komponen Pasang Surut (cm) S o M 2 S 2 N 2 K 1 O 1 M 4 Ms 4 K 2 P 1 Tumumpa A 119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68 0.71 0.88 10.28 6.99 g 280 213 237 271 270 288 294 213 271 Dimana: S 0 O 1 = Mean Sea Level (MSL) = Amplitude komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan. K 1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari. M 2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan. S 2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari. Di dalam pengamatan selama 15 hari, rangkaian data dapat dibuatkan grafik pasang surut yang terjadi. Dari gambar di bawah ini dapat dilihat perbandingan elevasi pasang surut di Desa Tumumpa. IV - 2

Tabel 4.2. Perhitungan elevasi pasang surut di Tumumpa Elevasi Symbol Calculation Higher High Water Level HHWL Z 0 +(M 2 +S 2 +K 2 +K 1 +O 1 +P 1 ) 260.21 Mean High Water Level MHWL Z 0 +(M 2 +K 1 +O 1 ) 204.83 Mean Sea Level MSL Z 0 119.32 Mean Low Water Level MLWL Z 0 -(M 2 +K 1 +O 1 ) 33.81 Chart Datum Level CDL Z 0 -(M 2 +S 2 +K 1 +O 1 ) -4.3 Lower Low Water Level LLWL Z 0 -(M 2 +S 2 +K 2 +K 1 +O 1 +P 1 ) -21.57 Lowest Astronomical Tide LAT Z 0 -(all constituents) -30.07 Gambar 4.1. Elevasi HHWL, MHWL, MSL, MLWL,CDL, LLWL dan LWL IV - 3

Keterangan: 1. Muka air tertinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut. 2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut. 3. Muka air tertinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun. 4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun. 5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai refrensi untuk elevasi di daratan. 6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran. 9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari. IV - 4

Gambar 4.2. Variasi Elevasi Pasang Surut di Tumumpa IV - 5

Perhitungan untuk menentukan Konstanta Harmonis Pasang Surut dengan metode Admiralty ( Pengamatan 15 hari ) TEMPAT : Lokasi Pengamatan Kelurahan Tumumpa - Kota Manado Northing : 704870 Easting : 168333 PERHITUNGAN KOLOM I TGL. PERTENGAHAN : 24 March 2014 Tanggal Waktu ( jam ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 17-Mar-14 36 36 57 94 139 180 204 205 183 143 98 58 33 30 50 87 134 179 208 214 195 156 108 64 18-Mar-14 34 26 42 77 125 172 207 219 205 168 120 73 39 25 35 67 112 160 197 213 203 170 123 76 19-Mar-14 39 22 30 60 106 157 200 224 220 191 146 96 54 30 29 51 90 138 180 205 206 181 139 91 20-Mar-14 50 25 24 45 86 137 185 218 227 209 170 122 76 44 32 43 73 115 158 190 200 186 152 108 21-Mar-14 65 35 25 37 69 115 164 203 222 217 189 147 102 65 45 44 63 97 135 168 186 183 159 123 22-Mar-14 83 51 34 36 58 95 139 180 207 214 199 168 128 92 66 56 63 85 115 145 166 171 159 133 23-Mar-14 100 70 50 45 56 82 117 154 183 199 197 179 150 119 93 77 74 83 102 124 143 152 149 134 24-Mar-14 112 89 70 61 63 78 101 129 155 174 182 177 162 142 121 104 94 92 98 108 120 129 132 127 25-Mar-14 117 104 91 83 80 84 95 110 127 143 156 162 162 156 146 134 122 113 106 102 101 102 105 109 26-Mar-14 112 113 112 109 105 102 100 102 105 112 121 132 144 154 160 160 154 143 128 111 97 86 82 84 27-Mar-14 93 105 119 129 134 132 123 111 99 92 91 99 114 135 155 171 178 172 155 130 103 80 66 63 28-Mar-14 72 91 115 139 155 160 151 131 107 85 72 71 83 107 138 168 189 194 182 155 119 85 58 46 29-Mar-14 50 71 102 138 167 183 180 159 127 92 64 51 55 76 111 151 185 205 203 180 142 99 61 37 30-Mar-14 33 49 83 126 167 196 204 189 155 112 71 43 35 48 80 124 169 203 215 201 167 120 73 38 31-Mar-14 23 31 61 106 156 198 219 214 185 139 90 50 27 28 53 95 144 188 213 213 187 142 92 48 IV - 6

Langkah langkah pengolahan data dengan menggunakan Metode Admiralty : a. Skema-I Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu smoothing pada data lapangan yang diperoleh dari pengukuran alat, hal ini dilakukan untuk menghilangkan noise, kemudian data tersebut dimasukkan kedalam kolom kolom di skema-i, ke kanan menunjukkan waktu pengamatan dari pukul 00.00 sampai 23.00 dan ke bawah adalah tanggal selama 15 piantan, yaitu mulai tanggal 17 Maret s/d 31 Maret 2014. b. Skema-II Isi tiap kolom kolom pada skema II ini dengan bantuan Tabel 2 yaitu dengan mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada Tabel 2 untuk setiap hari pengamatan. Karena pengali dalam daftar hanya berisi bilangan 1 dan -1 kecuali untuk X4 ada bilangan 0 (nol) yang tidak dimasukkan dalam perkalian, maka lakukan perhitungan dengan menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan dengan 1 dan diisikan pada kolom yang bertanda (+) dibawah kolom X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4. Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan isikan kedalam kolom di bawah tanda (-). IV - 7

DATA PENGAMATAN 1 Data pengamatan disusun menurut - 2 Tabel 4.4 -Skema II- 3 4 -Skema III- 5 Tabel 4.7 -Skema IV- 6 7 Tabel 4.10 -Skema V & VI- 8 10 9 Tabel nilai f, u, -Skema VII & 1 Keterangan: : hasil pekerjaan : tabel : garis kerja : garis konfirmasi dengan tabel : tahap pekerjaan ke-9 9 Gambar 4.3. Diagram Alir Pengolahan Data Pasut dengan Metode Admiralty IV - 8

Tabel 4.3. Skema I Penyusunan Data Pasang Surut TGL JAM PENGAMATAN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 17-Mar-14 36 36 57 94 139 180 204 205 183 143 98 58 33 30 50 87 134 179 208 214 195 156 108 64 18-Mar-14 34 26 42 77 125 172 207 219 205 168 120 73 39 25 35 67 112 160 197 213 203 170 123 76 19-Mar-14 39 22 30 60 106 157 200 224 220 191 146 96 54 30 29 51 90 138 180 205 206 181 139 91 20-Mar-14 50 25 24 45 86 137 185 218 227 209 170 122 76 44 32 43 73 115 158 190 200 186 152 108 21-Mar-14 65 35 25 37 69 115 164 203 222 217 189 147 102 65 45 44 63 97 135 168 186 183 159 123 22-Mar-14 83 51 34 36 58 95 139 180 207 214 199 168 128 92 66 56 63 85 115 145 166 171 159 133 23-Mar-14 100 70 50 45 56 82 117 154 183 199 197 179 150 119 93 77 74 83 102 124 143 152 149 134 24-Mar-14 112 89 70 61 63 78 101 129 155 174 182 177 162 142 121 104 94 92 98 108 120 129 132 127 25-Mar-14 117 104 91 83 80 84 95 110 127 143 156 162 162 156 146 134 122 113 106 102 101 102 105 109 26-Mar-14 112 113 112 109 105 102 100 102 105 112 121 132 144 154 160 160 154 143 128 111 97 86 82 84 27-Mar-14 93 105 119 129 134 132 123 111 99 92 91 99 114 135 155 171 178 172 155 130 103 80 66 63 28-Mar-14 72 91 115 139 155 160 151 131 107 85 72 71 83 107 138 168 189 194 182 155 119 85 58 46 29-Mar-14 50 71 102 138 167 183 180 159 127 92 64 51 55 76 111 151 185 205 203 180 142 99 61 37 30-Mar-14 33 49 83 126 167 196 204 189 155 112 71 43 35 48 80 124 169 203 215 201 167 120 73 38 31-Mar-14 23 31 61 106 156 198 219 214 185 139 90 50 27 28 53 95 144 188 213 213 187 142 92 48 Tabel 4.4. Konstanta Pengali untuk menyusun Skema II JAM PENGAMATAN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 X1-1 -1-1 -1-1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1-1 -1-1 -1-1 -1 Y1-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 X2 1 1 1-1 -1-1 -1-1 -1 1 1 1 1 1 1-1 -1-1 -1-1 -1 1 1 1 Y2 1 1 1 1 1 1-1 -1-1 -1-1 -1 1 1 1 1 1 1-1 -1-1 -1-1 -1 X4 1 0-1 -1 0 1 1 0-1 -1 0 1 1 0-1 -1 0 1 1 0-1 -1 0 1 Y4 1 1 1-1 -1-1 1 1 1-1 -1-1 1 1 1-1 -1-1 1 1 1-1 -1-1 Sumber : (Universitas Sriwijaya, Modul Pengolahan Data Pasang Surut Metode Admiralty tahun 2012). IV - 9

Skema-II Skema-II merupakan perkalian data pengamatan dengan pengali konstanta. Contoh: 17 Maret 2014 untuk X1 (+) dan X1 (-) Perkalian data pengamatan dengan pengali konstanta: 0 = 36 * -1 = -36 12 = 33 * 1 = 33 1 = 36 * -1 = -36 13 = 30 * 1 = 30 2 = 57 * -1 = -57 14 = 50 * 1 = 50 3 = 94 * -1 = -94 15 = 87 * 1 = 87 4 = 139 * -1 = -139 16 = 134 * 1 = 134 5 = 180 * -1 = -180 17 = 179 * 1 = 179 6 = 204 * 1 = 204 18 = 208 * -1 = -208 7 = 205 * 1 = 205 19 = 214 * -1 = -214 8 = 183 * 1 = 183 20 = 195 * -1 = -195 9 = 143 * 1 = 143 21 = 156 * -1 = -156 10 = 98 * 1 = 98 22 = 108 * -1 = -108 11 = 58 * 1 = 58 23 = 64 * -1 = -64 X1 (+) = 204 + 205 + 183 + 143 + 98 + 58 + 33 + 30 + 50 + 87 + 134 + 179 = 1404 X1 (-) = 36 + 36 + 57 + 94 + 139 + 180 + 208 + 214 + 195 + 156 + 108 + 64 = 1487 IV - 10

Tabel 4.5. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema II SKEMA II TGL X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4 + - + - + - + - + - + - 17-Mar-14 1404 1487 1458 1433 869 2022 1055 1836 962 965 1451 1440 18-Mar-14 1430 1458 1420 1468 931 1957 914 1974 958 967 1445 1443 19-Mar-14 1469 1416 1394 1491 1048 1837 806 2079 955 968 1439 1446 20-Mar-14 1514 1361 1377 1498 1198 1677 750 2125 951 966 1429 1446 21-Mar-14 1558 1300 1370 1488 1355 1503 762 2096 948 959 1415 1443 22-Mar-14 1597 1246 1379 1464 1498 1345 847 1996 946 950 1406 1437 23-Mar-14 1625 1207 1400 1432 1592 1240 999 1833 947 942 1405 1427 24-Mar-14 1633 1187 1429 1391 1617 1203 1188 1632 947 934 1407 1413 25-Mar-14 1626 1184 1458 1352 1553 1257 1392 1418 948 927 1417 1393 26-Mar-14 1587 1241 1503 1325 1412 1416 1568 1260 945 941 1438 1390 27-Mar-14 1540 1309 1522 1327 1212 1637 1637 1212 951 948 1442 1407 28-Mar-14 1496 1377 1524 1349 1023 1850 1611 1262 959 956 1451 1422 29-Mar-14 1456 1433 1505 1384 869 2020 1494 1395 964 962 1456 1433 30-Mar-14 1433 1468 1473 1428 785 2116 1313 1588 967 967 1459 1442 31-Mar-14 1432 1470 1430 1472 784 2118 1110 1792 966 968 1454 1448 Skema-III Untuk mengisi kolom kolom pada skema-iii, setiap kolom pada kolom kolom skema-iii merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom kolom pada skema-ii. 1. Untuk Xo (+) pada skema-iii merupakan penjumlahan dari data skema-ii antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 17 s/d 31 Maret 2014. Contoh: X0 17 Maret 2014 = 1404 + 1487 = 2891 X0 18 Maret 2014 = 1430 + 1458 = 2888 2. Untuk X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-), untuk mengatasi hasilnya tidak ada yang negatif maka ditambahkan dengan 2000. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4. Contoh: X1+ = 1404 1487 + 2000 = 1917 Y1+ = 1458 1433 + 2000 = 2025 IV - 11

Tabel 4.6. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema III SKEMA III TGL X0 X1+ Y1+ X2+ Y2+ X4+ Y4+ + 2000 2000 2000 2000 2000 2000 17-Mar-14 2891 1917 2025 847 1219 1997 2011 18-Mar-14 2888 1972 1952 974 940 1991 2002 19-Mar-14 2885 2053 1903 1211 727 1987 1993 20-Mar-14 2875 2153 1879 1521 625 1985 1983 21-Mar-14 2858 2258 1882 1852 666 1989 1972 22-Mar-14 2843 2351 1915 2153 851 1996 1969 23-Mar-14 2832 2418 1968 2352 1166 2005 1978 24-Mar-14 2820 2446 2038 2414 1556 2013 1994 25-Mar-14 2810 2442 2106 2296 1974 2021 2024 26-Mar-14 2828 2346 2178 1996 2308 2004 2048 27-Mar-14 2849 2231 2195 1575 2425 2003 2035 28-Mar-14 2873 2119 2175 1173 2349 2003 2029 29-Mar-14 2889 2023 2121 849 2099 2002 2023 30-Mar-14 2901 1965 2045 669 1725 2000 2017 31-Mar-14 2902 1962 1958 666 1318 1998 2006 Skema-IV Mengisi seluruh kolom kolom pada skema-iv, diisi dengan data setelah penyelesaian skema-iii dibantu dengan daftar 2 (Tabel 4.7) pengali konstanta. Arti indeks pada skema-iv : Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada skema-iii dan indeks 0 pada daftar 2 Indeks 00 untuk Y berarti Yoo, Yo pada skema-iii dan indeks 0 pada daftar 2 Contoh : X0 = 2891*1 = 2891 X1c = 1917*-1 = -1917 Y23 = 1219*0 = 0 X10 = 1917*1 = 1917 Y1c = 2025*-1 = -2025 X2c = 847*-1 = -847 Y10 = 2025*1 = 2025 X20 = 847*1 = 847 Y2c = 1219*-1 = -1219 X12 = 1917*-1 = -1917 Y20 = 1219*1 = 1219 X42 = 1997*-1 = -1997 Y12 = 2025*-1 = -2025 X22 = 847*-1 = -847 Y42 = 2011*-1 = -2011 X1b = 1917*0 = 0 Y22 = 1219*-1 = -1219 X44 = 1997*1 = 1997 Y1b = 2025*0 = 0 X2b = 847*0 = 0 Y44 = 2011*1 = 2011 X13 = 1917*-1 = -1917 Y2b = 1219*0 = 0 X4d = 1997*0 = 0 Y13 = 2025*-1 = -2025 X23 = 847*-1 = -847 Y4d = 2011*0 = 0 IV - 12

Harga Xoo yang diisikan untuk kolom x (tambahan) adalah penjumlahan harga Xo dari skema-iii yang telah dikalikan dengan faktor pengali dari daftar 2 kolom 0, perkalian dilakukan baris per baris. Untuk baris ke 2 ke kolom 0 dari daftar 2, faktor 15 menunjukkan beberapa kali harus dikurangi dengan faktor bilangan tambahan dalam hal ini 2000 begitu seterusnya pegisian di skema-iv. Tabel 4.7. Daftar 2 Konstanta Pengali Skema IV DAFTAR 2 KONSTANTA PENGALI SKEMA IV 0 2 b 3 c 4 d -15 1 0 5 0 1 0 1-1 0-1 -1 1 0 1-1 1-1 -1 1-1 1-1 1-1 -1-1 -1 1-1 1-1 1-1 -1 1 1 1-1 1-1 1 1 1 1 1 1-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1-1 1-1 1-1 1 1-1 1-1 -1-1 1 1-1 -1-1 -1-1 1-1 -1-1 -1-1 1 1-1 -1-1 1-1 1 1-1 -1-1 1 1 1 1-1 0-1 1 1 0 Sumber : (Universitas Sriwijaya, Modul Pengolahan Data Pasang Surut Metode Admiralty tahun 2012). IV - 13

Tabel 4.8. Perhitungan Skema IV SKEMA IV No x x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y 0 10 12 1b 13 1c 20 22 2b 23 2c 42 4b 44 4d 1 2891 1917 2025-1917 -2025 0 0-1917 -2025-1917 -2025 847 1219-847 -1219 0 0-847 -1219-847 -1219-1997 -2011 0 0 1997 2011 0 0 2 2888 1972 1952-1972 -1952 1972 1952-1972 -1952-1972 -1952 974 940-974 -940 974 940-974 -940-974 -940-1991 -2002 1991 2002 1991 2002-1991 -2002 3 2885 2053 1903-2053 -1903 2053 1903-2053 -1903-2053 -1903 1211 727-1211 -727 1211 727-1211 -727-1211 -727-1987 -1993 1987 1993-1987 -1993-1987 -1993 4 2875 2153 1879-2153 -1879 2153 1879-2153 -1879 2153 1879 1521 625-1521 -625 1521 625-1521 -625 1521 625-1985 -1983 1985 1983-1985 -1983-1985 -1983 5 2858 2258 1882 2258 1882 2258 1882-2258 -1882 2258 1882 1852 666 1852 666 1852 666-1852 -666 1852 666 1989 1972 1989 1972-1989 -1972 1989 1972 6 2843 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2153 851 2153 851 2153 851 2153 851 2153 851 1996 1969 1996 1969-1996 -1969 1996 1969 7 2832 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2005 1978 2005 1978 2005 1978 2005 1978 8 2820 2446 2038 2446 2038 0 0 2446 2038 0 0 2414 1556 2414 1556 0 0 2414 1556 0 0 2013 1994 0 0 2013 1994 0 0 9 2810 2442 2106 2442 2106-2442 -2106 2442 2106-2442 -2106 2296 1974 2296 1974-2296 -1974 2296 1974-2296 -1974 2021 2024-2021 -2024 2021 2024-2021 -2024 10 2828 2346 2178 2346 2178-2346 -2178 2346 2178-2346 -2178 1996 2308 1996 2308-1996 -2308 1996 2308-1996 -2308 2004 2048-2004 -2048-2004 -2048-2004 -2048 11 2849 2231 2195 2231 2195-2231 -2195-2231 -2195-2231 -2195 1575 2425 1575 2425-1575 -2425-1575 -2425-1575 -2425 2003 2035-2003 -2035-2003 -2035-2003 -2035 12 2873 2119 2175-2119 -2175-2119 -2175-2119 -2175-2119 -2175 1173 2349-1173 -2349-1173 -2349-1173 -2349-1173 -2349-2003 -2029-2003 -2029-2003 -2029 2003 2029 13 2889 2023 2121-2023 -2121-2023 -2121-2023 -2121 2023 2121 849 2099-849 -2099-849 -2099-849 -2099 849 2099-2002 -2023-2002 -2023-2002 -2023 2002 2023 14 2901 1965 2045-1965 -2045-1965 -2045-1965 -2045 1965 2045 669 1725-669 -1725-669 -1725-669 -1725 669 1725-2000 -2017-2000 -2017 2000 2017 2000 2017 15 2902 1962 1958-1962 -1958 0 0-1962 -1958 1962 1958 666 1318-666 -1318 0 0-666 -1318 666 1318-1998 -2006 0 0 1998 2006 0 0 JUMLAH x x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y 0 10 12 1b 13 1c 20 22 2b 23 2c 42 4b 44 4d ( + ) 42944 32656 30340 16492 14282 13205 11499 12003 10205 15130 13768 22548 21948 14638 10946 10063 4975 11211 7855 10062 8450 14031 14020 11953 11897 14025 14032 11995 11988 ( - ) 16164 16058 13126 12820 20653 20135 15080 14534 7910 11002-8558 12880 11337 14093 10072 11942 15963 16064 12033 12176 15969 16052 11991 12085 IV - 14

Tabel 4.9. Hasil Penyusunan untuk Skema IV INDEX TANDA X Y Ẍ Ÿ TAMBAHAN JUMLAH 0 + 42944 42944 10 + 32656 30340-30000 30000 2656 340 12 + 16492 14282-16164 16058 2328 224-15 ( - ) ( + ) 2000 2000 1b + 13205 11499-13126 12820 79-1321 13 + 12003 10205-20653 20135 1350 70-15 ( - ) ( + ) 10000 10000 1c + 15130 13768-15080 14534 50-766 20 + 22548 21948-30000 30000-7452 -8052 22 + 14638 10946-7910 11002 8728 1944-15 ( - ) ( + ) 2000 2000 2b + 10063 4975-8558 12880 1505-7905 23 + 11211 7855-11337 14093 9874 3762-15 ( - ) ( + ) 10000 10000 2c + 10062 8450-10072 11942-10 -3492 42 + 14031 14020-15963 16064 68-44 -15 ( - ) ( + ) 2000 2000 4b + 11953 11897-12033 12176-80 -279 44 + 14025 14032-15969 16052 56-20 -15 ( - ) ( + ) 2000 2000 4d + 11995 11988-11991 12085 4-97 Skema-V dan Skema-VI : Mengisi kolom kolom pada skema-v dan kolom kolom pada skema-vi dengan bantuan daftar 3a skema-v (Tabel 4.10) mempunyai 10 kolom, kolom kedua disisi pertama kali sesuai dengan perintah pada kolom satu dan angka angkanya dilihat pada skema-v. Untuk kolom 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 dengan melihat angka angka pada kolom 2 dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan kolom yang ada pada daftar 3a. IV - 15

Tabel 4.10. Daftar 3a Faktor Analisa Untuk Pengamatan 15 hari (15 Piantan) So M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 Untuk Skema V X00 1 PR Cos r X10 0.01-0.01 0.01 0.03 1-0.07 0.01 X12 - Y1b - 0.02 0.09-0.01-0.09-0.09 1-0.02 0.02 X13 - Y1c 0.04-0.07 0.01 0.13 0.2-0.59 0.03 X20-0.01-0.15 1 0.29 0.01-0.02 X22 - Y2b 0.01 1-0.14-0.61-0.02-0.03 0.03-0.03 X23 - Y2c - 0.02-0.65 0.25 1 0.03-0.05-0.01 X42 - Y4b 0.01 0.01 0.1 1 X44 - Y4d - 0.01 0.01 0.02 1.01-0.05 Untuk Skema VI Y10-0.01-0.02 1.01-0.08 0.01 0.01 PR Sin r Y12 + X1b 0.05 0.01-0.05-0.12 1.05-0.03 0.01 Y13 + X1c - 0.02-0.02 0.09 0.24-0.65 0.04 0.02 Y20-0.16 1 0.3-0.01 0.02-0.03-0.01 Y22 + X2b 1.04-0.15-0.64 0.02-0.1 0.04-0.02 Y23 + X2c - 0.7 0.26 1.03-0.03 0.09-0.07-0.03 Y42 + X4b 0.02 0.11 1 Y44 + X4d - 0.03 0.01 0.05 1-0.06 Untuk skema VII Deler P 360 175 214 166 217 177 273 280 Untuk skema VII Konstanta p 333 345 327 173 160 307 318 Tabel 4.11. Hasil Penyusunan Skema V dan VI KONSTANTA S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 V X00 = 42944 42944 X10 = 2656 26.56-26.56 26.56 79.68 2656-185.92 26.56 X12-Y1b = 3649-72.98 328.41-36.49-328.41-328.41 3649-72.98 72.98 X13-Y1c = 2116 84.64-148.12 21.16 275.08 423.2-1248.44 63.48 X20 = -7452 74.52 1117.8-7452 -2161.08-74.52 149.04 X22-Y2b = 16633 166.33 16633-2328.62-10146.13-332.66-498.99 498.99-498.99 X23-Y2c = 13366-267.32-8687.9 3341.5 13366 400.98-668.3-133.66 X42-Y4b = 347 3.47 3.47 34.7 347 X44-Y4d = 153-1.53 1.53 3.06 154.53-7.65 JUMLAH 42955.75 9218.57-6426.36 1091.67 2744.59 1715.65 186.02-220.32 VI Y10 = 340-3.4-6.8 343.4-27.2 3.4 3.4 Y12+X1b = 303 15.15 3.03-15.15-36.36 318.15-9.09 3.03 Y13+X1c = 120-2.40-2.40 10.80 28.80-78.00 4.80 2.40 Y20 = -8052 1288.32-8052.00-2415.60 80.52-161.04 241.56 80.52 Y22+X2b = 3449 3586.96-517.35-2207.36 68.98-344.90 137.96-68.98 Y23+X2c = 3752-2626.40 975.52 3864.56-112.56 337.68-262.64-112.56 Y42+X4b = -124-2.48-13.64-124.00 Y44+X4d = -16 0.48-0.16-0.80-16.00 0.96 Y10 = 340-3.4-6.8 343.4-27.2 3.4 3.4 Y12+X1b = 303 15.15 3.03-15.15-36.36 318.15-9.09 3.03 JUMLAH 2259.63-7596.76-770.35 372.78 44.69 86.35-215.23 IV - 16

Tabel 4.12. Skema-VII VII S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 V : PR cos r 42955.75 9218.57-6426.36 1091.67 2744.59 1715.65 186.02-220.32 VI : PR sin r 2259.63-7596.76-770.35 372.78 44.69 86.35-215.23 PR 42955.75 9491.5 9950.3 1336.1 2769.8 1716.2 205.1 308.0 Daftar 3a : P 360 175 214 166 217 177 273 280 Daftar 5 : f 1.03 1.00 1.03 0.90 0.83 1.06 1.03 VII : 1 + W 1.00 1.22 0.95 0.67 1.00 1.00 1.22 V 292.11 0.00 23.29 86.46 205.64 224.22 292.11 Daftar 9 : u 1.075 0.00 1.075 5.115-6.784 2.15 1.075 VIII : w -1.51 10.4-1.23 0.0 0.0-1.51 Daftar 3a : p 333 345 327 173 160 307 318 Daftar 4 : r 13.77 229.77 234.79 367.73 271.49 114.90 404.33 Jumlah = g 639.96 573.26 596.56 631.08 630.35 648.27 1014.01 n x 360 360 360 360 360 360 360 720 PR:((P* f *(1+W)) = A 119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68 0.71 0.88 g 280 213 237 271 270 288 294 Baris 1 untuk V : PR cos r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolom Skema V (Tabel 4.11) untuk masing-masing kolom. Baris 2 untuk VI : PR sin r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom-kolom Skema VI (Tabel 4.11) untuk masing-masing kolom. Baris 3 untuk PR dicari dengan rumus : PR = (PR sin r)2 + (PR cos r)2 Baris 4 untuk P didapat dari daftar 3a untuk masing-masing So, M2, S2, N2, K1, 01, M4, dan MS4. Baris 5 untuk f didapatkan dari daftar ( table node factor f ) atau dengan menggunakan perhitungan berikut ini. Dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan berikut : s = 277,025 + 129,38481 (Y- 1900) + 13,17640 ( D+l ) = 277,025 + 129,38481 (2014-1900) + 13,17640 (76+29) = 16410,41534 IV - 17

h = 280,190 0,23872 (Y- 1900) + 0,98565 ( D+l ) = 280,190 0,23872 (2014-1900) + 0,98565 (76+29 ) = 356,46917 p = 334,385 + 40,66249 (Y- 1900) + 0,11140 ( D+l ) = 334,385 + 40,66249 (2014-1900) + 0,11140 (76+29 ) = 4981,60586 N = 259,157 19,32818 (Y- 1900) 0,05295 ( D+l ) = 259,157 19,32818 (2014-1900) 0,05295 (76+29 ) = -1949,81527 Dimana: Y = tahun dari tanggal tengah pengamatan = 2014 D = jumlah hari yang berlalu dari jam 00.00 pada tanggal 1 januari tahun tersebut sampai jam 00.00 tanggal pertengahan pengamatan. = (Januari = 31) + (Febuari = 28) + (Maret yaitu tanggal tengah pada bulan pengamatan = 17) = 76 l = bagian integral tahun = ¼ (Y-1901) = 1/4 (Y 1901) = 1/4 (2012 1901) = 29 Untuk mencari nilai f pada M2, K2, O1, K1, S2, P1, N2, M4, MS4 menggunakan persamaan yang telah ditentukan : Nilai f : fm2 = 1,0004 0,0373 cos N + 0,0002 cos 2N = 1,0004 0,0373*cos (-1949,81527) + 0,0002*cos (2*-1949,81527) = 1,03 IV - 18

fk2 = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2N 0,0015 cos 3N = 1,0241 + 0,2863*cos (-1949,81527) + 0,0083*cos (2*-1949,81527) 0,0015*cos (3*-1949,81527) = 0,78 fo1 = 1,0089 + 0,1871 cos N + - 0,0147 cos 2N + 0,0014 cos 3N = 1,0089 + 0,1871*cos (-1949,81527) + - 0,0147*cos (2*-1949,81527) + 0,0014*cos (3*-1949,81527) = 0,83 fk1 = 1,0060 + 0,1150 cos N 0,0088 cos 2N + 0,0006 cos 3N = 1,0060 + 0,1150*cos (-1949,81527) 0,0088*cos (2*-1949,81527) + 0,0006*cos (3*-1949,81527) = 0,90 fs2 = 1,0 (Tetap) fp1 = 1,0 (Tetap) fn2 = fm2 fm4 = (fm2) 2 fms4 = fm2 Baris 6 untuk (1+W) ditunggu dulu karena pengisiannya merupakan hasil dari kolom kolom pada skema-viii. Baris 7 untuk V diperoleh dari persamaan berikut : V M2 = -2s + 2h = ((-2*16410,41534)+(2*356,46917)) = -32107,89 IV - 19

Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara menggunakan nilai kelipatan 360. Nilai kelipatan yang digunakan adalah : 90*360 = 32400. Jadi nilai awal ditambah dengan nilai pembantu maka menghasilkan perhitungan : = -32107,89 + 32400 = 292,11 V N2 = -3s + 2h + p = ((-3*16410,41534) + (2*356,46917) + 4981,60586) = -43536,70182 Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara menggunakan nilai kelipatan 360. Nilai kelipatan yang digunakan adalah : 121*360 = 43560. Jadi nilai awal ditambah dengan nilai pembantu maka menghasilkan perhitungan : = -43536,70182 + 43560 = 23,29 V K1 = h + 90 = 356,46917 + 90 = 446,46 Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi kecil dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai Pembantunya yaitu : 1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal dikurangi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : = 446.46 360 = 86,46 IV - 20

V O1 = -2s + h + 270 = (-2*16410,41534) + (356,46917) + (270) = -32194,36 Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu : 90*360 = 32400. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : = -32194,36 + 32400 = 205,64 V K2 = 2h = 2*356,46917 = 712,93 Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu : 1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : = 712,93 360 = 352,93 V S2 = 0 (Tetap) V P1 = -h + 270 = (-356,46917+270) = -86,46 Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu : 1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : = -86,46 + 360 = 273,54 IV - 21

V M4 = 2(V M2) = 2*(-2s +2h) = 2* ((-2*16410,41534)+(2*356,46917)) = -64215,78 Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu : 179*360 = 64440. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : = -64215,78 + 64440 = 224,22 V MS4 = VM2 = -2s +2h = (-2*16410,41534)+(2*356,46917) = -32107,89 Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu 90*360 = 32400. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360 maka menghasilkan perhitungan : = -32107,89 + 32400 = 292,11 Baris 8 untuk nilai u diperoleh dari daftar atau berdasarkan persamaan berikut Pertama dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya pada langkah ke-5. Setelah nilai s, h, p dan N diperoleh maka nilai u pada masing-masing komponen dapat dihitung dengan persamaan berikut: Nilai u : u M2 = -2,14 sin N = (-2,14*sin(-1949,81527)) = 1,075 IV - 22

u K2 = -17,74 sin N + 0,68 sin N 0,04 sin 3N = (-17,74*sin-1949,81527)) + (0,68*sin(-1949,81527)) (0,04*sin(3*-1949,81527)) = 8.617 u K1 = -8,86 sin N + 0,68 sin 2N 0,07 sin 3N = (-8,86*sin(-1949,81527)) + (0,68*sin(2*-1949,81527)) (0,07*sin(3*-1949,81527)) = 5,115 u O1 = 10,80 sin N 1,34 sin 2N + 0,19 sin 3N = (10,8*sin(-1949,81527)) (1,34*sin(2*-1949,81527)) + (0,19*sin(3*-1949,81527)) = -6,784 u S = 0 (Tetap) u P1 = 0 (Tetap) u M4 = 2 (um2) = 2 (-2,14 sin N) = 2 (-2,14*sin(-1949,81527)) = 2 (1,075) = 2,15 IV - 23

u MS4 = u M2 = -2,14 sin N = (-2,14*sin(-1949,81527)) = 1,075 u N2 = u M2 = -2,14 sin N = (-2,14*sin(-1949,81527)) = 1,075 Baris 9 untuk w diperoleh dari skema-viii. Baris 10 untuk p diisi dengan harga p yang ada di daftar 3a sesuai dengan masing-masing kolom. Baris 11 untuk r ditentukan dari : r arctan PR sin r PR cos r, sedangkan untuk harga nya dilihat dari tanda pada masing masing kuadran. Baris 12 untuk g ditentukan dari : g = V + u + w + p + r Baris 13 untuk nx3600 ditentukan dari kelipatan 3600, maksudnya untuk mencari harga kelipatan 3600 terhadap g, besaran tersebut diisikan pada baris ke 13. Misalnya : 1181 maka n x 360 = 3 x 360 = 1080, dan harga ini masih dibawah dari harga 1181, yang diisikan adalah 1080. Baris 14 untuk A ditentukan dengan rumus : A = Baris 15 untuk g o ditentukan dari g o = g (n x 360) PR pf (1+w) IV - 24

Tabel 4.13. Skema VIII: Tabel 4.13 Skema VIII dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4. 2) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1. 3) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2. w dan (1+W), S2, MS4 VIII VII : K1 : V = 86.46 VII : K1 : u = 5.115 Jumlah : V + u = 91.575 Daftar 10 : S2 : w/f = -1.94 Daftar 10 : S2 : W/f = 0.28 daftar 5 : K2 : f = 0.78 w = -1.51 W = 0.22 1 + W = 1.22 w dan (1+W) untuk K1 VII : K1 : 2V = 172.92 VII : K1 : u = 5.115 Jumlah : 2V + u = 178.035 Daftar 10 : K1 : wf = -0.96 Daftar 10 : K1 : Wf = -0.33 Daftar 5 : K1 : f = 0.90 w = -1.23 W = -0.33 1 + W = 0.67 w dan (1+W) untuk N2 VII : M2 : 3V = 876.33 VII : N2 : 2V = 46.58 Selisih (M2-N2) = 109,75 Daftar 10 : N2 : w = 10.4 Daftar 10 : N2 : 1+W = 0.95 Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4 : Baris 1 adalah harga V untuk K1 ; Misal : V = 86,46 Baris 2 adalah harga u untuk K1 ; Misal : u = 5,115 Baris 3 adalah penjumlahan V dan u atau (V + u ) merupakan sudut. Misal : (V + u ) = 86,46 + 5,115 = 91,575 IV - 25

Baris 4 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10. Cara hitungan : (V + u) = 91,575 nilai ini berada diantara sudut 90 dan 100 (bedanya 10), beda antara 91,575-90 = 1,575 Jadi cara interpolasi untuk menghitung w/f adalah : w/f = w/f K 2 sudut 90 + ( 91,575 90 10 = -2,6 + ( 1,575 10 x ( 1,6 (-2,6))) = -2,6 + ( 0,1575 x ( 4,2 )) = -2,6 + ( 0,6615 ) = -1,9385-1,94 x (f K 2 sudut 100 f K 2 sudut 90)) Baris 5 adalah W/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan Tabel nilai w, W dan 1+W. Cara hitungan : (V + u) = 91,575 nilai ini berada diantara sudut 90 dan 100 (bedanya 10), beda antara 91,575-90 = 1,575 Jadi cara interpolasi untuk menghitung W/f adalah : W = W/f K 2 sudut 90 - ( 91,575 90 10 = 0,284 - ( 1,575 10 x (0,284 0,256 )) = 0,284 - ( 0,1575 x 0,028 ) = 0,284 - ( 0,00441 ) = 0,27959 0,28 x (W/f K 2 90 W/f K 2 100)) IV - 26

Baris ke 6 adalah f diperoleh dengan sama dengan seperti skema-vii (Tabel 4.12) Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : w = w/f (baris 5) x f (baris 6). Jadi nilai W = -1,94 * 0,78 = -1,5132-1,51 Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara : W = W/f (baris 5) x f (baris 6). Jadi nilai W = 0,28 * 0,78 = 0,2184 0,22 Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara : 1+W (baris 8). Jadi nilai (1+W) = 1 + (0,22) = 1,22 Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1 : Baris 1 adalah harga 2v untuk K1 (baris ke 7 skema-vii) Misal : 2 * 86,46 = 172,92 Baris 2 adalah harga u untuk K1 (baris ke 8 skema-vii) Misal : 5,115 Baris ke 3 adalah penjumlahan 2V dan U atau (2V + u ) merupakan sudut Misal (2V + u ) = 172,92 + 5,115 = 178,035 Baris 4 adalah wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10. Cara hitungan : (2V + u ) = 178,035 nilai ini berada diantara sudut 170 dan 180 (bedanya 10). Beda antara 178,035-170 = 8,035 IV - 27

Jadi cara interpolasi untuk menghitung wf adalah : Wf = wf K 1 sudut 170 - ( 178,035 170 10 = -4,9 - ( 8,035 10 x (0 (-4,9))) = -4,9 + ( 0,8035 x 4,9 ) = -4,9 + ( 3,93715 ) = -0,96285-0,96 x (wf K 1 sudut 180 wf K 1 sudut 170)) Baris 5 adalah Wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10. Cara hitungan : (2V + u ) = 178,035 nilai ini berada diantara sudut 170 dan 180 (bedanya 10). Beda antara 178,035-170 = 8,035 Jadi cara interpolasi nya untuk menghitung Wf adalah : W/f = Wf K 1 sudut 170 + ( 178,035 170 10 = -0,323 + ( 8,035 10 x ( (-0,331) (-0,323 ))) = -0,323 + ( 0,8035 x -0,008) = -0,323 + ( -0,006428 ) = -0,32943-0,33 x (Wf K 1 sudut 180 Wf K 1 sudut 170)) Baris 6 adalah f diperoleh dengan cara interpolasi, cara interpolasinya sama dengan skema-vii. Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : w = Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara : w = wf (baris 4) w = 0,96 0,78 f (baris 6) w = -1,23 wf (baris 4) f (baris 6) IV - 28

Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara : 1+W (baris 8) Jadi 1 + W = 1 + (-0,33) = 0,67 Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2 : Baris 1 adalah harga 3V untuk M2 (Baris ke 7 skema-vii). Jadi 3V M2= 3 x 292,11 = 876,33 Baris 2 adalah harga 2V untuk N2 (Baris ke 7 skema-vii). Jadi 2V untuk N2 = 2 x 23,29 = 46,58 Baris 3 adalah selisih 3V dan 2V atau ( 3V 2V) merupakan sudut. Jadi ( 3V 2V) = 876,33 46,58 = 829,75 Bab IV Hasil dan Analisis Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi kecil dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai Pembantunya yaitu : 2*360 = 720. Jadi nilai hasil awal dikurangi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan perhitungan : 829,75 720 = 109,75 Baris 4 adalah w diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10. Cara hitungan : (M2 - N2) = 109,75 nilai ini berada diantara sudut 100 dan 110 (beda nya 10). Beda antara 109,75 100 = 9,75 Jadi cara interpolasi untuk menghitung w adalah : w = w sudut 100 + ( 9,75) 10 = 10,6+ ( 0,975 x ( 10,4 10,6 )) = 10,6 + ( -0,195 ) = 10,405 10,4 x (w sudut 110 w sudut 100)) Baris 5 adalah 1+ W diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10. Cara hitungan : IV - 29

(3V -2V) = 109,75 nilai ini berada diantara sudut 100 dan 110 (beda nya 10). Beda antara 109,75 100 = 9,75 Jadi cara interpolasi untuk menghitung w adalah : 1 + W = + W sudut 100 + ( 9,75 10 = 0,984 + ( 0,975 x ( 0,953 0,984 )) = 0,984 + ( -0,030225 ) = 0,95377 0,95 x ( (1+ W sudut 110) (1+ W sudut 100))) Setelah selesai pindahkan harga amplitude (A) dan kelambatan fase (g o ) untuk setiap komponen dari skema-vii ke hasil terakhir dengan nilai pembulatan. HASIL AKHIR S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1 A cm 119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68 0.71 0.88 10.28 6.99 g 280 213 237 271 270 288 294 213 271 IV - 30

Penentuan Air Rendah dan Air Tinggi Menengah Dengan analisa pasang surut metoda Admiralty ini dapat ditentukan besarnya tinggi muka air rata-rata dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan rumus : Ho = 119,32 cm dimana : Ho = kedudukan muka air rata-rata terhadap skala nol palem Gerakan pasang surut laut dipengaruhi 5 komponen harmonik pasang surut yang paling dominan, yaitu : M2 = komponen pasut harian ganda yang dipengaruhi bulan dengan periode 12.4 jam N2 = komponen pasut harian ganda pengaruh eliptis bulan dengan periode 12.6 jam S2 = komponen pasut harian ganda yang dipengaruhi matahari periode 12 jam O1 = komponen pasut harian tunggal yang dipengaruhi deklinasi bulan dengan periode 25.82 jam K1 = komponen pasut harian tunggal yang dipengaruhi deklinasi matahari dengan periode 23.93 jam Pengaruh dari kelima komponen di atas akan mengakibatkan terjadinya air rendah menengah dan air tinggi menengah. Didefinisikan bahwa : H = A(M2) + A(N2) + A(S2) + A(01) + A(K1) = 130,53 cm IV - 31

Kedudukan air tinggi menengah (ATM): ATM = Ho + H = 249,85 cm Kedudukan air rendah menengah (ARM): ARM = Ho - H = -11,21 cm Dengan menggunakan rumus diatas didapat kedudukan Air Rendah Menengah sebesar -11,21 cm terhadap skala nol palem. Dan sebagai faktor keamanan ditambah sebesar +1.21 cm sehingga didapat ARM definitif sebesar -10 cm. Kedudukan Air Tinggi Menengah dari hitungan didapat sebesar +249,85cm terhadap skala nol palem, dan ditambah faktor keamanan sebesar -4,85 cm didapat ATM definitif sebesar +245 cm. Kedudukan Air Tinggi Menengah (HWL) adalah +255 cm terhadap kedudukan Air Rendah Menengah ( LWL ± 0.00 ). Sedangkan untuk indeks Formzhal (F) dapat dilihat hasilnya sebagai berikut: F AK AM 1 AO1 AS 2 2 Dimana : O 1 = Ampitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan K 1 = Ampitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan surya M 2 = Ampitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan IV - 32

S 2 = Ampitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik surya Dimana nilai Formzahl : F F = 0.00 0.25 ; pasut bertipe ganda (semi diurnal) = 0.26 1.50 ; pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol (mixed, mainly semi diurnal) F = 1.51 3.00 ; pasut bertipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol (mixed, mainly diurnal) F > 3.00 ; pasut bertipe ( diurnal) Lokasi Indeks Formzhal Tipe Pasang surut Bersifat campuran dengan tipe ganda Tumumpa 0.37 yang menonjol Tabel 4.14. Indeks Formzhal Sifat dari pasang surut di ketiga lokasi ini sama dikarenakan masih di dalam satu wilayah perairan laut dan pantai. Pasang dan surut yang teradi di kedua lokasi ini menunjukkan di dalam satu hari (24 jam) terjadi 2 (dua) kali pasang dan surut akan tetapi diselingi juga pada saat umur bulan kuartir (perbani) hanya terjadi sekali pasang dan surut. Sehingga dari indeks Formzhal di dapatkan bahwa tipe pasang surutnya adalah bersifat campuran. Data-data di atas menunjukan bahwa Pasang surut di Tumumpa sebagai berikut: HWS (muka air tertinggi) MSL (muka air rata-rata) LWS (muka air terendah) = 2 (M2+S2+K1+O1) = + 2,4724 m = 2,5 m = S0 = + 1,1932 m = 1,193 m = 0 m IV - 33

4.3.2 Analisis data Angin Data angin yang diperlukan adalah data arah dan kecepatan angin. Data tersebut didapatkan dari BMKG Jakarta Pusat Tahun 2007-2013. Adapun langkah-langkah untuk mencari kecepatan dan arah angin dominan adalah sebagai berikut : 1. Penggolongan berdasarkan jumlah kecepatan dan arah angin tiap tahun. Dalam perhitungan disini dihitung komulatif 3 tahun seperti dilihat dalam tabel 5.2 2. Dari tabel 5.2 dapat dicari prosentase masing-masing arah dan kecepatan angin seperti dilihat dalam tabel 5.3 Gambar Wind Rose (mawar angin) untuk masing-masing arah dan kecepatan sesuai dengan prosentase yang telah dicari, dapat dilihat pada gambar 5.1. IV - 34

Tabel 4.15. Kecepatan Angin Rata-Rata/Maksimum Bulanan (knot). 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 BULAN Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Knot Ratarata. Knot Arah Angin Max (... ) Januari 10,34 5,95 49,63 13,81 6,77 59,25 11,91 5,51 266,48 10,04 4,77 275,75 9,97 3,99 275,62 10,07 4,53 312,65 15,45 5,90 276,74 Februari 9,59 5,35 52,90 10,44 5,06 32,58 12,65 5,12 271,50 10,34 6,08 41,04 14,39 5,14 240,95 10,66 4,61 9,35 12,69 5,86 268,34 Maret 10,48 4,88 50,06 10,92 5,35 249,16 9,04 4,05 263,28 9,61 5,08 359,75 14,40 4,03 258,51 10,22 5,03 288,89 10,30 4,51 2,25 April 8,62 3,89 34,07 8,22 3,96 242,67 8,86 4,45 281,09 10,05 3,84 55,73 11,78 4,40 270,37 7,04 2,50 43,68 8,36 3,40 227,06 Mei 7,23 4,08 206,31 10,17 5,28 181,94 10,42 3,83 229,85 9,55 4,20 87,99 10,68 4,28 224,52 8,32 3,41 232,68 10,50 3,67 285,71 Juni 13,17 4,54 238,55 12,44 5,40 176,70 10,51 5,52 172,14 7,62 3,98 166,17 14,99 5,85 163,22 13,54 5,08 257,96 7,82 3,12 257,41 Juli 11,49 6,97 156,25 12,55 5,95 153,58 12,48 6,03 178,50 7,31 3,35 193,85 13,20 7,69 154,91 13,17 4,54 233,30 11,42 4,26 280,00 Agustus 11,71 7,15 174,24 12,53 6,53 155,68 13,36 6,82 176,54 9,37 3,91 157,10 16,85 8,32 160,51 11,70 6,30 169,17 10,39 5,77 250,17 September 10,82 6,00 177,39 9,35 4,57 166,88 10,95 5,48 176,26 7,49 3,82 108,52 13,99 5,16 175,61 9,63 4,04 175,07 8,76 4,71 167,20 Oktober 8,79 4,07 171,29 8,89 4,18 183,70 9,32 3,90 228,83 8,52 3,02 120,12 9,11 3,84 112,49 9,09 4,06 168,63 9,14 3,63 195,81 November 10,94 4,65 244,25 11,70 4,15 76,83 10,86 5,13 284,53 7,19 3,06 76,64 6,92 2,92 48,21 8,37 3,63 245,60 8,37 3,45 241,21 Desember 12,04 4,23 65,44 11,40 4,40 266,42 9,11 3,84 328,38 12,67 4,50 281,06 10,21 4,54 311,26 8,11 3,91 47,90 9,56 4,18 258,78 IV - 35

Interval waktu catatan yang diperoleh dari BMKG Jakarta Pusat adalah dari tahun 2007-2013. Arah angin dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut). Kecepatan dinyatakan dalam satuan knot, di mana 1 knot sama dengan 1,852 km/jam. Tabel 4.5. (Arah Angin Maksimum) menyajikan statistik data angin bulanan maksimum untuk kurun waktu total 7 tahunan. Statistik angin bulanan untuk mengetahui perilaku angin (dan gelombang yang ditimbulkan nantinya) menurut bulan kejadiannya. Pengolahan data angin yang dilakukan adalah sebagai berikut: Kecepatan angin dinyatakan dalam knot, dikelompokkan dalam 5 interval, yaitu kecepatan < 13 knot, 14-15 knot, 16-20 knot, 21-26 knot dan kecepatan > 27 knot. Diadakan pemilahan data berdasarkan arah (delapan penjuru angin) dan kecepatan angin (lima kelompok kecepatan tersebut di atas). Dengan demikian terbentuk matriks yang barisnya berupa delapan penjuru angin, sedangkan kolomnya berupa interval kecepatan angin. Elemen matriks ini menyatakan jumlah kejadian angin bulanan maksimum yang bertiup dari arah tertentu dengan kecepatan tertentu. Jumlah kejadian dalam matriks tersebut di atas dengan mudah dapat dikonversikan ke prosentase. Apabila elemen IV - 36

matriks dinyatakan dalam prosentase, matriksnya disebut tabel "mawar angin". Mawar angin-nya sendiri merupakan visualisasi dari tabel windrose. Sebagai ringkasan atas statistik data angin, disajikan ikhtisar berikut ini dengan pengertian bahwa ikhtisar ini diperoleh dari data selama 7 tahun. Tabel 4.16. Data persentase arah kecepatan angin periode 7 tahunan Kec. angin Knot 360 Utara 45 Timur Laut 90 Timur 135 Tenggara 180 Selatan 225 Barat Daya 270 Barat 315 Barat Laut Total % 1-4 - - - - - - - - 0 5-7 1.19 3.57 2.38-4.76 1.19 2.38 1.19 16.67 8-11 8.33 5.95 1.19-13.09 15.48 5.95 10.71 60.71 12-17 - 1.19 - - 11.90 5.95 3.57-22.62 18-21 - - - - - - - - - 22 - - - - - - - - - Total % 9.52 10.71 3.57 0 29.76 22.62 11.90 11.90 100 Gambar 4.4. Wind Rose IV - 37

Berdasarkan data diatas didapatkan kecepatan angin maksimum di lokasi rencana adalah pada arah 180 (Selatan) dengan presentase 29.67% dengan kecepatan maksimum 16,85 knot = 8,661 m/s (1 knot = 0,5144 m/s) terjadi pada bulam Agustus tahun 2011. Gambar 4.5. Data BMKG Kecepatan Angin pada Bulan Agustus 2011 Dari data di atas Kecepatan Angin (BMKG) Angin dominan = dari arah Selatan Tenggara Angin maksimum = 16,85 knot = 8.661 m/s dari arah Selatan Tenggara 4.3.3 Perhitungan Gelombang dengan Berdasarkan Panjang Fetch Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan gelombang angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. IV - 38

Besarnya fetch dapat dicari dengan menggunakan persamaan : Bab IV Hasil dan Analisis F eff = Σ Xi Cos a Σ Cos a Keterangan : F eff Xi = Fetch rerata efektif = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik pengamatan gelombang ke ujung akhir fetch α = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6º sampai sudut sebesar 42º pada kedua sisi dari arah angin. Pada perhitungan disini menggunakan program Google Earth untuk menentukan sudut dan panjang segmen fetch yang ditentukan. Sesuai dengan arah dominan angin dan gelombang, maka untuk perhitungan fetch menggunakan arah selatan. Penggambaran panjang Fetch untuk arah selatan dapat dilihat di lampiran. Berikut Kami sajikan contoh penggambaran panjang Fetch untuk arah selatan : Gambar 4.6. Panjang Fetch Arah Selatan IV - 39

Tabel 4.17. Perhitungan Panjang Fetch Arah Selatan Bab IV Hasil dan Analisis PERHITUNGAN FETCH RERATA EFEKTIF Arah Utama Sudut Cos ɑ Xi (km) Xi. Cos ɑ Feff (km) -42 0.743 0.470 0.349-36 0.809 0.580 0.469-30 0.866 0.690 0.598-24 0.914 0.820 0.749-18 0.951 1.000 0.951-12 0.978 1.160 1.134-6 0.995 1.620 1.612 Selatan 0 1.000 2.230 2.230 3.402 6 0.995 2.480 2.468 12 0.978 3.930 3.844 18 0.951 4.230 4.023 24 0.914 7.700 7.038 30 0.866 7.960 6.893 36 0.809 8.460 6.844 42 0.743 9.100 6.761 JUMLAH 13.512 45.963 F eff = Σ Xi Cos a = 45.963 = 3.402 km Σ Cos a 13.512 Adapun perhitungan Tinggi (H) dan Periode gelombang (T) berdasarkan fetch, dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan dalam 1 tahunnya (dalam perhitungan kali ini, digunakan data angin tahun 2011) dicari nilai RL dengan menggunakan Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin Laut dan di Darat (lihat lampiran). Misal pada bulan Agustus 2011 untuk arah Selatan, kecepatan angin = 16.85 knot, maka UL = 16.85 knot x 0,514 = 8,661 m/det. IV - 40

Berdasarkan grafik Hubungan antara Kecepatan Angin Laut (UW) dan di Darat (UL) sebagai berikut : Gambar 4.7. Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin Laut (UW) dan di Darat (UL) didapat nilai RL = 1,2 1. Hitung U W dengan rumus UW = UL x RL = 8,661 x 1,208 = 10,462 m/dt 2. Hitung U A dengan rumus UA = 0,71 x UW 1,23 = 0,71 x 10,462 1,23 = 12,747 m/dt Dari nilai U A dan fetch, tinggi periode gelombang dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang. IV - 41

Gambar 4.8. Grafik peramalan gelombong IV - 42

UA = 12,746 m/dt Fetch = 3,402 km Maka dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode gelombang sebagai berikut: Tinggi gelombang (H) = 0,375 m Periode gelombang (T) = 2,15 dt Perhitungan tinggi dan periode gelombang selengkapnya dapat dilihat pada tabel perhitungan tinggi dan periode gelombang. Dari langkah-langkah perhitungan di atas digunakan untuk perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan dan perhitungan time series gelombang. 1. Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan Data yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi dan periode gelombang signifikan yaitu data kecepatan angin selama 7 tahun (2007-2013). Kecepatan angin yang digunakan merupakan kecepatan angin maksimum tiap bulan yang berasal dari arah angin paling dominan yaitu dari Selatan. Tinggi dan periode gelombang signifikan digunakan untuk perencanaan elevasi dermaga. Gelombang signifikan (H ) yaitu H atau 1/3 S 33 nilai tertinggi dari hasil perhitungan gelombang yang telah diurutkan, begitu pula dengan periodenya. IV - 43

Tabel 4.18. Tinggi dan periode gelombang yang telah diurutkan. No H T No H T No H T 1 0,375 2,150 31 0,253 1.893 61 0,213 1.790 2 0,340 2,090 32 0,251 1.889 62 0,212 1.789 3 0,325 2,041 33 0,249 1.885 63 0,211 1.788 4 0,320 2,022 34 0,247 1.881 64 0,210 1.787 5 0,309 2,012 35 0,246 1.879 65 0,208 1.785 6 0,305 2,005 36 0,244 1.867 66 0,207 1.784 7 0,302 2,002 37 0,243 1.865 67 0,206 1.782 8 0,300 2,000 38 0,242 1.853 68 0,205 1.781 9 0,295 1,995 39 0,24 1.847 69 0,202 1.779 10 0,291 1,991 40 0,239 1.845 70 0,2 1.765 11 0,291 1,991 41 0,237 1.841 71 0,197 1.756 12 0,290 1,990 42 0,236 1.839 72 0,196 1.760 13 0,285 1,972 43 0,236 1.837 73 0,194 1.753 14 0,284 1,971 44 0,236 1.836 74 0,194 1.753 15 0,280 1,968 45 0,234 1.832 75 0,193 1.748 16 0,276 1,964 46 0,233 1.830 76 0,191 1.731 17 0,275 1,963 47 0,232 1.829 77 0,186 1.708 18 0,272 1,960 48 0,230 1.824 78 0,180 1.695 19 0,270 1,958 49 0,229 1.822 79 0,177 1.688 20 0,267 1,934 50 0,229 1.821 80 0,175 1.661 21 0,265 1,922 51 0,228 1.817 81 0,174 1.653 22 0,264 1,920 52 0,227 1.814 82 0,172 1.644 23 0,264 1,920 53 0,226 1.813 83 0,170 1.629 24 0,263 1,918 54 0,225 1.812 84 0,165 1.618 25 0,263 1,918 55 0,224 1.810 26 0,262 1,909 56 0,223 1.807 27 0,261 1,907 57 0,220 1.800 28 0,260 1,901 58 0,219 1.799 29 0,255 1.898 59 0.218 1.796 30 0,254 1.896 60 0,214 1.791 IV - 44

N= 1/3X 84= 28 data Tabel 4.19. Tinggi dan periode Gelombang Signifikan H T 0.280 1.968 0.375 2.150 0.276 1.964 0.340 2.090 0.275 1.963 0.325 2.041 0.272 1.960 0.320 2.022 0.270 1.958 0.309 2.012 0.267 1.934 0.305 2.005 0.265 1.922 0.302 2.002 0.264 1.920 0.300 2.000 0.264 1.920 0.295 1.995 0.263 1.918 0.291 1.991 0.263 1.918 0.291 1.991 0.262 1.909 0.290 1.990 0.261 1.907 0.285 1.972 0.260 1.901 0.284 1.971 = 8.054 = 55.294 H 33 = 8.054 28 T 33 = 55.294 28 = 0.288 m = 1.975 detik 4.4 Tinjauan Dimensi Dermaga Dimensi suatu pelabuhan ditentukan berdasarkan panjang dan lebar dermaga, kedalaman kolam pelabuhan dan luas daerah pendukung operasinya. Semua ukuran ini menentukan kemampuan pelabuhan dalam penanganan kapal dan barang. Berikut ini adalah pembahasan mengenai tipe, ukuran, bentuk, lokasi dan fasilitas laut Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa. IV - 45

4.5 Tipe Dermaga Berdasarkan kondisi batimetri di lokasi rencana pelabuhan, kedalaman yang diperlukan agar kapal 150 GT dapat beroperasi dengan baik berjarak sekitar ±30 m dari tepi pantai. Kondisi batimetri di lokasi rencana dermaga memiliki kemiringan dasar laut yang landai dan dangkal, dengan kondisi demikian tipe dermaga yang direncanakan Jetty membentuk sudut terhadap garis pantai. 4.6 Penentuan Tinggi Elevasi Dermaga Untuk kebutuhan tinggi elevasi dermaga disesuaikan dengan kondisi muka air rencana pasang surut daerah setempat ditambah dengan suatu angka kebebasan agar tidak terjadi limpasan (Overtopping) pada keadaan gelombang saat pasang tertinggi. Untuk menghitung elevasi dermaga, digunakan rumus sebagai berikut: Elevasi Dermaga = HWS + 1/2H S + Freeboard (Petunjuk Perencanaan Fasilitas Laut Pelabuhan Perikanan, untuk dermaga yang relatif tidak terkena pengaruh gelombang) Keterangan: Elevasi dermaga HWS Hs Freeboard = Tinggi dek dermaga (m) dari LWS = Muka air tertinggi (m) dari LWS = Tinggi gelombang recana (m) = Tinggi jagaan = 0,10 0,50 m IV - 46

Sehingga diperoleh tinggi elevasi Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa sesuai kebutuhan dengan mengasumsikan ketinggian gelombang pada daerah kolam pelabuhan setengah dari tinggi gelombang maksimum yang terjadi pada perairan laut sekitar Tumumpa adalah: Elevasi Dermaga = 2,50 + ½(0,288) + 0,5 = 3.144 4 m 4.7 Panjang Dermaga Kebutuhan panjang dermaga disesuaikan dengan kebutuhan pelabuhan. Perhitungan kebutuhan panjang dermaga berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Kepelabuhanan Perikanan adalah: Keterangan: N. h. n L d = (L k + s) d L d L k s N h n d = Panjang dermaga (m) = Panjang kapal (m) = Jarak antar kapal (m) = jumlah fishing trip/tahun = lama kapal di dermaga (jam) = jumlah kapal = lama fishing trip/tahun (hari) IV - 47

Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa dengan asumsi bahwa jumlah kapal yang akan sandar maksimum 1 buah 150 GRT dengan data sebagai berikut: L k = 30,00 m s = 1,5 m N = 2100 trip untuk 75 kapal (1 kapal = 28 trip) h = 24 jam n = 75 kapal setahun (diambil untuk 1 kapal) d = 7 hari (168 jam) (Data: Laporan Tahunan Balai PPP Sulawesi Utara, Pelabuhan Perikanan Tumumpa tahun 2014). sehingga panjang dermaga yang dibutuhkan adalah: L d = (30 + 1,5) 28.24.1 168 = 126 m 4.8 Lebar Dermaga Penentuan lebar dermaga disesuaikan dengan kebutuhan untuk sirkulasi dan aktifitas tetapi tidak kurang dari 4 m untuk dermaga jenis jetty dan pier serta tidak kurang dari 2 m untuk dermaga jenis wharf. Desain dermaga Perikanan Tumumpa adalah tipe jetty dengan rencana lebar dermaga 8 m. IV - 48