Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan

PENYIMPAN ENERGI YANG TERBUANG DARI PANAS SETRIKA LISTRIK MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) Oleh Tri Wahyu Yulianingrum NIM:

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

SISTEM TELEMETRI DATA PADA MOBIL RC (RADIO CONTROLLED)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM :

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

Perancangan Indikator Belok dan Perlambatan pada Helm Sepeda Berbasis Android Smartphone

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

STUDI EKSPERIMENTAL PENDINGINAN DENGAN TEC (THERMOELECTRIC COOLING SYSTEM) SEBAGAI APLIKASI PENDINGINAN VAKSIN PORTABEL

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III PERANCANGAN SISTEM

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Rancang Bangun Penstabil Tegangan pada Pembangkit Termoelektrik Skala Pico Berbasis Boost Converter

MODUL 07 PENGUAT DAYA

SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER DILENGKAPI SISTEM TELEMETRI MELALUI JARINGAN RS 485

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG

Dongkrak Elektrik Dikontrol Melalui Smartphone Android

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

KISI-KISI SOAL FISIKA SMA KELAS X LISTRIK DINAMIS. a. Seri b. Paralel.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED

BAB III METODE PENELITIAN

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

Proposal Skripsi Teknik Fisika PROPOSAL SKRIPSI

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN ALAT

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMO ELECTRIC COOLING

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

Energi Kinetik Alat Kebugaran Lat Pull Down untuk Lampu LED dan Pemandu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik

LOGO RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DAN PENANGGULANGAN KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS SENSOR TGS2610

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum 1, F Dalu Setiaji 2, Lukas B Setyawan 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga 1 yulianingrum45@gmail.com, 2 fdsetiaji@gmail.com, 3 lukas.b.setyawan@staff.uksw.edu Ringkasan Pada makalah ini dirancang suatu alas setrika yang akan mengubah energi panas setrika yang terbuang saat jeda menyetrika, menjadi energi listrik menggunakan modul TEG (Thermoelectric Generator) yang selanjutnya akan digunakan untuk mengisi sebuah baterai. Kata kunci: panas, TEG, setrika, charger 1. Pendahuluan Menyetrika pakaian merupakan aktivitas yang dilakukan hampir semua keluarga. Ketika sedang digunakan, setrika tidak secara terus menerus digosokkan pada kain. Ada waktunya pengguna melakukan jeda karena melakukan kegiatan seperti menyiapkan pakaian, melipat pakaian yang telah disetrika, memasang pakaian pada hanger atau pun memasang kancing pada pakaian ataupun bisa juga karena pengguna beristirahat sejenak. Pada saat terjadi jeda tersebut, setrika biasanya hanya diletakkan pada posisi berdiri atau diletakkan pada suatu alas setrika konvensional (Gambar 1) sehingga energi panasnya terbuang sia-sia. Pada makalah ini panas setrika yang terbuang ini akan diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan modul thermoelectric generator (TEG). Gambar 1. Alas setrika konvensional 127

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 215 Hal. 127-136 Ide dasar dari makalah ini adalah mengubah energi panas terbuang tersebut menjadi energi listrik menggunakan TEG, lalu menyimpannya ke dalam sebuah baterai isi ulang. Pada saat jeda menyetrika, setrika akan ditempatkan pada modul alas setrika yang akan dibuat, di mana TEG akan ditempatkan sehingga sisi panasnya bersentuhan dengan sisi bawah setrika. Memang pada saat setrika ditempelkan pada alas setrika, akan terdapat penurunan suhu sisi bawah setrika. Namun penurunan suhu tersebut tidak akan signifikan mempengaruhi kinerja setrika ketika akan digunakan kembali untuk menghaluskan kerut pada pakaian. Karena alas setrika yang dibuat pada dasarnya adalah sama dengan alas setrika konvensional dalam hal menyerap energi panas setrika. Lagipula penurunan suhu setrika sebesar beberapa derajat celcius tidak akan menjadi masalah. Hal ini karena kendali suhu pada setrika listrik yang telah ada, yaitu dengan menggunakan bimetal, mentoleransi ralat cukup besar yang ditunjukkan dengan nilai histerisis yang dapat mencapai 3 C [1]. Jika diinginkan kendali suhu setrika dengan lebih tepat maka harus dilakukan perbaikan dalam metode pengendalian suhunya[1],[2]. Untuk menguatkan hipotesis bahwa penggunaan alas setrika tidak akan mengurangi kinerja setrika, dilakukan eksperimen awal dengan menyetrika pakaian dengan dua kondisi, yaitu Gambar 2 ketika jeda setrika diposisikan berdiri (tanpa alas, suhu terukur 17 C) dan Gambar 3 ketika jeda setrika diletakkan pada alas konvensional (suhu terukur 168 C). Hasilnya menunjukkan bahwa pakaian akan sama halusnya dengan waktu menyetrika yang relatif sama. a b Gambar 2. Pakaian yang disetrika dengan setrika tidak ditempelkan pada alas setrika, a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika a b Gambar 3. Pakaian yang disetrika dengan setrika yang sebelumnya ditempelkan pada alas setrika konvensional, a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika 128

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum, F Dalu Setiaji, Lukas B Setyawan 2. Perancangan Alat yang dibuat berbentuk alas setrika yang bersifat portable sehingga mudah dipindah tempatkan. Sumber panas yang digunakan berasal dari panas setrika listrik yang terbuang. Bagian alas setrika yang akan bersentuhan dengan bagian bawah setrika, terbuat dari alumunium sebagai kolektor panas. Bagian ini akan bersentuhan dengan sisi panas dari empat buah TEG yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi listrik. Sedangkan pada bagian sisi dingin TEG dipasang pendingin (heat sink) yang dicelupkan ke dalam diberi oli agar gradien suhu antara kedua sisi TEG tetap tinggi. Tegangan keluaran TEG akan menjadi masukan bagi rangkaian konverter DC ke DC menggunakan LM2577-Adj yang akan menghasilkan tegangan stabil, sebagai pengisi (charger) sebuah baterai kering lythium polymer 3,7V,38mAh yang akan berfungsi sebagai penyimpan energi yang dihasilkan. Diagram kotak keseluruhan alat ditunjukkan pada Gambar 1. Setrika Kolektor panas alas setrika TEG dengan pendingin Buck/Boost Converter Baterai kering Gambar 4. Diagram kotak keseluruhan alat yang dibuat Sedangkan desain fisik alas setrika yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 5. Keterangan gambar: 1 1. Setrika 2. Kolektor panas 4 5 3 2 3. TEG dengan Pendingin 4. Buck-Boost Converter 5. Baterai Kering Gambar 5. Wujud fisik alas setrika yang dibuat 129

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 215 Hal. 127-136 Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian alas setrika yang dibuat. 2.1 Kolektor Panas Alas Setrika Bagian ini merupakan bagian alas setrika yang akan bersentuhan dengan bagian bawah setrika saat setrika tersebut masih sedang jeda tidak digunakan. Kolektor panas yang dibuat dari alumunium setebal 3mm dan berukuran 25cm 15cm ini juga merupakan penyalur panas dari setrika menuju sisi panas TEG. Alumunium dipililih karena ringan, kuat, memiliki konduktivitas panas yang baik serta mudah diperoleh dipasaran. Bagian sisi dingin TEG ditempelkan pada alumunium (heat sink) sebagai penyerap. Heat sink ini dicelupkan dalam cairan oli dengan volume sekitar 1,8 liter yang dikemas dalam wadah kaca yang kedap yang berukuran 21cm 11cm 8cm. Oli dipilih sebagai pendingin karena titik didihnya yang tinggi, mencapai 3 C. 2.2 Thermoelectric Generator (TEG) TEG akan menghasilkan tegangan ketika terdapat gradien temperatur atau ΔT antara sisi panas dan sisi dingin. Modul TEG yang terbuat dari bahan Bi-Te ini akan bekerja hingga suhu 33 C. Empat buah TEG tipe TE-MOD-5W5V-3S yang digunakan disusun secara seri. Tujuan pemasangan secara seri ini adalah untuk menjumlahkan tegangan keluaran masing-masing TEG. Masing-masing TEG tersebut berukuran 3cm 3cm 5mm (Gambar 6). Gambar 6. Wujud fisik TEG yang digunakan. Kedua sisi TEG diolesi dengan pasta termal agar panas merambat dengan baik. Hal ini perlu dilakukan karena dalam antarmuka apapun selalu terdapat rongga mikroskopis yang dapat menjebak udara masuk di antaranya sehingga mengakibatkan kerugian perambatan panas. Dengan penggunaan pasta termal akan mengisi rongga mikroskopis sehingga meningkatkan konduktivitas termal. 2.3 Buck- Boost Converter dan Baterai Kering Tegangan keluaran TEG bervariasi tergantung pada suhu antar kedua sisinya (ΔT) dan beban yang dipasang pada keluarannya. Berdasarkan hasil pengujian, keempat TEG menghasilkan tegangan antara 3,9V sampai 7,9V ketika dibebani resistor senilai 3Ω. Nilai 3Ω tersebut adalah hambatan dalam dari susunan keempat TEG seri tersebut. Untuk dapat mengisi baterai kering tipe lythium polymer 3,7V 38mAh maka keluaran TEG akan distabilkan pada nilai 4,7V. Untuk itu digunakan rangkaian DC-DC Buck-Boost Converter berbasis IC LM-2577-Adj yang bisa menaikkan dan menurunkan tegangan DC masukannya (yaitu keluaran TEG) untuk menghasilkan tegangan keluaran yang konstan. Rangkaian yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 7. Pemilihan nilai komponen rangkaian tersebut mengacu pada [3]. Pada keluaran rangkaian juga dipasang LED indikator yang menyala jika baterai terisi (jika tegangan TEG bernilai di atas 1,23V 13

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum, F Dalu Setiaji, Lukas B Setyawan sehingga keluaran rangkaian Buck- Boost Converter bernilai 4,7V). Keluaran rangkaian ini langsung dihubungkan ke baterai kering sebagai penyimpan energi. Vin + 3V L1 1uH 22uF 1N5821 Vout+ 2,2uH 4,7V Cin,1uF 1N44 2,2uH R1 1k 22uF Cout 2681uF Rc 2,2k Cc 238nF IN OUT COM LM 2577-Adj R2 2k Gambar 7. Rangkaian Buck-Boost yang digunakan. Wujud alas setrika yang telah dibuat ditunjukkan pada Gambar 8 dengan dimensi 25cm(P) 15cm(L) 1cm(T) dan berat 3,5kg. Ketika digunakan, setrika cukup diletakkan di atasnya seperti halnya menggunakan alas setrika konvensional. Terminal yang ditunjukkan pada gambar tersebut dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan baterai saat pengisian berlangsung. Gambar 8. Alas setrika yang telah dirancang dan penempatan setrika di atasnya 3. Pengujian dan Analisis Pengujian pertama yang dilakukan adalah menguji dua cairan pendingin yaitu air (sebagai pembanding) dan oli yang akan digunakan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa air dengan volume yang lebih banyak yaitu 3,3 liter dibandingkan dengan oli bervolume 1,84 liter yang keduanya sama-sama dipanaskan dengan setrika selama lima menit mengalami kenaikan suhu yang jauh berbeda. Suhu air naik 9,5 C sedangkan suhu oli hanya naik 2,5 C. Dengan demikian oli akan digunakan sebagai pendingin pada alat ini. 131

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 215 Hal. 127-136 Kemudian diuji besarnya tegangan keluaran TEG dengan memasang beban yang bervariasi pada keluarannya. Pada pengujian ini digunakan setrika berdaya maksimal 35W yang diletakkan di atas alas setrika yang dibuat. Didapatkan bahwa keluaran dari sususan seri empat buah TEG akan memberikan daya maksimum jika nilai beban 3Ω yang menghasilkan daya sebesar 2,23 W. Selanjutnya dilakukan pengujian pengaruh ΔT terhadap nilai keluaran TEG (VOUT) dengan hasil ditunjukkan Gambar 9. Pada pengujian ini diberikan beban 3Ω dan suhu diukur menggunakan thermogan Fluke tipe 68-IR Thermometer. V OUT (V) 1 8 6 4 3.9 4.8 5.2 5.9 7.65 7.9 2 9 11 13 13 16 21 ΔT ( C) Gambar 9. Grafik perubahan VOUT terhadap ΔT. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tegangan keluaran TEG (VOUT) bertambah besar dengan bertambahnya gradien temperatur (ΔT) antara kedua sisinya, walaupun kenaikannya tidak benar-benar linear. Selanjutnya dilakukan pengujian rangkaian Buck-Boost Converter dengan memberi masukan berupa tegangan DC yang berasal dari catu daya laboratorium merk GW tipe GPS-33D. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan tegangan minimal sebesar 2,86V rangkaian sudah mampu memberikan tegangan keluaran sebesar 4,73V atau modul bekerja sebagai boost converter. Sedangkan saat tegangan masukannya berada di atas 4,7V maka keluaran tetap bernilai sekitar 4,7V yang berarti rangkaian dapat bekerja sebagai buck converter. Dengan demikian jangkauan tegangan keluaran TEG (Gambar 9) dapat digunakan untuk memberi masukan rangkaian Buck-Boost Converter agar menghasilkan tegangan keluaran stabil di sekitar 4,7V. Tegangan keluaran rangkaian rangkaian Buck-Boost Converter tersebut selanjutnya digunakan untuk mengisi baterai. Pengukuran arus dan tegangan baterai yang sedang diisi, dilakukan dengan dial pengatur pengatur panas setrika diposisikan pada kondisi minimum dan juga maksimum (paling panas). Ketika dial diposisikan minimum, hasilnya ditunjukkan pada Gambar 1 dan 11. Berdasarkan grafik tersebut, menggunakan rumus energi, E=V.I.t, dapat dihitung energi yang diisikan pada baterai selama pengujian (4 menit) yaitu,14wh. Karena baterai yang digunakan adalah 3,7V, 38mAh (kapasitas maksimalnya 1,41Wh), maka selama 4 menit tersebut (dengan panas setrika minimal), baterai telah terisi sebanyak 1% saja. 132

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum, F Dalu Setiaji, Lukas B Setyawan 3.5 3 2.5 2.81 3.5 3.12 3.15 3.18 3.19 3.21 3.21 V bat (V) 2 1.5 1.5.82 3 6 9 12 15 18 21 24 Gambar 1. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal..16.14.12.1.14.12.1 I bat (A).8.6.7.5.4.3.2.1.1 3 6 9 12 15 18 21 24 Gambar 11. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal. Selanjutnya ketika dial diposisikan maksimum, hasilnya ditunjukkan pada Gambar 12 dan 13. Berdasarkan grafik tersebut, maka selama 1 menit pengisian baterai (dengan panas setrika maksimal), baterai telah terisi sebanyak 8,51%. 133

I bat (A) V bat (V) Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 215 Hal. 127-136 4 3.5 3 2.5 2 3.4 3.33 3.45 3.52 3.58 3.62 3.64 3.68 3.69 3.71 1.5 1.2 1.5 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 Gambar 12. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal..3.25.26.26.26.24.23.21.2.19.18.17.16.15.1.5 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 Gambar 13. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. Pengujian juga dilakukan untuk mengambil energi panas dari setrika yang telah selesai digunakan. Caranya dengan memanaskan setrika lalu memutus catu daya PLN yang digunakan dan menempatkan setrika tersebut pada alas setrika yang telah dibuat. Hasil pengukurannya ditunjukkan pada Gambar 14 dan 15. 134

I bat (A) V bat (V) Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum, F Dalu Setiaji, Lukas B Setyawan 3.4 3.3 3.2 3.16 3.22 3.25 3.27 3.28 3.28 3.28 3.1 3.6 3 2.9 2.83 2.8 2.7 2.6 3 6 9 12 15 18 21 24 27 Gambar 14. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus).18.16.14.12.1.8.6.4.2.16.15.12.11.8.6.4.2.1 3 6 9 12 15 18 21 24 27 Gambar 15. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus) Dengan memanfaatkan energi sisa panas setrika yang telah dipanaskan tersebut, dalam waktu 27s (4,5menit) didapatkan bahwa baterai dapat tersisa sebanyak 1,41% atau,2wh. Energi yang relatif kecil ini masih bisa bermanfaat secara praktis. Berdasarkan hasil pengujian, energi ini cukup untuk menyalakan sebuah lampu senter darurat dengan LED tunggal selama sekitar satu jam (Gambar 16). 135

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 215 Hal. 127-136 Gambar 16. Energi dari sisa panas setrika (catu daya setrika diputus) yang telah tersimpan di baterai dapat menyalakan lampu LED tunggal selama sekitar 1 jam. Pengujian terakhir dilakukan dengan menggunakan setrika untuk menyetrika pakaian secara wajar, selama satu jam. Selama jeda menyetrika, setrika diletakkan pada alas setrika yang dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa energi yang dapat diambil selama proses tersebut dan disimpan di baterai adalah sebesar 1,11Wh atau sekitar 8% dari kapasitas baterai yang digunakan. 4. Kesimpulan Alas setrika portabel yang dibuat, telah mampu memanfaatkan energi panas yang terbuang saat jeda menyetrika menjadi energi listrik yang disimpan dalam baterai. Selama proses menyetrika pakaian satu jam, energi yang tersimpan ke dalam baterai adalah sebesar,11wh dari kapasitas total baterai 1,41Wh atau sebesar 8%. Energi yang tersimpan tersebut secara praktis dapat dimanfaatkan misalnya untuk penerangan darurat selama sumber listrik PLN padam pada malam hari. Daftar Pustaka [1] P. Telcer, Cloth Iron Controlled by MC9RS8KA2, Freescale Czech System Application Laboratory, 28. [2] E.H. Kamaleshwar, S. Karishma, Fully Automated Iron Box, Indian Journal of Science, 215. [3] National Semiconductor, LM2577-ADJ Datasheet, www.alldatasheet.com, diakses pada 1 Desember 214 136