BAB I PENDAHULUAN. lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Selain etnis asli yang ada di Sumatera Utara yaitu Melayu, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku lemah lembut, ramah tamah, mengutamakan sopan santun, serta

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN ( ) BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia (Anonim, 2011). Provinsi-provinsi secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen sebagian besar berbukit dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/keberagaman-budaya.html). Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses akulturasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan-mobilitas penduduk yang dilakukan masyarakat, memungkinkan para pedagang untuk tinggal di kota-kota pelabuhan. Mereka melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama yang dibawa oleh para pedagang mengakibatkan adanya percampuran budaya satu dengan budaya lainnya dan diterima oleh masyarakat setempat. Hal ini sejalan

dengan ungkapan Suprapti (1994:3)yang menyatakan bahwa, Faktor sosial budaya meliputi kependudukan beserta kebudayaanya. Perkembangan penduduk, terutama mobilitas penduduk, menimbulkan berbagai interaksi budaya. Datangnya etnis diluar etnis asli dapat dalakukan dengan berbagai cara. Luasnya daerah dan jauhnya jarak yang akan ditempuh tidak menghalangi niat untuk melakukan migrasi.demikian jugapenduduk yang tersebar di lima pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, melakukan migrasi (perpindahan) dengan menggunakan jalur darat maupun laut yang biasanya dilakukan dalam kegiatan perdagangan,sebagaimana yang diungkapkan oleh Tuti Rahayu (2013:73) yang menyebutkan bahwa: Persilangan suatu kelompok sosial tidak terjadi begitu saja, namun dibantu dengan adanya interaksi diantara berbagai seksi. Interaksi antara satu seksi dan seksi lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi (perdagangan dan perindustrian), hubungan sosial (perkawinan dan pendidikan), dan hubungan politik. Salah satu wilayah di Indonesia yang melakukan kegiatan perdagangan dan mengalami perpindahan (migrasi) penduduk adalah Pesisir Sibolga. Sibolga merupakan kota pelabuhan yang mengalami percampuran budaya yang diakibatkan karena jalur perdangan. Kota pelabuhan merupakan lingkungan budaya yang pada umumnya senantiasa mengalami perubahan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suprapti (1994:1)yang menyatakan bahwa: "Jalur perdagangan menyebabkan pelabuhan-pelabuhan yang ada di pantai barat Sumatera mengalami perkembangan. Kota-kota yang terdapat di pantai barat Sumatera antara lain adalah Singkil, Barus, Sibolga, Natal, dan Emma Haven/ Telukbayur.

Masuknya budaya kepesisir Sibolga bermula dari pelabuhan Kota Barus yang berjaya pada masa itu yang didukung oleh daerah-daerah yang ikut menunjang aktivitas perdagangan di pelabuhan Barus (daerah belakang (hinterland) daerah pedalaman, seperti Tanah Karo, Simalungun, dan Toba serta pulau-pulau kecil disekitarnya, seperti pulau Mursala. Produksi daerah belakang antara lain berupa damar, kemenyan, kapur barus, dan kulit binatang), yang tentunya berperan penting dalam penyebaran budaya-budaya yang masuk melalui aktivitas pelabuhan atau perdagangan. Kurangnya sarana pelabuhan di Barus menyebabkan pusat pelabuhan berpindah ke Sibolga. Sehingga seluruh aktivitas perdagangan di pelabuhan yang terjadi di Sibolga mengakibatkan masyarakat pada wilayah ini, terdiri dari berbagai etnis, yang memiliki kekayaan budaya yang beragam, sebagai bagian dari proses multikultural di Pesisir Sibolga. Sebagai wilayah yang heterogen, Pesisir Sibolga tetap memiliki adat istiadat yang dianut dan dilaksanakan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, selain itu, terdapat pula kesenian yang masih berkembang dan dilaksakan hingga saat iniyaitu kesenian Sikambang. Sikambang merupakan kesenian yang memadukan antara musik, tarian, senandung, pantun yang paling populer di wilayah ini.kesenian Sikambang sangat erat kaitannya dengan adat penikahan atau istilah yang dikenal oleh masyarakat setempat adalah adat sumando. Adat sumando adalah perpaduan dari adat yang dimiliki oleh Minang dan Melayu, tetapi dilakukan oleh etnis lain diluar mereka sebagai sebuah rasa saling menghargai sebagai bagian dari proses multikultural.selain dapat digunakan dalam acara adat pernikahan, kesenian ini juga dapat digunakan pada acara

penyambutan tamu, sunatan, memasuki rumah baru, penobatan, mengayun anak dan sebagainya. Dengan demikian kesenian Sikambang menjadi identitas baru bagi masyarakat Sibolga yang heterogen. Hal ini sejalan oleh Stuart Hall (1990:393) yang menjelaskan bahwa: identitas budaya (atau juga disebut sebagai identitas etnis) sedikitnya dapat dilihat dua cara pandang, yaitu identitas budaya sebuah wujud ( identity as being) dan identitas budaya sebagai proses menjadi (identity as becoming). Melihat fenomena yang ada penulis merasa tertarik mengangkat menjadi topik penelitian dengan judul Kesenian Sikambang: Prespektif Multikultural sebagai Identitas Budaya Pesisir Sibolga. B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian perlu dilakukan identifikasi masalah, agar penelitian terarah serta mencakup masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Didi Atmadilag (1994:87): Identifikasi masalah merupakan penjabaran dari tema sentral masalah menjadi beberapa submasalah yang spesifik, yang dirumuskan dalam beberapa kalimat tanya. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaiamana prosesmultikultural yang dilakukan oleh masyarakat Pesisir Sibolga? 2. Bagaimana Multikultural dalam kesenian Sikambangpada masyarakat Pesisir Sibolga?

3. Bagaimana bentuk Kesenian Sikambang sebagai identitaspada masyarakat Pesisir Sibolga? C. Pembatasan Masalah Setelah diidentifikasi, ternyata banyak faktor yang dapat diteliti lebih lanjut dalam permasalahan ini maka arah penelitian harus dibatasi. Hal ini dilakukan agar dalam proses penelitian dalam menganalisis data nantinya pembahasan tidak meluas dan melebar sehingga penelitian ini lebih terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarto Surakhman (1982:34) yaitu: Sebuah masalah yang dirumuskan tidak terlalu luas tidak perlu dipakai sabagai masalah penyelidikan, oleh karena tidak akan jelas batas-batas masalahnya. Pembatasan ini perlu, bukan hanya untuk mempermudah atau hanya menyederhanakan masalah bagi penyidik, tetapi juga untuk menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah, tenaga, waktu, ongkos dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses multikultural pada masyarakat Pesisir Sibolga? 2. Bagaimana multikultural dalam kesenian Sikambang pada masyarakat Pesisir Sibolga? 3. Bagaimana bentuk kesenian Sikambang sebagai identitaspada masyarakat Pesisir Sibolga?

D. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan salah satu faktor yang menjadi pegangan yang harus diselesaikan peneliti. Karena sebuah penelitian dapat dilakukan apabila rumusan masalah telah dapat. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Permusan masalah yang baik menurut Bahdin (2005:26) adalah: Masalah harus fleksibel, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sember yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu. Masalah harus jelas, yaitu semua orang harus memberi presepsi yang sama terhadap masalah tersebut. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan manusia. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta batasan masalah,maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Kesenian Sikambangprespektif multikultural sebagai identitas budaya Pesisir Sibolga. E. Tujuan Penelitian Seorang yang melakukan sebuah penelitian harus memiliki tujuan agar penelitian tersebut ada manfaat bagi orang yang membacanya. Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah dan diluruskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali (1987: 9) yang menyatakan bahwa:

Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai sesorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, operasional. Dari pernyataan tersebut jelas setiap penelitian harus memiliki tujuan sabagai pusat orientasi. Dengan tujuan yang jelas maka kegiatan sebuah penelitian menjadi terarah. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan proses multikultural yang dilakukan oleh masyarakat Pesisir Sibolga? 2. Mendeskripsikan Multikultural dalam Kesenian Sikambang pada masyarakat Pesisir Sibolga? 3. Mendeskripsikan Kesenian Sikambang sebagai identitas pada masyarakat Pesisir Sibolga? F. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian sub-bab manfaat penelitian berisi kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam pembagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian, maupun praktisi kesenian. Manfaat penelitian ini diantaranya sabagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan dan ide-ide dalam karya tulis berbentuk Skripsi. 2. Sabagai masukan bagi penulis dalammenambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian Sikambang. 3. Sabagai sumber informasi mengenai kesenian yang terdapat pada masyarakat Sibolga. 4. Sabagai bahan reverensi bagi penulis lainnya yang hendak meneliti bentuk kesenian ini lebih jauh.