2014 PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DI GRAND PASUNDAN CONVENTION HOTEL BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia, industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Keputusan Program Personal Selling Meeting Package Terhadap Keputusan Pembelian Di Aston Braga Hotel & Residence

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. pada dewasa ini, tentunya kita ketahui bahwa MEA

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia pariwisata merupakan salah satu asset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil serta penurunan nilai

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Modal dan teknologi merupakan komponen-komponen yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi Industri pariwisata berkembang sangat cepat. Industri

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam menghasilkan devisa bagi negara. Hal ini perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu keberadaan industri pariwisata memang memberikan sumbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. turis dalam melakukan perjalanan wisata atupun bisnis. lingkungan atau tempat-tempat tujuan wisata khususnya.

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata sangatlah berpengaruh penting untuk mendorong kemajuan perekonomian global dan menjadi salah satu industri yang mengglobal. Sektor pariwisata juga merupakan sektor andalan pemerintah untuk menghasilkan devisa negara, oleh karena itu pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan kawasan wisata harus diperhatikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait. Biasanya sektor pariwisata banyak menarik investor asing untuk menanamkan investasi yang dibutuhkan oleh setiap negara yang sedang berkembang. Selain dapat menghasilkan devisa untuk negara, pariwisata juga mempunyai tanggung jawab untuk membawa nama atau citra suatu bangsa agar dikenal dunia Internasional. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau yang biasa disebut juga sebagai nusantara atau negara maritim, Indonesia menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian negara dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia lebih besar dari pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di Indonesia mendapat dukungan yang sangat kuat dari pemerintah. Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ; Kontruksi pengertian wisata diberikan batasan sebagai : kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk menjadi salah satu sektor andalan perekonomian nasional yang mampu menggalakkan berbagai kegiatan

2 ekonomi guna menyediakan lapangan pekerjaan, meningkakan pendapatan masyarakat dan perolehan devisa. Dengan demikian banyaknya wisatawan yang berkunjung dan besarnya dana yang dikeluarkan oleh wisatawan selama berada di Indonesia akan sangat menentukan besar kecilnya penerimaan devisa tersebut. Menurut arti kata pariwisata berasal dari bahasa sansakerta yang terdiri dari dua kata yaitu pari dan wisata. Kata pari berarti penuh, seluruh atau semua, sedangkan wisata berarti perjalanan. Kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh mulai dari berangkat dari suatu tempat ke satu atau beberapa tempat lainnya dan singgah lalu kembali ke tempat semula. Dan istilah Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. (Dasar-dasar Pariwisata,2004: 3) Dalam pariwisata kita mengenal istilah industri akomodasi. Industri akomodasi merupakan sarana pokok kepariwisataan. Oleh karenanya akomodasi tidak dapat dipisahkan dengan industri pariwisata karena keduanya saling membutuhkan, yaitu tanpa kegiatan kepariwisataan maka usaha akomodasi akan lumpuh. Namun perkembangan usaha kepariwisataan juga sangat di pengaruhi oleh tersedianya usaha akomodasi yang memadai, atau sebaliknya kepariwisataan tanpa sarana akomodasi merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Karenanya akomodasi merupakan sarana pokok kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure). Istilah akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar, dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat atau menginap, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia. Memang tanpa akomodasi seseorang dapat melakukan perjalanan tersebut hanya sekedar piknik atau rekreasi dalam waktu singkat yang waktunya kurang dari 24 jam (tidak menginap / not over night). Ada beberapa jenis akomodasi diantaranya, yaitu

3 hotel, motel, losmen, inn, apartement dan mess. Dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas mengenai hotel saja. Kata hotel mulai digunakan sejak abad ke 18 di London (Inggris), sebagai hotel Garni yaitu sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap / tinggal untuk penyewa secara harian, mingguan atau bulanan. Kata hotel sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis yaitu Hostel, yang diambil dari bahasa latin Hospes dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum pada tahun 1797. Sebelum istilah hotel digunakan di Inggris, rumahrumah penginapan bagi orang yang berpergian jauh disebut Inn. Hotel adalah bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dan professional, disediakan bagi setiap orang untuk mendapatkan pelayanan penginapan, makan dan minum serta pelayanan lainnya (SK. Menteri perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77). Di dalam hotel pengunjung diberikan beberapa fasilitas diantaranya restoran, swimming pool, pusat kebugaran dan sebagainya. Industri hotel merupakan usaha yang paling mendominasi di bidang pariwisata khususnya di Kota Bandung sebagai sarana penting yang dibutuhkan oleh wisatawan. Semakin berkembangnya industri hotel ini maka timbul persaingan antara hotel satu dengan hotel lainnya untuk menarik tamu atau wisatawan untuk menginap. Berikut ini adalah data mengenai jumlah hotel di kota Bandung yaitu sebagai berikut : TABEL 1.1 JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 2013 TAHUN HOTEL BERBINTANG TOTAL 1 2 3 4 5 2009 10 15 26 15 6 73 2010 7 16 28 19 6 77 2011 9 18 28 22 7 84 2012 10 22 29 23 9 93

4 2013 10 25 30 25 9 99 Sumber : BPS dan DISBUDPAR Kota Bandung, 2013 Apabila dilihat dari Tabel 1.1 diatas bahwa industri hotel di Kota Bandung setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan ini merupakan salah satu bukti bahwa usaha pariwisata sedang berkembang di bidang akomodasi khususnya industri hotel. Di Bandung Jawa Barat terdapat banyak hotel, hotel bintang empat merupakan salah satu tingkat golongan yang banyak di lihat oleh wisatawan. Adapun beberapa data hotel bintang 4 di Kota Bandung, yaitu : TABEL 1.2 HOTEL BINTANG EMPAT DI KOTA BANDUNG, JAWA BARAT No Nama Hotel No Nama Hotel 1 Ardjuna Boutique Hotel 13 Grand Panghegar Hotel 2 Amarossa Hotel 14 Grand Setiabudhi Hotel 3 Aston Braga Hotel 15 Holiday Inn Hotel 4 Aston Primera 16 Horison Hotel 5 Aston Tropicana 17 Jayakarta Hotel 6 Carcadine 18 Novotel Hotel 7 Arion Swiss Belhotel 19 Savoy Homan Hotel 8 Galeri Ciumbuleuit Hotel and 20 Sensa Hotel Apartement 9 Garden Permata Hotel 21 Gino Feruci Braga Hotel 10 Golden Flower Hotel 22 Gino Feruci Kebonjati Hotel 11 Grand Pasundan Convention 23 Harris Hotel Hotel 12 Grand Seriti Hotel 24 The papandayan Hotel Sumber : Pengolahan Data Grand Pasundan Convention Hotel Bandung, 2014 Tabel di atas merupakan beberapa hotel berbintang empat di Kota Bandung, yang salah satu nya merupakan Grand Pasundan Convention Hotel Bandung yang akan penulis bahas dalam karya ilmiah ini. Grand Pasundan Convention Hotel merupakan hotel berbintang 4 yang terletak di JL. Peta No.147-149 (Lingkar Selatan). Hotel yang memiliki nama Pasundan ini memang ingin menunjukkan nuansa Sunda dengan musik-musik Sunda yang menghiasi hotel ini

5 dan di sertai budaya adat Sunda. Tidak hanya itu saja, hotel ini memiliki dan menawarkan berbagai fasilitas yang cukup lengkap dan nyaman. Bahasan yang akan dibahas adalah mengenai loyalitas sumber daya manusia, khususnya karyawan F & B di Grand Pasundan Convention Hotel. Setiap perusahan atau perkantoran pasti memiliki Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Adapun yang dimaksud Sumber Daya Manusia (SDM) adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi. (Manajemen Sumber Daya Manusia, 2007 : 6). SDM di Grand Pasundan Convention Hotel dibagi dalam beberapa departemen diantaranya, FO, EHK, F&B, DOS, FC. Dan penulis hanya akan membahas mengenai departemen F & B saja. Food and Baverage Departement terdiri dari Production Departement dan Service Departement. Food and Baverage Departement bergerak dibidang makanan dan minuman, mulai dari penyajian makanan dan minuman, pelayanan sampai kepada yang melayani pelaksanaan function misalnya acara pesta, seminar, dan lain-lain dihotel tersebut. Peranan Food and Baverage Departement sangatlah penting dan dapat menghasilkan banyak pendapatan yang akan menguntungkan hotel. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari produk makanan atau minuman dan pelayanan yang prima dari karyawan, maka setiap perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusianya untuk mengembangkan pelayanan dan menghasilkan produk yang baik. Sebab sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan.

6 Saat ini perusahaan dihadapkan pada permasalahan penurunan loyalitas karyawan yang menyebabkan kinerja perusahaan juga ikut terpengaruh. Penurunan loyalittas karyawan ditunjukan dengan bukti data sebagai berikut : TABEL 1.3 Data Turn Over (Keluar-Masuk) Karyawan Food & Beverage Grand Pasundan Convention Hotel Bandung Periode 2011-2013 Bulan 2011 2012 2013 Out In Jumlah Pegawai Out In Jumlah Pegawai Out In Jumlah Pegawai Januari - - 108 - - 104 - - 100 Februari - - 108-1 105 2-98 Maret 2-106 2-103 1-97 April 1-105 - - 103 2-95 Mei - - 105 - - 103 - - 95 Juni 1-104 2-101 2-93 Juli 1-103 - - 101 1-92 Agustus - 1 104-2 103 - - 92 September - 1 105 3-100 - 4 96 Oktober - - 105 - - 100-1 97 November 2-103 - 1 101 - - 97 Desember - 1 104 1-100 1-98 Total 7 3-8 4-9 5 - Rata-rata pegawai perbulan 0,5 0,25-0,6 0,3-0,75 0,4 - Sumber : Data diolah Desember 2013 Data diatas merupakan data turn over yang diperoleh selama tiga tahun terakhir. Data tersebut merupakan salah satu bukti bahwa loyalitas dari pegawai menurun. Selain masalah resign karyawan di hotel ini, penurunan kinerja karyawan pun ditunjukan dengan adanya pekerja yang datang tidak tepat waktu, sehingga kinerja operasional perusahaan juga semakin menurun.

7 Tercapainya suatu perusahaan atau organisasi sangat ditentukan oleh kualitas kerja sumber daya manusianya serta didukung dengan faktor produksi yang lainnya. Menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam perusahaan maka perlu ditingkatkan kembali efisiensi, kualitas dan produktivitasnya. Karena itu perlu ditingkatkan suasana kerja yang membangkitkan peran aktif dan kondisi kerja yang dapat mendorong untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan bekerja secara optimal. Sehingga karyawan memiliki loyalitas yang tinggi untuk hotel. Pengertian loyalitas berasal dari bahasa inggris loyal yang artinya setia. Dan kesetiaan adalah kualitas yang menyebabkan kita tidak menginginkan dukungan dan pembelaan kita pada sesuatu. Loyalitas lebih banyak bersifat emosional, loyalitas adalah kualitas perasaan dan perasaan tidak selalu membutuhkan penjelasan rasional. Loyalitas karyawan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan karena merupakan sikap mental karyawan yang ditunjukan oleh sikap setia terhadap perusahaan walaupun perusahaan dalam keadaan baik atau buruk (Ardana dkk, 2011:136). Loyalitas karyawan merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Loyalitas karyawan itupun harus diimbangi dengan pemberian kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman yang menciptakan kenyamanan. Karena tanpa adanya kesesuaian kinerja yang dicapai dengan kompensasi yang didapat maka akan sulit terwujud tujuan yang akan dicapai. Kompensasi merupakan wujud timbal balik atas loyalitas karyawan yang dapat memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Secara teoritis faktor faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas sangat banyak seperti gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, pemenuhan penggajian dan insentif (kompensasi), jenis pekerjaan, stuktur organisasi, kesempatan promosi, hubungn kerja dan lingkungan kerja (Mangkunegara 2005:117), namun

8 pada penelitian ini penulis hanya memilih faktor kompensasi dan lingkungan kerja. Menurut (bernadin,2007) kompensasi sebagai konsep yang mengacu pada semua bentuk keuntungan financial dan manfaat nyata bahwa karyawan menerima keuntungan itu sebagai bagian dari hubungan kerja. Kompensasi seperti itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu uang tunai yang merupakan gaji langsung yang diberikan perusahaan atau atasan untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Selain uang tunai kompensasi juga bisa berbentuk program kesejahteraan karyawan seperti tunjangan dan promosi jabatan. Kompensasi uang tunai memiliki dua unsur yang meliputi gaji pokok dan gaji kontingen. Gaji pokok merupakan uang gaji yang dihitung dengan upah perjam, mingguan atau bulanan ditambah uang lembur, shift diferensial, dan tunjangan seragam, sedangkan gaji kontingen merupakan tunjangan kinerja seperti peningkatan prestasi, upah insentif bonus dan pembagian keuntungan. Selain kompensasi yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kerja faktor lingkungan kerja juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan kerja. Menurut jurnal Stewart (2009), lingkungan kerja adalah serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi, namun lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap karyawan yang melaksanakan proses produksi. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga para karyawan tidak bekerja secara efektif dan efesien. Ditempat kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti : faktor fisik, faktor non fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik ( tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan

9 yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup maupun musik yang merdu ), serta lingkungan non fisik ( suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah ). Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan. Faktor lingkungan kerja dan kompensasi berdampak besar terhadap loyalitas seorang karyawan. Kompensasi yang seimbang dengan apa yang karyawan kerjakan dapat membuat karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan dimana karyawan itu bekerja, selain kompensasi faktor lingkungan kerja juga berpengaruh besar terhadap loyalitas dari seorang karyawan. Apabila lingkungan kerja terasa aman dan nyaman maka karyawan akan senantiasa memberikan loyalitasnya terhadap perusahaan tersebut. Menurut data Grand Pasundan Convention Hotel ini memiliki banyak karyawan dan mengalami penurunan jumlah karyawan karena alasan resign atau pemberhentian sepihak dari karyawan tersebut. Salah satu indikasi rendahnya kinerja karyawan GPCH yaitu selama 3 tahun terakhir tingkat kedisiplinan karyawan semakin berkurang dan flukuatif. Dan ini merupakan alasan penulis untuk melakukan penelitian di Grand Pasundan Convention Hotel. Untuk mencapai keadaan yang diinginkan maka perusahaan mengganggap pemberian kompensasi merupakan hal penting yang seharusnya dilakukan perusahaan. Pemberian kompensasi dilihat atau diberikan berdasarkan jabatan, pendidikan, masa kerja karyawan sebagai wujud timbal balik. Kompensasi yang diberikan berupa gaji selain itu ada kompensasi diluar gaji (salary) yaitu: 1. Uang penghargaan / Reward diberikan untuk karyawan atau pegawai berprestasi berupa uang tunai dan voucher menginap di GPCH. 2. Uang service diberikan di pertengahan bulan untuk staff pegawai.

10 3. Donasi kematian diberikan untuk yang bersangkutan, orangtua dan anak berupa uang. 4. Donasi untuk kelahiran dan pernikahan berupa uang. 5. Uang Sport activity untuk kegiatan olahraga pegawai atau karyawan dibiayai oleh perusahaan atau hotel. 6. Pelatihan internal atau external untuk karyawan dibiayai oleh perusahaan atau hotel. 7. Bonus atau THR hari raya untuk staff karyawan. 8. Promosi jabatan atau naik jabatan, dipilih langsung oleh departemen head masing-masing dinilai dari evaluasi kinerja karyawan. Selain mendapatkan kompensasi karyawan juga akan mendapatkan panisment atau sanksi apabila melakukan pelanggaran atau kesalahan. Sanksi yang diterima yaitu : 1. Apabila terlambat atau tidak masuk kerja dikenakan sanksi pemotongan uang service tergantung besaran service yang diterima karyawan. 2. Apabila mendapat SP1 dikenakan sanksi pemotongan uang service sebesar 20%. 3. Apabila mendapat SP2 dikenakan sanksi pemotongan uang service sebesar 40%. 4. Apabila mendapat SP3 dikenakan sanksi pemotongan uang service sebesar 60 Selain faktor dari kompensasi, faktor lingkungan kerja pun menjadi alasan untuk membuat karyawan loyal terhadap hotel. Cara yang dilakukan yaitu : 1. Memberi kenyamanan di tempat makan karyawan EDR 2. Memberi kenyamanan dan keamanan di LOKER (tempat penyimpanan barang karyawan) 3. Adanya tempat beribadah (Mushola) 4. Memberi kenyamanan dan keamanan untuk menyimpan kendaraan pribadi

11 5. Adanya klinik 6. Memberi kenyamanan dan keamanan di tempat bekerja 7. Adanya hubungan baik antar department dan antar karyawan Cara cara yang diberikan oleh hotel belum disambut baik oleh karyawan, sehingga masih banyak karyawan yang resign atau keluar dari hotel, selain masalah resign penurunan kerja karyawan pun ditunjukan dengan adanya pekerja yang datang tidak tepat waktu, sehingga kinerja operasional perusahaan juga semakin menurun. Sebelum hal ini banyak merugikan perusahaan atau hotel terkait maka kompensasi yang diberikan pada karyawan harus sesuai dengan loyalitas karyawan tersebut sehingga kepuasan kinerja karyawan akan meningkat. Selain kompensasi lingkungan kerja pun berpengaruh besar terhadap loyalitas karyawan, semakin lingkungan kerja terasa aman dan nyaman baik dari segi lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik akan membuat karyawan lebih loyal terhadap perusahaan atau hotel. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti mencoba mengindentifikasi, mendeskripsikan serta menganalisis permasalahan tersebut dengan mengemukakan dalam bentuk karya tulis yang berjudul PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DI GRAND PASUNDAN CONVENTION HOTEL BANDUNG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Bagaimana gambaran kompensasi di Grand Pasundan Convention Hotel?

12 2. Bagaimana gambaran lingkungan kerja di Grand Pasundan Convention Hotel? 3. Bagaimana gambaran loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel? 4. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Bandung? 5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung? 6. Seberapa besar pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Gambaran kompensasi di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung. 2. Gambaran lingkungan kerja di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung. 3. Gambaran loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung. 6. Seberapa besar pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung.

13 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian berkenaan dengan manfaat dari hasil penelitian. Ada tiga kegunaan yaitu : 1. Secara teoritis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia. 2. Untuk memberikan sumbangsih pemikiran atau menambah informasi bagi karyawan dan perkembangan ilmu manajemen sumber daya manusia. 3. Untuk memecahkan persoalan di perusahaan atau hotel. Agar perusahaan atau hotel tidak mengalami kerugian atau penurunan kualitas.