BAB I PENDAHULUAN. dalam pembanguan manusia Indonesia (Saputra dan Nurrizka, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

1

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu hamil dan balita sangatlah penting, sehingga Notoatmodjo (2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan prevalensi balita gizi pendek menjadi 32% (Kemenkes RI, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia, oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan rentang 0-5 tahun (Gibney, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

BAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit). Bila kurangnya pengetahuan tentang zat gizi pemberian terhadap anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Nurlindah (2013) menyatakan bahwa kurang energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Hasil penelitian pada balita di Afrika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Almatsier (2002), zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehat dan berkembang dengan baik (Kemenkes, 2010). sebagai makanan dan minuman utama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

DEA YANDOFA BP

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi pada anak pra sekolah akan menimbulkan. perbaikan status gizi (Santoso dan Lies, 2004: 88).

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. balita/hari (Rahman dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar. pneumonia sebagian besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai dengan saat ini persoalan gizi masih menjadi masalah utama dalam pembanguan manusia Indonesia (Saputra dan Nurrizka, 2012). Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk pada anak usia dibawah lima tahun (balita) sebesar 5.7% dan gizi kurang sebesar 13.9% (Kemenkes RI, 2015). Kekurangan gizi pada usia balita dapat menyebabakan terganggunya pertumbuhan fisik, perkembangan mental serta menurunnya kecerdasan, bahkan dapat menjadi penyebab kematian (Bappenas, 2013). Gizi kurang merupakan salah faktor yang secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit infeksi pernafasan akut, diare, campak dan beberapa penyakit infeksi lainnya (Rabbidan Karmaker, 2014). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 sebanyak 54% kematian balita disebabkan oleh gizi buruk (Putri et al., 2015). Gizi kurang pada balita terjadi karena tidak adekuatnya masukan nutrisi, dan adanya penyakit dimana kedua hal tersebut berhubungan dengan faktor maternal, sosial ekonomi, demografi dan perilaku (Chikhungu et al., 2014). Status gizi balita juga akan dipengaruhi oleh level pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya yaitu dari masa konsepsi sampai dengan usia dua tahun atau yang disebut sebagai masa seribu hari pertama kehidupan (Cunha 1

2 et al. 2015). Masa seribu hari pertama kehidupan merupakan masa kritis dimana terjadi pembentukan dan perkembangan organ-organ penting. Malnutrisi pada masa ini dapat menyebabkan dampak yang bersifat permanen dan berjangka panjang (Achadi, 2014). Faktor biologi yang dapat mempengaruhi status gizi balita antara lain status gizi ibu prahamil, berat badan bayi baru lahir, keberhasilan ASI eksklsusif dan asupan nutrisi yang adekuat. Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan berdampak kumulatif pada status gizi janin yang dipresentasikan oleh berat badan lahir rendah (BBLR) (Karima dan Achadi, 2012). Balita dengan riwayat BBLR mempunyai risiko 3.34 kali lebih besar untuk mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan yang tidak mengalami BBLR (Arnisam, 2007). Status gizi juga berkaitan langsung dengan asupan nutrisi. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan tercukupi dengan pemberian air susu ibu (ASI) saja tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya yang disebut dengan ASI Ekslusif. Lamanya pemberian ASI Eksklusuif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan balita yang diukur berdasarkan persen terhadap median berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB) baku rujukan WHO-NCHS (Lepita et al., 2009). Setelah usia 6 bulan ASI hanya mencukupi kebutuhan nutrisi sebanyak 60% sehingga setelah 6 bulan perlu diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai dengan anak berusia 2 tahun. MP-ASI diberikan secara bertahap baik dari jenis, tekstur, frekuensi, maupun porsi dan pada usia satu

3 tahun anak sudah dapat diberikan makanan keluarga seperti anggota keluarga yang lain. Tingkat pendidikan orang tua turut menentukan status gizi balita (Sebataraja et al., 2014). Balita dengan gizi yang baik lebih sering ditemukan pada rumah tangga dengan pendidikan orang tua yang tinggi (Bharati et al., 2010). Status gizi balita juga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jayapura, didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita (Persulessy, 2012). Keluarga dengan standar hidup yang tinggi cenderung memiliki balita dengan gizi baik dibandingkan keluarga dengan standar hidup rendah (Bharati et al., 2010). Penelitian lain menyebutkan pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu determinan penting dalam status gizi balita (Masiye et al., 2010). Pendekatan pengeluaran keluarga biasanya digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi keluarga karena data tentang pendapatan keluarga yang akurat sulit didapat (Hastuti et al., 2011). Selain faktor sosial ekonomi, status gizi balita juga dipengaruhi oleh topografi wilayah tempat tinggal. Berdasarkan studi di wilayah pantai dan wilayah punggung bukit Kabupaten Jepara, terdapat perbedaan signifikan antara tingkat konsumsi protein balita yang tinggal di wilayah pantai dengan wilayah punggung bukit (Auliya et al., 2015). Studi yang berbeda menyebutkan rerata status gizi anak pada kelompok urban lebih tinggi dibandingkan dengan rerata status gizi anak pada kelompok suburban (Falasifah dan Noor, 2014).

4 Kabupaten Cilacap merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dimana secara geografis terdiri dari daerah dataran tinggi, dataran rendah dan pantai. Kabupaten Cilacap juga merupakan salah satu dari tiga kawasan industri utama di Jawa Tengah. Berdasarkan data Riskesdas 2013, sebanyak 4% balita di Kabupaten Cilacap mengalami gizi buruk dan 13.4% mengalami gizi kurang. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Cilacap berada pada urutan 17 dari 35 Kabupaten dengan kasus gizi buruk terbanyak dengan persentase kasus yang tidak jauh dari persentase kasus secara nasional. Upaya perbaikan gizi telah dilakukan namun demikian belum menunjukan hasil yang signifikan hal ini dapat dilihat dari tren kejadian gizi kurang pada anak usia 6 samapai 11 bulan di Kabupaten Cilacap yang tidak banyak mengalami penurunan dimana pada tahun 2014 terdapat 152 kasus gizi kurang, 2015 sebanyak 158 kasus dan pada bulan Januari 2016 sebanyak 150 kasus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, empat wilayah dengan kasus gizi kurang anak usia 6-11 bulan terbanyak di Kabupaten Cilacap memiliki karakteristik yang berbeda yaitu Sampang dengan 51 kasus gizi kurang merupakan daerah pusat pertumbuhan di bagian timur Cilacap dengan mayoritas penduduk bekerja dalam sektor pertanian. Kesugihan II yang merupakan daerah pesisir pantai terdapat kasus gizi kurang sebanyak 14 kasus. Cilacap Tengah I dengan 11 kasus gizi kurang dan Cilacap Tengah II dengan 9 kasus gizi kurang dimana kedua wilayah tersebut termasuk dalam daerah pusat pemerintahan dan industri (Dinkes Kab. Cilacap, 2016). Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

5 penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Biologi, Sosial Ekonomi dan Geografi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Terhadap Kejadian Gizi Kuranganak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh faktor biologi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? a. Adakah pengaruh faktor lingkar lengan atas (LILA) ibu pada awal kehamilan terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? b. Adakah pengaruh faktor berat badan bayi baru lahir terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? c. Adakah pengaruh faktor keberhasilan ASI eksklusif terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? d. Adakah pengaruh faktor asupan MP-ASI terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? 2. Adakah pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? a. Adakah pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? b. Adakah pengaruh faktor pendidikan ayah terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap?

6 c. Adakah pengaruh faktor pengeluaran keluarga terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan balita di Kabupaten Cilacap? d. Adakah pengaruh faktor alokasi pangan terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? 3. Adakah pengaruh faktor geografi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? Adakah pengaruh faktor daerah tempat tinggal terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? 4. Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor biologi, sosial ekonomi dan geografi pada 1000 hari pertama kehidupan terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis pengaruh faktor biologi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap meliputi : a. Pengaruh faktor lingkar lengan atas (LILA) ibu pada awal kehamilan terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap b. Pengaruh faktor berat badan bayi baru lahir terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap

7 c. Pengaruh faktor keberhasilan ASI eksklusif terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap d. Pengaruh faktor asupan MP-ASI terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap 2. Menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap meliputi : a. Pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap b. Pengaruh faktor pendidikan ayah terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap c. Pengaruh faktor pengeluaran keluarga terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap d. Pengaruh faktor alokasi pangan terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap 3. Menganalisis pengaruh faktor geografi terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap yaitu : Pengaruh faktor daerah tempat tinggal terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap. 4. Menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap

8 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya mengenai gizi balita. Sedangkan manfaat praktis antara lain 1. Meningkatkan pengetahuan, pembelajaran dan pemahaman baik tenaga kesehatan maupun masyarakat tentang pengaruh faktor biologi, sosial ekonomi dan geografi pada 1000 hari pertama kehidupan terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan. 2. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya mencari solusi untuk mengatasi masalah gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap 3. Sebagai pedoman dan motivasi tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan khususnya dalam upaya meningkatkan status gizi pada anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap