BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang banyak diperbincangkan adalah banyaknya bencana alam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan berbagai teknologi penunjang yang mumpuni dan banyaknya fasilitas-fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Apoteker pengelola Apotek Afiah Farma ini adalah Bapak Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberian layanan yang berkulitas bagi pelanggan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan para produsen sepeda motor semakin berlomba-lomba dalam menjual sepeda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. di bidang kesehatan. Apotek adalah tempat usaha yang menyediakan obat-obatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bulan Oktober sampai April dan musim kemarau yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORI. jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARNET AURORA PABELAN KARTASURA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia. Sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan pada suatu penilaian bahwa produk dapat diterima oleh pasar atau

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan teknologi yang semakin pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. lahan yang kering. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN. Distributor farmasi adalah suatu perusahaan distribusi produk-produk

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan usaha tumbuh dengan pesat. Hal ini. memicu semakin tajamnya persaingan antar industri maupun antar

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produknya. Selain itu pola pikir dan prilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat berbagai rumah makan dengan ciri khas yang berbeda-beda di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari teknologi semakin berkembang dengan sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar ritel yang kompetitif sekarang ini, kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB II URAIAN TEORITIS. Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman membuat kompetisi dalam dunia pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini, bisnis obat-obatan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini diakibatkan karena semakin banyaknya wabah penyakit, meningkatnya angka kecelakaan baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu- lintas, dan yang sekarang ini sedang banyak diperbincangkan adalah banyaknya bencana alam khususnya gempa bumi yang terjadi di Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya korban luka- luka dan pengungsi yang membutuhkan obat-obatan. Berikut ini adalah data sejumlah bencana gempa bumi dasyat yang terjadi di Indonesia sejak bulan Februari 2004 sampai Oktober 2009. - 6 Februari 2004, gempa berkekuatan 6,9 SR dan gempa berkekuatan 7,1 SR pada 7 Februari 2004 mengguncang Nabire, 34 tewas.[vivanews] - 12 November 2004, gempa berkekuatan 6 SR mengguncang Alor. Sebanyak 27 orang tewas, ratusan bangunan rata dengan tanah. - 26 November 2004, Gempa 6,4 SR mengguncang Nabire, Papua. Sebanyak 30 orang tewas. - 26 Desember 2004, gempa dasyat dengan kekuatan 9 SR mengguncang Sumatera dan memicu tsunami di beberapa negara, terutama Indonesia. Terdapat 131. 029 orang tewas, sementara ribuan lainnya hilang. Bencana terparah yang dialami nusantara. 1

Bab I Pendahuluan 2-28 Maret 2005, gempa dengan kekuatan 8,7 SR mengguncang Nias dan Simeulue, 900 orang tewas, ribuan rumah dan jembatan rata dengan tanah. - 27 Mei 2006, gempa dengan kekuatan 6,2 SR mengguncang Yogyakarta, lebih dari 3.000 orang tewas dalam musibah tersebut. - 17 Juli 2006, gempa 7,7 SR mengguncang Pengandaran dan pantai di Selatan Pulau Jawa, dan memicu terjadinya tsunami. Terdapat 600 orang tewas dalam musibah itu. - 21 Januari 2007, gempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang Sulawesi, sebanyak 4 orang tewas dane 4 orang luka-luka. - 6 Maret 2007, gempa berkekuatan 6,3 SR mengguncang Pulau Sumatera, sebanyak 52 orang tewas dan 250 orang luka-luka. Dua jam kemudian, terjadi gempa susulan berkekuatan 6,1 SR - 12 September 2007, gempa berkekuatan 8,4 SR terjadi di Padang, Sumatera Barat. Sebanyak 25 orang tewas, dan lebih dari 50 orang luka-luka. - 13 September 2007, gempa berkekuatan 7,8 SR terjadi di Pulau Sumatera, tak ada korban jiwa dilaporkan, gempa merusak sejumlah bangunan. - September 2009, gempa berkekuatan 7,3 SR terjadi di, Jawa Barat. Sebanyak 46 tewas dan korban luka lebih dari 100 orang. - Sabtu, 19 September 2009, gempa dengan kekuatan 6,4 SR terjadi di pulau Bali. 7 orang mengalami luka-luka akibat gempa - Rabu, 30 September 2009, gempa dengan kekuatan 7,6 SR terjadi di Sumbar. Korban ratusan orang (529 Orang dari data 1 oktober 09,pukul 16;40wib) - Kamis,1 Oktober 2009,gempa dengan kekuatan 7 SR melanda Jambi.

Bab I Pendahuluan 3 Sumber: http://answering.wordpress.com/2009/09/03/inilah-gempa-dasyatyang-mengguncang-indonesia-tahun-2004-2009/ Dalam masyarakat modern ini ada dua cara untuk mendapatkan obat, yaitu dengan membeli obat di toko obat dan dengan membeli obat di apotek. Jika dilihat secara sepintas, sepertinya toko obat dan apotek terlihat sama. Padahal, apabila kita amati sebenarnya terdapat beberapa perbedaan antara toko obat dan apotek. Beberapa perbedaan tersebut diantaranya adalah: Produk Cara pembelian Toko Obat Pada umumnya obat-obatan yang dijual bukan dari pabrik farmasi. Tidak memerlukan resep dokter dalam pembelian obat. Apotek Pada umumnya obat-obatan yang dijual adalah obatobatan produksi pabrik farmasi. Memerlukan resep dokter dalam pembelian obat- obat tertentu. Penanggung jawab Pemilik toko obat. Apoteker. Keahlian khusus Pemilik toko obat tidak memerlukan keahlian khusus dan pendidikan formal di bidang farmasi. Seorang apoteker harus mempunyai keahlian khusus dan pendidikan formal di bidang farmasi.

Bab I Pendahuluan 4 Pada umumnya orang memilih apotek sebagai solusi untuk mendapatkan obat. Hal itu disebabkan karena masyarakat menilai mengkonsumsi obat yang dibeli dari apotek lebih aman dibandingkan mengkonsumsi obat yang dibeli dari toko obat. Rasa aman tersebut dikarenakan orang yang bertanggung jawab di apotek adalah seorang apoteker yang memiliki keahlian dan pendidikan di bidang farmasi dan apotek memiliki izin khusus dari Badan Kesehatan. Hal itulah yang menyebabkan para dokter menyarankan pasiennya untuk membeli obat yang mereka tuliskan dalam resep ke apotek. Apotek sebagai pilihan utama dalam mendapatkan obat, mengakibatkan prospek dan persaingan apotek lebih terasa dalam dunia bisnis obat-obatan apabila dibandingkan dengan toko obat. Persaingan apotek terasa sangat ketat karena keragaman produk yang dijual di setiap apotek hampir sama. Begitu pula dengan harganya, kisaran harga obat- obatan yang dijualpun tidak jauh berbeda. Dengan melihat kenyataan seperti itu, setiap apotek berusaha memiliki kelengkapan obat agar bisa memenangkan persaingan. Tapi hal itu tidaklah cukup, karena suatu apotek harus dapat menonjolkan kelebihannya dibandingkan dengan apotek lainnya agar bisa memenangkan persaingan. Setiap konsumen yang akan membeli obat, pasti memiliki pertimbanganpertimbangan khusus dalam memilih apotek mana yang akan ia kunjungi. Biasanya masyarakat akan mempertimbangkan masalah harga yang terjangkau, lokasi apotek yang strategis, kelengkapan obat yang dimiliki, kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu apotek, dan pandangan masyarakat terhadap apotek tertentu. Hal-hal

Bab I Pendahuluan 5 demikianlah yang ingin dimiliki oleh setiap apotek agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing dengan apotek-apotek lainnya. Sama seperti apotek lainnya, Apotek Primapun berusaha agar masyarakat memilih Apotek Prima sebagai solusi untuk membeli obat. Apotek Prima adalah Apotek yang berlokasi di, dan sampai saat ini Apotek Prima berhasil menjadi apotek yang memiliki jumlah pelanggan yang lebih banyak dibandingkan apotek lainnya di. Hal ini dapat kita lihat melalui foto dari perbandingan jumlah pelanggan yang ada di Apotek Prima dan apotek lainnya yang berada di.

Bab I Pendahuluan 6 Gambar 1 Perbandingan Jumlah Pelanggan Apotek Prima dengan Apotek lain di Sumber: Data Primer Dengan melihat foto perbandingan jumlah pelanggan pada Apotek Prima dengan apotek lainnya yang diambil pada hari Sabtu, 28 November 2009 pk. 13.53 WIB, kita bisa melihat keberhasilan dari Apotek Prima dalam mengelola bisnisnya. Keberhasilan tersebut didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah lokasi yang strategis, kelengkapan obat, dan pelayanan yang memuaskan dari Apotek Prima. Hal ini juga yang menunjang keberadaan Apotek Prima dapat tetap bertahan hingga 14 tahun. Selain itu ada juga tiga keuntungan dari lokasi dan fasilitias yang dimiliki Apotek Prima. Pertama, Apotek Prima terletak di jalan HZ. Mustofa No. 104 yang merupakan jalan utama dan pusat kota. Kedua, Apotek Prima menyediakan layanan praktek dokter, sehingga memudahkan pelanggan dapat langsung menebus resep setelah berobat tanpa harus berpindah tempat. Ketiga, lokasi Apotek Prima juga berseberangan dengan tempat praktek dokter-dokter lainnya.

Bab I Pendahuluan 7 Keberhasilan Apotek Prima seperti yang telah disebutkan di atas, secara tidak langsung memberikan inspirasi berdirinya apotek-apotek lain di Tasikmlaya, khususnya di bagian tengah kota. Berikut ini adalah daftar nama apotek- apotek lain yang lokasinya di tengah kota : Tabel I Daftar Nama Apotek di Tengah Kota Nama Apotek Alamat Tahun Pemilik Berdiri Annisa Jl. RE. Martadinata No. 42 2003 Ibu. Nurhasanah Bina Sehat Jl. Dr. Sukarjo No.40 2002 Bpk. Yanto Risyanto Kimia Farma Jl. Sutisna Senjaya No. 26 2001 Bpk. Nana Setia Permana Lima Jl. Dr. Sukarjo No.96 2002 Ibu. Lina Herlina Priatna Mila Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2005 Bpk. Hendra Mulyana 313 Mitra Farma Jl. Hz. Mustofa No. 337 2004 Ibu. Dinie Arianti Murni Jl. Tentara Pelajar No. 40 2000 Bpk. Nana Rosadi Nakula Farma Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 1998 Bpk. Eddy Neissa Jl. Sutisna Senjaya No. 130 2007 Bpk. Agus Darajat Sumber Sehat Jl. Hz. Mustofa No. 11 2001 Bpk. Herdis Kiswa Sumber: Data Primer Pelanggan adalah faktor yang paling penting bagi Apotek Prima untuk kelangsungan hidupnya. Pada dasarnya, setiap orang pasti memiliki kebutuhan dan keinginan, sehingga merupakan suatu hal yang penting bagi Apotek Prima untuk mengetahui dan mengenali apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap obat. Hal ini sangat penting karena kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat menjadi penentu dari proses pengambilan keputusan pelanggan yang terdiri

Bab I Pendahuluan 8 dari menganalisa atau pengenalan akan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber, penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan untuk membeli, dan perilaku sesudah pembelian (Dharmmestha dan Handoko, 2000:106). Bagi Apotek Prima perasaan dan perilaku sesudah pembelian sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan tentang keunggulan dari produk dan pelayanan Apotek Prima yang diucapkan dari mulut ke mulut kepada pihak lain. Kepuasan pelanggan terhadap keunggulan dari produk dan pelayanan Apotek Prima akan berdampak kepada loyalitas. Loyalitas adalah gabungan antara proses intelektual dan emosional antara pelanggan dan perusahaan (Freddy Rangkuti, 2003:3). Orang yang melakukan pembelian ulang secara teratur membeli atau antar lini produk jasa, mereferensikan kepada orang lain menunjukan kekebalan terhadap produk pesaing disebut loyalitas pelanggan (Jill Griffin, 2005:31). Adanya loyalitas merupakan bukti dari keberhasilan Apotek Prima dalam menjalin suatu hubungan baik dengan pelanggan. Hubungan yang baik dengan pelanggan dapat diciptakan melalui merek. Freddy Rangkuti (2002:1) mengutip pernyataan dari American Marketing Association yang mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang, jasa, nama perusahaan atau apapun yang dapat memiliki merek dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari merek pesaing.

Bab I Pendahuluan 9 Melihat definisi merek tersebut diatas, Apotek Prima menggunakan namanya sebagai merek agar masyarakat dapat membedakan, menilai, serta membandingkan Apotek Prima dengan apotek lainnya di guna membentuk loyalitas merek. Loyalitas merek dalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Freddy Rangkuti, 2002:60). Loyalitas merek muncul dari adanya kepuasan pelanggan terhadap suatu merek tertentu. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan secara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan (Kotler, 2000:42). Dari pernyataan tersebut, pelanggan yang puas terhadap suatu merek akan menimbulkan kesukaan pada merek. Perilaku yang akan ditunjukkan pelanggan atas kepuasan yang dirasakannya terhadap suatu merek adalah dengan melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap merek yang sama untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga merek memiliki peranan yang sangat penting sebagai strategi untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Maka dari itu Apotek Prima menonjolkan mereknya agar dapat memenangkan persaingan bisnis obat-obatan. Dengan melihat keberhasilan yang diperoleh Apotek Prima, kita juga bisa melihat adanya nilai loyalitas merek pada Apotek Prima. Berdasarkan permasalahan ini penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian yang disusun dalam sebuah karya tulis dengan judul : ANALISIS TINGKAT BRAND LOYALTY PELANGGAN PADA MEREK APOTEK PRIMA

Bab I Pendahuluan 10 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat brand loyalty pelanggan pada merek Apotek Prima? 2. Strategi apa yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan jumlah pelanggan pada masing-masing tingkat brand loyalty? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah peneliti ingin mendalami teori mengenai loyalitas merek sehingga dapat dipraktekan pada kehidupan nyata saat membuka suatu usaha. Sedangkan, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat brand loyalty pelanggan pada merek Apotek Prima. 2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan jumlah pelanggan pada masing-masing tingkat brand loyalty. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kegunaan, baik itu bagi penulis sendiri, bagi perusahaan, maupun bagi pihak lain. Manfaatnya adalah: 1. Bagi Penulis

Bab I Pendahuluan 11 Merupakan suatu kesempatan untuk melakukan penerapan teori pemasaran ke dalam suatu masalah dalam dunia nyata khususnya yang berhubungan dengan loyalitas merek. 2. Bagi Perusahaan Sebagai suatu masukan agar perusahaan dapat lebih menyadari akan pentingnya loyalitas merek dalam kelangsungan hidup perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan masukan dalam penelitian lain, khususnya yang berhubungan dengan loyalitas merek.