Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).

dokumen-dokumen yang mirip
Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN). b. Tugas: Studi kasus penggunaan besi tuang di industri

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) Bahan Teknik I Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor: 0-100(PAN)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

PENGUJIAN BAHAN SIFAT-SIFAT MEKANIK BAHAN LOGAM

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

Kategori Sifat Material

Sifat Sifat Material

BAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

TEGANGAN DAN REGANGAN

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PUNTIRAN. A. pengertian

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

Kunci: camshaft, patahan, operasional, pengujian, kegagalan.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Teknologi dan Pengujian Bahan Teknik. Disusun Oleh : Sugeng Slamet, MT

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. Taufiqur Rokhman 1)

SIFAT MATERIAL. Dipl. Ing. Soedihono, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test)

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

Laporan Awal Praktikum Karakterisasi Material 1 PENGUJIAN TARIK. Rahmawan Setiaji Kelompok 9

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR) Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/Nama Pengajar Sumber Ajar VII Mahasiswa dapat melakukan pengujian sifat dan karakterisasi bahan teknik Pengujian Bahan Pendahuluan Pengujian Merusak dan Tidak Merusak Tegangan dan Gaya dalam Waktu:1x pertemuan @100 menit a. Writing exam skor:0-100 (PAN). b. Tugas: Studi kasus tentang pemilihan pengujian untuk pengujian. c. Latihan: Jelaskan proses pengujian kemampuan hantar panas dan kemampuan hantar listrik pada bahan teknik! TCL, Mahasisawa berkelompok dan berdiskusi, SCL (Microteaching) 1. Mengerjakan tugas tentang Pengujian bahan 2. Menjelaskan hasil kelompok di depan kelas 1. Menyampaikan materi sesuai bahan ajar. 2. Memandu diskusi kelompok Pengajar: Radhian Krisnaputra Akhmad. H.Y., 2009., Buku Panduan Praktikum Karakterisasi Material 1 Pengujian Merusak Surdia. T., Saito. S., 1997, Pengetahuan Bahan Teknik Djapri, S., 1987, Metalurgi Mekanik Vdeo pengujian sifat bahan, youtube.com

BAB VII. PENGUJIAN BAHAN PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Pengujian bahan bertujuan mengetahui sifat-sifat fisik, mekanik atau cacat pada bahan/produk, sehingga pemilihan bahan dapat dilakukan dengan tepat untuk suatu keperluan. Cara pengujian bahan dibagi dalam dua kelompok yaitu pengujian dengan merusak (destructive test) dan pengujian tanpa merusak (non destructive test). Pengujian dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara pembebanan/ penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan. Pengujian tanpa merusak dilaksanakan memberi perlakuan tertentu terhadap bahan uji atau produk jadi sehinga diketahui adanya cacat berupa retak atau rongga pada benda uji/produk. Pengujian dengan merusak ( destructive test) terdiri dari: 1. Pengujian Tarik (Tensile Test) 2. Pengujian Tekan (Compressed Test) 3. Pengujian Bengkok ( Bending Test) 4. Pengujian Pukul ( Impact Test ) 5. Pengujian Puntir ( Torsion Test) 6. Pengujian Lelah (Fatique Test) 7. Pengujian Kekerasan ( Hardness Test). Pengujian tanpa merusak ( non destruktive test) terdiri dari: 1. Dye Penetrant Test 2. Electro Magnetic Test 3. Ultrasonic Test 4. Sinar Rontgen Manfaat Mahasiswa dapat menentukan jenis bahan, dimensi dan mengontrol kekuatan suatu konstruksi mekanik sesuai dengan fungsi dari ilmu kekuatan bahan itu sendiri. Dalam ilmu kekuatan bahan, akan dipelajari tentang banyak hal misalnya : jenis pembebanan

yang diberikan, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, tegangan-tegangan yang terjadi, jenis bahan dan kasus pembebanan yang diberikan sampai menentukan tegangan yang diizinkan. Relevansi Pengujian bahan yang dilakukan akan menetukan sifat dan karakterisasi bahan teknik, sifat yang diketahui antara lain : sifat mekanik, fisik, kimia, kemampuan hantar panas dan kemampuan hantar listrik. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat bahan setelah melakukan pengujian. Selain sifat tersebut, dengan pengujian tidak merusak, didapatkan posisi dan besarnya cacat pada bahan. Learning Outcomes 1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian sifat dan karakterisasi bahan teknik dan menganalisa hasil pengujian. 2. Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada bahan hasil produksi. 3. Mahasiswa dapat menentukan bahan yang sesuai untuk penggunaan tertentu. PENYAJIAN Sifat-sifat mekanik bahan sangat dipengaruhi oleh jenis dan komposisi bahan logam serta perlakuan terhadap bahan tersebut. Sifat sifat mekanik logam terebut antara lain, keras (hardness), liat ( ductile), lunak, tangguh (toughness). Bahan logam dikatakan keras apabila memiliki ketahanan terhadap penetrasi terhadap logam lain atau bahan pembanding standar ( sebagai contoh bahan pembanding adalah intan), atau memiliki kemampuan melakukan penetrasi terhadap logam lain (contoh baja HSS atau HCS, baja karbida). Bahan Logam dikatakan liat apabila memiliki kemampuan dibentuk dengan proses penarikan dingin tanpa putus (contoh tembaga). Bahan logam dikatakan lunak apabila mampu dibentuk dengan proses penekanan dingin tanpa pecah/retak (contoh : Timah). Bahan logam dikatakan tangguh apabila mampu menahan pembebanan gabungan dan berulang dalam rentang waktu tertentu tanpa rusak. Sifat-sifat mekanik tersebut dapat dirubah apabila kita merubah komposisi bahan tersebut atau memberikan perlakuan panas terhadap bahan tersebut. Bila dikaitkan dengan proses produksi, maka sifat bahan bisa dikategorikan mampu mesin (machine ability) atau tidak mampu mesin, serta mampu bentuk atau tidak mampu bentuk. Apabila bahan dapat

dikerjakan dengan mudah pada mesin konvensional (mesin produksi yang mamakai alat potong dan menghasilkan tatal), disebut mampu mesin. Logam mampu bentuk apabila dapat dibentuk dengan proses penekanan tanpa retak atau pecah. Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: 1. sifat mekanis, 2. sifat fisika, 3. sifat kimia, 4. sifat konduktifitas thermal, 5. sifat konduktifitas listrik. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang diberikan pada logam tersebut. Pembebanan yang diberikan dapat berupa pembebanan statis (besar dan arahnya tetap), ataupun pembebanan dinamis (besar dan arahnya berubah). Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain: kekuatan bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan. Kekuatan (strength) adalah kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan. Beberapa material seperti baja struktur, besi tempa, alumunium, dan tembaga mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama. Sementara itu, kekuatan gesermya kira-kira dua pertiga kekuatan tariknya. Ukuran kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas yang dapat ditahan bahan tanpa patah. Dalam ilmu kekuatan bahan, akan dipelajari tentang banyak hal misalnya : jenis pembebanan yang diberikan, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, tegangan-tegangan yang terjadi, jenis bahan dan kasus pembebanan yang diberikan sampai menentukan tegangan yang diizinkan sehingga seorang Engineer dapat menentukan jenis bahan, dimensi dan mengontrol kekuatan suatu konstruksi mekanik sesuai dengan fungsi dari ilmu kekuatan bahan itu sendiri. Secara garis besar fungsi dari ilmu kekuatan bahan yakni : 1. Menentukan dimensi yang proporsional (Apabila beban dan bahan diketahui atau 2. Menentukan beban maksimum (Apabila dimensi dan bahan diketahui atau 3. Menentukan bahan yang sesuai atau cocok (Apabila beban dan dimensi diketahui).

4. Mengontrol kekuatan bahan (Apabila beban, dimensi dan bahan diketahui) dengan melakukan comparisson study antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang diizinkan. Gaya Dalam Gaya Dalam ialah gaya yang terjadi didalam suatu elemen konstruksi (batang) sebagai akibat adanya pengaruh gaya dari luar. Gaya dalam diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: a. Gaya normal (gaya aksial) yakni gaya dalam yang bekerja tegak lurus terhadap penampang potong atau sejajar dengan sumbu batang. Arah gaya satu sumbu. b. Gaya geser (gaya melintang) yakni gaya dalam yang bekerja sejajar dengan penampang potong atau tegaklurus terhadap sumbu batang. Arah gaya tidak satu sumbu. Pembebanan Jika ditinjau dari arahnya (beban) dan akibatnya terhadap komponen yang menahannya, pembebanan dikategorikan menjadi 5 jenis, yaitu : a. Pembebanan Tarik yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang potong berorientasi kerja keluar (menjauh) sehingga mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami perpanjangan. b. Pembebanan Tekan yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang potong berorientasi kerja kedalam (menuju) sehingga mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami perpendekan. c. Pembebanan Bengkok yakni apabila gaya yang bekerja dengan jarak tertentu terhadap penampang potong yang mengakibatkan momen bending pada batang atau elemen konstruksi tersebut. d. Pembebanan Geser yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan penampang potong atau tegak lurus terhadap garis sumbu yang mengakibatkan elemen kontruksi (batang) mengalami pergeseran. e. Pembebanan Puntir yakni apabila gaya yang bekerja sejajar penampang potong dengan jarak radius tertentu terhadap sumbu batang (garis sumbu) yang mengakibatkan momen puntir.

Tegangan Apabila suatu gaya dalam ditahan oleh penampang batang maka didalam penampang batang tersebut akan mengalami adanya tegangan. Tegangan ialah besarnya gaya yang diberikan per satuan luas penampang. Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Tegangan Normal yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh dari Gaya Normal. b. Tegangan Geser yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh Gaya Geser. Contoh Pemilihan bahan teknik yang akan digunakan pada aplikasi yang membutuhkan sifat mekanik yang kuat, keras dan regangan yang tinggi, didapatkan dengan pengujian mekanis pada bahan teknik, yaitu pengujian tarik dan kekerasan. Aktivitas Mahasiswa dituntut untuk menjelaskan proses pengujian bahan untuk mendapatkan sifat dan karakterisasi bahan teknik. Ilustrasi Mahasiswa dituntut untuk melihat proses pengujian bahan melalui browsing di youtube.com Dari video ilustrasi, mahasiswa dapat menentukan pengujian bahan yang tepat untuk mendapatkan sifat sesuai aplikasinya. Rangkuman Sifat-sifat mekanik bahan sangat dipengaruhi oleh jenis dan komposisi bahan logam serta perlakuan terhadap bahan tersebut. Sifat sifat mekanik logam terebut antara lain, keras (hardness), liat (ductile), lunak, tangguh (toughness). Sifat-sifat mekanik tersebut dapat dirubah apabila kita merubah komposisi bahan tersebut atau memberikan perlakuan panas terhadap bahan tersebut. Secara garis besar fungsi dari ilmu kekuatan bahan yakni : 1. Menentukan dimensi yang proporsional (Apabila beban dan bahan diketahui atau 2. Menentukan beban maksimum (Apabila dimensi dan bahan diketahui atau

3. Menentukan bahan yang sesuai atau cocok (Apabila beban dan dimensi diketahui). 4. Mengontrol kekuatan bahan (Apabila beban, dimensi dan bahan diketahui) dengan melakukan comparisson study antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang diizinkan. Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya. Tindak Lanjut Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.