BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi )

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani.

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP IT NURUL ISLHAH BANDA ACEH. Zulheri Is 1. Abstrak

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan istilah physical fitness. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang kesegaran jasmani yaitu sebagai berikut: Kesegaran jasmani ditinjau dari sudut pandang fisiologis adalah kapasitas untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan tersebut (Abdullah, 1994). Sedangkan Sajoto (1988) menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Kesegaran jasmani ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Moeloek, 1984). Kesegaran jasmani menurut Gowan (2001) adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. Selain itu menurut Sumosardjuno (1987) mengemukakan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi

melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang. 2.1.2. Unsur Kesegaran Jasmani Ada berbagai unsur kesegaran jasmani yang saling berhubungan erat satu dengan yang lain. Unsur-unsur kesegaran jasmani adalah sebagai berikut: 1. Daya Tahan Merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang baik, tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan latihan dan kondisinya pun cepat pulih kembali seperti keadaan sebelum melakukan latihan (Depkes,1996). Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Secara umum daya tahan yang banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani. Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik (Moeloek, 1984). 2. Kekuatan Otot Yaitu kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan suatu kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996). 3. Kecepatan Yaitu waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak tertentu. Untuk menilai kecepatan, jarak yang ditempuh harus cukup jauh, sehingga penilaiannya tidak keliru dengan tenaga ledak otot. Kecepatan dipengaruhi oleh: kelenturan, tipe tubuh, usia, aktivitas fisik, jenis kelamin, suhu (Depkes, 1996). 4. Tenaga Ledak Otot Adalah kemampuan otot untuk melakukan kerja secara tiba-tiba dan kuat. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot, semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi tenaga ledak otot (Depkes, 1996).

5. Ketangkasan Adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat dan tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Ketangkasan tidak hanya diperlukan dalam olahraga, tetapi juga dalam banyak kegiatan sehari-hari, termasuk aktivitas kerja. Ketangkasan tergantung pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, keseimbangan dan koordinasi (Depkes, 1996). Faktor lain yang mempengaruhi adalah tipe tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan, kelelahan. 6. Kelenturan Adalah luas bidang gerak tubuh pada persendian, yang selain dipengaruhi oleh jenis sendi itu sendiri juga dipengaruhi oleh jaringan-jaringan disekitar sendi, seperti oleh otot, tendon, dan ligamen. Kelenturan tubuh yang baik dapat mengurangi terjadinya cedera olahraga (Depkes, 1996). Faktor fisiologis yang mempengaruhi kelenturan antara lain: usia dan aktivitas. Pada usia lanjut kelenturan berkurang sebagai akibat menurunnya elastisitas otot sebagai akibat kurang latihan. 7. Keseimbangan Adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan faktor yang penting pada olahraga senam dan atletik terutama jenis lompat. Keseimbangan bergantung pada kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem persarafan dan otot (Depkes, 1996). 8. Koordinasi Merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif. Faktor ini sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam aktivitas sehari-hari. Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan menyebabkan pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak mengenai sasaran secara tepat, atau bahkan bisa menimbulkan cedera (Depkes, 1996). 9. Kecepatan Reaksi Adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan reaksi setelah menerima suatu rangsangan. Hal ini berhubungan erat dengan refleks persarafan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: usia, jenis kelamin, persiapan, besar dan jenis rangsangan, latihan, alkohol dan rokok (Depkes, 1996). 10. Komposisi Tubuh

Digambarkan dengan berat badan tanpa lemak yang terdiri atas otot, tulang dan organ-organ tubuh. Berat lemak dinyatakan sebagai persentase dari berat badan total. Komposisi tubuh dipengaruhi oleh: jenis kelamin, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, latihan olahraga dan aktivitas fisik lainnya, keturunan (Depkes,1996). Komposisi dipengaruhi sepuluh unsure, dari sepuluh unsur tersebut yang paling berkaitan dengan kesehatan adalah unsur daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, kelenturan dan komposisi tubuh, sedangkan yang lainnya lebih bersifat ketrampilan. Pada umumnya, para ahli mengemukakan unsur kesegaran jasmani yang dititikberatkan kepada faal kerja, yaitu: daya tahan terhadap penyakit, kekuatan dan daya tahan otot, daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, daya otot, kelenturan, kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, koordinasi, keseimbangan, ketetapan (Said, 1980). Pada umumnya, peningkatan kesegaran jasmani bagi kaum laki-laki lebih terarah pada daya tahan, keseimbangan, sikap dan tingkah laku, kecepatan, kekuatan, kelincahan melakukan perubahan arah. Sedangkan pada wanita lebih diutamakan unsur-unsur: kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, keseimbangan, kekuatan (Said, 1980). 2.1.3. Manfaat Kesegaran Jasmani Manfaat dari kesegaran jasmani meliputi: a) Fisiologis Memperkuat sendi-sendi dan ligamen, meningkatkan kemampuan jantung dan paru, memperkuat otot tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh, mengurangi kadar gula, mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner, memperlancar pertukaran gas. b) Psikologis Mengendurkan ketegangan mental, suasana hati senang, nyaman dan rasa terhibur. c) Sosial Meningkatkan kualitas dan kuantitas persahabatn dengan orang lain serta menghargai lingkungan hidup dan alam sekitar. d) Budaya atau Kultur

Kebiasaan hidup sehat secara teratur dan terencana, melestarikan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan jenis latihan kesegaran jasmani dan olahraga terpilih (Depdikbud, 1997). Perlu ditegaskan lagi bahwa kesegaran jasmani tidak hanya berfungsi dalam olahraga saja tetapi berfungsi secara menyeluruh. Berdasarkan fungsinya kesegaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa mempertinggi kemampuan belajar sedangkan bagi orang dewasa untuk kesehatan seperti mengontrol kegemukan, plasma lemak dan perasaan nyaman atau bebas dari kecemasan. Kesegaran jasmani dapat ditingkatkan yaitu dengan meningkatkan keseimbangan antara latihan olahraga yang dilakukan dengan reaksi organ tubuh dengan latihan fisik secara teratur dan berkesinambungan. 2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani seseorang itu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh: a) Hereditas Hereditas bertanggung jawab atas 25 hingga 40% dari perbedaan nilai VO2max. Lebih dari setengah perbedaan kekuatan maksimal aerobik dikarenakan oleh perbedaan genotype, dengan faktor lingkungan sebagai penyebab lainnya (Sharkey, 2003). b) Latihan Latihan adalah gerakan tubuh yang terencana dan terstruktur dan dilakukan berulang-ulang untuk menyempurnakan atau mempertahankan komponen kebugaran (Lutan, 2000). Menurut Moeloek (1984) latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. Latihan yang teratur dapat mencegah kematian dini pada umumnya, kematian karena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker usus, derajat kolesterol tinggi. Latihan yang dilakukan lebih dari 30 menit akan memberikan efek ganda, disatu pihak akan meningkatkan aliran darah, dilain pihak akan membantu memecahkan metabolisme lemak dan kolesterol (Kusmana, 2002). Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina atau meningkatkan kesegaran jasmani bukan untuk meningkatkan prestasi olahraga, maka frekuensi latihan cukup 3-5 kali seminggu. Setiap berlatih waktu yang digunakan antara 15-60 menit untuk latihan intinya ( Sudarno, 1992).

c) Jenis Kelamin Sebelum puber, anak laki-laki dan wanita memiliki kebugaran aerobik yang sedikit berbeda, tetapi setelah itu anak perempuan jauh tertinggal. Rata-rata wanita muda memiliki kebugaran aerobik antara 15 sampai 25% lebih kecil dari laki-laki muda, tergantung pada tingkat aktivitas mereka (Sharkey, 2003). d) Usia Dengan penurunan 8 sampai 10% per dekade untuk individu yang tidak aktif, tanpa memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang aktif, dapat menghentikan setengah penurunan tersebut 4 hingga 5% per dekade, dan yang terlibat dalam latihan fitness dapat menghentikan setengahnya lagi 2,5% per dekade (Sharkey, 2003). e) Lemak Tubuh Jika lemak dalam tubuh meningkat, maka kebugaran akan menurun. Satu setengah penurunan kebugaran karena usia dapat disimpulkan sebagai peningkatan lemak tubuh. Jadi, cara untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran adalah dengan menyingkirkan kebutuhan lemak (Sharkey, 2003). f) Aktivitas Aktivitas jasmani adalah aneka gerak tubuh yang dihasilkan oleh sistem otot kerangka yang menghasilkan pengeluaran energi (Lutan, 2000). 2.1.5. Tes Kesegaran Jasmani Tingkat kesegaran jasmani seseorang berbeda-beda. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan tes kesegaran jasmani. Tes kesegaran jasmani ada bermacammacam antara lain: (1) Harvard Step Test, (2) Tes Aerobik, (3) Tes ACSPFT, (4) Tes Ergometer Speed, (5) Tes Kesegaran Jasmani. 2.2. Pengetahuan Menurut Notoadmojo (1997), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa dan indera peraba. Pengetahuan seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu hal dilingkungannya. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.