BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. keadaan geografis, mata pencaharian, dan agama penduduknya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bagi rata kepada anak laki-laki dan anak perempuan.

BAB IV A. ANALIS HUKUM ISLAM TENTANG STATUS HAK WARIS. elemen masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV. A. Analisis terhadap Penentuan Bagian Waris Anak Perempuan. 1. Analisis terhadap Bagian Waris Anak Perempuan dan Cucu Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pewarisan erat hubungannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEMAK NO: 0829/ Pdt. G/ 2007/ PA. Dmk

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT PARA KIAI DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS DI KAMPUNG ADAT PULO KABUPATEN GARUT DALAM PERSEPSI HUKUM ISLAM

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP METODE PEMBAGIAN WARIS DENGAN CARA LOTRE DI DESA KEMLOKOLEGI KAB. NGANJUK

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya al-qur an merupakan kitab Allah yang berisi norma-norma

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 184 K/AG/1995 TENTANG KEDUDUKAN AHLI WARIS ANAK PEREMPUAN BERSAMA SAUDARA PEWARIS

P E N E T A P A N. Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

PROGRAM ILMU SYARIAH KONSENTRASI HUKUM KELUARGA ISLAM

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ISLAM IS THE BEST CHOICE

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Pengangkatan Anak Di Pengadilan Agama Bantul (Studi Kasus Penetapan

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. maupun terhadap sesama umat manusia. Melalui ayat-ayat dan hadis

ب س م الل ه ال رح م ن ال رح ي م

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB II TINJAUAN HUKUM WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan sejahtera dalam rumah tangga Islam, sehingga terwujud sendi-sendi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

Analisis Hukum Islam terhadap Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 209 tentang Wasiat Wajibah Anak Angkat

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

Al-Samii' dan Al-Bashiir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematian menimpa diri seseorang, karena kematian adalah rahasia Allah.

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENOLAKAN HAK ASUH ANAK DI PA.MOJOKERTO DALAM PUTUSAN NOMOR 1298/PDT.G/2014/PA.Mr

BAB I PENDAHULUAN. Kewarisan merupakan salah satu bentuk penyambung ruh keislaman antara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di bidang Hukum Kewarisan, bahwa seorang cucu dapat menjadi ahli waris menggantikan ayahnya yang meninggal terlebih dahulu dari pewaris. Hal ini termaktub dalam Kompilasi Hukum Islam berdasarkan Inpres Nomor 1 tahun 1991 Pasal 185 yang bunyinya dalam ayat (1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173. Kemudian dalam ayat (2) Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti. Menurut Raihan A. Rasyid, istilah ahli waris pengganti dibedakan antara orang yang disebut ahli waris pengganti dan pengganti ahli waris. Menurutnya, ahli waris pengganti adalah orang yang sejak semula bukan ahli waris tetapi karena keadaan tertentu ia menjadi ahli waris dan menerima warisan dalam status sebagai ahli waris. Misalnya, pewaris tidak meninggalkan anak tetapi meninggalkan cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki. Mengenai ahli waris pengganti yang di atur di dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam diatas merupakan hal baru di dalam hukum waris Islam di Indonesia. Dalam al-qur an maupun Hadits tidak ada yang mengatur tentang ahli waris pengganti, bahkan di negara-negara Islam lainnya tidak mengenal adanya ahli waris pengganti. Khusus menyangkut dengan masalah cucu, dalam keadaan

2 apapun mujtahid terdahulu tetap menempatkannya sebagai cucu, bukan sebagai pengganti ayahnya. Hazairin (1982: 8) mengemukakan bahwa hukum kewarisan Islam bercorak bilateral dan mengenal ahli waris pengganti. Tentang ahli waris pengganti itu didasarkan pada penafsiran Al-Qur an surat An-Nisa ayat 33, yang berbunyi sebagai berikut: و ل ك ل ج ع ل ن ا م و ا ل م ا ت ر ك ال و ال د ان و األق ر ب ون و ال ذ ين ع ق د ت أ ي ان ك م ف آت وه م ن ص يب ه م ن الل ا ن ع ل ى ل ش ي ء ش ه يد ا Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orangorang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Perkataan mawali ( (م و ا ل yang terdapat dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai ahli waris Pengganti. Sejalan dengan Hazairin, Sajuti Thalib (2004: 80-81) mengemukakan pendapat, bahwa mawali ialah ahli waris pengganti. Yang dimaksud ialah ahli waris yang menggantikan seseorang untuk memperoleh bagian warisan yang tadinya akan diperoleh orang yang digantikan itu. Mereka yang menjadi mawali ini ialah keturunan anak pewaris, keturunan saudara pewaris atau keturunan orang yang mengadakan semacam perjanjian mewaris (bentuknya dapat saja dalam bentu wasiat) dengan si pewaris.

3 Dengan demikian menurut Hazairin dan Sajuti Thalib dalam hukum kewarisan Islam dikenal adanya penggantian ahli waris. Dimana seorang cucu menggantikan ayahnya yang telah meninggal lebih dahulu dari kakeknya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka cucu yang ayahnnya sudah terlebih dahulu meninggal dunia dari kakeknya, berhak menerima warisan kakeknya. Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2008 di Pengadilan Agama Cimahi salah satu perkara yang diterima, diperiksa, diputus, dan diselesaikan adalah mengenai gugatan ahli waris pengganti antara WK, sebagai penggugat, melawan TT, sebagai tergugat. Atas perkara gugatan itu Pengadilan Agama Cimahi mengeluarkan keputusannya, dalam bentuk putusan Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti. Untuk memudahkan pemahaman gugatannya dapat dilihat dalam bagan berikut: TR + AS AT + AR TT WK Keterangan: TR = Pewaris (meninggal tahun 2006) AS = Pewaris (meninggal tanggal 20 Juli 1999) AR = Ahli waris yang diganti (meninggal tanggal 17 Nopember 1986) AT = Ibu Penggugat/Istri AR TT = Ahli Waris/anak perempuan, sebagai Tergugat

4 WK = Ahli Waris Pengganti yang menggantikan AR, sebagai Penggugat Adapun duduk perkaranya sebagai berikut; bahwa WK adalah cucu dari almarhum TR dengan AS, sedangkan TT (tergugat) adalah anak dari almarhum TR dengan almarhum AS. Bahwa alm TR dengan alm AS telah menikah dan telah dikarunia 2 (dua) orang anak yaitu seorang laki-laki bernama AT dan seorang perempuan TT. Kemudian AT menikah dengan seorang perampuan bernama AR dikaunia seorang anak perempuan bernama WK (penggugat). Bahwa AS telah meninggal dunia pada tanggal 20 juli 1999, bahwa AT telah meninggal dunia pada tanggal 17 Nopember 1986. Bahwa alm AS dan alm TR meninggalkan harta warisan berupa sebidang tanah adan seluas 3.107 m 2 di daerah Soreang yang diatasnya berdiri sebuah bangunan seluas 200 m 2 yang dikuasai oleh tergugat. Bahwa harta peninggalan tersebut belum dibagikan kepada ahli warisnya yaitu tergugat (anak perempuan) dan penggugat (cucu perempuan). Bahwa dalam gugatannya penggugat memohon kepada majelis hakim agar menjatuhkan putusan untuk menetapkan penggugat sebagai ahli waris dari TR, menetapkan harta tersebut yang dalam gugatan adalah harta peninggalan TR yang harus dibagikan kepada ahli warisnya penggugat dan tergugat, dan menetapkan bagian masing-masing. Dengan mempertimbangkan berdasarkan beberapa ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam, antara lain: pasal 174 jo pasal 185, pasal 175 ayat (1) jo pasal 185 ayat (1) dan (2), serta pasal 176. Selain menggunakan ketentuan pasalpasal dalam Kompilasi Hukum Islam, majelis hakim juga menjadikan Nash al- Qur an sebagi rujukan diantaranya Surat An-Nisa ayat 7 yang artinya: bagi orang

5 laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan Surat An-Nisa ayat 11 yang artinya: Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; Berdasarkan atas gugatan penggugat hakim memutuskan menetapkan penggugat WK dan tergugat TT sebagai ahli waris almarhum TR, menetapkan sebidang tanah dimaksud dalam gugatan adalah harta peninggalan almarhum TR yang belum dibagi kepada ahli warisnya, menetapkan bagian masing-masing dari ahli waris tersbut adalah WK (penggugat) mendapat 2/3 bagian X 3.107 m 2 sedangkan TT (tergugat) mendapatkan 1/3 bagian X 3.107 m 2. Namun berdasarkan pasal 185 ayat (2) bahwa Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti. Dengan demikian bahwa bagian ahli waris pengganti lebih besar dari pada ahli waris yang sederajat dengan yang diganti, jelas saja ini tidak sejalan dengan ketentuan Pasal 185 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam. Fatchur Rahman (1975: 175), mengatakan bahwa cucu perempuan dari anak laki-laki mendapatkan 1/6 sebagai penyempurna 2/3, bila ia bersama-sama dengan anak perempuan shulbiyah tunggal dan tidak bersama-sama dengan seorang mu ashshib yang dapat menghijabnya, sedangkan bagian anak perempuan shulbiyah yang tunggal adalah 1/2 bagian.

6 Pembagian menurut Putusan Majelis Hakim bahwa cucu perempuan dari anak laki-laki mendapatkan bagian 2/3, anak perempuan mendapatkan bagian 1/3. Sedangkan pembagian menurut Fatchur Rahman cucu perempuan dari anak lakilaki mendapatkan 1/6, anak perempuan mendapatkan 1/2. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi. Peneliti mengajukan rencana penelitian dengan judul Analisis Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560 Tahun 2008 Tentang Ahli Waris Pengganti. B. Rumusan Masalah Uraian di atas menunjukan bahwa Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560 Tahun 2008 Tentang Ali Waris Pengganti merupakan perwujudan penerapan hukum yang berlaku baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis terhadap peristiwa hukum yang terjadi. Di lain pihak, putusan itu merupakan perwujudan penggalian dan penemuan hukum dari nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat. Berkenaan dengan masalah tersebut, diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa pertimbangan hukum yang dijadikan dasar dalam putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti? 2. Temuan hukum apa yang dapat digali dan ditemukan dalam putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti?

7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pertimbangan hukum yang dijadikan dasar hukum dalam putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti? b. Untuk mengetahui temuan hukum yang dapat digali dan ditemukan dalam putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti? 2. Kegunaan Penelitian Adapaun Kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah di bidang hukum Islam dan pranata sosial, khususnya yang berkaitan dengan hukum waris Islam bagi kalangan civitas akademika. b. Dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang akan di teliti dalam perkara waris mengenai ahli waris pengganti, serta diharapkan berguna bagi perkembangan hukum dan nilai-nilai hukum yang ada di masyarkat. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dititik beratkan pada pembahasan isi keputusan pengadilan agama yang memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht). Dalam hal ini

8 berdasarkan putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut. Pertama, putusan pengadilan memiliki dua unsur, yaitu: putusan merupakan wujud penerapan hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. Selain itu, putusan itu mencerminan pembentukan atau melakukan ijtihad dari nilai-nilai hukum yang dapat digali yang hidup di masyarakat. Hal ini berdasarkan pasal 25 ayat (1) dan pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Kedua, putusan pengadilan didasarkan pada hukum tertulis, baik hukum materil (substantif) maupun hukum formil (prosedural). Kaidah hukum tersebut bersumber pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam putusan ini didasarkan pada KHI Pasal 174 ayat (1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari: a. Menurut hubungan darah: golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek. Golongan perempuan terdiri dari : ibu, anak perempuan, saudara perempuan dari nenek. b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari : duda atau janda. Ayat (2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah, ibu, janda atau duda.

9 Pasal 175 ayat (1) Kewajiban ahli waris terhadap pewaris adalah: a. mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai; b. menyelesaikan baik hutang-hutang berupa pengobatan, perawatan, termasuk kewajiban pewaris maupun penagih piutang; c. menyelesaikan wasiat pewaris; d. membagi harta warisan di antara wahli waris yang berhak. Ayat (2) Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya terbatas pada jumlah atau nilai harta peninggalannya. Pasal 176 Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat separoh bagian, bila dua orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian, dan apabila anask perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan. Pasal 185 Pasal 185 ayat (1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada sipewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173. Ayat (2) Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti. Ketiga putusan pengadilan juga didasarkan pada hukum tidak tertulis, baik berupa doktrin para ahli hukum dan pendapat fuqaha maupun hukum dalam wujud perilaku manusia yang mengikat. Mengenai hal ini putusan hakim berdasarkan al- Qur an sebagi rujukan diantaranya Surat An-Nisa ayat 7: ل لر ج ال ن ص يب م ا ت ر ك ال و ال د ان و األق ر ب ون و ل لن س اء ن ص يب م ا ت ر ك ال و ال د ان و األق ر ب ون م ا ق ل م ن أ و ث ر ن ص يب ا م ف ر وض ا

10 bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan Surat An-Nisa ayat 11: ي وص يك م الل ف أ و الد م ل لذ ر م ث ل ح ظ األن ث ي ي... Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anakanakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan ; Keempat, dalam proses pengambilan keputusan pengadilan, hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilainilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Hal ini didasarkan pada ketentuan pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1970 Tentang kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Hal itu memberikan peluang kepada hakim untuk melakukan ijtihad dalam proses pembentukan hukum baru. Kelima, keputusan pengadilan itu dilakukan terhadap perkara yang diajukan, setelah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur peradilan yang berlaku dalam lingkungan Peradilan Agama. Perkara yang diterima itu termasuk dalam kewenangan pengadilan Agama, baik kewenangan absolut maupun kewenangan relatif. Keenam, putusan pengdilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap menjadi yurisprudensi, apabila dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan

11 pengadilan tentang perkara yang sama. Yurisprudensi itu menjadi sumber hukum tertulis. E. Langkah-langkah Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode content analysis (analisis isi), yaitu dengan cara analisis isi putusan pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti. 2. Sumber Data Sumber data primer, yaitu berupa dokumen berkas perkara dalam Putusan Pengadilan Agama Cimahai Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti. Sumber data sekunder adalah data dari penelitian kepustakaan dimana data sekunder ini berupa bahan hukum yang sifatnya menjelaskan, bahan hukum ini berupa buku literatur. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang mengacu pada pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang dirumuskan. a. Pertimbangan hukum dengan menentukan dan memperhatikan pasalpasal peraturan perundang-undangan yang terdiri dari hukum materil dan hukum formil, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.

12 b. Temuan hukum yang dapat digali dengan memperhatikan isi dalam Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560 Tahun 2008. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: a. Studi dokumentasi, dengan cara mengumpulkan dokumen berkas perkara Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan putusan tersebut. b. Studi kepustakaan, dengan cara mencari dan mempelajari serta memahami buku-buku ilmiah. Selain itu, peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya dengan pembahasan juga dikumpulkan. 5. Analisis Data Penganalisisan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Seleksi terhadap data yang terkumpul terhadap berkas Putusan Pengadilan, dan dokumen lainnya yang menunjang. 2. Klasifikasi data, yaitu pemisahan data yang diperoleh dari analisis putusan serta studi kepustakaan. 3. Menghubungkan data yang berupa Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi dengan cara mentafsirkan apa yang ada dalam kerangka berpikir.

13 4. Menarik kesimpulan dari data yang dianalisis (Putusan Pengadilan Agama Cimahai Nomor 0560/Pdt.G/2008/PA.Cmi tentang ahli waris pengganti), dengan memperhatikan fokus penelitian.