INVENTARISASI TANAMAN ANGGREK DI HUTAN IRENGGOLO DUSUN BESUKI, DESA JUGO, MOJO, KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

INVENTARISASI DAN SEBARAN ANGGREK HUTAN DI PATTUNUANG, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDHOPHYTA) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN DHOLO, KABUPATEN KEDIRI

Inventarisasi dan Pemetaan Persebaran Orchidaceae di Area Wana Wisata Air Terjun Sumber Pitu Desa Pujon Kidul Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 110º BT - 110º dan 07º LS, sedangkan secara. longitudinal yang melewati Jawa (Anonim, 2005).

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di hutan primer Gunung Pesawaran Taman

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1

Ini Dia Si Pemakan Serangga

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

Keanekaragaman Jenis Araceae Di Kawasan Hutan Bukit Tapak, Cagar Alam Batukahu, Bali

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

III. BAHAN DAN METODE

Universitas Gadjah Mada; Universitas Gadjah Mada ABSTRAK

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ORCHIDACEAE PULAU RUBIAH KOTA MADYA SABANG PROVINSI ACEH

PERTELAAN MORFOLOGI MEDINILLA SPP. DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

METODE PENELITIAN di Hutan Pendidikan bagian Timur Taman Hutan Raya Bukit Barisan

SMP NEGERI 3 MENGGALA

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN LUMUT TERESTERIAL DI KAWASAN AIR TERJUN NGLEYANGAN PADA MUSIM KEMARAU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

TAHAP AKLIMATISASI DAN MONITORING TANAMAN HASIL EKSPLORASI PULAUU SEMPU: BLOK WARU-WARU DI PURWODADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

Transkripsi:

10-100 INVENTARISASI TANAMAN ANGGREK DI HUTAN IRENGGOLO DUSUN BESUKI, DESA JUGO, MOJO, KEDIRI Purwo Agus Kurniawan 1, Dwi Ari Budiretnani 2, Papib Handoko 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jl. K. H Achmad Dahlan 76 Kediri 64111 E-mail: pupoet.orydaceae@gmail.com ABSTRAK Anggrek merupakan tanaman yang termasuk dalam bunga-bungaan, yang terkenal memiliki bunga yang indah, yang perlu dijaga kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi flora di Kediri, khususnya anggrek di Hutan Irenggolo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah, dengan teknik Purposive Sampling pada kawasan Hutan Irenggolo, yang dilakukan mulai September 2012 April 2013. Hasil dari penelitian ini adalah ada 4 genus anggrek yang dtemukan di Hutan Irenggolo Kabupaten Kediri, yang terdiri anggrek terestrial, yaitu 1 Dendrobium dan anggrek epifit, yaitu 2 Cattleya, 6 Dendrobium, 5 Dendrocbilum, dan 1 Ascocentrum. Kata Kunci : Inventarisasi, Anggrek, Irenggolo Kediri ABSTRACT Orchid is a kind of plant that can be categorized into flowers, which is popular as a beautiful flower and needs to be guarded its sustainability. The purpose of the research is to inventarize the vegetation in Kediri especially orchid in Irenggolo Forest. The study used Adventure Method with Purposive sampling as a technic in collecting data which starts on September 2012 until April 2013 in the area of Irenggolo Forest. The finding of this research is 4 genus of orchids which categorizes into Terestrial orchid includes 1 Dendrobium and epifit orchid includes 2 Cattleya, 6 Dendrobium, 5 Dendrocbilum and 1 Ascocentrum. Key words : Inventarize, Orchid, Irenggolo Kediri PENDAHULUAN Anggrek merupakan aset bangsa yang sangat berharga sehingga perlu dijaga kelestariannya terutama untuk tujuan pemuliaan tanaman hias di Indonesia. Anggrek liar yang ada di alam adalah salah satu kelompok tumbuhan yang paling terancam keberadaannya. Pulau Jawa salah satu pulau terpadat di Indonesia dan memiliki aktivitas yang sangat tinggi, baik di bidang pertanian, perkebunan, industri kehutanan, perdagangan dan industri. Aktivitas tersebut cenderung merambah hutan-hutan alam di Jawa. Kondisi ini dapat mendorong laju kerusakan habitat alami anggrek. Dengan demikian jenis-jenis anggrek di Jawa memiliki tingkat keterancaman punah yang sangat tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Anggrek-anggrek di Jawa, terutama jenis-jenis endemik menjadi sangat penting dan mendesak untuk diselamatkan (Tarmuji dan Latifah dalam Soeryo, 2012). Irenggolo merupakan salah satu hutan heterogen di Jawa Timur, tepatnya di Kota Kediri yang bertempat di Dusun Besuki, Desa Jugo Kecamatan Mojo. Hutan Irenggolo memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang melimpah, khususnya flora yang masuk dalam family Orchidaceae. Dari data yang ada di Dinas Perhutani kediri, menunjukkan bahwa belum ada eksplorasi dan inventarisasi flora di Hutan Irenggolo, khususnya yang masuk ke dalam family Orchidaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mendaftar atau menginventarisasi keanekaragaman flora yang ada di Hutan Irenggolo, khususnya flora yang masuk ke dalam family Orchidaceae, yaitu anggrek. Dalam upaya menginventarisasi keanekaragaman spesies anggrek dan menggali potensi anggrek di Hutan Irenggolo, perlu dilakukan upaya untuk mengkonservasi anggrek. 1 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 8 bulan, mulai bulan September sampai bulan April, mencakup pra penelitian dan penelitian. Kawasan yang menjadi tempat eksplorasi adalah kawasan Hutan Irenggolo. Penginventarisasian family orchidaceae di Hutan Irenggolo merupakan penelitian deskriptif, karena penelitian ini melakukan eksplorasi, pelacakan atau penjelajahan, atau dalam plasma nutfah tanaman dimaksudkan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan (Firmansyah, 2003). Penelitian ini hanya membuat suatu gambaran mengenai keanekaragaman dari Orchidaceae di kawasan Hutan Irenggolo Dusun Besuki, Desa Jugo, Mojo, Kediri. Penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu pra-penelitian dan penelitian utama. Tahap prapenelitian dimulai dari uji pendahuluan lokasi penelitian dan penentuan titik pengambilan sampel. Sampling dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu, pengambilan sampel yang tidak didasarkan pada strata, random atau acak atau daerah, tetapi berdasarkan pertimbangan tertentu dan tujuan penelitian yang dimaksudkan. Adapun dalam penelitian ini titik jelajah pengamatan ditentukan dengan melihat kondisi vegetasi dan lingkungan sekitar seperti suhu, kelembapan udara, ph dan intensitas cahaya. Metode jelajah dilakukan dengan melihat topografi Hutan Irenggolo. Lokasi penelitian adalah di Kawasan Hutan Irenggolo, Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang terletak di ketinggian 1200 m dpl dengan suhu ±17 C. Jika dilihat secara astronomis, kawasan ini terletak pada 7 52 0 LS dan 111 51 0 BT dengan jalan masuk menuju Air Terjun Irenggolo yang dijadikan titik awal penjelajahan sampai ujung selatan perbatasan antara Hutan Irenggolo dan Hutan Dholo. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, koleksi anggrek yang ditemukan di lokasi penelitian kondisinya relatif baik, terdiri dari 6 marga, dan 18 spesimen. Spesimen didapat dalam bentuk anakan yang mayoritas berupa anggrek yang hidup epifit di pohon, dan beberapa anggrek yang hidup terestrial. Dari hasil inventarisasi di lokasi penelitian, terdapat 3 marga anggrek yang hidup terestrial, yaitu Lycaste, Maxillaria, dan Dendrocbillum, sebagian besar adalah anggrek yang hidup epifit yang terdiri dari marga Dendrobium, Cattleya, Dendrocbillum, dan Ascocentrum. No Tabel 1. Spesimen anggrek (suku Orchidaceae) hasil inventarisasi dari penelitian. No. Nama tumbuhan Habitus Jumlah Keterangan koleksi (ketinggian, suhu, kelembaban) 1. A 1 E 3 1091 mdpl, 28 o C, 63 2. A 2 E 50 1089 mdpl, 29 o C, 65 3. B 1 Dendrobium E 1 1087 mdpl, 28 o C, 63 4. A 3 E 7 1087 mdpl, 28 o C, 63 5. C 1 Dendrocbilum sp E 1 1082 mdpl, 27 o C, 65 6. D 1 Dendrobium sp E 1 1082 mdpl, 27 o C, 63 7. D 2 Dendrobium sp E 3 1085 mdpl, 32 o C, 35 8. E 1 Cattleya sp E 2 1057 mdpl, 26 o C, 65 9. F 1 Dendrobium sp E 1 1057 mdpl, 26 o C, 65 10. B 2 Dendrobium E 23 1092 mdpl, 27 o C, 67 11. A 4 E 18 1092 mdpl, 27 o C, 67 12. F 2 Dendrobium sp E 17 1092 mdpl, 27 o C, 67 13. F 3 Dendrobium sp E 36 1117 mdpl, 27 o C, 62 14. B 3 Dendrobium E 3 1117 mdpl, 27 o C, 62 15. A 5 E 5 1117 mdpl, 27 o C, 62 16. G 1 Dendrobium sp E 1 1076 mdpl, 29 o C, 68 17. B 4 Dendrobium E 1 1076 mdpl, 29 o C, 68 18. B 5 Dendrobium E 4 1079 mdpl, 27 o C, 70 2 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

19. A 6 E 18 1079 mdpl, 26 o C, 74 20. F 4 Dendrobium sp E 13 1079 mdpl, 26 o C, 74 21. B 5 Dendrobium E 5 1088 mdpl, 29 o C, 80 22. A 7 E 10 1088 mdpl, 29 o C, 80 23. H 1 Maxillaria sp T 2 1047 mdpl, 29 o C, 68 24. I 1 Lycaste sp T 3 1076 mdpl, 29 o C, 70 25. J 1 Dendrobium sp E 5 1067 mdpl, 32 o C, 39 26. K 1 Dendrocbillum sp E 7 1097 mdpl, 32 o C, 35 27. E 2 Cattleya sp E 43 1089 mdpl, 30 o C, 65 28. E 3 Cattleya sp E 4 1085 mdpl, 29 o C, 62 29. B 6 Dendrobium E 1 1082 mdpl, 29 o C, 62 30. H 2 Maxillaria sp T 14 1082 mdpl, 29 o C, 67 31. K 2 Dendrocbillum sp E 11 1085 mdpl, 29 o C, 70 32. J 2 Dendrobium sp E 1 1067 mdpl, 29 o C, 70 33. E 4 Cattleya sp E 9 1094 mdpl, 29 o C, 68 34. E 5 Cattleya sp E 8 1117 mdpl, 30 o C, 70 35. E 6 Cattleya sp E 3 1067 mdpl, 29 o C, 70 36. L 1 Dendrobium sp E 1 1079 mdpl, 29 o C, 76 37. M 1 Ascocentrum sp E 1 1076 mdpl, 29 o C, 76 38. E 7 Cattleya sp E 13 1062 mdpl, 29 o C, 69 39. N 1 Dendrocbillum sp T 6 1088 mdpl, 26 o C, 69 40. O 1 Dendrocbillum sp E 5 1076 mdpl, 24 o C, 71 41. P 1 Dendrocbillum sp E 1 1076 mdpl, 26 o C, 71 42. Q 1 Dendrobium sp E 1 1085 mdpl, 26 o C, 70 43. E 8 Cattleya sp E 1 1068 mdpl, 27 o C, 70 44. R 1 Cattleya gaskelliana E 4 1084 mdpl, 25 o C, 71 45. O 2 Dendrocbillum sp E 1 1177 mdpl, 25 o C, 71 Keterangan: E = Epifit, T = Terestrial, (x) x = spesies sama tempat berbeda Berikut adalah beberapa marga anggrek yang telah berhasil diidentifikasi oleh peneliti pada saat di lapangan: 1. Ascocentrum Genus ini tumbuh monopodial sebagai epifit pada pepohonan di hutan terbuka yang terpapar matahari. a. Tidak memiliki pseudobulb, Ascocentrum mempunyai batang pendek, sekitar 15-25 cm, dan sering tumbuh berumpun bagai semak. b. Daunnya mirip Vanda, berpenampang melintang berbentuk V, dengan ukuran lebih kecil c. Tangkai bunga raceme, muncul dari ketiak daun, tegak ke atas, dengan bunga-bunga mungil berjajar dan mekar berurut hingga seluruhnya. d. Bunga mekar sempurna, dengan warna-warna cerah, kuning, orange, merah muda, dan merah. Sepal dan petal sama, lip trilobe, dengan dua pollinia. 2. Cattleya a. Pseudobulbnya berbentuk silinder. b. Daun satu atau dua helai, tumbuh dari pucuk bulb, tebal, berdaging, biasanya oblong. c. Tangkai bunga raceme, muncul dari pucuk bulb dengan seludang yang tebal, tegak tidak bercabang. d. Bunga ada yang hanya 1-2 kuntum besar, tetapi ada yang lebih dari 10 kuantum, biasanya berukuran kecil. 3. Dendrobium a. Dendrobium adalah tanaman simpodial yang memiliki pseudobulb dengan berbagai bentuk: langsing, panjang, licin mengilap, pipih, bersudut-sudut, bahkan berbulu hitam dan putih. b. Anggrek ini juga memiliki rizoma yang kadang mencapai beberapa cm. c. Daun umumnya lonjong dengan berbagai ukuran. Daun-daun ini tumbuh berselang-seling pada pseudobulb dari bawah keatas, namun ada juga jenis yang hanya memiliki beberapa lembar daun pada bagian pucuk pseudobulbnya. d. Tangkai bunga Dendrobium umumnya raceme. 3 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

4. Dendrocbilum a. Pseudobulb ovoid silinder, dengan rizoma, berselubung bract atau cataphyllis ketika sedang tumbuh, yang kemudian menjadi selaput tipis, yang berwarna cokelat hingga hijau. b. Daun satu atau dua helai dari pucuk bulb, tegak, lanceolate-elips. c. Tangkai bunga raceme, tumbuh dari pangkal atau pucuk bulb yang baru dewasa, sangat halus, tegak kemudian menggantung, panjang, dengan bunga mungil berjajar dua baris. 5. Lycaste a. Lycaste mempunyai pseudobulb bulat telur, gemuk dan berusuk dengan berbagai ukuran. b. Daunnya besar, 2-3 helai, tumbuh dari pucuk pseudobulb, berselubung pada pangkal, tipis, berlipit dan bertulang daun 4-6 yang menonjol dan keras. c. Tangkai bunga lateral, lebih dari satu, muncul dari pangkal pseudobulb dengan bunga tunggal, sesekali dua kuntum. 6. Maxillaria a. Maxillaria memiliki rizoma, ada yang pendek, ada yang panjang bahkan tumbuh ke atas. Rizoma ini terselubung filamen transparan, berwarna semu keperakan. b. Pseudobulb bulat atau lonjong, besar, kecil, kadang sangat kecil, dengan satu atau dua helai daun linear di pucuknya. c. Daun 1 atau 2 helai, muncul dari pucuk bulb. d. Tangkai bunga pendek, tidak melebihi tinggi daun, tumbuh dari dasar pseudobulb dengan bunga tunggal. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil eksplorasi dan inventarisasi jenis jenis anggrek di Hutan Irenggolo, diperoleh 6 marga, dan 18 spesimen, dan satu diantaranya belum dapat teridentifikasi, sehingga diberikan kode A 1 untuk spesimen tersebut. Kawasan hutan Irenggolo didominasi oleh anggrek Dendrobium. Hendaknya dilakukan tindak lanjut penelitian agar flora di Hutan Irenggolo dapat tereksplorasi, untuk penelitian penelitian yang selanjutnya. Dari hasil penelitian, didapat beberapa jenis anggrek khas lokal yang perlu dilestarikan dan dilindungi keberadaannya, agar flora flora di Hutan Irenggolo, khususnya yang termasuk ke dalam family Orchidaceae tetap ada dan menjadi ciri khas di kawasan hutan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Munawaroh, Esti., dkk. (2001). Anggrek Langka di Kawasan Taman Alam Cani Sirenreng, Bone dan Cagar Alam Faruhumpenai, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Balai Pengembangan Kebun Raya bogor. LIPI. Bogor Puspitaningtyas, D.W. (2005). Studi Keragaman Anggrek di Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. LIPI, Bogor Sujarwo, W. Undakarta, K.E dan Lugrayasa, I.N. (2009). Keanekaragaman Anggrek di Cagar Alam Cycloops Papua. Warta Kebun Raya Suryoe, R. (2007). Eksplorasi Anggrek Epifit di Kawasan Taman Hutan Raya. Diakses 14 Juli 2012 Sabran, M., dkk. (2002). Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Anggrek di Kalimantan Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Selatan Puspitaningtyas, D.W. (2007). Inventarisasi Anggrek dan Inangnya di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. LIPI, Bogor Putri, D.M.S., (2005). Inventarisasi Anggrek di Cagar Alam Gunung Tinombala Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali. LIPI, Tabanan Bali Darma, I.D.P., (2007). Inventarisasi Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti Sumba Timur Waingapu NTT. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Candikuning. Baturiti Tabanan, Bali Seidenfaden. G., dkk. (1992). The Orchids Of Peninsular Malaysia and Singapore. Olsen dan Olsen. 1992. Denmark 4 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

Wisnugroho. (1998). Asosiasi antara Jenis Jenis Anggrek Epifit dengan Pohon Inang pada Kawasan Hutan Wanmori Oransbari Kabupaten Daerah Tingkat II Manokwari. Fakultas Pertanian Universitas Cendrawasih. Manokwari Suwarni. W., (2006). Jenis Jenis Anggrek Epifit di Kawasan Hutan Pulau Yoop Distrik Windesi Kabupaten Teluk Wondama. Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua. Manokwari DISKUSI Penanya 1: Ahmad Najib Pertanyaan : a. Berapakah jumlah karakter yang digunakan untuk identifikasi? b. Bagaimanakah cara untuk mengidentifikasi bunga ketika spesimen tidak berbunga? Jawaban: a. Jumlah karakter yang digunakan adalah karakter morfologi dari speses yang didapat di lokasi. Identifikasi karakter morfologi berdasarkan batang, daun, tangkai bunga, dan akar saja. Morfologi bunga tidak saya gunakan karena pada saat penelitian, anggrek-enggrek di loksai tersebut belum berbunga, sehingga mempersulit dalam proses identifikasi. b. Cara mengatasinya adalah dengan ditangkarkan terlebih dahulu, setelah itu diberi pupuk perangsang bunga. Setelah berbunga, anggrek dapat dikarakterisasi bunganya. 5 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS