BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : - 1. Pengelolaan dan proses pembelajaran PLS pada kursusrkursus mengemudi kendaraan bermotor di madya Bandung belum mengacu kepada upaya Kota membina sikap disiplin berlalu-lintas terhadap calon pe ngemudi. Hal ini terbukti dari syarat-syarat pe nyelenggaraan kursus mengemudi belum lengkap dan materi pembelajaran pendidikan mengemudi hanya praktek untuk memperoleh keterampilan mengemudi, sehingga lulusan kursus mengemudi beium bisa diandalkan memiliki sikap disiplin dan sopan-santun dalam berlalu-lintas. 2. Pengelola angkutan umum,seperti Perusahaan umum DAMRI dan Taksi sudah memberikan pembinaan sikap disiplin berlalu-lintas kepada para pengemudi me lalui program penataran dan penyegaran, namun ke nyataan di lapangan menunjukan masih ada pengemu di yang belum disiplin dalam berlalu-lintas. Se dangkan. pengelola Angkutan Kota, umumnya belum memberikan pembinaan sikap disiplin berlalu- lin- 197
198 tas kepada para pengemudinya, sehingga pelanggar an lalu-lintas oleh pengemudi angkutan kota ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pengemu di kendaraan bermotor yang lain. 3. Dalam pembelajaran mengemudi melalui magang dan mandiri, umumnya sopir-sopir senior belum membe rikan pembinaan sikap disiplin berlalu-lintas ke pada calon pengemudi, sehingga dampaknya terhadap para pengemudi baru cenderung kurang disiplin. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembinaan si kap disiplin berlalu-lintas adalah kesempatan pendidikan, keterbatasan pendidikan masyarakat di bidang lalu-lintas, penegakan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 secara adil dan tegas, keterbatasan petugas kepolisian lalu-lintas dan DLLAJR di -ja lan raya, kurangnya rambu-rambu dan marka jalan, faktor jalan, faktor penumpang yang tidak disi plin, faktor kesejahteraan pengemudi ( daiam mem peroleh pendapatan ), faktor pengaturan lalu-lin tas serta sikap mental dan kesadaran disiplin pe ngemudi yang rendah, sehingga hal ini menimbulkan terjadinya kerawanan-kerawanan lalu-lintas di jalan-jalan raya, seperti kemacetan, kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas.
199 B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut : 1. Seluruh lembaga kursus mengemudi sebaiknya mem berikan materi pembelajaran kepada calon penge mudi (warga belajar) bukan hanya keterampilan me ngemudi saja ( ranah psikomotorik ), tetapi juga mengenai pengetahun mengemudi (: ranah kognitif), sikap mengemudi ( ranah afektif ) dan pemecahan masalah mengemudi. Karena itu seharusnya seluruh lembaga kursus mengemudi menggunakan kurikulum dan sylabus yang. memuat pendidikan teori dan pen didikan praktek. Materi pembelajaran dalam pendidikan teori terdiri dari : pendidikan Pancasila ( GBHN,\ UUD 1945, dan P4 ), pengetahuan lalu-lintas dan ang kutan jalan ( UU Nomor 14 Tahun 1992, Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan mengemudi, dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 36.tahun 1994) sopan-santun dan etika dalam berlalu-lintas,ana lisis kecelakaan dan pertolongan y pertama pada kecelakaan lalu-lintas, pengetahuan teknis ken-
200 daraan, perawatan dan mengatasi gangguan ringan pada kendaraan. Materi pembelajaran dalam pendidikan prak tek terdiri dari : praktek mengemudikan kendara an bermotor di lapangan praktek, praktek menge mudikan kendaraan di jalan raya ( jalan sepi,ja lan sedang, jalan ramai, dan jalan naik/turun ), dan praktek parkir kendaraan ( parkir mundur lurus, parkir mundur miring, dan parkir mundur menyilang ). Dengan berdasarkan pertimbangan biaya dan lamanya waktu kursus mengemudi, penulis mencoba mengusulkan penggunaan kurikulum dan sylabus de ngan pola 24 jam dan 30 jam yang bisa.di* JLihat pada lampiran tesis ini. 2. Bagi pengelola PERUM DAMRI dan Taksi agar lebih meningkatkan usaha-usaha pembinaan disiplin ber? lalu-lintas terhadap para pengemudinya, sebab u- saha pembinaan yang teiah dilakukan bila sudah lama sering terlupakan dan perlu adanya penyegar an-penyegaran. dalam pembinaan diaiplin berlalu - lintas.
201 Usaha pembinaan disiplin berlalu-lintas melalui dialog Forum Komunikasi Pengemudi yang teiah di lakukan oleh Koperasi Pengemudi Angkutan Taksi Ko ta Kembang, di nilai oleh penulis berpengaruh po sitif dalam membina kedisiplinan berlalu.-lintas. Dalam forum tersebut terjadi dialog terbuka me ngenai jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan pe ngemudi, mengapa pelanggaran tersebut dilakukan, bagaimana menghindari terjadinya pelanggaran lalu lintas, bagaimana caranya melayani penumpang,apa kah hak dan kewajiban pengemudi. Cara ini patut dicontoh dan dilaksanakan oleh pengelola Angkutan Umum yang lain setiap satu bulan atau dua bulan sekali. 3. Bagi pengelola Angkutan Kota, hendaknya sejak a- wal membina pengemudinya dalam kedisiplinan sopan santun berlalu-lintas, sebab pembinaan dan ini bukan hanya berpengaruh positif bagi keadaan lalu lintas, tetapi juga bagi kemajuan perusahaan. De ngan pembinaan tersebut kendaraan akan lebih awet tidak cepat rusak dan jumlah armada angkutan akan bertambah.
202 Usaha dan upaya pembinaan disiplin berlalu-lintas oleh pengelola angkutan kota terhadap pengemudi nya tidak selalu harus melalui penataran atau loka karya dalam jumlah banyak, tetapi juga bisa dilaksanakan perorangan dengan cara memberikan tata-tertib mengemudissecara tertulis, _, kerja, pengemudi diingatkan dan diberi. perjanjian nasihat tentang peraturan dan sopan santun berlalu-lintas selalu tertib membawa kendaraan dan menurunkan pe numpang serta tidak ugal-ugalan di jalan. 4. Kepada sopir-sopir senior yang mendidik dan membi na calon pengemudi ( kernet ) agar disamping be lajar keterampilan mengemudi, kernet tersebut di beri juga pengetahuan berlalu-lintas dan sikap mental sebagai pengemudi. Dengan cara magang ini ( disamping kursus ) diharapkan lahirnya pengemu di-pengemudi muda yang disiplin dalam berlalu-lin tas. Kepada para pengemudi kendaraan umumnya hen daknya selalu taat pada peraturan lalu-lintas,se lalu menjunjung tinggi sopan santun dalam berlalu lintas, memperlakukan penumpang dan pemakai jalan umumnya dengan baik.
203 5. Kepada SATLANTAS POLWILTABES Bandung disarankan : a. Agar para pengemudi yang memohon atau membuat Surat Izin Mengemudi selain memperoleh materi pembelajaran teori dan pengetahuan lalu- lintas juga memperoleh materi pembelajaran sopan san tun, etika dan sikap mental sebagai pengemudi. b. Ujian teori dan praktek mengemudi dilaksanakan secara konsekuen, jujur dan objektif. SIM hanya diberikan kepada calon pengemudi yang benar-benar teiah lulus ujian dan memenuhi persyaratan sebagai pengemudi. Calon pengemudi yang belum lulus ujian teori dan praktek mengemudi diwajibkan untuk mengulang kembali sampai ia memenuhi persyaratan dalam memperoleh SIM. 6. Bagi instansi/lembaga pemberi izin penyelenggaraan kursus mengemudi agar meneliti kembali persyaratan persyaratan lembaga kursus mengemudi yang ada se suai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.36 ta hun 1994. Izm hanya diberikan kepada lembaga kur sus yang teiah memenuhi persyaratan tersebut. 7. Bagi peneliti selanjutnya, temuan-temuan dalam te sis ini hendaknya dijadikan hipotesis penelitian dalam skala besar, atau dikaji ulang supaya hasil ini dapat uijadikan titik toiak penelitian selan jutnya yang merupakan pendalaman.