ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

Pengertian Pasang Surut

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

BAB 2 DATA DAN METODA

PENDAHULUAN. I.2 Tujuan

BAB III 3. METODOLOGI

PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PASANG SURUT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM 6 PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT MENGGUNAKAN METODE ADMIRALTY

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

BAB II LANDASAN TEORI SUNGAI DAN PASANG SURUT

PENGARUH SIMULASI AWAL DATA PENGAMATAN TERHADAP EFEKTIVITAS PREDIKSI PASANG SURUT METODE ADMIRALTY (STUDI KASUS PELABUHAN DUMAI)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI FISIKA PANTAI PANDAN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. By Sakkeus Harahap 1), Mubarak 2), Musrifin Galib 2) ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN PASANG SURUT SEBAGAI DATA PENDUKUNG DALAM PENATAAN KAWASAN DAERAH PESISIR TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

II TINJAUAN PUSTAKA Pas Pa ang Surut Teor 1 Te Pembentukan Pasut a. Teor i Kesetimbangan

STUDI KARAKTERISTIK DAN PERAMALAN PASANG SURUT PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN Andhita Pipiet Christianti *), Heryoso Setiyono *), Azis Rifai *)

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

Karakteristik Pasang Surut di Alur Pelayaran Sungai Musi Menggunakan Metode Admiralty

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

PENGARUH PASANG SURUT PADA PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN DI TELUK MANADO. Royke M. Rampengan (Diterima Tanggal 15 September 2009) ABSTRACT PENDAHULUAN

PEMETAAN POLA DAN KECEPATAN ARUS PASANG SURUT DAN BATIMETRI PERAIRAN PULAU MUDA MUARA SUNGAI KAMPAR KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

ANALISIS DATA ARUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF FLOW DATA ON ESTUARINE BANYUASIN RIVER IN SOUTH SUMATERA

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2009, hlm ISSN

STUDI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN KENDAL

Analisis Pasang Surut Di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode Admiralty

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

ANALISIS PASANG SURUT DI PANTAI NUANGAN (DESA IYOK) BOLTIM DENGAN METODE ADMIRALTY

ANALISIS PASANG SURUT DI PULAU KARAMPUANG, PROVINSI SULAWESI BARAT Tide Analysis in Karampuang Island of West Sulawesi Province SUDIRMAN ADIBRATA

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

Bathymetry Mapping and Tide Analysis for Determining Floor Elevation and 136 Dock Length at the Mahakam River Estuary, Sanga-Sanga, East Kalimantan

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

PERAMALAN PASANG DI PERAIRAN PULAU KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA, MENGGUNAKAN PROGRAM WORLDTIDES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PASANG SURUT AIR LAUT TIPE MIXED TIDES PREVAILING DIURNAL (PELABUHAN TANJUNG MAS SEMARANG) UNTUK PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty

Online di :

BAB I PENDAHULUAN I.1.

SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Shatya Angga B., Iwan Suyatna dan Adnan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

ANALISIS SURUT ASTRONOMIS TERENDAH DI PERAIRAN SABANG, SIBOLGA, PADANG, CILACAP, DAN BENOA MENGGUNAKAN SUPERPOSISI KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT

III-11. Gambar III.13 Pengukuran arus transek pada kondisi menuju surut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. mengkaji penelitian/skripsi sebelumnya yang sama dengan kajian penelitian

BAB III PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

Studi Tipe Pasang Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

STUDI KARAKTERISTIK POLA ARUS DI PERAIRAN SELAT LAMPA, KABUPATEN NATUNA, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KARAKTERISTIK NON-HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SEKITAR KOTA BITUNG

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang langsung bertemu dengan laut, sedangkan estuari adalah bagian dari sungai

ANALISIS PASANG SURUT DI DERMAGA SUNGAI ENAM KIJANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ABSTRAK

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI DELTA MAHAKAM (STUDI KASUS DI BEKAPAI DAN TUNU)

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KARAKTERISTIK DAN KINERJA HIDRO OCEANOGRAFI PANTAI (Study Kasus Pantai Inobonto)

PEMBUATAN PETA CO-TIDAL PERAIRAN ALKI I. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Transkripsi:

: 48-55 ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI Musrifin 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Universitas Raiu Diterima : 5 April 2011 Disetujui : 14 April 2011 ABSTRACT Tidal analyze have been conducted at Sungai Mesjid Estuary by the end of 2007. Fortnightly tidal range was measured by peil-schall. Harmonic Admiralty analyze was applied to find out the Formzahl number. Average tidal range was 2,3 meter, mean low water level (MLWL) 0,39 meters and mean high water level (MHWL) was 2,7 meters. Based on Formzahl number F = 0,43 the type of tidal is mixed predominantly semidiurnal. Flood and ebb tide occur twice a day where one tidal range is different in height from the other. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant PENDAHULUAN Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh dan ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi surut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut tinggi dan lembah gelombang disebut rendah. Perbedaan vertikal antara tinggi dan rendah disebut rentang surut (tidal range). Pasang surut sering disingkat dengan pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari, dimana matahari mempunyai massa 27 juta kali lebih besar dibandingkan dengan bulan, tetapi jaraknya sangat jauh dari bumi (rata-rata 149,6 juta km) sedangkan bulan sebagai satelit bumi berjarak (rata-rata 381.160 km). Dalam mekanika alam semesta jarak sangat menentukan dibandingkan dengan massa, oleh sebab itu bulan lebih mempunyai peran besar dibandingkan matahari dalam menentukan pasut. Secara perhitungan matematis daya tarik bulan 2,25 kali lebih kuat dibandingkan matahari. Periode surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode surut bervariasi

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 49 antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat tersebut terjadi tinggi yang sangat tinggi dan rendah yang sangat rendah. Pasang purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat tersebut terjadi tinggi yang rendah dan rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pada saat bulan ¼ dan ¾. Tipe surut ditentukan oleh frekuensi air dengan surut setiap harinya. Suatu perairan mengalami satu kali dan satu kali surut dalam satu hari, kawasan tersebut dikatakan bertipe surut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe surutnya disebut tipe harian ganda (semi diurnal tides). Tipe surut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe surut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal. Selain dengan melihat data surut yang diplot dalam bentuk grafik, tipe surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan formzahl (F).Karena sifat surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk meramalkan surut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen pembangkit surut. Komponen-komponen utama surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Bulan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam 51 menit, dengan demikian tiap siklus surut mengalami kemunduran 51 menit setiap harinya. Untuk menentukan jenis surut pada suatu daerah maka perlu dilakukan analisa surut. Analisa surut memerlukan data amplitudo dan tinggi surut selama dua minggu yaitu satu siklus surut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa surut dengan menggunakan metode Admiralty. Kemudian menentukan jenis surut di perairan muara Sungai Masjid. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat terutama bagi pengguna perairan ini dalam pelayaran atau transportasi. BAHAN DAN METODA Pengamatan surut dilakukan dengan menggunakan papan berskala (peil schall) dengan selang pembacaan pada rambu ukur setiap 1 jam dalam 24 jam dan dilakukan selama 15 hari. Pengamatan ini bertujuan untuk menghitung kedudukan air tertinggi (high water spring) dan ketinggian rata-rata permukaan (low water spring) sebagai faktor koreksi nilai kedalaman perairan. Perhitungan data surut menggunakan metode British Admiralty yang pengolahannya memakai program Admiralty untuk mengetahui nilai konstanta harmonik dari data surut yang keluarannya berupa grafis sinusoidal tipe

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 50 surut Pengukuran tinggi surut merujuk dengan ramalan surut yang diterbitkan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL Tahun 2007 untuk daerah Dumai (Dermaga Caltex) yang diperoleh dari Pertamina UP II Kota Dumai. Komponen surut digunakan untuk menentukan surut yang didasarkan pada bilangan formzahl yang dinyatakan dalam rumus: F O1 K1 M S 2 2 dimana : F = adalah bilangan formzahl K 1 = konstanta oleh deklinasi bulan dan matahari O 1 = konstanta oleh deklinasi bulan M 2 = konstanta oleh bulan S 2 = konstanta oleh matahari Klasifikasi sifat surut di lokasi tersebut adalah: F<0,25 = semi diurnal 0,25<F<1,5 = campuran condong semi diurnal 1,5<F<3,0 = campuran condong diurnal F>3,0 = diurnal Untuk menentukan tinggi muka air surut digunakan rumus: Range pasut atau rata-rata selisih antara kedudukan air tinggi dan kedudukan air rendah adalah : Range = 2(M2+S2) Mean Low Water Level (MLWL) atau kedudukan rata-rata air tinggi adalah : MLW = MSL (Range/2) Mean High Water Level (MHWL) adalah : MHW = MSL + (Range/2) HASIL DAN PEMBAHASAN Perairan di sekitar Muara Sungai Mesjid merupakan daerah yang masih dipengaruhi fenomena surut. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran surut di Perairan Muara Sungai Mesjid yang digunakan untuk mengetahui tipe surut dan beberapa elevasi muka air laut. Tinggi surut di Perairan Muara Sungai Mesjid dapat dilihat pada Tabel 1.

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 51 Tabel 1. Tinggi surut di perairan muara sungai mesjid No Tanggal Kisaran (cm) Tinggi Pasut (cm) Minimal Maksimal Minimal Maksimal 1 3/12/07 (23 Dzulqaidah 1428 H) 110-173 99-165 63 66 2 4/12/07 (24 Dzulqaidah 1428 H) 110-141 103-181 31 78 3 5/12/07 (25 Dzulqaidah 1428 H) 108-150 38-116 42 78 4 6/12/07 (26 Dzulqaidah 1428 H 138-270 70-230 132 160 5 7/12/07 (27 Dzulqaidah 1428 H) 106-268 68-236 162 168 6 8/12/07 (28 Dzulqaidah 1428 H) 65-225 85-250 160 165 7 9/12/07 (29 Dzulqaidah 1428 H) 91-241 48-275 150 227 8 10/12/07(30Dzulqaidah 1428 H) 89-256 21-293 167 272 9 11/12/07 (1 Dzulhijjah 1428 H) 59-260 14-249 201 235 10 12/12/07 (2 Dzulhijjah 1428 H) 93-271 20-297 178 277 11 13/12/07 (3 Dzulhijjah 1428 H) 83-240 9-279 157 270 12 14/12/07 (4 Dzulhijjah 1428 H) 85-263 21-275 178 254 13 15/12/07 (5 Dzulhijjah 1428 H) 86-248 21-260 162 239 14 16/12/07 (6 Dzulhijjah 1428 H) 79-255 33-256 176 223 15 17/12/07 (7 Dzulhijjah 1428 H) 31-168 30-204 137 174 Harmonik Pasang Surut menggunakan metoda Admiralty. Harga amplitudo dan fase komponen-komponen utama surut M2, S2, K1, 01, MS4, M4, K2 dan P1 dari hasil pengukuran selama ½ bulanan (15 hari) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil akhir konstanta harmonik surut di perairan muara sungai mesjid Kota Dumai Propinsi Riau So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4 A cm 152,9 84,8 29,1 23,6 6,7 17,3 32,1 5,7 0,9 2,2 g( 0 ) 136 227 186 227 198 343 198 103-70 F = 0.43 Keterangan : F : Formzahl A : Amplitudo g ( 0 ) : Fase perlambatan So : Muka laut rata-rata (Mean Sea Level) M2 bulan S2 matahari

surut : perairan 48-55 muara sungai mesjid Dumai 52 N2 K2 O1 P1 K1 MS4 M4 perubahan Jarak Bulan perubahan Jarak Matahari deklinasi Bulan deklinasi Matahari deklinasi Bulan dan Matahari : Konstanta harmonik interaksi antara M2 dan S2 : Konstanta harmonik ganda M2 Frekuensi air dan surut setiap hari menentukan tipe surut dan secara kuantitatif tipe surut dapat ditentukan oleh perbandingan antara amplitudo (setengah tinggi gelombang) unsur-unsur surut ganda utama (M2 dan S2) dan unsur-unsur surut tunggal utama (K1 dan O1). Fluktuasi surut di atas dapat dilihat pada Gambar 1. 300 Fluktuasi Pasang Surut di Perairan Sungai Mesjid 250 Elevasi (cm) 200 150 100 50 0 1 18 35 52 69 86 103 120 137 154 171 188 205 222 239 256 273 290 307 324 341 358 Jam ke- Gambar 1. Kurva elevasi surut di perairan muara sungai mesjid

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 53 Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan selama 15 hari di lapangan, didapatkan data kisaran surut atau rata-rata selisih antara kedudukan air tinggi dan kedudukan air rendah adalah 227,8 cm (2,278 m) dan Mean Low Water Level (MLWL) atau kedudukan rata-rata air terendah yaitu 39 cm (0,39 m) serta Mean High Water Level (MHWL) atau kedudukan rata-rata air tinggi adalah 266,8 cm (2,668 m). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa purnama terjadi pada 2 hari bulan pada periode bulan baru. Pasang tertinggi mencapai 297 cm dan surut terendah adalah 9 cm. Dengan demikian berarti bahwa antara tertinggi satu dengan surut terendah yang terdapat tinggi surut yang mencapai 288 cm. Surut terendah terjadi pada 3 hari bulan dan tertinggi terjadi pada 2 hari bulan. Kemudian perbedaan antara tinggi surut yang satu dengan yang lainnya berkisar antara 3 sampai dengan 113 cm. Perbedaan yang yang terendah terjadi pada 23 hari bulan sedangkan yang tertinggi terjadi pada 3 hari bulan. Tinggi surut yang rendah (minimal) dan yang tertinggi (maksimal) dapat dilihat dari Tabel 1. Dari tabel dapat diketahui bahwa tinggi surut minimal yang tertinggi adalah 201 cm yang terjadi pada 1 hari bulan pada periode purnama. sedang yang terendah adalah 31 cm yang terjadi pada 24 hari bulan pada periode perbani. Sementara tinggi surut maksimal yang tertinggi yang terjadi pada 2 hari bulan yaitu 277 cm dan yang terendah terjadi pada 23 hari bulan yaitu hanya 66 cm. Perbedaan tinggi surut antara purnama dan perbani berkisar antara 170 cm sampai dengan 211 cm. Selama penelitian ditemukan 2 kali perbani dan 1 kali purnama. Pada purnama yang terjadi pada 2 hari bulan tinggi surut mencapai 277 cm. Sedangkan perbani, yang pertama pada 23 hari bulan 66 cm dan pada 7 hari bulan 174 cm. Namun demikian dari data surut yang diperoleh ada kecendrungan bahwa perbani yang kedua akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan yang tercatat pada 7 hari bulan. Hal ini terlihat dari purnama yang terjadi pada 2 hari bulan bukan pada 30 atau 1 hari bulan. Kondisi ini juga dapat dilihat dari Gambar 1. Dari gambar dapat diperkirakan bahwa perbani kedua akan terjadi 2 atau tiga hari lagi karena grafik belum menunjukkan akan adanya peningkatan. Nilai F yaitu 0,43 terletak antara 0,25 sampai dengan 1,5 yang berarti bahwa tipe surut di daerah Perairan Sungai Mesjid adalah tipe surut campuran condong semi diurnal (mixed mainly semidiurnal tides). Pasang surut campuran condong semidiurnal berarti dalam satu hari terjadi dua kali dan dua kali surut, namun tinggi antara surut yang satu berbeda dengan yang lainnya atau yang kedua. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 dimana terlihat dengan jelas bahwa puncak gelombang ( tinggi) yang satu lebih tinggi dari yang lainnya.

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 54 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis surut dengan menggunakan metode Admiralty dapat disimpulkan bahwa tipe surut di Muara Sungai Mesjid adalah tipe surut campuran condong semidiurnal (mixed tide predominantly semidiurnal) yang ditunjukkan oleh bilangan Formzahl. Dalam satu hari terdapat dua kali dan dua kali surut. Dari grafik data tinggi surut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi dua kali dan dua kali surut dimana tinggi surut pertama berbeda dengan tinggi surut yang kedua. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat baik nelayan maupun yang memanfaat perairan muara ini sebagai prasarana transportasi. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada Kegiatan Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah mendanai penelitian ini melaului Program Hibah Kompetisi A2 Jurusan Ilmu. Terimakasih juga penulis sampai kepada Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu dan Ketua Jurusan Ilmu serta Kepala Laboratorium Oseanografi Fisika Fakultas Perikanan dan Ilmu Universitas Riau. Juga terimakasih disampaikan kepada Teguh Aryadi, Vivin Saegita dan Yar Johan Mahasiswa Tingkat Akhir yang telah membantu dalam penelitian ini terutama dalam pengumpulan data dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. DAFTR PUSTAKA Bramawanto, R. 2000. Studi Karakteristik Gelombang dan Sedimen di Pelabuhan Stasiun Universitas Riau dan Sekitarnya Kotamadya Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Kelauatan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Universitas Riau, Pekanbaru. 60 halaman (tidak diterbitkan). Brown, J., A. Colling, D. Park, J. Phillips, D. Rothery, and J. Wright. 1989. Waves, Tides and Shallow-water Processes. The Open University. Pergamon Press. 187 p. Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradya Paramita, Jakarta. 305 halaman.

surut perairan : 48-55 muara sungai mesjid Dumai 55 Erwin, Y. 1994. Studi Tentang Sifat dan Pola Arus Pasang Surut Harian Perairan Muara Sungai Kerendang Pluit Jakarta Utara. Skripsi Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru. 63 halaman (tidak diterbitkan). Galloway, W. E. 1975. Tides and Tidal Phenomena. In Asean-Australia Cooperative Program of Marine Science. 244-245p. HanafiI, M. 1999. Pemetaan Kedalaman dan Jenis Sedimen Dasar Muara Sungai Mesjid Kotamadya Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Fakultas Perikanan dan Ilmu Universitas Riau, Pekanbaru. 68 halaman (tidak diterbitkan). Hutabarat, S. dan S. M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. UI Press, Jakarta. 159 halaman. Indra, H. 1998. Pola dan Kecepatan Arus Pasang Surut Harian Muara Sungai Mesjid, Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Fakultas Perikanan Univeritas Riau, Pekanbaru. 44 halaman (tidak diterbitkan). Kennish, M. J. 1986. Ecology of Estuaries. Physical and Chemical Aspects. Volume I. CRC Press, Florida. 243p. Musrifin, M. Ahmad, Bustari dan Alfian, 2005. Riset Mengenai Front dan Arus Densitas. Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru. 68 halaman. Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Jambatan, Jakarta. 367 halaman. Pariwono, J. I. 1992. Proses-proses Fisika di Wilayah Pantai. Dalam Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu dan Holistik. Pusat Penelitian Lingkungan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal. 26-30.

: 48-55 Lampiran 1. Data Pasang Surut Perairan Muara Sungai Mesjid Kota Dumai Propinsi Riau Lampiran 6. Data Pasang Surut di Perairan Muara Sungai Mesjid Kota Dumai Propinsi Riau Tgl Jam 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 3/12/2007 244 228 223 193 156 137 116 101 99 100 101 140 150 163 165 160 145 129 110 118 121 124 141 173 4/12/2007 211 231 237 233 220 190 155 129 116 106 103 108 117 129 146 161 181 164 145 110 111 111 118 141 5/12/2007 172 214 240 245 240 227 195 153 128 121 116 108 111 115 119 123 150 145 118 66 46 38 93 116 6/12/2007 138 156 218 233 270 231 214 193 158 134 110 70 80 116 134 165 219 230 215 175 161 131 79 83 7/12/2007 106 141 158 216 232 268 233 214 193 164 136 100 68 83 114 158 186 236 214 194 165 128 100 63 8/12/2007 85 115 161 190 210 226 250 210 195 153 138 109 83 65 90 105 129 165 225 195 156 131 108 91 9/12/2007 48 70 89 160 236 270 275 268 235 183 148 111 98 91 94 120 176 234 241 233 214 193 116 80 10/12/2007 58 21 68 114 187 249 293 275 250 200 140 118 98 91 89 100 145 216 256 253 233 189 154 95 11/12/2007 28 14 16 114 189 239 245 249 246 236 183 124 96 84 59 85 113 174 245 260 250 220 180 118 12/12/2007 100 81 20 101 193 247 271 291 297 269 253 159 118 103 93 90 104 145 205 254 271 230 205 150 13/12/2007 26 20 10 9 117 189 246 273 279 265 240 190 141 96 85 83 91 105 155 216 240 225 213 160 14/12/2007 114 48 25 23 21 114 179 250 271 275 244 213 155 110 90 85 88 99 134 200 245 263 230 207 15/12/2007 175 107 65 46 21 58 115 183 249 253 260 185 165 129 97 89 86 93 164 183 211 233 248 211 16/12/2007 200 155 99 72 58 33 82 130 181 248 256 243 203 179 151 125 106 79 113 151 180 220 255 235 17/12/2007 203 174 128 100 76 55 30 60 82 118 173 221 204 160 109 55 45 38 31 31 46 103 148 168