Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para Suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Natal, 2013 Natal adalah saat penuh misteri dan paradoksal. Kita merenungkan berbagai pertanyaan di kedalaman batin kita. Kita mendengarkan para malaikat yang membawa warta gembira, kita mencari bintang yang mengarahkan perjalanan kita, kita mengharapkan kedatangan orang asing yang membawa persembahan berisi pemahaman-pemahaman baru. Dan dari semua itu saat kita berdoa memohon kebaruan hidup yang dijanjikan Natal, kita pun memulai bertolak segar menuju tahun liturgi dengan kesungguhan niat untuk lebih setia menjadi seorang murid dan lebih berkomitmen sebagai seorang religius. Natal melimpah dengan potensi yang memberikan kepada kita penerangan dan harapan. Ragi telah mengembangkan adonan, biji sesawi yang telah menembus tanah dan Allah yang aktif di dalam dunia dengan KASIH dan MENGASIHI dalam diri Yesus. Kerajaan Allah sudah datang. Yesus menunjukkannya dalam dunia yang berbeda. Suatu dunia yang menyembuhkan dan berbelaskasih. Dunia tempat semua orang hidup sesuai dengan martabatnya dan mendapat tempat di dalam perjamuan. Dunia pembebasan, keadilan dan persekutuan. Dan kita sungguh istimewa dipanggil dan diutus untuk membantu mewujudkan dunia yang berbeda ini menjadi kenyataan. Kita telah dipanggil untuk menjadi KASIH, MENGASIHI. Kita telah dipanggil kepada penjelmaan PERSEKUTUAN di dalam dunia kita saat kita untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara. Relasi (persekutuan) sungguh penting dalam sejarah kita. Persahabatan yang mendalam antara Yulia dan Françoise meletakkan fondasi untuk pendirian Suster Notre Dame de Namur. Persahabatan antara Hilligonde dan Elisabeth memungkinkan karya kolaboratif cintakasih yang terinspirasi Roh Kudus ini mekar di awal berdirinya Kongregasi. Tanpa pengaruh rahmat di antara keduanya, dua pasangan sahabat wanita ini dan juga Kongregasi tidak mungkin berdiri. Dalam persekutuan segala yang baik akan terjadi! Kenangan ini menegaskan arah ke depan kita saat kita mengembangkan pemahaman akan hidup komunitas dari pemahaman sebelumnya sebagai hidup bersama menjadi hidup persekutuan. Dengan kata lain kita bergerak dari komunitas dengan pengertian sebagaimana di definisikan oleh struktur yang didukung oleh aturan-aturan dan peran-peran menuju hidup berelasi yang memiliki ciri berbagi hidup bersama. Pergeseran ini dalam penekanannya di komunitas mengajak kita untuk menjadi lebih manusiawi dan menghidupinya dengan cara yang terbuka terhadap kemungkinan agar lebih banyak tercipta transformasi atau perubahan pribadi dan komunitas dengan kegembiraan, penderitaan- 1
penderitaan, pengorbanan dan perayaan-perayaan yang membentuk kita saat ini secara pribadi dan bersama. Dengan berfokus pada persekutuan kita diundang untuk mengkontemplasikan sekali lagi sumber dari model hidup bersama kita yaitu Trinitas. Yesus menyatakan dirinya kepada kita sebagai Allah yang Tritunggal, suatu misteri pribadipribadi yang berhubungan. Sebagai murid Yesus, kita menyembah Allah yang adalah Comm-unity atau Persatuan. Ini merupakan misteri persekutuan, lingkaran hidup akan pemahaman dan cinta. Ini adalah misteri kebersamaan, timbal balik dan dialog: suatu komunitas pribadi-pribadi dimana setiap pribadi diartikan di dalam, melalui, dengan, oleh dan dari sesama dan oleh karena itu inilah tempat kepribadian tidak diartikan dengan istilah rasionalitas namun semata-mata relasionalitas yaitu suatu pandangan yang ditawarkan pada zaman dahulu oleh Yohanes Damaskus dan belakangan ini diambil kembali oleh kalangan tertentu dari masa post-modern. Gambaran revolusioner akan Allah semacam itu dengan penggambaran yang paling bermakna, saya percayai nyata dalam ikon kuno yang dibuat oleh Andrei Rublev pada tahun 1425 yaitu suatu presentasi seni yang sudah dikenal namun tidak seorang pernah kehabisan nilai-nilai pelajaran yang tertuang melaluinya. Di sini misteri Ilahi disadari sebagai perjamuan meriah tempat terwujudnya tindakan keramahan terus menerus, sebagai suatu tarian berputar yang abadi yang ingin menyelesaikan semua ritmenya sebagaimana digambarkan oleh Hippolitus dari abad ke-2. Dengan mempercayai misteri ini berarti menegaskan bahwa di semua hati ciptaan berdetak gerakan batin dan dorongan untuk berelasi. Dengan memberitakan keilahian ini berarti menyatakan bahwa kemanusiaan itu sendiri hanya dapat tercapai di dalam pengalaman relasi yang sangat mendalam ini. Dengan menjadi sakramen Gereja dari Misteri ini berarti bahwa kita saling berbagi dan bekerjasama dengan keinginan Allah yaitu bahwa seluruh ciptaan akan dikumpulkan dalam pengalaman persekutuan,tanpa kecuali. Trinitas adalah Program sosial kita. Jadi ini bukanlah doktrin abstrak melainkan suatu cara untuk menghayati hidup bersama. Kita tidak dapat menyembah Allah ini dan bertindak dengan cara menaklukkan, mendominasi dan menguasai. Juga tidak bisa Allah ini dihormati tanpa kepekaan yang lebih dalam untuk kemana dan bagaimana kesakitan suatu pengucilan itu dialami di dunia. Maka dari itu pengalaman pengucilan ini sedang dipulihkan. David Ranson, Hidup religius: Kemana akan berjalan dari sini dan untuk siapa Dengan membentuk hidup komunitas kita seturut teladan Allah Tritunggal yang sifatnya adalah komunitas artinya bahwa hidup relasional haruslah bebas dari pengontrolan, ketegangan, saling menghakimi, dan berbagai bentuk kekerasan. Hidup relasional merangkul segala perbedaan dan merayakan bersama perbedaan itu. Hidup relasional mengubah kita karena cara ini mengajak kita untuk mengorbankan diri, lebih fleksibel dan pertobatan berkelanjutan. Hidup relasional mendukung saya sehingga saya dapat menghayati kaul-kaul saya dengan cara-cara yang 2
menghasilkan. Komunitas Relasional mengembangkan relasi dewasa-dewasa yang berdasarkan pada prinsip saling membantu. Perutusan Yesus semuanya tentang perjumpaan yang membawa kasih. Dia berkeliling mewartakan Kerajaan Allah yang telah hadir di tengah-tengah umat Allah. Dia menghadirkan diri, peka dan menguatkan mereka yang Ia jumpai. Kasih Yesus yang kuat mengubah kita melalui relasi. Dia melibatkan setiap orang yang telah dijumpainya dalam perluasan Kerajaan Allah. Yesus mengutus 72 murid dan berkata kepada para rasul ketika mereka bertanya bagaimana memberi makan banyak orang ini, Kalian sendiri yang harus memberi mereka makan. Kerajaan Allah sudah dekat, sedekat tanggapan kasih kita kepada sesama di sekitar kita. Yesus Kristus telah menghimpun kita Menjadi komunitas perutusan Seperti dahulu Ia pernah mengumpulkan murid-murid-nya. Ia mengikutsertakan mereka di dalam cara hidup-nya, Mewahyukan kasih Bapa-Nya kepada mereka Dan mengutus mereka guna melanjutkan perutusan-nya. Dengan mengikuti teladan Gereja perdana, Dan bersatu dengan Maria, murid pertama, Sebagai komunitas iman kita berusaha memberi Kesaksian akan kehadiran Tuhan di tengah kita. Kita tetap setia pada Sabda-Nya, Memecahkan roti bersama, berdoa bersama Dan hidup berkomunitas serta berbagi segalanya. Sebagai komunitas internasional, Hidup kita bersama nampak oleh dunia Bahwa Gereja adalah sebuah komunitas doa, Rekonsiliasi dan cinta Kristiani. Konstitusi, Artikel 54 Menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara di dalam hidup komunitas adalah persiapan terbaik untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara di dalam karya. Semakin kita bertumbuh dalam kedewasaan dan kebijaksanaan, kita semakin menyadari gambaran kebaikan Allah dalam diri mereka yang ada di sekeliling kita khususnya para suster kita. Kebebasan batin membantu kita untuk mendukung karunia pribadi mereka dan menyemangati mereka agar bertumbuh sebagai ciptaan baru di dalam Kristus. Di dalam Yesus, dunia baru akan dilahirkan. Dan bagi kita, cara baru untuk hidup juga sejalan dengannya. Hidup Tuhan kita tidak bisa digabungkan dengan cara pandang dan cara hidup dunia. Kita adalah umat ciptaan baru dari Allah, warga kerajaan tempat keadilan, perdamaiann dan sukacita berkuasa di antara kita dan melalui diri kita. Kita menghidupi cara demikian di dunia yang mengalami krisis dan terpecah ini dimana caracara lama seperti ketidakadilan,ketidaksetaraan, kemarahan dan penderitaan yang paling terlihat. 3
Anggur baru Injil membutuhkan kantong anggur yang baru yang terisi dengan rahmat. Bagi kita yang telah mencicipi kebaikan Allah, kita menjadi seperti yang telah dijadikan Allah yaitu: ciptaan baru di dalam Krstus dan bejana yang melimpah dengan kebaikan Allah di dunia. Rev. Mark Strobel, Bejana yang melimpah Setiap hari ita berdoa bersama, Hati Kudus Yesus, Raja dan pusat segala hati, jadilah raja dan pusat keluarga biara kami, pun pula dari masing-masing jiwa. Doa ini menarik kita kepada tungku api KASIH itu sendiri yaitu hati Yesus. Di sinilah kita disatukan dengan yang lain dan bersama semua umat manusia. Di sinilah relasi kita diteguhkan sebagai benteng atau penopang hidup komunitas Dari pusat Hati Yesus inilah, kasih kita memancar keluar dalam karya. Kasih kita adalah spiritualitas yang aktif. Spiritualitas Keterlibatan. Suatu spiritualitas yang membangun persekutuan melalui relasi. Sebagaimana kita berbagi hidup satu sama lain dan memberikan karunia persahabatan, kita akan membawa sesama kepada relasi dengan Allah yang begitu indah tertuang dalam Artikel 3 dari Konstitusi kita. Kharisma dan semangat kita tetap hidup di dalam Gereja Melalui kesaksian hidup dan karya pelayanan kita. Dalam kesetiaan terhadap kharisma kita Kita ikut serta dalam perutusan Yesus Kristus, Memberikan kesaksian akan kebaikan Allah Dan penyelenggaraan Ilahi-Nya kepada sesama. Gereja mengutus kita melalui kongregasi kita Untuk membantu saudara-saudari kita Mengarahkan hidup kita kepada Allah di dalam iman Sehingga mereka juga boleh mengalami kasih Allah. Sebagai komunitas apostolik Yang berkomitmen terhada perutusan, Kita membaktikan diri kepada pendidikan dalam segala bentuknya, Khususnya katekese dan karya-karya pelayanan lainnya. Digerakkan oleh semangat misioner, Kita menanggapi kebutuhan zaman Dan membagikan belaskasih Allah Dengan sesama pemeluk berbagai iman kepercayaan dan kebudayaan, Terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan. Saya sungguh merasa istimewa menyaksikan anda sekalian para suster yang terkasih, yang terlibat erat di dalam kehidupan orang-orang yang anda layani. Anda sekalian adalah rekan pencipta Allah yang sejati yang mendamba untuk membawa rekonsiliasi bagi semua ciptaan kepada dirinya yang adalah KASIH, MENGASIHI. Marilah kita terus melangkah di jalan yang telah kita ambil sebagai 4
religius aktif apostolik yang menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara dengan membangun persekutuan melalui relasi. Semoga anda sekalian menikmati damai dan dipenuhi rahmat Natal. Bersatu dalam satu hati, satu harapan dan satu perutusan. Suster Mary Kristin, SND Refleksi Ikon Tritunggal oleh Andrei Rublev 1. Bagaimana hidup komunitas telah menjadi alat pengubah bagiku? 2. Dalam konteks masa kini, apa artinya membagun relasi dan menjadi saudari satu sama lain dalam tingkat atau komunitas setempat? 3. Dalam saat-saat stress, orang perlu didampingi atau ditemani dengan baik. Bagaimana kita membuat suasana ini dalam komunitas relasional tempat kita sungguh terlibat di dalam perutusan? 4. Dengan cara apa kita bisa mengembangkan karunia satu sama lain demi kepentingan Kerajaan Allah? 5. Apakah cara-cara lain yang saya kembangkan untuk membangun persekutuan melalui karya yang saya jalani? 6. Bagaimana saya terlibat dalam hidup sesamaku dan membawa mereka kepada kepenuhan hidup di dalam Kristus? 5