HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang- orang yang

A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

Skala Kepercayaan Diri Tryout

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat banyak mendatangi restauran-restauran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB II. Tinjauan Pustaka

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

Interpersonal Skills Communications

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan orang lain. Stuart dan Sundeen (dalam Keliat,1992).

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. positif. Artinya penerimaan diri apa adanya (Brewer, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepercayaan diri yang tinggi individu tersebut lebih mudah mengaktualisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BABI PENDAHULUAN. Era tahun 1960-an figur seorang model identik dengan bentuk tubuh yang

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang memiliki bentuk tubuh yang ideal memang menjadi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 RUSTAM ROSIDI F100 040 101 Diajukan oleh: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk diperhatikan karena pada masa ini remaja dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah, baik itu masalah perkembangan maupun masalah lingkungan. Peran remaja yang penting dalam kelangsungan hidup di Indonesia telah mendudukkan remaja sebagai salah satu sumber inspirasi yang terus digali dan dipelajari aspek kehidupannya. Hurlock (1997) menyatakan bahwa masa awal remaja ditandai dengan perubahan fisik, sikap serta perilaku yang sangat cepat. Ada beberapa macam perubahan yang umumnya dialami oleh remaja, yaitu: meningginya emosi, terjadinya perubahan tubuh, minat, sikap, dan peran yang harus dijalani pada manusia. Remaja sebagai masa peralihan yang terjadi pada setiap individu dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana masa yang harus dilewati dari dunia yang membedakan antara kanak-kanak dengan tahapan selanjutnya yaitu remaja. Pada masa ini seringkali seseorang merasa kebingungan dalam menentukan perananya. Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Banyak orang yang berkata masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah, dan masamasa SMA adalah masa-masa yang paling indah, menarik, dan penuh warna, pada masa-masa ini para remaja benar-benar mencari identitas dirinya. Dalam

pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini dikemukan Erikson (dalam Hurlock,1997) yang menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan, disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri. Periode remaja adalah sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Identitas diri adalah suatu persesuaian peranan sosial yang pada azasnya mengalami perubahan (Gunarsa dan Gunarsa, 2002). Ketidakmampuan remaja untuk memahami keadaan dirinya akan berpengaruh terhadap lingkungan sosial tersebut. Salah satu hal yang dipertanyakan oleh individu pada masa remaja adalah masalah "Siapakah Saya?" pada masa remaja kesadaran diri (self-awareness) mereka sudah mulai berkembang dan mengalami banyak sekali perubahan. Remaja mulai merasakan bahwa ia bisa berbeda dengan orang lain dan sebagian remaja ada yang ingin mencoba berbeda. Hal ini di karenakan pada masa remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Sehingga tidak mengherankan bila remaja selalu berubah dan ingin selalu mencoba baik dalam peran sosial maupun dalam perbuatan. Contoh: anak seorang insinyur yang postur tubuhnya bagus bisa saja ingin menjadi seorang tentara karena tidak mau melanjutkan atau mengikuti jejak ayahnya. Ia akan mencari idola seorang tentara yang gagah berani dan berusaha menyerupainya dalam tingkahlaku. Proses mencoba peran tersebut

merupakan proses pembentukan jati-diri. Tujuannya sangat sederhana yaitu ia ingin menemukan jati-diri atau identitasnya sendiri. Ia tidak mau hanya menurut begitu saja pada keingingan orangtuanya tanpa pemikiran yang lebih jauh (http// jelajahpustaka. blogspot. com // kenali diri hadapi globalisasi// akses 05-2008). Pembentukan identitas diri pada remaja merupakan hal yang sangat penting, apabila proses pembentukan identitas diri remaja terhambat maka akan menimbulkan suatu masalah yaitu remaja akan di cap buruk oleh teman-temanya, karena kesulitan menentukan perilakunya. Menurut Youniss dan Smollar, (dalam http://rumahbelajarpsikologi.com, 2008) ada beberapa hal yang dapat menimbulkan konflik dalam pertemanan yang erat, antara lain Kurang memberikan perhatian. Misalnya : dengan menghabiskan waktu dengan orang lain, tidak mengikutsertakan diri kita, tidak menelpon, dan lain sebagainya. Dampaknya, remaja akan ditolak dari klub-klub, klik-klik atau gang-gang sebaya, karena perilakunya yang kurang sesuai dengan kolektif nilai-nilai yang ada pada suatu kelompok teman sebaya. Identitas diri merupakan perasaan keunikan seseorang, keinginan untuk menjadi orang yang berarti, dan mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Setelah memasuki masa remaja, individu mulai menilai dirinya sejalan dengan pertumbuhan fisik dan kemasakan kognisi yang pesat. Bourne (dalam Mukti 2005) mengatakan bahwa individu yang telah mencapai rasa identitas diri yang mantap setelah masa pencarian yang aktif cenderung lebih otonom dan kreatif. Mereka juga menunjukkan kapasitas yang lebih besar untuk menjalin keakraban

dengan lingkungannya, mempunyai identitas jenis kelamin sexual yang mantap, dan penalaran moral yang lebih dewasa serta mampu bersikap mandiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri diantaranya adalah self body image. Tahap perkembangan mempunyai pengaruh terhadap proses pembentukan identitas diri karena keadaan fisik (body) pada tahap perkembangan remaja Cole (dalam Utami, 1996). Selanjutnya Cash dari Old Dominion University di Norfolk, Virginia mengatakan, apabila anda tidak menyukai tubuh di mana anda hidup. Maka akan sulit untuk seseorang hidup dalam lingkungan itu (http://www.google.com). Perkembangan menuju kearah masa pubertas, persepsi daya tarik fisik (self body image) remaja akan sangat mempengaruhi pandangan remaja mengenai identitas diri mereka. Menurut Honigman & J. Castle (http://www.google.com2008), self body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Menurut remaja self body image tersebut merupakan faktor yang penting. Jersild (dalam Ernawati 2006) menyatakan dari hasil penelitiannya menunjukkan pada saat remaja ditanyai mengenai apa yang tidak disukai tentang diri remaja, sedikit sekali remaja yang mengungkapkan mengenai kemampuan kemampuan mereka seperti halnya prestasi-prestasi yang membanggakan, namun yang banyak diungkapkan oleh remaja tersebut lebih dari enam puluh persen remaja

menyatakan bahwa penampilan fisiknya lebih penting dan paling banyak diungkapkan. Self body image itu sendiri sebenarnya dibentuk dalam pikiran, hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan penampilan fisik bagi diri sendiri yang meliputi perasaan- perasaan tentang fisik seperti halnya mengenai kuat atau lemah, tinggi atau pendek, cantik atau jelek dan lain sebagainya. Penilaian mengenai fisik memang merupakan hal yang bersifat relatif. Di samping remaja dapat menilai keberadaan fisik mereka sendiri, remaja juga dapat mengukur respon dan pendapat lingkungan terhadap diri mereka. Sikap menilai terhadap tubuh sendiri sebagian dibentuk oleh norma-norma budaya, siapa saja yang sangat jauh dari gambaran tersebut cenderung kecewa terhadap tubuh mereka sendiri. Dengan demikian self body image merupakan gambaran fisik seseorang yang meliputi penampilan dan figur diri dalam pengamatan orang lain (Gardner, 1996). Menurut Scheiver & Carver (dalam Ernawati, 2006), jika dalam diri remaja tidak ditemui self body image yang positif akan menimbulkan perasaan tidak puas akan kondisi tubuhnya, timbulnya perasaan kecewa, kemudian menurut Cooley (dalam Ernawati, 2006) akan timbul rasa malu, selanjutnya Books & Emmert (dalam Ernawati, 2006) menambahkan jika dalam diri remaja tidak ditemui self body image yang positif maka remaja akan peka terhadap kritik dan responsif terhadap pujian serta pesimis Masa remaja juga disebut sebagai masa perubahan fisik, mental atau psikologis serta perubahan dalam sosialnya. Dari perubahan-perubahan tersebut, perubahan fisik sering mengalami ketidakseimbangan sehingga akan

mempengaruhi kesejahteraan mental yang mengarah pada pembentukan identifikasi diri remaja Paikof & Warren, (dalam www.psychology.org.2008 ). Tidak sedikit remaja yang menghadapi perubahan-perubahan fisiknya sebagai suatu hal yang aneh dan kadang-kadang membuat remaja menjadi bingung. Pemikiran mengenai fisik pada para remaja timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Remaja menyadari bahwa yang menarik biasanya diperlukan dengan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik. Bagi mereka yang merasa kurang menarik, mereka akan mencari jalan keluar untuk memperbaiki penampilannya (Hurlock 1997). Berbagai masalah yang akan muncul sebagai akibat penyimpangan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan gambaran yang diinginkannya, dari masalah yang umum, misalnya timbulnya kegusaran yang mendalam karena adanya harapan yang tidak sesuai dengan kenyatannya sampai masalah-masalah yang tergolong berat seperti hilangnya kepercayaan diri. Adanya penyimpangan yang berkaitan dengan penampilan fisik inilah yang nantinya akan mempengaruhi penilaian diri remaja dan sikap sosialnya. Penampilan ataupun self body image yang tidak sesuai akan membawa masalah bagi para remaja sehingga akan menjadi hambatan dalam pembentukan identitas diri dan interaksi sosialnya Permasalahan-permasalahan yang timbul pada masa remaja sekarang ini yang berkaitan dengan pertumbuhan fisiknya berupa problem mengenai postur tubuh yang ideal (gemuk, kurus, tinggi, pendek), berbagai hal dilakukan oleh remaja untuk menyikapi, mengantisipasi mengenai berat badan yang berlebihan dengan berbagai olah raga seperti fitness, renang, body language ataupun bagi remaja yang sudah terlanjur gemuk kemudian ingin melangsingkan tubuhnya

dengan cara mengkonsumsi jamu ataupun obat pelangsing, dan melakukan diet, selain itu juga ketampanan dan kecantikan wajah (apakah halus ataukah berjerawat), bentuk rambut, bentuk kaki dan tangan yang serasi, pandangan mengenai tekstur kulit (halus ataukah kasar), bentuk mata dan bagian-bagian tubuh yang lainnya. Pernyataan mengenai fisiknya sering merupakan suatu masalah, seperti halnya apakah mereka cukup tampan serta menarik jika dibandingkan dengan teman sebaya lainnya, sehingga nantinya akan mengarah pada tindakan cenderung narsisme pada remaja perempuan agar bisa di hormati dan diakui dilingkungan teman-temanya, misalkan pada remaja pria dengan proporsi tubuh yang lebih besar dari teman yang lain akan mengarahkan remaja untuk bertindak sebagai pemimpin agar bisa di segani oleh orang lain dan menarik perhatian lawan jenisnya, atau mereka sudah merasa pas dalam penampilan dan postur tubuh mereka akan cenderung taat pada peraturan dan cenderung pendiam Semuanya adalah menjadi tugas remaja untuk menentukan peranan dirinya agar bisa bergaul dan mendapat penghargaan dan perhatian dari teman-teman sebayanya. (http: // jelajahpustaka. blogspot. Com, 2003) Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : apakah ada hubungan antara self body image dengan pembentukan identitas diri pada remaja

B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara self body image dengan pembentukan identitas diri remaja. 2. Tingkat self body image remaja. 3. Tingkat pembentukan identitas diri remaja. 4. Peranan self body image terhadap pembentukan identitas diri remaja. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Subjek Penelitian Dapat memberikan informasi khususnya yang berkaitan antara self body image dengan pembentukan identitas diri, sehingga mampu memandang self body imagenya secara positif. 2. Bagi Guru BP Dapat memberi masukan untuk mengadakan program-program bimbingan yang ber-orientasi pada peningkatan kualitas pembentukan identitas diri pada siswa. 3. Bagi Kepala Sekolah Memberikan informasi pentingnya self body image terhadap pembentukan identitas diri pada remaja dan memberikan wawasan mengenai manfaat penelitian sebagai upaya meningkatkan pengawasan

terhadap perubahan yang terjadi pada masa remaja, sehingga dapat mendeteksi dan menjadikan remaja lebih berpikir aktif dalam membentuk identitas dirinya. 4. Bagi Peneliti lain. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan acuan untuk meneliti lebih lanjut dalam penelitian yang sejenis