3. Pengindeksan Dokumen Dasar-Dasar Dokumentasi (Modul 3) by Yuni Nurjanah Page 1
Bahasa Indeks (bhs sehari-hari dunia pusdokifo), adalah: Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri (mendeskripsikan) isi dokumen dengan tujuan untuk disimpan dan ditemu kembali (Sulistyo-Basuki, 1992). Bahasa Indeks terdiri dari 3 jenis: A. Skema (bagan) Klasifikasi B. Daftar Tajuk Subjek C. Tesaurus Page 2
Skema Klasifikasi Tajuk Subjek Tesaurus Pengertian Bahasa indeks yang menggunakan deskriptor untuk mewakili semua konsep dan objek yang relevan dalam subjek tertentu yang disusun secara sistematis menurut kriteria materi atau kriteria intelektual Merupakan deskriptor yang dibentuk dari kata tunggal atau kata majemuk yang dipilih secara empris dari teks dokumen dengan tujuan memeri pada tingkat ketepatan yang moderat berbagai subjek yang diliput unit informasi. (Sulistyo- Basuki, 1992) Sebuah buku sinonim (dua kata atau lebih yang memiliki arti yang sama). Termasuk karya terkait yang memiliki hal yang hampir sama. Juga termasuk daftar hiponim (sub bagian) serta antonim (dua kata yang memiliki arti berlawanan). Page 3
Persamaan Perbedaan Skema Klasifikasi Tajuk Subjek Tesaurus Merupakan Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri (mendeskripsikan) isi dokumen dengan tujuan untuk disimpan dan ditemu kembali Kelompok bahasa pra koordinasi Berdasarkan hububungan b hirarkis pada hubungan antar subjek-nya Terdiri dari kelas umum dan sub-sub kelas Biasanya menunjukkan posisi masing-masing deskriptor dengan angka, huruf, gabungan angka dan huruf Dapat digunakan untuk shelfing Merupakan bahasa indeks yang digunakan dalam sistem pralaras seperti: katalog tradisional, bibliografi, dan indeks cetak Merupakan Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri (mendeskripsikan) isi dokumen dengan tujuan untuk disimpan dan ditemu kembali Menggunakan acuan lihat/ see dan lihat juga/ see also tidak menunjukkan hubungan hirarkies masing-masing TS, karena daftar tsb disusun berabjad Terutama digunakan untuk jajaran manual di perpustakaan Merupakan bahasa indeks yang digunakan dalam sistem pralaras seperti: katalog tradisional, bibliografi, dan indeks cetak Merupakan Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri (mendeskripsikan) isi dokumen dengan tujuan untuk disimpan dan ditemu kembali Menggunakan acuan istilah luas dan istilah khusus Tidak mengenal pembagian subdivisi (subdivisi bentuk, subdivisi kelas, dls) Hanya menggambarkan hubungan kata-kata yang perlu saja Terutama digunakan untuk jajaran manual di perpustakaan Merupakan bahasa indeks yang digunakan dalam sistem pascalaras seperti: katalog pada disk komputer Page 4
Proses Pengindeksan: A. Pengindeksan Kata: semua kata yang tercantum dalam dokumen (bahasa ilmiah) sebagai dasar pembuatan indeks kecuali yang termasuk dalam stop list (kata yang tidak termasuk dalam keyword/ tidak dapat didekati = an, a, the, with, and, dll) B. Pengindeksan Konsep: yang diindeks adalah konsep bukan kata dan menggunakan bahasa artifisial ( bahasa indeks berstruktur yang terdiri dari satu daftar istilah indeks yang terawasi yang disebut kosakata terawasi atau daftar kendali) yang disesuaikan dengan kebutuhan pengindeksan. C. Pengindeksan Bahasa alami dengan mesin: pengindeksan subjek menghasilkan deskripsi indeks yang merupakan deskripsi ringkas mengenai dokumen Page 5
Proses Pengindeksan: C. Pengindeksan Bahasa alami dengan mesin (bentuknya), oleh H.P. Luhn: KWICK (Key Word In Context) KWOK (Key Word Out of Context) Unmanipulated Catchword Indexing dan Manipulated Catchword Indexing Pengindeksan subjek menghasilkan deskripsi indeks (index description) yang merupakan deskripsi ringkas mengenai dokumen. Masalah pertama yang dihadapi dalam proses ini adalah menetapkan isi dokumen yang didasarkan pada analisis subjek sehingga harus dikerjakan secara akurat dan konsisten Page 6
Ciri pengindeksan dalam Analisis Subjek: 1. Ketuntasan: menunjukkan jumlah konsep yang dikenali dalam sebuah dokumen untuk tujuan pengindeksannya. Mengeluarkan konsep main theme sekaligus sub-theme 2. Kekhususan: peringkat generik yang dipakai dalam pengindeksan konsep. Konsep-konsep yang dikeluarkan dalam analisis subjek memiliki derajat kekhususan (specificity). Hubungan 1 & 2 : Keduanya mempengaruhi dua ukuran efisiensi sistem temu kembali informasi (retrieval): recall (pemanggilan ulang) dan precision (ketelitian) yang terjadi pada tahap output Kedua ukuran efisiensi retrieval yang penting itu secara kuantitatif disebut nisbah panggilan kembali (recall ratio) yang merupakan perbandingan antara dokumen relevan yang ditemukan dalam penelusuran keduanya cenderung untuk berubah secara terbalik, artinya jika recall bertambah maka precision berkurang atau sebaliknya Page 7
Jenis Konsep 1. Disiplin Ilmu o Disiplini fundamental (bagian utama ilmu pengetahuan) o Subdisiplin (bidang spesialisasi dalam satu disiplin ilmu) 2. Fenomena (benda/ wujud objek kajian daru satu disiplin ilmu) o Objek konkret (ayam, padi, motor, dsb) o Objek abstrak (moral, adat istiadat, cantik, dsb) 3. Bentuk (cara penyajian suatu subjek) Bentuk fisik buku majalah pita rekaman dsb) o Bentuk penyajian (dengan lambang2, tata susun ttt, kelompok ttt) o Bentuk intelektual (penekanan aspek pembahasan suatu subjek) Kegiatan Analisis Subjek o Bentuk fisik buku, majalah, pita rekaman, dsb) Jenis Subjek 1. Subjek dasar 2. Subjek sederhana 1. Fase bias 3. Subjek majemuk 2. Fase pengaruh 4. Subjek kompleks 3. Fase alat 4. Fase perbandingan Page 8
Langkah-langkah Pra-analisis analisis 1. Melalui judul o Kebanyakan untuk buku-buku ilmiah 2. Melalui daftar isi 3. Melalui daftar pustaka atau Bibliografi 4. Dengan membaca kata pengantar (preface), pendahuluan (Introduction) 5. Jika langkah-langkah diatas belum membantu, hendaklan melalui membaca sebagian atau seluruh isi karya tersebut 6. Menggunakan sumber lain (Bibliografi, Katalog, Kamus, Biografi, Ensiklopedi, atau aautinjauan Buku u Page 9