Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BELAJAR & PEMBELAJARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

KONSEP BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan positif di berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengantar belajar gerak Apa itu belajar?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

TAKSONOMI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN. oleh Dr. B. Widharyanto, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

PENGERTIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Hakikat Belajar Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan-tujuan dalam pembelajaran tercapai. digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif ( Pemerintah Indonesia khususnya

perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber tetapijuga ketrampilan emosional dan sosisl menggunakan metode dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

Prinsip dalam Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP TAHUN 2014 BERDASARKAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan (Kurniasari, 2007:1). Seorang guru harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bertanya dalam kelas adalah aktivitas yang sangat penting dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

1.Identitas mata pelajaran: berisi mata pelajaran yang akan diajarkan, kelas, semester, alokasi waktu yang digunakan dan banyaknya jam pertemuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental

MENCOCOKKAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN GAYA MENGAJAR Oleh Anang Nazaruddin, S.Pd.I. ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Proses belajar tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

Transkripsi:

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BELAJAR : Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap atau memenuhi keinginan semua orang, sampai sekarang boleh dikatakan belum ada. Hal ini tidak berarti kita tidak perlu dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan Belajar. Para ahli telah mencoba menjelaskan pegertian belajar dengan mengemukakan berbagai rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing masing. Baik bentuk rumusan, maupun aspek aspek yang ditekankan dalam belajar, berbeda antar ahli yang satu dengan yang lain. Namun demikian, satu hal yang perlu dikemukakan bahwa Pengertian Belajar dapat dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu : Pengertian Belajar Secara Populer (Umum) dan Pengertian Belajar Secara Khusus. Pegertaian Belajar scr. Populer adalah pengertian belajar secara umum, tanpa mengacu kepada suatu aliran psikologi tertentu. (David R. Shaffer ; N.L.Gage ; W.S.Winkel ; etc) Pengertian Belajar scr. Khusus adalah pengertian belajar yang sudah diwarnai atau dipengaruhi oleh suatu aliran psikologi tertentu. (Psikologi Behavioristik ; Psikologi Kognitif ; Psikologi Humanistik ; Psikologi Gestalt)

PEMBELAJARAN : Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Penggunaan istilah pembelajaran sebagai pengganti Mengajar relative baru. Penggunaan istilah ini mempunyai dasar yang kuat, yang menyangkut perubahan filosofi pendidikan yang lebih manusiawi. Dimana dalam istilah ini terasa ada pengakuan terhadap kemampuan mahasiswa untuk belajar, dan kemampuan ini akan terwujud apabila dibantu dan dibimbing oleh guru. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Dalam perkembangannya, metode pembelajaran ini banyak mengalami perubahan dengan berbagai macam dari yang tradisional hingga yang muthakir. Metode pembelajaran muthakir yang berkembang saat ini diantaranya adalah Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Dr. Howard Gardner,1983) dan Sistem Pembelajaran Kontekstual (CTL= Contextual Teaching and Learning, Elaine B. Johnson). Kedua metode tersebut dirasakan sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran modern, dimana pada kedua metode tersebut berorientasi pada kemampuan dan keunikan peserta didik yang mempunyai potensi kondrati yang dibawa sejak lahir dan memerlukan bimbingan dalam pengembangannya. Kedua metode ini sama sama didasari oleh pengakuan terhadap keunikan manusia, yang masing masing mempunyai kemampuan yang berbeda beda.

BAGAN DISKRIPSI TUGAS GURU TUGAS GURU MENDIDIK Meneruskan dan Mengembangkan nilai nilai hidup PROFESI MENGAJAR Meneruskan & mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi MELATIH Mengembangkan keterampilan dan penerapannya Menjadi Orang Tua Kedua KEMANUSIAAN Transformasi Diri Autoidentifikasi KEMASYARAKATAN Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yg bermoral Pancasila Mencerdaskan Bangsa Indonesia

RAGAM PENDEKATAN BELAJAR Pendekatan Belajar yg Representatif B anyak pendekatan belajar yang dapat anda ajarkan kepada mahasiswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni dari yang paling klasik sampai yang paling modern, diantaranya : 1. Pendekatan Hukum Jost Perumpamaan pendekatan belajar dengan cara bertahap (mencicil/sedikit demi sedikit). Menurut Reber (1988), salah satu asumsi pendting yang mendasari Hukum Jost (Jost s Law) adalah Siswa lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori memori lama yang berhubungan dengan materi yang akan ditekuni. Contoh : Belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun perkalian kedua kelipatan tersebut adalah sama. Maksudnya : Mempelajari suatu materi dengan alokasi waktu 3 jam perhari selama 5 hari akan lebih efektif daripada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 5 jam sehari tetapi hanya selama 3 hari. 2. Pendekatan Ballard & Clanchy Menurut Ballard & Clanchy (1990), pendekatan belajar mahasiswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (Attitude to Knowledge), yang terdiri atas : a) Sikap Conserving (Melestarikan apa yang sudah ada) Siswa / mahasiswa yang bersikap Conserving pada umumnya menggunakan pendekatan belajar Reproduktif (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).

b) Sikap Extending (Memperluas) Siswa / mahasiswa yang bersikap Extending biasaya menggunakan pendekatan Analitis (berdasarkan pemilihan & interpretasi fakta dan informasi) dan pendekatan Spekulatif (berdasarkan pemikiran mendalam) yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan tetapi juga mengembangkannya. Perbandingan Pendekatan menurut Ballard dan Clanchy RAGAM PENDEKATAN BELAJAR DAN CIRI KHASNYA REPRODUKTIF ANALITIS SPEKULATIF STRATEGI Menghafal Meniru Menjelaskan Meringkas Berpikir kritis Mempertanyakan Menimbang Berargumen Sengaja mencari kemungkinan dan penjelasan baru. Berspikulasi dan membuat hipotesis PERTANYAAN Apa.? Mengapa..? Bagaimana? Apa benar.? Apa penting..? Bagaimana kalau.? TUJUAN Pembenaran / Penyebutan kembali Pembentukan kembali materi kedalam pola baru / berbeda. Menciptakan pengetahuan baru. Ballard, Brigid & Clanchy, John, 1990, Study Abroad : A Manual for Asian Student, Selangor : Longman Malaysia. 3. Pendekatan Biggs Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa/mahasiswa dapat dikelompokkan ke dalam 3 Prototipe ( Bentuk Dasar ), yaitu : a) Pendekatan Surface (Permukaan / Bersifat Lahiriah) Mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya : takut tidak lulus yang menyebabkan dia malu. Sehingga gaya belajarnya santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

b) Pendekatan Deep (Mendalam) Mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkannya (instrinsik). Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha mendalami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa seperti ini, lulus dengan nilai baik adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya. c) Pendekatan Achieving (Pencapaian Prestasi Tinggi) Dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut Ego-Enhancement yaitu : ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi tingginya. Memiliki keterampilan belajar (Study Skills) dalam arti : sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaahan isi materi. Berkompetisi dengan teman teman dalam meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga sangat disiplin, rapid an sistematis serta berencana maju ke depan (plans ahead). Table perbandingan prototipe pendekatan belajar menurut Biggs : PENDEKATAN BELAJAR MOTIF & CIRI STRATEGI Surface Approach Ekstrinsik Dengan ciri : menghindari kegagalan tetapi tidak belajar keras. Memusatkan pada rincian rincian materi dan mereproduksi secara persis. Deep Approach Instrinsik Dengan ciri : berusaha memuaskan keingintahuannya terhadap isi materi. Memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi. Achieving Approach Ego-Enhancement Dengan ciri : bersaing untuk meraih nilai prestasi tertinggi. Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha (Study Skills)

METODE BELAJAR SQ3R Suatu Metode Memahami Teks/Bacaan Metode ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat, yang bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R merupakan singkatan dari langkah langkah mempelajari teks yang meliputi : 1. SURVEY : Memeriksa atau meneliti atau mengindentifikasi seluruh teks dalam bacaan. 2. QUESTION : Menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks yang dipelajari. 3. READ : Membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertayaan pertanyaan yang telah disusun. 4. RECITE : Menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. 5. REVIEW : Meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun.

PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN & KAITANNYA DENGAN TAKSONOMI HASIL BELAJAR. H asil belajar yang dicapai oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebalumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang (designer) belajar mengajar. Untuk itu guru dituntut untuk menguasai Klasifikasi Tujuan Pendidikan ( Taxonomy of Educational Objectives ). Tujuan pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu : 1. Domain Kognitif, Mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan, dan kemampuan intelektual. 2. Domain Afektif, Mencakup tujuan tujuan yang berhubungan dengan perubahan perubahan sikap, nilai, perasaan dan minat. 3. Domain Psikomotor. Mencakup tujuan tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor). A. Klasifikasi Tujuan Kognitif (Bloom,1956) : Domain Kognitif terdiri atas 6 bagian sebagai berikut : 1. Ingatan (recall) / Pengetahuan Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar. 2. Pemahaman Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.

3. Penerapan Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan atau prinsip. 4. Analisis Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen komponen atau factor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. 5. Sintesis Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. 6. Evaluasi Mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat berpikir yang tinggi. B. Klasifikasi Tujuan Afektif (Krathwohl, 1964) : Terbagi dalam 5 kategori, yakni : 1. Penerimaan Mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan dan memberikan respons terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar yang terendah dalam domain afektif. 2. Pemberian Respons Dalam hal ini, mahasiswa mulai terlibat secara aktif, menjadi peserta dan tertarik. 3. Penilaian Mengacu pada nilai nilai pribadi yang ditandai dengan reaksi reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Hal ini dapat terlihat dalam sikap dan apresiasi.

4. Pengorganisasian Mengacu kepada penyatuan nilai. Sikap sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik konflik internal dan akhirnya membentuk suatu system nilai internal mahasiswa yang tercermin dalam perilakunya. 5. Karakterisasi Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan ketentuan pribadi, social dan emosi mahasiswa. C. Klasifikasi Tujuan Psikomotor (Dave, 1970) : Terbagi dalam 5 kategori sebagai berikut : 1. Peniruan Terjadi ketika mahasiswa mengamati suatu gerakan. Mahasiswa mulai memberi respons serupa dengan yang diamatai. Mengurangi koordinasi dan control otot otot syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan belum sempurna. 2. Manipulasi Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini, mahasiswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk petunjuk dan tidak hanya meniru tingkah laku saja. 3. Ketetapan Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respons respons lebih terkoreksi dan kesalahan kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum. 4. Artikulasi Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau terbentuk konsistensi internal diantara gerakan gerakan yang berbeda. 5. Pengalamiahan Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotor.