PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

Surat Ijin Mengemudi (SIM)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5793); MEMUTUSK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

2017, No Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Kepemilikan Barang yang Tergolong Mewah oleh Pegawai Negeri pada Kepoli

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEP

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

SYARAT UMUM MEMPEROLEH SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI)

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol. : Kep / 42 / / tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG

2 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Bukti di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tenta

DAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Perjalanan Dinas. Mutasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2008 IZIN USAHA ANGKUTAN DAN IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012

92 PERSEN SETORAN TARIF STNK DAN BPKB MASUK KE POLRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA BATU

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDERAAN BERMOTOR

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kuasa Hukum Abdul Wahid, S.H., Andi Muttaqien, S.H., dkk berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 30 Juni 2015

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia dan Peralatan Keamanan yang Digolongkan Senjata Api bagi Pengemban Fungsi Kepolisian Lainnya; Mengingat : U

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN IJIN OPERASIONAL KENDARAAN PERALATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L


2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Penggantian. Biaya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: ~

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DAN IZIN TRAYEK DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 1;2 TAHUN 2007 TENTANG MOBIL UNIT PELAYANAN SURAT IZIN MENGEMUDI KELILING UNTUK GOLONGAN A, GOLONGAN C, DAN GOLONGAN D DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menirnbang a. bahwa perpanjangan Sura! Izin Mengemudi (SIM) merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri): b. bahwa sesuai dengan perkembangan teknologi yang menuntut adanya pelayanan yang lebih cepat, birokrasi yang mudah, dan akuntabilitas publik yang memadai, maka dibuatlah suatu unit pelayanan khusus di dalam pelaksanaan perpanjangan SIM melalui Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Mobil Unit Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Keliling Untuk SIM Golongan A, Golongan C, dan Golongan 0; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun. 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4168); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530); / 5. Peraturan...

2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4427); 6. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/531X12002, tanggal 17 Oktober 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, beserta perubahannya ; 7. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/541X12002, tanggal 17 Oktober 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda), beserta perubahannya; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG MOBIL UNIT PELAYANAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) KELILING lintlik SIM GOLONGAN A, GOLONGAN C, DAN GOLONGAN D. BABI KETENTUAN UMlIM Pasal1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri, yang juga merupakan Instansi yang memiliki otoritas di dalam perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi seseorang, sebagai bukti bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, mengetahui peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. 2. Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling untuk Perpanjangan SIM yang selanjutnya disebut Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling adalah satuan unit kerja Polri berupa kendaraan khusus yang difungsikan untuk pelayanan perpanjangan terhadap SIM yang dilaksanakan oleh Polri melalui unit kerja setempat. 3. Operator Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling adalah petugas pelaksana Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling yang merupakan anggota Polri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polri yang memiliki kualifikasi dalam bidang pengadaan SIM yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja masing-masing Polda atau Polwil/Polwiltabes/Poltabesl Polresta/Polres dan Polres Metro. 4. Pengawas Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling adalah petugas yang ditunjuk dan diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan kerja Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling. I BAB...

3 BAB II PERSYARATAN DAN PELAKSANAAN PERPANJANGAN SIM PADA MOBIL UNIT PELAYANAN SIM KELILING Bagian Kesatu PerpanJangan SIM Pasal 2 (1) Perpanjangan 81M melalui Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling khusus dilaksanakan untuk perpanjangan : a. 81M Golongan A (tidak termasuk A Umum); b. 81M Golongan C; dan c. 81M Golongan D. (2) Perpanjangan 81M melalui Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan bagi perpanjangan 81M yang berada di bawah naungan Polda atau Polwil/Polwiltabesl Poltabes/Polresta/Polres dan Polres Metro yang menerbitkan 81M yang akan diperpanjang. (3) Perpanjangan 81M hanya diberikan untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun, dan dapat diperpanjang kembali jika jangka waktunya berakhir. Pasal 3 (1) Perpanjangan 81M melalui Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling tidak berlaku bag; perpanjangan 81M Golongan A, Golongan C, dan Golongan 0 yang bersifat: a. pergantian akibat hilang ; b. rusak atau tidak terbaca lagi; c. mutasi; d. 81M orang asing; e. 81M Internasional ; dan f. 81M Umum. (2) Untuk Perpanjangan 81M Golongan A, Golongan C dan Golongan 0 yang bersifat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f, wajib dilakukan di kantor Polda atau Polwil/Polwiltabes/Poltabesl PolrestaiPolres dan PoIres Metro yang menerbitkan 81M yang akan diperpanjang. (3) Perpanjangan 81M melalui Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling tidak berlaku bagi perpanjangan 81M Golongan A, Golongan C dan Golongan 0 yang diterbitkan oleh wilayah lama pemekaran. Pasal 4 Perpanjangan 81M melalui Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling hanya dilaksanakan untuk 81M Golongan A, Golongan C dan Golongan 0 yang wilayah berlakunya adalah untuk seluruh wilayah Indonesia dan tidak termasuk 81 M Internasional. I Bagian...

4 Bagian Kedua Permohonan Perpanjangan SIM Pasal 5 Setiap anggota masyarakat memiliki hak untuk mengajukan permohonan perpanjangan SIM yang hampir habis masa berlakunya tanpa keharusan mengikuti ujian teori ataupun praktek, tetapi harus memenuhi ketentuan dan syarat: a. mengajukan permohonan tertulis melalui Operator Keliling, sesuai dengan format yang telah disediakan; Mobil Unit Pelayanan 81M b. melampirkan SIM yang hampir habis boleh melewati tanggal jatuh tempo; masa berlakunya, dengan ketentuan tidak c. sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan melalui surat keterangan dokter untuk memohon perpanjangan SIM; d. melampirkan salinan tanda jati diri yang sekurang-kurangnya memuat nama lengkap, tempat dan.tanggal lahir, pekerjaan, dan tempat tinggal tetap atau sementara; e. membayar biaya perpanjangan 81M sebesar Rp. 60.000,00 (enam puluh ribu rupiah) per lembar 81M yang akan diperpanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Apabila 81 M melewati tanggal jatuh tempo, maka perpanjangan 81M hanya dapat dilakukan di Satuan Penyelenggara Administrasi Surat Izin Mengemudi (8ATPA8) asall penerbit SIM. Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 7 (1) Perpanjangan 81M pada Mobil Unit Pelayanan 81 M Keliling dilaksanakan mulai pukul 09.00 sarnpai dengan 14.00 sesuai waktu masing-masing wilayah. (2) Apabila terdapat tunggakan penyelesaian pelayanan perpanjangan 81M pada Mobil Unit Pelayanan 81 M Keliling pada hari kerja yang bersangkutan, maka dapat dilanjutkan pada hari kerja berikutnya atau dialihkan penyelesaiannya ke 8ATPA8 setempat. Pasal 8 (1) Pelaksanaan perpanjangan 81M pada 1 (satu) buah Mobil Unit Pelayanan 81M Kelil ing ini dilaksanakan oleh beberapa petugas Polri dan/atau PN8 Polri yang telah memiliki sertifikat pelatihan operator Komputerisasi Administrasi Surat Izin Mengemudi (KA-SIM) dan ditunjuk untuk menjadi operator pada mobil unit tersebut. (2) Operator pada Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditunjuk sebagai petugas tetap dan hanya dapat digantikan dengan operator yang memiliki kualifikasi yang sama. I (3) Pelaksanaan...

5 (3) P.elaksanaan perpanjangan SIM pad a Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang ada di SATPAS. Pasal 9 (1) Dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak permohonan perpanjangan diterima, maka operator Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling wajib menerbitkan atau menolak permohonan perpanjangan SIM tanpa keharusan Pemohon mengikuti ujian teori maupun praktek. (2) SIM yang diperpanjang dianggap sah jika ditandatangani oleh Kepala 8atuan Kerja atau pejabat yang berwenang di wilayah tersebut dengan sistem digitizer. (3) Permohonan untuk perpanjangan 81M dapat ditolak apabila: a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; b. pemohon perpanjangan telah memiliki 81M dari golongan yang sama yang dimohonkan perpanjangannya dari daerah lain; c. masa pencabutan SIM yang bersangkutan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap; dan d. pemohon tercatat sebagai pelaku tabrak lari atau pelanggar lalu Iintas dalam kategori berat. BAB III PERTANGGUNGJAWABANPELAKSANAAN Pasal 10 (1) Operator Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pekerjaannya kepada Kepala Seksi SIM masing-masing Polda, atau kepada Kepala Bagian Lalu Lintas Polwil, atau kepada Kepala Satuan Lalu Lintas masing-masing Polwiltabes/Poltabes/ Polresta/Polres dan atau Polres Metro. (2) Laporan dibuat secara harian dan bulanan serta ditujukan kepada Penanggung Jawab Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling masing-masing. Pasal 11 (1) Operator Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling wajib melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi SIM masing-masing Polda atau dengan Kepala Bagian Lalu Lintas Polwil atau Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) masing-masing Polwiltabes/Poltabes/ Polresta/Polres dan/atau Kasat Lantas Polres Metro selaku penanggung jawab. (2) Kepala Seksi SIM mas ing-masing Polda, atau Kepala Bagian Lalu Iintas Polwil, atau Kasat Lintas masing-masing Polwiltabes/Poltabes/Polresta/Polres dan/atau Polres Metro sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada atasannya masing-masing yaitu kepada Kapolda dan/ atau kepada Kapolwil/Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolresta/Kapolres dan/atau kepada Kapolres Metro. / Pasal..".

6 Pasal 12 (1) Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Atas Nama Kapolda wajib menyampaikan hasil laporan pelaksanaan Operasionalisasi Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling di wilayahnya masing-masing kepada Dirlantas Polri U.p. Kasubdit Min Regident. (2) Dirlantas Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertindak selaku Penanggung Jawab penuh seluruh Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling. BABIV PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pengawasan terhadap kinerja Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling dilakukan oleh 1 (satu) orang Pengawas Unit yang merupakan Perwira Polri di Urusan 81M pada 8atuan Lalu Lintas masing-masing Polda/Polwil/Polwiltabes/Poltabes/Polresta/, ) Polres dan/atau Polres Metro. (2) Pengawas Unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditunjuk oleh Kepala 8atuan Kerja (Kasatker) masing-masing Polda//Polwil/Polwiltabes/Poltabes/ Polresta/Polres dan/atau Polres Metro yang menaungi wilayah kerja pembuatan 81M. (3) Kepada Pengawas Unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat juga diberikan tugas untuk mengawasi 1 (satu) atau lebih Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling yang dioperasikan pada wilayahnya masing-masing yaitu Polda/Polwil/ Polwiltabes/Poltabes/Polresta/Polres yang menaungi wilayah kerja pembuatan 81M. Pasal 14 (1) Pengawas Unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), bertanggung jawab melaporkan hasil pengawasannya kepada Kasi 81M masing-masing PoIda dan/atau kepada Kabag Lantas Polwil atau kepada masing-masing Kasat Lantas Polwiltabes/Poltabes/Polresta/Polres, dan/atau Kasat lantas Polres Metro selaku Penanggung Jawab Pengawasan terhadap seluruh Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling yang ada di wilayahnya masing-masing. (2) Pengawas Unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), wajib melakukan koordinasi dengan Kasi 81M masing-masing Polda dan atau dengan Kabag Lantas Polwil atau dengan masing-masing Kasat Lantas Polwiltabes/Poltabes/ Polresta/Polres, dan/atau Kasat Lantas Polres Metro yang merupakan Penanggung Jawab Pengawasan terhadap seluruh Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling yang ada di wilayahnya masing-masing. Pasal 15 Kapolda/Kapolwil/Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolresta/Kapolres, dan/atau Kapolres Metro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), wajib memberikan laporan hash pengawasannya kepada pejabat Dirlantas Polri selaku Penanggung Jawab seluruh Mobil Unit Pelayanan 81M Keliling, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2). / BAB...

'. 7 BABV KETENTUANPENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua Peraturan yang mengatur tentang prosedur pengurusan perpanjangan SIM bagi fungsi teknis Lalu Lintas dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan ini. Pasal 17 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2007 " ) KEPALA KEPOLISIAN NEGARAftEP IK INDONESIA, Drs. SU NTO JENDERAL POLISI