BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GRAMEEN BANK. tergolong negara miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Persetujuan Pengajuan. Pembiayaan. Proses Pencairan. Pembiayaan. Pemantauan dan Pengawasan Penggunaan Dana

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

GRAMEEN BANK MEMBUKTIKAN PEREMPUAN DAN ORANG TERMISKIN DARI YANG MISKIN PUNYA POTENSI UNTUK DIBERDAYAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter merambah ke krisis ekonomi. Dari krisis ini berkembang

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG

III KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PEMIKIRAN MUHAMMAD YUNUS DALAM PEGENTASAN KEMISKINAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik untuk negara ataupun daerah. Peran penting UKM tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

II. TEVJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GRAMEEN BANK A. Sejarah Singkat Grameen Bank Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang tergolong negara miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1971. Awalnya Bangladesh merupakan bagian dari negara Pakistan sebelah timur, namun pemerintahan di sektor barat bersikap tidak peduli terhadap sektor timur sehingga menyebabkan Bangladesh melakukan pemisahan diri melalui peperangan yang didukung oleh India. Pada awal berdirinya negara Bangladesh, perekonomian tidak memiliki fundamental yang kuat, sedangkan sistem pemerintahannya pun masih berantakan. Di masa-masa tersulit sekitar tahun 1970-an, seorang profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong bernama Muhammad Yunus muncul dengan membawa konsep perekonomian mikro yang nantinya sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat miskin. Konsep ini disebut oleh Muhammad Yunus sebagai Bank Grameen atau bank untuk kaum miskin. Awal mulanya pendirian bank ini hanya sebuah unit usaha kredit yang khusus ditujukan kepada kaum miskin. Namun, seiring berjalannya waktu, unit usaha kredit ini berkembang pesat menjadi sebuah Bank Grameen yang nyatanya dapat meminimalisir bahkan menghapus kemiskinan di Bangladesh. Dewasa ini, Bank Grameen tidak hanya beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah berkembang sangat pesat dan

diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Bank Grameen tidak melihat perbedaan ideologi, ekonomi, hukum, bahkan politik. Bank Grameen hanya berfokus pada satu hal, yakni kemiskinan. Sebab, kemiskinan merupakan indikasi dari buruknya perekonomian dan kesejahteraan negara. 19 Tahun 1974 merupakan tahun yang harus dihadapi dengan berat oleh Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh masuk kedalam cengkraman kelaparan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab sebuah negara kecil yang baru meraih kemerdekaannya disertai perekonomian dan perpolitikan yang belum stabil harus mengadapi kelaparan yang mengakibatkan banyak sekali warganya yang meninggal. Muhammad Yunus, Seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan Fakultas Ekonomi ini sangat risau melihat keadaan tersebut. Saat bencana kelaparan di tahun 1974 sedang melanda Bangladesh, Yunus berpandangan bahwa selama ini segala macam teori ekonomi klasik maupun modern yang secara elegan di ajarkan di kampus tidak bisa menjawab permasalahan sosial di negaranya, tidak hanya kelaparan namun juga kemiskinan dan permasalahan sosial ekonomi lainnya. Melihat keadaan yang semakin parah, Yunus memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakat yang mengalami 19 http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-danmuhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya terakhir kali diakses pada 13 November 2010.

kelaparan dan kemiskinan. Desa jobra adalah obyek yang menjadi pusat observasi, sebab daerah tersebut dekat dengan kampus. Proyek awal yang dilakukan Yunus adalah mencari tahu berapa banyak keluarga di desa jobra yang memiliki lahan garapan dan tanaman yang bisa di garap, keterampilan yang dimiliki penduduk desa, hambatan yang dihadapi dalam peningkatkan kesejahteraan mereka, dan berapa banyak warga yang miskin. Setelah melakukan analisis sebab-akibat, Yunus kemudian melakukan studi tentang ekonomi pertanian yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan desa melalui sektor pertanian. 20 Pengembangan desa yang dilakukan oleh Profesor Muhammad Yunus tidak berhenti pada sektor pertanian saja. Setelah menuai hasil yang positif, pada tahun 1976 Yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di Jobra. Kunjungan tersebut melahirkan suatu insiprasi baru ketika Yunus menemui salah satu perajin bangku di Desa Jobra. Hasil perbincangan Yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin. 20 http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-danmuhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya terakhir kali diakses pada 13 November 2010.

Dari tahun 1976 itu, Profesor Muhammad Yunus meluncurkan sebuah proyek penelitian untuk meneliti kemungkinan merancang sebuah sistem kredit untuk menyediakan layanan perbankan yang ditargetkan pada pedesaan miskin yang juga merupakan asal-usul dari Grameen Bank. Proyek Grameen Bank (Grameen berarti pedesaan atau desa dalam bahasa Bangla) memiliki tujuan sebagai berikut: 21 1. Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan; 2. Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang; 3. Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di pedesaan Bangladesh; 4. Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin, dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan 5. Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno berpenghasilan rendah, tabungan rendah, dan rendah investasi, ke dalam lingkaran yang baik dari pendapatan lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi. Dengan konsep Grameen Bank-nya, Yunus mengembangkan konsep kredit mikro yaitu memberi pinjaman skala kecil tanpa agunan untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem kelompok solidaritas. Kelompok-kelompok itu mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan 21 http://grameen info.org/index.php?option=com_content&task=view&id=19&itemid=114, A Short History of Grameen Bank terakhir diakses tanggal 13 November 2010.

setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama. 22 Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat, Bank Grameen mulai membuka cabang di setiap pedasaan di Bangladesh. Kinerja bank juga semakin ditingkatkan. Bank Grameen tidak hanya sekedar memberikan pinjaman yang mudah dijangkau warga miskin, namun juga memberikan pelatihan kepada para peminjam dalam memajukan usahanya. Periode 90-an, Bank Grameen sudah memperlihatkan bagaimana sistem itu efektif bekerja. Para peminjam yang dulunya tergolong miskin, sekarang tidak lagi sekedar melewati garis kemiskinan, namun juga sudah meninggalkannya jauh di belakang. Salah seorang peminjam yang pernah bertenmu langsung dengan Profesor Yunus mengungkapkan bahwa cicilan per minggunya lebih dari 500 taka (US$ 12). 500 taka yang dipinjamnya itu adalah nilai pinjaman pertamanya saat sepuluh tahun yang lalu. Ini berarti bahwa kapasitas mereka untuk meminjam, berinvestasi dan membayar kembali melipat hingga 50 kali dalam 10 tahun. Bank Grameenjuga mendirikan sebuah museum yang disebut sebagai Museum Kemiskinan sebagai simbol bahwa kinerja bank selama ini sangat efektif memberantas kemiskinan. 23 22 Edy Rachmad, Bank Syariah Belum Syariah, Waspada, 17 Mei 2010. 23 http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-danmuhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya terakhir kali diakses pada 13 November 2010.

Bank Grameen saat ini telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Sebagai bentuk penghargaan karena telah berhasil menuntaskan kemiskinan, founding father-nya yakni Profesor Muhammad Yunus memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006. B. Keanggotaan dan Prinsip Grameen Bank Sampai dengan akhir tahun 2005, Grameen Bank telah mempunyai cabang sebanyak 2.226 di 71.371 senter (jumlah desa di Bangladeh 68. 231) dengan total anggota lebih dari 6,6 juta orang. Grameen Bank juga telah direplikasikan di 52 negara, dengan anggota mencapai 102 juta orang. Dana disalurkan dari tahun 1983 sampai dengan 2005 kumulatif mencapai US $ 5.17 miliar, atau lebih kurang US $ 238 juta per tahun. Jumlah modal yang dimiliki Grameen Bank berkembang menjadi US $ 563,2 juta, sebanyak 92% adalah milik anggota. Tingkat pengembalian mencapai 98,2%. 24 Sebagian besar dari mereka penduduk miskin yang dibantu tersebut adalah perempuan. Ada beberapa hal mendasar yang membuat Grameen Bank memilih kaum perempuan sebagai target grup. Pertama, dari segi ketenagakerjaan, umumnya perempuan bukan angkatan kerja yang produktif. Sehingga dengan bantuan kredit mereka dapat mengerjakan usaha produktif disela mengurus rumah tangganya. Kedua, secara kultural perempuan yang terbiasa mengurus ekonomi rumah tangga memiliki potensi sebagai manajer keuangan. Ketiga, secara 24 Http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/grameen_bank.pdf, Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin Dari yang Miskin Punya Potensi Untuk Diberdayakan terkhir diakses tanggal 13 November 2010.

emosional mereka dapat dekat dengan anak-anaknya, baik dalam hal nutrisi maupun pendidikan. Lewat kaum perempuan inilah diharapkan perubahan yang mendasar dapat dimulai. 25 Yang menarik perhatian dari 6,6 juta orang anggota Grameen Bank, sebanyak 94% jiwa adalah wanita. Piliha wanita untuk menjadi anggota Grameen Bank didasarkan pada pemikiran bahwa tanggung jawab wanita terhadap keluarga lebih besar dan wanita cenderung mengutamakan membelanjakan uangnya hanya untuk kepentingan keluarga. Grameen Bank bukan bank konvensional yang hanya berhubungan dengan nasabah secara vertikal dari aspek ekonomi, tetapi Grameen Bank bersifat multidimensional dari segala aspek kehidupan anggotanya, serta memasukkan unsur sosial budaya ke dalamnya. Perempuan yang dipilih sebagai target sasaran karena dalam konsep ekonomi rumah tangga, perempuan merupakan manajer keuangan keluarga yang baik. Perempuan memiliki naluri yang alami dalam mengurus keuangan keluarga di mana penghasilan suami harus didayagunakan sebaik-baiknya untuk mencukupi belanja rumah tangga, biaya sekolah anak dan sebagainya. Dalam lingkungan sosial suatu rumah tangga diyakini akan berjalan lebih baik apabila peran perempuan (seorang ibu) dapat berjalan dengan baik dalam hal mengurus suami, mengurus anak-anak dan mengurus rumah. Apabila dapat mengurus 25 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis diakses terakhir tanggal 13 November 2010.

sebuah keluarga dengan baik tentunya perempuan diharapkan dapat mengurus usaha dengan bijaksana sehingga akan memberikan hasil terbaik. 26 Tujuh prinsip Grameen Bank yang perlu diperhatikan adalah : 1. Grameen Bank adalah milik anggotanya (92% saham milik anggota); 2. Grameen Bank hanya akan memberikan pinjaman kepada orang yang paling miskin dari masyarakat miskin atau yang tidak memiliki harta untuk dijadikan agunan (termasuk para pengemis); 3. Sasaran Grameen Bank terutama adalah permpuan; 4. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan/agunan; 5. Para peminjam sendiri dan bukan Grameen Bank yang menentukan jenis kegiatan usahanya yang akan dibiayai dengan pinjaman dari Grameen Bank; 6. Grameen Bank membantu informasi dan sarana agar peminjam berhasil; 7. Para peminjam membayar tingkat bunga sesuai keperluan untuk menjaga agar Grameen Bank tetap mandiri (tidak tergantung hibah atau donasi). 27 C. Konsep Perkreditan Grameen Bank Hubungan bank dengan calon anggotanya dimulai dengan calon anggotanya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan (termasuk mengajari membaca dan menulis), pengenalan usaha, dan pelatihan. 26 Rini Rafika Sari, Perempuan dan Peningkatan Ekonomi Sumatera Utara, Analisa, 30 September 2010. 27 Http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/grameen_bank.pdf, Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin Dari yang Miskin Punya Potensi Untuk Diberdayakan terkhir diakses tanggal 13 November 2010.

Tetapi, sebagian besar nasabah adalah mereka yang sudah memiliki keterampilan di suatu bidang usaha, seperti kerajinan rumah tangga, pertanian, peternakan dan perdagangan. Anggota yang mempunyai keahlian ini akan mengajari keahliannya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok atau mengajari kelompok lainnya. Setelah itu baru diakukan penandatanganan 16 butir kesepakatan (enam belas keputusan): 28 1. Empat prinsip Grameen Bank-Disiplin, Persatuan, Keberanian, dan Kerja Keras-harus dijalankan dan diutamakan dalam setiap langkah kehidupan kita. 2. Kita harus menyejahterakan keluarga kita. 3. Kita tak akan hidup di rumah bobrok. Kita harus memperbaiki dan berusaha mendirikan rumah baru sesegera mungkin. 4. Kita harus menanam sayuran sepanjang tahun. Kita harus makan banyak sayuran dan menujual kelebihannya. 5. Selama musim tanam, kita harus menanam sebanyak mungkin benih. 6. Kita harus merencanakan keluarga kecil. Kita harus meminimalkan pengeluaran. Kita harus merawat kesehatan. 7. Kita harus mendidik anak-anak dan memastikan mereka mampu membiayai pendidikan mereka. 8. Kita harus merawat anak-anak dan lingkungan agar selalu bersih. 9. Kita mesti membangun dan menggunakan W.C. 28 Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Umum,2008), hal.64.

10. Kita harus merebus air sebelum diminum atau menggunakan tawas untuk membersihkan air. 11. Kita tidak boleh megambil mahar (maskawin) dari pernikahan putra kita; jangan pula memberi mahar apa pun pada pernikahan putri kita. Kita harus menjaga pusat perkumpulan bebas dari kutukan mahar. Kita jangan melakukan pernikahan dini. 12. Kita tidak boleh menimbulkan ketidakadilan pada siapa pun; kita pun jangan pernah membiarkan siapapun melakukannya. 13. Untuk pendapatan lebih tinggi, kita secara kolektif harus melakukan investasi lebih besar. 14. Kita harus selalu siap saling membantu. Jika seseorang dalam kesulitan, kita semua harus membantu. 15. Jika kebetulan menemukakan pelanggaran disiplin di pusat mana pun, kita semua harus ke sana dan membantu memulihkan kedisiplinan itu. 16. Kita harus sama-sama ambil bagian dalam semua aktivitas sosial. Penerapan sistem Grameen Bank menggunakan prinsip antara lain tanpa surat perjanjian. Kepercayaan adalah hal utama dalam pelaksanaannya dab tidak ada pemberlakuan sanksi. Sistem Grameen Bank bertujuan untuk membuat sistem perbankan yang adil, pro rakyat miskin, dan pro perempuan. 29 Sebagaimana dimaklumi bahwa akses orang-orang miskin terhadap kredit dari perbankan 2007. 29 Muhammad Yunus: Grameen Bank Bisa Diterapkan di Indonesia, Gatra, 11 Agustus

konvensional adalah sangat kecil atau bahkan tertutup sama sekali. Berdasarkan kenyataan tersebut, Grameen Bank di bangun atas dasar empat prinsip berikut: Pertama: bantuan kredit diberikan tidak perlu ada jaminan (agunan) dan atau penjamin. Kedua: tidak ada sanksi hukum bila anggota tidak bisa mengembalikan pinjaman dan kredit tersebut dihibahkan bila anggota meninggal dunia. Ketiga: anggota tidak perlu datang ke kantor untuk mengurus pinjamannya, tetapi justru petugas yang mendatangi mereka dalam pertemuan rembug pusat. Keempat: prosedur perkreditan dibuat sesederhana mungkin, dengan tidak menggunakan banyak formulir yang tidak dimengerti oleh anggota. 30 Ada beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh Grameen Bank dalam penyaluran kredit, baik yang berkaitan dengan kelompok, kewajiban anggota, realisasi pinjaman dan prosedur pembayaran, tabungan kelompok, dana darurat, penggunaan pinjaman dan lain-lain, yang diuraikan berikut ini: 31 1) Kelompok a. Bantuan kredit kepada keluarga miskin diberikan melalui pembentukan kelompok b. Pembentukan kelompok harus memenuhi syarat sebagai berikut: 30 http;//elib.pdii,lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byid/5612, Grameen Bank sebagai Sebuah Model Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan terakhir diakses pada tanggal 13 November 2010. 31 Ibid.

1. Hanya rumah tangga yang tidak mempunyai tanah atau maksimum memiliki 0,4 are tanah pertanian yang dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. 2. Tiap kelompok terdiri dari lima orang. 3. Tiap kelompok dibentuk atas kemauan para calon anggota sendiri yang mempunyai kondisi ekonomi relatif sama serta saling mempercayai satu sama lain. 4. Antar anggota tiap dalam kelompok tidak diperbolehkan memiliki hubungan keluarga (ayah, ibu, paman, mertua). 5. Setiap kelompok mempunyai satu ketua dan satu sekretaris. Mereka dipilih oleh anggota untuk jangka waktu satu tahun, sedangkan pemilihan dilakukan setelah kelompok terbentuk. 2) Kewajiban dan Tanggung Jawab seluruh Anggota a. Ketua dan sekretaris memberi rekomendasi bagi anggota yang ingin mengajukan kredit dan menjamin penggunaan kredit sesuai dengan rencana serta pembayaran pinjaman secara teratur. b. Semua anggota harus hadir dalam pertemuan kelompok. c. Pada setiap pertemuan rembug pusat setiap anggota menabung 1 taka. d. Setiap anggota wajib mematuhi peraturan dan tugas-tugas anggota. 3) Realisasi Pinjaman dan Prosedur Pembayaran a. Petugas lapangan akan memproses pengajuan pinjaman sesudah ada persetujuan dari seluruh anggota kelompok. Anggota berikutnya akan

menerima pinjaman bila penerima sebelumnya secara teratur melaksanakan pembayaran dengan baik selama tiga kali berturut-turut. b. Semua bentuk pinjaman dibayar dengan angsuran mingguan. 4) Tabungan Kelompok a. Sebanyak 5% dari total pinjaman tiap anggota dipotong sebagai tabungan kelompok dan disimpan di bank. Pengambilan dana kelompok ini harus ditandatangani oleh ketua, sekretaris kelompok, dan petugas lapangan. Bila anggota berhenti menjadi anggota, maka yang bersangkutan tidak berhak untuk menarik dana tersebut. b. Tabungan kelompok bersama-sama dengan tabungan wajib mingguan (bersifat individual) dinamakan dana kelompok. Dana kelompok yang dapat dipinjam oleh kelompok atau individu maksimal 50% dari total akumulasi tabungan. Pinjaman dapat diberikan sesudah disetujui oleh seluruh anggota. c. Peminjaman dana kelompok dikenakan iuran kelompok sebesar 5% dari jumlah pinjaman dan dipotong saat menerima pinjaman. d. Kelompok bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengembalian pinjaman dana kelompok. Bila pinjaman tidak dibayar dalam waktu yang telah disepakati, dianggap disiplin kelompok menurun. e. Bila ada anggota kelompok yang tidak membayar pinjaman bank, maka pinjaman tersebut harus dibayar sepenuhnya dari dana kelompok. f. Bila pinjaman dana kelompok tidak terbayar sesudah batas waktunya habis, pinjaman baru tidak akan diberikan.

5) Dana Darurat Dana darurat disisihkan sebanyak 25% dari bunga pinjaman yang sudah dibayar dan didepositokan. Sebagai dan khusus rembug pusat, dana ini dapat digunakan anggota untuk berbagai keperluan asuransi misalnya asuransi jiwa, asuransi ternak, dan asuransi tanaman. Penggunaannya berdasarkan keputusan yang ditetapkan oleh rembug pusat. Pengeluaran dana darurat harus ditandatangani oleh ketua rembug, wakil ketua rembug, dan manajer. Pemanfaatan dana darurat harus ditandatangani secara bersama yang terdiri dari ketua rambuk pusat, wakil ketua dan manajer cabang. 6) Penggunaan Pinjaman dan Denda a. Pinjaman harus sudah dimanfaatkan dalam waktu satu minggu setelah penerimaan pinjaman untuk kegiatan sesuai dengan pengajuan. Mereka yang tidak menggunakan uang dalam waktu satu minggu harus didepositokan ke bank sampai peluang untuk melakukan kegiatan dapat dilakukan. Tiap penyimpangan ketentuan yang telah disepakati berarti menurunkan disiplin kelompok. b. Semua barang yang dibeli dengan dana pinjaman ditetapkan sebagai milik bank sampai pinjaman telah dikembalikan sepenuhnya. c. Bantuan kredit yang diberikan bank kepada anggota tergantung kepada tingkat kehadiran semua anggota kelompok dalam pertemuan mingguan dan keteraturan membayar angsuran. Semakin banyak frekuensi ketidakhadiran atau tidak mengangsur, maka peluang untuk mendapatkan bantuan kredit semakin kecil.

d. Bila anggota melanggar disiplin kelompok (tidak hadir dalam pertemuan anggota, tidak teratur membayar pinjaman), maka berdasar kesepakatan anggota, dapat dikenakan denda. Denda dimasukkan dalam dana kelompok. 7) Keluar Sebagai Anggota a. Anggota yang tidak berminat lagi kepada lembaga, boleh keluar sebagai anggota sewaktu-waktu. Anggota ini boleh mendapatkan seluruh tabungan individualnya. b. Bagi anggota yang masih punya hutang kepada lembaga, sebelum keluar sebagai anggota harus membayar seluruh hutangnya. c. Bila anggota yang masih punya hutang tetapi keluar sebelum melunasi hutangnya, kelompoknya bertanggung jawab untuk membayar pinjaman anggota tersebut. Bila kelompok tidak bersedia membayar, rembug pusat bertanggung jawab untuk membayar semua hutang anggota yang belum terbayar. d. Anggota yang merusak kedisiplinan (lama tak hadir dalam pertemuan mingguan, tidak mengangsur dan sebagainya) atas kesepakatan anggota kelompok dapat dikeluarkan sebagai anggota. Bila anggota tersebut masih punya hutang di bank, hutang haru dilunasi sebelum dikeluarkan atau kelompok yang bersangkutan harus membayar hutang anggota yang dikeluarkan.

8) Pertemuan Rembug a. Pertemuan antar kelompok per minggu pada suatu tempat dinamakan pertemuan rembug pusat. b. Tiap pertemuan rembug seharusnya dipimpin oleh ketua rembug. Ketua rembug dipilih selama satu tahun. Bila ketua tidak ada, pertemuan dipimpin wakil ketua. c. Bila ketua rembug tidak hadir lebih dari 50% dari jumlah pertemuan mingguan selama tiga bulan berturut-turut maka ketua rembug sebelumnya diminta untuk mengisi kekosongan dan kemudian rembug harus memilih ketua rembug yang baru. d. Bila ketua rembug menjadi peminjam yang sulit (misalnya tidak membayar pinjaman berturut-turut selama 10 minggu atau tidak hadir sebanyak 10 kali pertemuan secara berurutan atau tidak membayar penuh dalam waktu 52 minggu), ia akan diberhentikan sebagai ketua rembug dan ketua sebelumnya mengisi kekosongan sampai diadakan pemilihan ketua baru. Grameen Bank merupakan bisnis dan program pembangunan sosial sekaligus. Bagi kedua organisasi ini, salah satu ujian terbesarnya adalah cara bertahan dalam bencana ekonomi dan kemanusiaan yang mengerikan. Kebanyakan lembaga dapat bertahan dalam masa subur, tetapi hanya yang paling ulet yang bias bertahan dengan di tengah bencana. 32 32 Muhammad Yunus, op.cit., hal. 66.

Dalam perjalanannya Grameen Bank mengalami perkembangan seperti bisnis lain yang senantiasa berubah dan beradaptasi waktu demi melayani pelanggan dan kebutuhan mereka lewat cara yang efektif. Di penghujung 2001, Grameen Bank memberlakukan sistem baru yang dinamai Grameen II memperbaharui Grameen I. 33 Perbedaannya dapat dilihat dari tabel berikut: Grameen I Tak ada persyaratan untuk tabungan pension. Program buku tabungan baku, satu ukuran berlaku untuk semua. Tak ada inisiatif menghimpun tabungan dari nonanggota. Kebanyakan pinjaman selama setahun dengan jumlah cicilan tetap. Plafon kredit sama untuk seluruh cabang. Keluarga bertanggung jawab atas peminjaman anggota yang meninggal. Grameen II Nasabah menyimpan jumlah tetap per bulan dalam rencana dana pensiun Grameen. Beragam tabungan untuk memenuhi kebutuhan individual anggota. Promosi aktif untuk menerima tabungan dari nonanggota. Lama pinjaman dan besar cicilan bias berbeda-beda. Plafon kredit bersifat individual berdasarkan simpanan dan kesepakatan lain. Dana simpanan khusus untuk menjamin pinjaman terlunasi setelah meninggal. Alasan Perubahan Membantu nasabah memiliki tabungan pensiun. Mendorong menabung untuk kebutuhan khusus dan demi mendapat manfaat ekonomi jangka panjang. Memungkinkan bank mendanai sendiri pinjaman masa depan. Memudahkan nasabah menyesuaikan produk pinjaman sesuai kebutuhan individual dan berbagai kondisi yang berubah-ubah. Mendorong praktik peminjaman dan pengembalian yang lancer oleh anggota. Meringankan kekhawatiran nasabah meninggalkan utang setelah meninggal/ Nasabah jadi gugur Nasabah menjadi gugur Memberi peringatan dini 33 Ibid, hal. 68.

sebagai nasabah bila dia tidak mengembalikan dalam waktu 52 minggu. Dana untuk cabang bank baru dipinjam dari kantor pusat dengan bunga 12%. sebagai nasabah jika jadwal pengembalian tidak ditepati selama enam bulan. Cabang baru bersifat swadana sejak hari pertama berdiri, menggunakan tabungan nasabah dan bukan nasabah. terhadap potensi nasabah bermasalah. Menjamin agar cabang cepat mandiri. Tabel: Perbedaan Sistem Grameen I dan Grameen II. 34 Kemudian Prof. Yunus memberikan sepuluh indikator bahwa seseorang sudah lepas dari kemiskinan, yaitu: 35 1. Anggota bank beserta keluarga tinggal di rumah beratap seng atau rumah seharga minimal 25.000 taka (kira-kira setara dengan US$370). Anggota keluarga tidur di atas dipan atau ranjang dan bukan di lantai. 2. Anggota dan keluarga minum air bersih dari sumur, merebus air, atau air bebas arsenik yang dibersihkan menggunakan tawas, tablet pemurni air atau teko dengan saringan. 3. Semua anggota dan anak mereka yang sehat jasmani dan mental, berusia di atas enam tahun sudah sekolah atau menyelesaikan sekolah dasar. 4. Cicilan pengembalian pinjaman mingguan anggota minimal 200 taka (sekitar 3 dolar). 5. Seluruh anggota keluarga menggunakan WC yang besih dan bebas pencemaran. 34 Ibid, hal. 71. 35 Ibid, hal. 117.

6. Seluruh keluarga anggota memiliki pakaian yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk pakaian untuk musim dingin, selimut dan kelambu. 7. Keluarga memiliki sumber nafkah tambahan, seperti kebun sayur atau pohon yang menghasilkan buah untuk digunakan sebagai pilihan saat dibutuhkan. 8. Anggota mampu mempertahankan saldo tahunan rata-rata 5.000 taka (sekitar US$75) dalam tabungan. 9. Anggota sanggup memberi makan keluarga tiga kali sehari selama setahun. 10. Seluruh keluarga anggota sadar akan kesehatan, dapat bertindak cepat untuk pengobatan yang tepat, dan mampu membayar biaya pengobatan jika ada yang sakit. Kesepuluh indikator itu jelas didesain untuk mendefinisikan individu dan keluarga yang bukan lagi termasuk miskin. Namun, hilangnya indikator yang sama dapat digunakan di negara berkembang lain. Dalam kasus lain, butuh definisi unik agar sesuai dengan kondisi lokal. Yang penting ialah kemiskinan harus didefinisikan dengan jelas sehingga program anti kemiskinan punya sasaran jelas dan dengan satu atau lebih tujuan untuk dicapai. 36 D. Jaminan Kredit Pada Grameen Bank Grameen Bank memberikan kredit kecil tanpa agunan yang bisa digunakan untuk kegiatan produksi (income generating) maupun yang berkaitan dengan perumahan. Sebuah bank yang hanya mau memberikan kredit kecil bagi 36 Ibid, hal. 117-118.

orang miskin apalagi tanpa mensyaratkan adanya jaminan, adalah sesuatu yang tidak umum dalam sistem moneter di mana pun. Juga di Bangladesh tentunya, karena kedua hal ini sama sekali tidak diatur oleh Undang-Undang Perbankan di sana. 37 Perbankan tidak bersedia melayani kebutuhan kredit masyarakat kecil atau orang-orang miskin karena: 38 a. Orang-orang miskin tidak mempunyai barang-barang atau kekayaan yang dapat dijadikan agunan pinjamannya; b. Mereka tidak dapat mengisi berbagai formulir yang rumit karena sebagian besar dari mereka tidak dapat membaca dan menulis; c. Perbankan lebih suka melayani kebutuhan kredit berskala besar daripada yang kecil-kecilan yang banyak jumlahnya sehingga memerlukan banyak pekerjaan dan mengandung resiko tinggi; d. Perbankan takut bunga pinjaman yang diterima tidak dapat menutup biaya pelayanan pinjaman kecil yang banyak jumlahnya tersebut. Di negara mana pun, institusi perbankan tidak mungkin bisa melepaskan kredit tanpa adanya jaminan yang cukup dari nasabah. Di Bangladesh jaminan kredit yang paling lazim digunakan adalah aset tanah. Padahal kelompok sasaran 37 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis diakses terakhir tanggal 13 November 2010. 38 http;//elib.pdii,lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byid/5612, Grameen Bank sebagai Sebuah Model Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan terakhir diakses pada tanggal 13 November 2010.

yang dituju oleh Prof. Yunus adalah penduduk termiskin yang praktis tidak mempunyai tanah. Bagi Prof. Yunus, persyaratan adanya jaminan bagi orang miskin sama juga bohong. Inilah keistimewaan Grameen Bank, tidak adanya persyaratan agunan. Dari banyak studi sudah diketahui bahwa lemahnya akses kredit bagi penduduk termiskin memang terletak pada kendala penyediaan agunan. Bagaimana bila tidak punya agunan? Cara yang termudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman uang yang tidak bertele-tele adalah dari rentenir. Rentenir memang memiliki beberapa keunggulan diantaranya gigih menjaring nasabah, aktif dan rajin memberi kredit. Tentu saja juga rajin menagih. Hal yang tidak betele-tele itu penting bagi sebagian besar masyarakat Bangladesh yang miskin dan masih buta huruf. Gaya rentenir ini yang coba diterapkan oleh Prof. Yunus dalam Grameen Bank. Akan tetapi bukan semata-mata melegalkan rentenir karena ada perbedaan mendasar. Perbedaan paling mendasar adalah Grameen Bank hanya mengenal tiga jenis kredit yaitu, kredit untuk menciptakan pendapatan (income generating) yang produktif, kredit untuk membangun rumah dan kredit musiman untuk menanam tanaman musiman. Dalam kasus rentenir yang paling dominan adalah kredit untuk konsumsi yang sama sekali tidak produktif. 39 Disiplin, ini juga yang ingin dibudayakan dalam Grameen Bank. Dalam setiap lima peminjam dibentuk satu kelompok sehingga terjadi tanggung renteng. Ketika masih ada anggota yang menunggak kredit maka yang lain bertanggung 39 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis diakses terakhir tanggal 13 November 2010.

jawab. Maka muncul suatu keharusan untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan disiplin dalam kelompok yang pada akhirnya akan menekan kredit macet. Suku bunga yang diterapkan juga tidak mencekik. Grameen Bank menerapkan suku bunga yang sama dengan suku bunga komersial, yaitu 20% per tahun. Bandingkan dengan rentenir yang bisa menetapkan bunga samapai 10% per bulan bahkan sampai 10% per hari. Ciri mendasar terakhir adalah tidak melakukan ekspansi besar-besaran seperti layaknya rentenir. Meskipun menyebar cabang di mana-mana tetapi Grameen Bank tetap menjaga plafon kredit bagi setiap peminjam. Ini bedanya dengan rentenir yang berekspansi besar-besaran hanya untuk meraih untung besar. 40 Berdasarkan hal-hal di atas, Grameen Bank mampu "menyulap" citra orang miskin yang dianggap pemalas, tak bisa dipercaya, tak bertanggung jawab soal keuangan, menjadi sebaliknya. Itu bukan omong kosong, sebab data statistik menunjukkan 99 persen kredit nasabah Grameen dikembalikan tepat waktu. Ini menjadikan Grameen Bank salah satu dari sedikit bank dengan kredit macet terkecil di dunia. Kini, 144 juta penduduk Bangladesh menunggu keajaiban demi keajaiban lain yang akan dilakukan lelaki dari Chittagong tersebut. Menurut Yunus, dengan kecepatan pertumbuhan sekarang, Grameen Bank akan 40 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis diakses terakhir tanggal 13 November 2010.

memangkas kemiskinan sampai separuhnya pada tahun 2015, dan menciptakan museum kemiskinan (bagi Bangladesh) pada 2030. 41 41 Akmal Nasery Basral, Keajaiban Lelaki dari Chittagong, Tempo Online, 13 November 2006.