MAKALAH KAJIAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 11/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

SKOR INDONESIA DALAM WORLD GOVERNANCE INDICATORS 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

Departemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia. di Indonesia

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI STRATEGI KOMUNIKASI STRATEGI KOMUNIKASI B U DAYA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ANTI KORUPSI KOMUNIKASI PENDIDIKAN STRATEGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Global Corruption Barometer 2013

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

14FIKOM ETIK UMB. No impunity to corruptors GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom.

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

2016, No ); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Repu

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM ACARA PENANDATANGANAN DOKUMEN PAKTA INTEGRITAS di

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

Pengalaman Indonesia MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP PARLEMEN:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA HARI ANTI KORUPSI SE-DUNIA TAHUN 2017 PENEGASAN KOMITMEN DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

PENDAHULUAN. menciptakan good governance. Hal ini ditandai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. pada hierarki dan jenjang jabatan. Dalam tataran praktek, birokrasi seringkali

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

KESIAPAN PUSDIKLAT MIGAS UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (QUICK WINS) DI KESDM

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Menyoal Pencapaian Target Reformasi Birokrasi

AGENDA. I. Reformasi Birokrasi dan Reformasi Peradilan. Hasil penilaian TQA RB Tindak lanjut Reformasi Peradilan: visi ke depan

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

KEPUTUSAN NOMOR : 70 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

Indonesia Corruption Watch. Usulan Kerja Antikorupsi 100 hari Untuk Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan fungsinya. Menurut World Bank, Good Governance adalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pembangunan Integritas Bisnis

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

Masalah Gratifikasi. Roby Arya Brata ANGGOTA PENDIRI KELOMPOK KAJIAN KORUPSI DI NEGARA-NEGARA ASIA, ASIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION

Transkripsi:

MAKALAH KAJIAN KEBIJAKAN EVALUASI KINERJA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ANTIKORUPSI DAN UNCAC DI INDONESIA Roby Arya Brata,S.H.,LL.M.,MPP.,Ph.D. Anggota Pendiri Kajian Antikorupsi, Asian Association for Public Administration Dipresentasikan Pada Media Briefing Hari Antikorupsi Internasional, ICW 8 Desember 2013

A. HASIL KINERJA KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Indonesia memiliki reputasi yang buruk dalam hal korupsi dan pemberantasan korupsi (Bank Dunia). Dari seluruh/keenam indikator kepemerintahan/governance indicators (Kaufmann, D. et all, 2011) voice and accountability, political stability, government effectiveness, regulatory quality, rule of law, and control of corruption percentile rank RI di bawah 50 (0 100). Hanya tahun 1996 percentile rank RI dalam hal efektifitas pemerintahan di atas 50. Sejak 1995 hingga 2013 RI selalu dipersepsikan sebagai salah satu negara terkorup berdasar IPK TI. Bahkan tahun 1995 RI menduduki ranking I sebagai negara terkorup. GCB Indonesia 2013 36%. Karena itu, dari berbagai indikator tersebut implementasi kebijakan RB dianggap gagal atau kurang efektif dalam mencapai tujuannya. 2

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Definisi Implementasi kebijakan didefinisikan sebagai proses interaksi antara perumusan tujuan kebijakan dan tindakan untuk mencapai tujuan itu (Pressman and Wildavsky 1973: xv). Mazmanian and Sabatier (1989:4) berpendapat implementasi kebijakan terkait dengan pemahaman tentang peristiwa, proses dan kegiatan setelah suatu kebijakan diformulasikan dan program diadopsi, termasuk mempelajari perilaku mereka yang terlibat dalam proses itu khususnya mereka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Proses implementasi ini distrukturisasi melalui jaringan kebijakan (policy network), yang terdiri dari kumpulan korporasi, pemerintah, dan asosiasi, atau yang diistilahkan dengan struktur implementasi (Hjern 1993:250). 3

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pendekatan Strategi dan Analisis Implementasi Kebijakan: Model Implementasi Top Down vs Bottom Up Fokus awal: Top Down memulai analisis dari keputusan pemerintah/puu, sedangkan Bottom Up dari jaringan implementasi lokal. Tahapan implementasi: Top Down membedakan dengan jelas antara proses formulasi dan implementasi kebijakan, sedangkan Bottom Up tidak. Kriteria evaluasi: Top Down memfokuskan sejauhmana tujuan kebijakan/puu dicapai, sedangkan Bottom Up tidak jelas/biasanya kriteria apapun yang dipilih oleh analis sesuai isu kebijakan. Fokus keseluruhan: Top Down memfokuskan bagaimana kita mengendalikan sistem untuk mencapai tujuan kebijakan, sedangkan fokus Bottom Up pada interaksi strategik diantara berbagai aktor dalam jaringan kebijakan. 4

KONDISI YANG DIPERLUKAN BAGI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MENURUT MODEL TOP DOWN Gunn (1978) menyarankan syarat esensial bagi efektifitas implementasi kebijakan: 1. Lingkungan eksternal yang kondusif. 2. Dukungan sumber daya program yang memadai 3. Sumber daya program yang layak tersedia pada setiap tahap implementasi. 4. Teori kausal kebijakan yang memadai. 5. Hubungan kausal langsung. 6. Adanya badan independen tunggal yang bertanggung jawab atas kesuksesan implementasi kebijakan. 7. Pemahaman dan persetujuan yang menyeluruh atas tujuan kebijakan. 8. Tahapan tugas rinci yang harus dilaksanakan oleh setiap pelaksana. 9. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna. 10. Ketaatan penuh atas perintah pihak yang berwenang/pimpinan. 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Berdasarkan kajian literatur faktor efektifitas implementasi dapat dikategorikan ke dalam lima tipe, yaitu: desain kebijakan, politik, institusional, manajerial, dan sosial. 1. Desain kebijakan, menilai bagaimana desain/substansi kebijakan mempengaruhi efektifitas implementasi. 2. Politik, mengatribusikan efektifitas implementasi pada institusi dan kepemimpinan politik. 3. Institusional, efktifitas implementasi dipengaruhi oleh kerangka institusional. 4. Manajerial, menentukan pengaruh pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pada efktifitas implementasi. 5. Sosial, mengatribusikan efektifitas implementasi pada tingkat partisipasi dan kontrol masyarakat dalam proses implementasi kebijakan. 6

IV. KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN DAN LEMBAGA Tujuan dan Sasaran Reformasi Birokrasi Indonesia Tujuan reformasi birokrasi adalah menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Sasaran yang ingin dicapai dari reformasi birokrasi adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan 3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 7

Lessons Learned dari Kasus Grand Corruption Kasus-kasus 1. Bank Century 2. Hambalang 3. Wisma Atlet 4. SKK Migas, dll. 8

Lessons Learned dari Kasus Grand Corruption Pengaturan/revisi pasal suap dan gratifikasi, termasuk agen. Transparansi dan pengawasan atas pemberian FPJP. Integritas rekrutmen, seleksi, promosi dan pemberhentian pejabat publik, eg. MK, KPK, Kapolri, Jaksa Agung dll. Penguatan pengawasan. Independensi lembaga antikorupsi. Perlindungan KPK dari legislative attack dengan menjadikannya sebagai constitutional body. 9

Gerakan Antikorupsi 2014 Rawan korupsi politik/korupsi politik akan semakin meningkat. KPK rawan intervensi politik. KPK dan gerakan antikorupsi akan menghadapi pelumpuhan yang lebih sistematis. Demokrasi Indonesia akan gagal bila tren korupsi terus berlanjut. Gerakan antikorupsi/kekuatan masyarakat sipil harus melakukan tekanan yang lebih kuat untuk mendukung pemberantasan korupsi dan memastikan terpilihnya Presiden dan pejabat publik yang punya komitmen kuat pada pemberantasan korupsi. 10