BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur

dokumen-dokumen yang mirip
Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Fakta seperti pada Tabel 1.1. Apabila ingin terlepas. manusia melalui meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Fatihah Indah Rohmani K

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, menurut

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan tergantung pada proses kegiatan belajar. belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur keberhasilan suatu pendidikan. Pendidikan adalah suatu pembimbingan yang dilakukan orang dewasa (guru) terhadap anak (yang belum dewasa) untuk mencapai tingkat kedewasaan baik di lingkungan maupun sekolah. Oemar Hamalik (2002:3) mengemukakan bahwa pendidikan bisa terjadi di dalam lingkungan keluarga, baik secara formal (lingkungan sekolah), ataupun di dalam lingkungan masyarakat untuk menuju arah kedewasaan. Euis (2012, dalam Nursalim 2010 h.1) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang dan dikembangkan dengan tujuan membantu proses belajar. Pembelajaran yang sistematis, kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan motivasi peserta didik menuntut tenaga pengajar untuk mampu memanfaatkan beragam media dan teknologi pembelajaran dalam strategi pembelajaran mencapai kompetensi yang harus dicapai. Hakikat pembelajaran merupaka proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat. Guru mengajar merupakan penyebab utama bagi terjadinya 1

2 proses belajar siswa, meskipun tidak setiap perilaku belajar siswa merupakan akibat guru mengajar. Kurikulum adalah sejumlah pelajaran dan pengalaman belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan merupakan tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran biologi di MAN 2 Cilegon adalah Kurikulum 2013 (K13). Pada proses pembelajaran sering ditemukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa yaitu kegiatan belajar mengajar yang monoton sehingga siswa menjadi kurang aktif, siswa kesulitan menerima informasi guru pada saat pembelajaran sehingga hasil belajar menurun dan tidak mencapai nilai KKM. Dalam mengajarkan pembelajaran seorang guru sering sekali menginginkan pembelajaran yang menarik, asik dan tidak terlalu monoton sehingga seorang guru menginginkan hasil belajar yang diharapkan, akan tetapi jika siswa yang sulit diajak untuk bekerjasama dalam proses belajar mengajar dan kurang aktif maka siswa (tidak kondusif) merupakan masalah yang dihadapi di sekolah dan juga siswa kurang dukungan untuk semangat dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru biologi MAN 2 Cilegon diperoleh bahwa materi yang sulit dipelajari dan sulit dimengerti untuk kelas X adalah materi virus, jamur, keaneragaman hayati, nama-nama ilmiah, protista dan untuk kelas XI IPA pada materi sistem saraf, sistem imun, dan sistem gerak. Dan untuk metode yang digunakannya yaitu: metode mind mapping, inkuri, praktikum dan model pembelajaran teacher center. Sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA diperoleh

3 bahwa materi yang sulit yaitu: jamur, keanekaragaman hayati, protista, bakteri, virus, sistem gerak, sistem saraf, dan sistem imun. Dan untuk metode yang digunakan oleh guru biologi tersebut yaitu: model teacher center dan kadang merangkum serta menyimak penjelasan. Pembelajaran materi keanekaragaman hayati secara umum dilakukan dengan model pembelajaran teacher center, sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, lebih banyak mendengarkan dan mencatat. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal karena konsep yang diterima siswa dominan dari guru. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya, yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2008) Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya metode pembelajaran atau pendekatan yang baru atau yang menarik dalam melakukan pembelajaran biologi sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi melalui kegiatankegiatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kegiatan eksplorasi tentunya sangat membantu siswa dalam memperoleh pemahaman yang lebih banyak lagi dan lebih mendalam lagi. Pendekatan pembelajaran biologi yang dikembangkan berdasarkan prinsip eksplorasi disebut juga dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar yang disingkat dengan JAS. Pendekatan JAS ini bisa diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang sangat memanfaatkan alam sekitar kehidupan siswa (Euis 2010, dalam Nursalim 2010. h.1)

4 Menjelajah alam sekitar berarti siswa diajak untuk mempelajari masalahmasalah yang dekat dengan siswa, dengan demikian mereka akan memperoleh pengalaman nyata bukan abstrak. Sebagai suatu pendekatan, pembelajaran JAS memanfaatkan lingkungan sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial, budaya sebagai objek belajar biologi dengan mempelajari fenomenanya melalui kerja ilmiahnya (Indah 2012 dalam Marianti, 2006.h.2). Penerapan pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat bermanfaat untuk menggali pemahaman siswa tentang suatu konsep dan hubungan antar konsep biologi, serta siswa akan memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran. Pengalaman langsung memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah yang dipelajarinya sehingga hasil belajar yang ingin dicapai dapat terwujud. Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pendekatan yang masih aksiomatis, sehingga perlu dikonkritkan. Dalam implementasinya, penjelajahan merupakan penciri kegiatan termasuk di dalamnya adalah discovery dan inquiri, sedangkan alam sekitar merupakan objek yang dieksplorasi. Kelebihan-kelebihan yang diperoleh melalui pembelajaran dengan Jelajah Alam Sekitar antara lain: siswa diajak secara langsung berhubungan dengan lingkungan sehingga mereka memperoleh pengalaman tentang masalah yang dipelajari, pengetahuan dapat diperoleh sendiri melalui pengamatan dan diskusi. Evaluasi tidak hanya didapat dari aspek kognitif, tetapi afektif dan juga psikomotor. Dengan pembelajaran JAS dapat membentuk pada diri siswa rasa

5 sayang terhadap alam sehingga dapat menimbulkan minat untuk memelihara dan melestarikan. Kekurangan-kekurangan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran dengan Jelajah Alam Sekitar yaitu: menghabiskan cukup banyak waktu, tidak terkontrolnya proses pembelajaran. Mata pelajaran biologi di MAN 2 Cilegon ini menggunakan Kurikulum K13 atau sering disebut dengan Kurtilas. Materi keanekaragaman hayati diberikan di kelas X pada semester 1 dengan KD 3.2:Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di indonesia. Pada materi keanekaragaman, siswa diperkenalkan pada banyak istilah-istilah baru dalam waktu yang cukup singkat. Hal ini menjadi tantangan bagi guru agar dapat memberikan latihan dan pengulangan yang cukup sehingga penguasaan konsep pada materi ini bisa diperkuat. Dalam konteks penelitian ini, penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dapat bertujuan agar siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran sehingga diharapkan meningkatkan hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas X MAN 2 Cilegon sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas X IPA 2 sebagai Kelas Eksperimen dengan pembelajaran melaui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Berdasarkan penelitian sebelumnya untuk memperkuat penelitian ini tentunya dengan inovasi berbeda, jurnal yang terkaitnya yaitu Pemanfaatan kebun sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendidikan Jelajah Alam Sekitar, ternyata benar telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu penelitian Indah; Rahayuningsih; Edik (2012). Penelitian skripsi sebelumnya juga mengenai JAS

6 telah dilakukan oleh Achyani Erwan (2011) dengan judul dan inovasi yang berbeda yaitu Meningkatkan pemahaman siswa menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode eksperimen pada materi limbah sehingga mendapatkan hasil evaluasi dengan tes sebagai tolak ukur pemahaman yang telah dilakukan dan mengalami peningkatan. Penelitian sebelumnya juga mengenai JAS yang dilakukan oleh Yunita; Sri Mulyani; Ridlo (2011) dengan judul Efektivitas Penerapan Metode Quantum Teaching pada Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Berbasia Karakter dan Konservasi sehingga hasil penelitiannya membuktikan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah delakukan pembelajaran dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Selain itu juga penelitian dilakukan oleh Indriasih dan Ismartoyo (2012) dengan judul Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Perkembangbiakan Tumbuhan di Sekolah Dasar Jurang Kecamatan Gobag Kudus sehingga mendapatkan hasil peningkatan sesudah melakukan pembelajaran menggunakan Pendekatan tersebut. Ada juga penelitian yang telah dilakukan oleh Triwijayanti; Mulyani, Sri (2014) dengan judul Pengembangan Modul Konservasi Materi Keanekaragaman Hayati dan Keefektifannya dalam Pembelajaran Di SMP sehingga mendapatkan hasil bahwa penelitian menggunakan modul konservasi dapt meningkatkan hasil belajar mencapai 92%. Kemudian ada juga penelitian keanekaragaman hayati oleh Wendraningrum, Nana, Marianti (2014) dengan judul Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) Pada Materi Keanekaragaman Hayati Di SMA, sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa

7 sebesar 90% mencapai kriteria aktif dan sangat aktif. Hasil Ketuntasan belajar siswa mencapai nilai lebih dari 75. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dilakukan sebuah penelitian yang berjudul Penggunaan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pada Konsep Keanekaragaman Hayati dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada konsep keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan mengetahui respon siswa terhadap pendekatan Jelajah Alam Sekitar bagi siswa kelas X MAN 2 Cilegon. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah oleh peneliti sebagai berikut: a. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan siswa tidak bebas dalam mengeksplorasi kemampuannya. Hal ini disebabkan karena guru yang menggunakan model pembelajaran yang bersifat teaching center (berpusat pada guru) sehingga pembelajaran bersifat kurang aktif atau pasif karena guru yang mendominasi proses pembelajaran. b. Siswa kesulitan menerima informasi mengenai konsep materi yang dijelaskan guru sehingga siswa lebih banyak diam. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang bersifat monoton dan sulit untuk berkomunikasi di dalam proses pembelajaran.

8 c. Rendahnya hasil belajar siswa pada saat konsep materi yang telah diajarkan, sehingga nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tidak tercapai. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi guru dan penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan kriteria materi yang akan di ajarkan. d. Siswa merasa bosan dan bermalas-malasan dalam pembelajaran di dalam kelas. Hal ini disebabkan guru tidak mengajak siswa secara langsung berhubungan dengan lingkungan sehingga mereka tidak memperoleh pengalaman tentang masalah yang dipelajari. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas agar tidak meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permaslahan utama dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati? 2. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah dikemukakan masih terlalu luas, sehingga belum jelas batasan-batasan mana yang harus diteliti maka rumusan masalah tersebut dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan peneliti, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar?

9 2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar? 3. Bagaimana keaktivan siswa pada saat dilakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan jelajah alam sekitar? 4. Bagaimana respon siswa selama pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada saat konsep keanekaragaman hayati? 5. Bagaimana keaktivan guru pada saat melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar? 6. Bagaimana penilaian dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru? D. Batasan Masalah Peneliti membatasi bahasan masalah yang mencakup sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah siswa MAN 2 Cilegon kelas X IPA 2, dan kelas yang di gunakan hanya satu kelas sebagai kelas eksperimen. 2. Konsep biologi atau materi pembelajaran yang dipelajari yaitu keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem). 3. Yang menjadi variabel bebas adalah Penggunaan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) pada materi keanekaragaman hayati, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA 2 MAN 2 Cilegon. 4. Pengukuran hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah melalui metode pembelajaran dengan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada tingkat ranah kognitif

10 (pengetahuan) meliputi (C1) Mengingat, (C2) Memahami, (C3) Menerapkan, (C4) Menganalisis, (C5) Mengevaluasi, (C6) Menciptakan. Tingkat ranah afektif (sikap) meliputi (A1) Menerima, (A2) Merespon, (A3) Menghargai, (A4) Mengorganisasikan, (A5) Karakterisasi Menurut Nilai. Tingkat ranah psikomotor (pengamatan) meliputi (P1) Meniru, (P2) Manipulasi, (P3) Presisi, (P4) Artikulasi, (P5) Natiralisasi. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan mendapatkan informasi mengenai sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui respon siswa terhadap pendekatan Jelajah Alam Sekitar bagi siswa kelas X MAN 2 Cilegon. 2. Mengetahui ada dan tidak adanya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati melalui penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan JAS dan dapat menambah pemahaman serta dapat meningkatkan kinerja dan professionalisme guru dari peranannya sebagai seorang guru IPA khususnya biologi di SMA.

11 2. Manfaat Praktis a) Peneliti Memperoleh pengalaman dan wawasan dalam proses belajar mengajar mengenai keanekaragaman hayati. b) Guru Dijadikan sebuah alternatif dan perbaikan mengenai keanekaragaman hayati dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c) Sekolah Sebagai umpan balik bagi sekolah tentang pentingnya model pembelajaran keanekaragaman hayati dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN 2 Cilegon. d) Siswa Memberikan wawasan dan pengalaman pembelajaran keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN 2 Cilegon. G. Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Kerangka berpikir yang akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, dirumuskan dalam hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu, dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu kemukakan kerangka berpikir (Sugiyono,2010).

12 Kerangka pemikiran yang pertama diteliti yaitu: hasil belajar yang rendah karena pemakaian model pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi yang disampaikan, lalu terjadilah penyebab-penyebab rendahnya hasil belajar. Solusi untuk manangani masalah tersebut adalah penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada materi keanekaragaman hayati, setelah itu diberikan pengukuran melalui tes dan non-tes. Setelah itu data diolah untuk mengetahui hasil dari pembelajaran tersebut.skema Kerangka Berpikir : Rendahnya hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati Penyebab Siswa tidak diberikan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk dapat memecahkan suatu masalah. Kurangnya dukungan untuk semangat untuk semangat dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Tes Non-Tes Pretest Posttest ANGKET Pengolahan data 1. Keaktifan siswa dalam diskusi meningkat menjadi aktif 2. Siswa berani mengungkapkan masalah 3. Rasa keingintahuan siswa terhadap pembelajaran mengenai konsep keanekaragaman. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

13 1. Asumsi Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar ini bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, pendekatan ini digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan - tujuan tertentu. Jelajah Alam Sekitar penting untuk diterapkan dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar siswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman bereksplorasi terhadap alam sekitar lingkungan. 2. Hipotesis Berdasarkan kerangka penelitian yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar akan lebih baik. H. Definisi operasional Pendekatan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan sebuah pola perencanaan yang bersifat serangkaian kegiatan pembelajaran keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem yang direncanakan oleh guru yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Pendekatan pembelajaran JAS yang memanfaatkan alam sekitar siswa dengan tugas pengamatan. Pengalaman langsung memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah yang dipelajarinya. Pendekatan dengan cara Jelajah Alam Sekitar siswa dapat mengamati lingkungan sekitar sekolah seperti lapangan, taman, sawah,sungai dan kebun.

14 Hasil Belajar dalam penelitian yang dimaksud adalah hasil belajar yang ditunjukkan dengan selisih nilai pretest dan post test pada akhir pembelajaran. Perubahan proses belajar dengan menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) mengalami peningkatan pada hasil belajarnya. I. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini dimulai dari Bagian awal atau pembuka disusun dengan urutan: halaman sampul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Kemudian bagian isi skripsi disusun dengan urutan: Bab I Pendahuluan yang tersusun atas: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian teori yang tersusun atas: kajian teori, analisis dan pengembangan materi. Bab III Metode penelitian yang tersusun atas: metode penelitian, desain penelitian, partisipan, Instrumen penelitian, prosedur penelitian dan rancangan analisis data. Bab IV Simpulan dan Saran yang tersusun atas: simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi disusun dengan urutan: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.