BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manajemen sendiri digunakan di semua organisasi: manufacturing, merchandising and service (Hansen, Mowen, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat perusahaan dituntut bersikap responsif atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. internal karena menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. Daya tarik kota Yogyakarta masih dianggap sebagai salah satu. destinasi wisata favorit di Indonesia bagi wisatawan dosmestik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hotel memegang peranan penting dalam industri pariwisata karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan perkembangan UKM yang pesat, UKM yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan yang datang dengan akomodasi yang baik. macam fasilitas pendukung, seperti, ballroom, ruang pertemuan, spa,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan di dalam perkembangan dunia usaha. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan usaha di dunia bisnis sangat ketat, terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Biaya Tradisional. sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat. Pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Analisis Profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga timbul banyak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. CV.ARMICO merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi sekarang ini dituntut meningkatkan nilai perusahaan dan menjaga keberlangsungan organisasi. Persaingan bisnis hotel di Bali sempat mengalami penurunan dari tahun 2008 ke tahun 2009, itu terlihat dari jumlah hotel berbintang hotel berbintang dan non-bintang yang mengalami penurunan jumlah. Namun pada tahun 2010, persaingan kembali menguat, hal ini terlihat dari statistik jumlah hotel di Bali (lampiran 1) dimana hotel berbintang dan non-bintang mengalami peningkatan jumlah. Untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, manajemen harus lebih responsif lagi dalam melihat perubahan lingkungan yang terjadi, seperti daya beli pelanggan, kenaikan harga barang, dan bertambahnya pesaing. Dalam menghadapi persaingan yang kempetitif ini, manajemen membutuhkan strategistrategi dalam memenangkan pilihan pelanggan. Salah satu faktor penentu dalam memenangkan persaingan adalah harga yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Penentuan harga jual merupakan faktor

yang sangat penting karena jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka organisasi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Di sisi lain, bila harga ditentukan terlalu rendah maka organisasi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutup biaya operasionalnya dan sekaligus tidak dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan investor. Dalam menentukan tarif, manajemen harus lebih berhati-hati dan adil dalam pembebanan biaya kepada pelanggan, karena tarif yang ditetapkan oleh manajemen dapat menciptakan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan ini dapat menjadi keuntungan bagi hotel dan dapat juga menjadi kerugian bagi hotel. Rolfs dan Kimes (2007) memberikan 4 pertimbangan pelanggan dalam menerima kebijakan tarif hotel: 1. Fairness Pelanggan lebih mendukung hotel yang wajar dalam hal harga. 2. Acceptability Pelanggan menilai bahwa jika peruahaan mengalami peningkatan laba tapi tidak didukung dengan peningkatan nilai pelanggan maka praktek bisnis tersebut tidak dapat diterima. 3. Reasonableness Perusahaan yang melakukan praktik yang tidak layak memiliki reputasi yang buruk diantara pelanggan yang potensial. 2

4. Honesty Suatu perusahaan akan dinilai jujur oleh pelanggannya apabila mereka tidak mengambil keuntungan dari pelanggan. Dalam hal kebijakan harga, kualitas keputusan sangat ditentukan oleh kualitas informasi biaya produk dan jasa yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menetapkan kebijakan harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Oleh karena itu, manajemen memerlukan informasi biaya yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi biaya yang dihasilkan oleh setiap departemen dalam organisasi perusahaan, perlu dikelola sebaik mungkin dan seakurat mungkin sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam menunjang pengambilan keputusan. Pentingnya informasi kos produk dinyatakan oleh Cooper dan Kaplan (1988) yang menyatakan bahwa informasi yang buruk mengenai kos produk dapat menuntun pada strategi bersaing yang buruk. Hansen dan Mowen (2007) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses dan keluarannya. Hansen dan Mowen (2007) menyatakan tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen, yaitu: 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan kos produksi jasa atau produk dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan. 3

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan tiga tujuan umum diatas, informasi akuntansi manajemen adalah merupakan sistem yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manajemen dalam mengidentifikasi masalah, menyelesaikan masalah, mengevaluasi kinerja, serta mengevaluasi keputusan yang telah diambil. Dalam menghitung kos produk, perusahaan-perusahaan sebelumnya menggunakan sistem biaya tradisional, karena dipandang dapat memenuhi kebutuhan penyediaan informasi kos produk dan jasa. Namun dalam perkembangannya, sistem akuntasi biaya tradisional tidak lagi memberikan informasi kos yang berkualitas karena sistem akuntansi biaya tradisional hanya relevan apabila perusahaan menghasilkan satu jenis produk. Hansen dan Mowen (2007) memberikan beberapa batasan dari sistem akuntansi biaya tradisional, sebagai berikut: 1. Non-Unit-Related Overhead Costs Akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan unit-level activity drivers dalam membebankan biaya overhed tingkat non-unit-related. Hal ini dapat menyebabkan distorsi biaya produk. 2. Product Diversity Diversitas produk adalah produk-produk mengkonsumsi biaya overhead dengan masing-masing proporsi konsumsi yang berbeda-beda. Proporsi aktivitas yang dikonsumsi setiap produk disebut rasio konsumsi. Sistem akuntansi biaya 4

tradisional tidak mampu mengakomodasi diversitas produk karena hanya menggunakan single cost allocation based. Kekurangan sistem biaya tradisional sudah mulai disadari oleh pelaku bisnis. Adamu dan Olotu (2010) menyatakan bahwa hotel dan perusahaan secara global menyadari bahwa produk dan jasa yang digabung menjadi satu telah salah dihargai karena gaya lama, yaitu sistem biaya tradisional. Hal ini dikarenakan oleh kelemahan yang dimiliki oleh sistem biaya tradisional yang tidak secara akurat dalam menetapkan biaya produk dan jasa. Sedangkan pentingnya informasi biaya dalam bersaing dikemukakan oleh Cooper dan Kaplan (1988) yang meyimpulkan bahwa informasi kos produk yang buruk dapat menuntun perusahaan ke keunggulan bersaing yang buruk. Kelemahan sistem biaya tradisional dapat menyesatkan manajemen dalam pengambilam keputusan tentang kebijakan harga, karena keputusan kebijakan harga didasari oleh informasi biaya produk atau jasa yang dihasilkan dari sistem biaya tersebut. Apabila manajemen tidak mampu membebankan biaya yang sebenarnya kepada pelanggan, maka akan terdapat kemungkinan dimana pelanggan akan dibebankan biaya yang tidak seharusnya dia tanggung. Akibatnya akan ada pelangan yang dibebankan biaya terlalu tinggi dan akan ada yang pelanggan yang dibebankan biaya terlalu rendah. Apabila hal ini terjadi, kebijakan harga yang ditetapkan menjadi tidak berkualitas karena didasari oleh informasi yang menyesatkan. 5

Penelitian mengenai analisis kemungkinan implementasi ABCS di industri perhotelan pernah dilakukan oleh Tsai dan Hsu (2005) di Taiwan, mereka menemukan bahwa perbandingan ABCS dengan traditional cost system menunjukan bahwa ABCS yang dipraktikkan di hotel Spring Country Inn menghasilkan informasi yang lebih akurat untuk pengelolaan biaya dan kebijakan harga. Dalam hal peningkatan laba, manajemen hotel dituntut untuk melakukan pengelolaan biaya. Pengelolaan biaya dimaksudkan untuk mencapai laba optimal. Dalam activity based costing system (ABCS), biaya merupakan penyebab timbulnya biaya sehingga informasi yang dihasilkan oleh ABCS digunakan sebagai dasar pengelolaan biaya berbasis aktivitas (Activity-Based Management), seperti yang dinyatakan oleh Hansen dan Mowen (2007) bahwa ABCS adalah sumber informasi utama untuk pengelolaan biaya berbasis aktivitas (ABM). Pada tahun 1998, Institute of Managements Accountants (IMA) menyatakan bahwa dengan menggunakan data yang dihasilkan oleh ABCS, ABM fokus pada bagaimana penggunaan sumber daya untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dan pelaku kepentingan. Untuk mengelola aktivitas, ABM mengklasifikasikan aktivitas kedalam aktivitas yang menambah nilai dan aktivitas yang tidak menambah nilai. Aktivitas dianggap sebagai obyek yang akan dikelola untuk tujuan efisiensi. 6

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti kemungkinan penerapan Activity Based Cost system dan Activity Based Management di Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa. Alasan pemilihan Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa sebagai obyek penelitian adalah karena Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa memiliki produk dan jasa yang lebih dari satu sehingga hal ini membutuhkan dasar pembebanan biaya yang lebih dari satu. Hal tersebut tersebut hanya bisa diakomodasi oleh ABCS. Adapun alasan lain yaitu persaingan industri perhotelan Bali yang sangat kompetitif. Bali merupakan tujuan wisata favorit tidak saja di Indonesia, tapi seluruh dunia. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan.. Di lain pihak, kepariwisataan telah menjadi salah satu industri yang memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali. Seperti tercermin dalam komposisi penyumbang pertumbuhan perekonomian Bali, sektor perdagangan, hotel, dan restoran selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali. Pertumbuhan yang sangat pesat mengenai jumlah wisatawan mancanegara terlihat dari peningkatan kunjungan ke Bali dari tahun 2009-2012 seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Table 1 Jumlah wisatawan mancanegara di Bali dari tahun 2009-2012. Tahun Jumlah pengunjung 2009 2385122 2010 2576142 2011 2826709 2012 2949332 Sumber: BPS Bali (http://bali.bps.go.id/series_data/tampil_data_series.php) 7

1.2 Permasalahan Penelitian Masalah yang dihadapi oleh manajemen hotel adalah manajemen hotel tidak mengetahui berapa kos yang dikeluarkan untuk jasa penginapan, makanan dan minuman, serta spa dan salon sehingga tidak dapat menentukan harga yang tepat yang akan ditawarkan kepada pelanggan. Masalah lain yang dihadapi adalah pada pengelolaan biaya, saat ini hotel belum mampu mengelola biaya secara tepat sasaran. Dengan permasalahan diatas, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Berapa product cost and service yang di hasilkan dari penghitungan ABCS dan Traditional Costing system? 2. Aktivitas-aktivitas apa saja yang menambah nilai dan yang tidak menambah nilai? 3. Berapa perkiraan kos yang dapat dikurangi setelah hotel mengeliminasi atau mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai? 1.3 Ruang Lingkup Penulisan Perhitungan cost of product and sales pada periode 2012-2013 menggunakan ABCS dan penggunaan ABM dalam mengelola aktivitas untuk Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa merupakan usulan penggunaan ABCS bagi management untuk penetapan harga dan pengololaan biaya. Penulis tidak akan menguraikan dampak positif yang terjadi akibat implementasi ABCS. Penulis tidak akan sampai ke pembahasan mengenai: 8

1. Perancangan sistem ABCS 2. Membandingkan keuntungan antara jenis produk dan jasa yang satu dengan lainnya. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menghitung dan membandingkan cost of product and service yang dihasilkan dari perhitungan ABCS dan traditional costing system 2. Menganalisis aktivitas yang menambah nilai dan yang tidak menambah nilai di Grand Jimbaran Botique Hotel and Spa 3. Menganalisis kemungkinan penerapan ABCS dan ABM di Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa 1.5 Kontribusi Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca dalam meningkatkan pemahaman mengenai ABCS dan ABM di industri perhotelan. 2. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan manajemen Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa dalam mencapai keunggulan bersaing melalui keunggulan harga dan dalam mengelola biaya. 3. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi calon peneliti berikutnya yang memiliki niat dalam melakukan penelitian mengenai ABCS dan ABM 9

1.6 Sistematika Penulisan Karya tulis ini terdiri dari: Bab I Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan latar belakang peneliti menulis karya tulis ini. Penjelasan akan dilengkapi dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori. Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai ABCS dan ABM, serta akan dipaparkan klasifikasi hotel, aktivitas-aktivitas yang terjadi dihotel, metode-metode penentuan tarif yang biasa dipakai di industry perhotelan, dan populasi hotel di Bali. Bab III Gambaran Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa Bab ini Mencakup gambaran umum Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa, misi, filosofi, budaya, produk dan jasa yang ditawarkan, dan sistem biaya yang selama ini dianut. Bab IV Rancangan Penelitian Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai bagaimana penelitian akan dilakukan, bagaimana data akan diambil, jenis data apa yang akan diambil dan diolah, serta teknik dan jenis analisis seperti apa yang akan digunakan dalam penelitian ini. 10

Bab V Analisis Dalam bab ini akan dilakukan perhitungan cost of products and services di Grand Jimbaran Boutique Hotel & Spa berdasarkan pendekatan Activity Based Costing System dan melakukan analisa terhadap aktivitas yang menambah nilai dan tidak menambah nilai bagi pelanggan dengan pendekatan Activity Based Management. Bab VI Ringkasan dan Pembahasan Dalam bab ini, akan dijelaskan secara ringkas namun lengkap mengenai latar belakang, cara dan hasil penelitian. Selanjutnya, akan dipaparkan pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dan implikasinya. Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi Dalam bab ini, akan dipaparkan tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang dimulai dari bab 1 hingga ke bab 6. Selanjutnya, akan dipaparkan rekomendasi yang menunjukan implikasi dari hasil penelitian untuk diterapkan di dunia praktek dalam memecahkan permasalahan yang diteliti. 11