PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

KEMBANG RATNA SKRIP KARYA SENI

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

KAPALANANG SMARA SKRIP KARYA SENI

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

SELIMPAT SKRIP KARYA SENI

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM:

TAKDIR SKRIP KARYA SENI

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

SATYA PATI SKRIP KARYA SENI

Wisuda XIV Universitas Pendidikan Ganesha

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 NIP NIP

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

HALAMAN PENGESAHAN. Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

PEMANFAATAN LAYANAN REFERENSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

GUNASTRI SKRIP KARYA SENI

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 06 Juli 2017

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TIRTA AMERTA

Jadwal Kuliah Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 Program Studi Seni (S2) ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BHISMA DEWABHARATA (BABAK I)

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

TESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

PENGARUH SIKAP DAN PENGALAMAN MENGELUH TERHADAP PERILAKU KELUHAN PELANGGAN PDAM KOTA DENPASAR SKRIPSI

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PENSIUNAN PADA PT. BANK BPD BALI KANTOR CABANG UBUD

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR PUSAT DENPASAR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

PROSEDUR PEMBELIAN PADA HARRIS HOTEL & RESIDENCES SUNSET ROAD. Oleh : ANAK AGUNG GEDE PUTRA ADNYANA NIM :

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang

SKRIP KARYA SENI SATYENG GURU

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI DINAS BALAI BAHASA PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh : KADEK YUDI PRAWIRA JAYA

PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAN SKRIPSI

TEKANAN ANGGARAN WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 2 )

3. Karakteristik tari

PENILAIAN EFEKTIVITAS FUNGSI INTERNAL AUDITOR MENUJU AKUISISI PADA PT. BANK SINAR HARAPAN BALI. Oleh: NI PUTU DEWI SATRIANI

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN BALI HATI DI UBUD

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

LAPORAN PENELITIAN GENERAL MANAGER PENTAS ORCHESTRA VIOLET ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 46 TAHUN 2010

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, DAN SELF EFFICACY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR

TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN ASING SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Transkripsi:

PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI OLEH : NI PUTU NOVIA ANGGRENI NIM : 2006.01.024 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2010 1

2 PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk Mencapai gelar Sarjana Seni (S-1) OLEH : NI PUTU NOVIA ANGGRENI NIM : 2006.01.024 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2010 i

3 PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1) MENYETUJUI : Pembimbing I Pembimbing II (Ni Nyoman Kasih, SST., M.Sn) (I Gusti Lanang Oka Ardika, SST., M.Si) NIP. 19641020 199003 2 001 NIP. 19570821 198303 1 005 ii

4 Skrip karya tari ini telah diujikan dan dinyatakan sah oleh Panitia Ujian Akhir Sarjana (S-1) Institut Seni Indonesia Denpasar. Pada : Hari/Tanggal : Selasa, 25 Mei 2010 Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (. ) NIP. 19681231 199603 1 007 Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (. ) NIP. 131878137 Dosen Penguji : 1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd (. ) NIP. 19541231 198303 1 016 2. I Gusti Ayu Srinatih, SST., M.Si (. ) NIP. 1318 78132 3. I Nyoman Sudiana, SSKar, M.Si (. ) NIP. 19571231 198303 1 035 Disahkan pada tanggal :... Mengetahui Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar Ketua Jurusan Tari, ISI Denpasar ( I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn ) (I Nyoman Cerita, S.ST., MFA ) NIP. 19681231 199603 1 007 NIP. 19611231 199103 1 008 iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Mahaesa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha-nyalah penulisan skrip karya tari yang berjudul Pamiket Tresna dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skrip karya tari ini merupakan karya tulis sebagai pertanggung jawaban atas garapan tari Pamiket Tresna yang diajukan untuk Tugas Akhir yang diujikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh sarjana seni program Strata Satu (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar. Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait, garapan tari Pamiket Tresna ini tidak akan berjalan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA, Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam penggunaan fasilitas yang tersedia di Institut Seni Indenesia Denpasar. 2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn. M.Sn, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya yang telah memberikan fasilitas. 3. Bapak I Nyoman Cerita, S.ST., MFA, Ketua Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi serta semangat untuk menyelesaikan garapan tari Pamiket Tresna. iv

6 4. Ibu Ni Wayan Iriani, S.ST., M.Si, Pembimbing Akademik yang selalu memberikan petunjuk dan motivasi dari mulai terdaftar sebagai mahasiswa hingga menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. 5. Ibu Ni Nyoman Kasih, S.ST., M.Sn, Pembimbing I Ujian Tugas Akhir yang telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Pamiket Tresna. 6. Bapak I Gusti Lanang Oka Ardika, S.ST., M.Si, Pembimbing II Ujian Tugas Akhir yang telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Pamiket Tresna. 7. Bapak I Gede Oka Artha Negara, S.Sn, yang telah membantu dalam penggarapan musik iringan tari Pamiket Tresna. 8. Bapak I Ketut Suwentra, S.ST, ketua yayasan Suar Agung yang selalu memberikan dorongan atau semangat untuk menyelesaikan karya tari Pamiket Tresna. 9. Para pendukung tari Ni Wayan Nova Jayanti, Ni Kadek Unggun Kumala Dewi, I Ketut Jully Artawan, I Kadek Sumiarta, I Made Astina. 10. Para pendukung musik iringan dari Sekaa jegog Suar Agung, Desa Sangkar Agung Kabupaten Jembrana yang sukarela meluangkan waktu dan pikirannya sejak awal proses penyajian karya. 11. Dosen pengajar mata kuliah Bimbingan Penulisan Skrip Karya yang telah memberikan materi tentang cara penulisan skrip karya dan memberikan kesempatan lebih awal dalam tugas pembuatan proposal. 12. Orang tua tercinta, Bapak I Wayan Tama, Ibu Ni Putu Resmiati, adik tersayang Ni Kadek Dian Selvira Wulandari, pacar tercinta I Putu Julianto, SE Ak, serta v

7 seluruh keluarga yang telah tulus ikhlas memberikan doa, dukungan baik moral maupun material demi kesuksesan ujian ini. 13. Panitia ujian tugas akhir ISI Denpasar periode 2009/2010. 14. Stage Crew yang telah meluangkan waktu untuk membantu menyukseskan berlangsungnya pementasan garapan tari Pamiket Tresna. 15. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu penata dalam proses pembuatan garapan tari Pamiket Tresna dan membantu dalam pembuatan kostum tari Pamiket Tresna. 16. Bapak Lila, yang bertugas di bagian tata lampu yang telah membantu dalam proses pementasan garapan tari Pamiket Tresna. 17. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam menyelesaikan proses penggarapan garapan tari Pamiket Tresna. Penata menyadari bahwa skrip karya seni ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu dalam kesempatan ini saran dan kritik yang sifatnya membangun penata terima dengan ikhlas demi kemajuan dalam proses penggarapan tari selanjutnya. Denpasar, Mei 2010 Penata vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vii ix ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Ide Garapan... 4 1.3 Tujuan Garapan... 6 1.4 Manfaat Garapan... 7 1.5 Ruang lingkup... 7 BAB II KAJIAN SUMBER... 9 2.1. Sumber Literatur... 9 2.2. Sumber Wawancara... 11 BAB III PROSES KREATIVITAS... 12 3.1. Tahap Eksploration (Penjajakan)... 13 3.2. Tahap Improvisation (Percobaan)... 15 3.3. Tahap Forming (Pembentukan)... 21 vii

9 BAB IV WUJUD GARAPAN... 25 4.1. Deskripsi Garapan... 25 4.2. Analisa Pola Struktur... 26 4.3. Analisa Simbol... 29 4.4. Analisa Estetis... 30 4.5. Analisa Materi... 32 4.6 Analisa Penyajian... 36 4.7 Properti... 55 4.8 Tata Rias Wajah... 55 4.9 Musik Iringan Tari... 59 BAB V PENUTUP... 62 5.1. Kesimpulan... 62 5.2. Saran-saran... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Denah Stage... 37 Gambar 2 Arah hadap Penari... 38 Gambar 3 Foto Kostum Penari Putri Tampak Depan... 52 Gambar 4 Foto Kostum Penari Putri Tampak Belakang... 53 Gambar 5 Foto Kostum Penari Putra Tampak Depan... 54 Gambar 6 Preret... 55 Gambar 7 Tata Rias Wajah dan Kepala Penari Putri... 57 Gambar 8 Tata Rias Wajah dan Kepala Penari Putra... 58 ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 1 Proses Kreativitas... 24 Tabel 2 Pola Lantai... 40 x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja koreografer digerakkan oleh adanya dorongan yang kuat untuk menciptakan karya-karya baru yang mencerminkan reaksi yang unik dari seseorang terhadap pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara satu aspek dari sifat manusia mendesak kita untuk menjadi bagian integral dari lingkungan dan melestarikan warisan kita, aspek yang lain mendorong kita untuk mendobrak pola budaya itu sehingga memungkinkan kita menemukan pola-pola baru dan menuangkan pengalaman kita ke dalam pola-pola baru tersebut. 1 Koreografer yang ingin mengembangkan kreatifitas harus mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan ide dan imajinasinya ke dalam sebuah garapan tari. Seiring dengan perkembangan kepariwisataan di Bali, pertunjukan tari kreasi yang diiringi oleh gamelan gong kebyar menjadi tontonan nomor satu dan penting bagi masyarakat, contohnya: dalam ajang Pesta Kesenian Bali pertunjukan gong kebyar dan tari kreasi baru merupakan pertunjukan yang ditunggu dan menjadi pertunjukan yang paling banyak mendatangkan penonton, selain pertunjukan tari lainnya yang ada di ajang tersebut. Seni pertunjukan yang ada di Bali menjadi salah satu identitas yang sangat dihargai dan dikagumi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu perlu adanya perhatian dari masyarakat Bali terhadap kesenian yang telah ada agar 1 Alma M. Hawkins, Bergerak Menurut Kata Hati : Metode Baru dalam Meciptakan Tari, Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. 2003. p. 1. 1

2 kesenian Bali tidak diambil dan diakui oleh negara lain, seperti yang terjadi belakangan ini. Dalam rangka ikut serta melestarikan kesenian khususnya seni tari, ada keinginan penata untuk berkarya melalui penciptaan sebuah garapan tari kreasi baru. Dilihat dari tema atau isinya, tari-tarian kreasi baru ini dapat dikelompokkan menjadi tari penyambutan, binatang, kepahlawanan dan tari kerakyatan. Dalam menciptakan tarian kreasi baru, penata tari mempunyai kebebasan dalam berkarya dan mengungkapan rasa geraknya. Lahirnya sebuah garapan tari yang inovatif dan kreatif dapat diwujudkan berdasarkan fenomena kehidupan, baik kehidupan soisal masyarakat dan lingkungan, serta cerita rakyat dari suatu daerah tertentu, yang sekaligus menjadi sebuah tradisi dari masyarakat setempat pada zaman dahulu. Untuk itu dalam karya tari kreasi baru yang akan digarap ini mengangkat sebuah cerita dari tradisi masyarakat yang ada pada suatu daerah. Rasa jatuh cinta dan kasih sayang terhadap lawan jenis hampir dirasakan oleh semua anak laki-laki atau perempuan yang baru naik remaja karena merupakan fase perkembangan antara masa anak dewasa. Kasih sayang dapat diungkapkan baik dengan tingkah laku dengan perbuatan maupun dengan kata-kata. Dengan begitu maka remaja akan merasa sebagai objek penghargaan. Setiap remaja yang jatuh cinta mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan rasa cintanya, namun cara mengungkapkan rasa cinta remaja zaman dahulu sangat berbeda dengan remaja jaman sekarang yang hidup di dunia serba modern. Zaman dahulu alat musik dapat menjadi salah satu alat atau cara yang digunakan oleh remaja laki-laki untuk mengungkapkan rasa cintanya pada seorang perempuan. Cara

3 tersebut terkadang juga merupakan sebuah tradisi dari masyarakat daerah setempat, namun sejalan dengan perkembangan zaman tradisi tersebut kini hanya menjadi sebuah cerita rakyat zaman dahulu saja, karena pada zaman yang sudah serba maju seperti saat ini tradisi tersebut tidak lagi digunakan oleh masayarakat setempat. Dalam garapan tari kreasi ini penata melakukan wawancara dengan Ida Bagus Putra seorang seniman tari dari Kabupaten Jembrana, beliau memaparkan bahwa di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana terdapat sebuah cerita rakyat yang menarik dan unik, serta merupakan tradisi dari masyarakat setempat. Tradisi tersebut merupakan tradisi dari para remaja Kecamatan Jembrana yaitu reportoar sewagati yang didengungkan menggunakan instrumen preret yang menyerupai terompet dan merupakan tradisi lama tentang cinta. Kini preret menjadi kesenian rakyat dan hiburan masyarakat Jembrana. Cerita tersebut sangat menarik dan unik serta merupakan tradisi dari masyarakat Jembrana, yang kini penata garap menjadi tari kreasi kerakyatan dengan tema percintaan. Alasan lain digarapnya tari kreasi rakyat ini karena cerita tersebut belum pernah diangkat dalam sebuah garapan tari dan karena penata sendiri berasal dari Kabupaten Jembrana, sehingga makin besar keinginan penata untuk melestarikan cerita tersebut yang diwujudkan dalam sebuah tarian kreasi rakyat yang nantinya dapat diterima oleh masyarakat Jembrana, serta masyarakat Bali pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas digarap suatu bentuk tari kreasi rakyat yang bertemakan pergaulan yang berjudul Pamiket Tresna. Menurut Kamus Jawa Kuna yang ditulis oleh I. Nardiwasito dan diterbitkan oleh Nusa Indah, Ende Flores pada tahun 1981, Pamiket berarti alat untuk memikat dan tresna berarti cinta.

4 Ketertarikan penata mengangkat cerita ini adalah karena dalam cerita ini terdapat nilai-nilai sosial dan moral yang bermanfaat bagi kita, yaitu rasa cinta dan kasih sayang yang besar membuat sesorang dapat melakukan hal-hal yang bernilai estetis, yang diungkapkan melalui sebuah kesenian tradisi yang tidak biasa yaitu dengan alat musik yang disebut preret. Dapat juga dilihat dari alur ceritanya, tari kreasi Pamiket Tresna dapat dituangkan dalam beberapa adegan yang menarik dengan penataan gerak dan permainan pola lantai serta didukung dengan penggunaan alat musik preret sebagai alat musik untuk memikat hati gadis yang dicintai. Melalui garapan ini penata ingin mementaskan tari kreasi bertema percintaan dalam bentuk kelompok. 1.2 Ide Garapan Ide garapan merupakan langkah awal dan sesuatu yang paling primer dalam menentukan keberhasilan dan kesuksesan suatu karya tari. 2 Dalam menciptakan sebuah karya seni sangat diperlukan adanya pemikiran yang matang dari sebuah ide atau gagasan yang nantinya dapat dijadikan dasar dan pedoman untuk dapat ditransformasikan ke dalam sebuah garapan tari. Sumber ide pada garapan tari kreasi Pamiket Tresna ini muncul dari sebuah cerita rakyat sewagati yang ada di Kabupaten Jembrana didengungkan dengan instrumen preret yang menyerupai terompet. Cerita tersebut merupakan gambaran tradisi lama tentang cinta. Cerita tersebut menceritakan kehidupan percintaan remaja Kabupaten Jembrana pada zaman dahulu, yaitu sebuah 2 A.A.M. Djelantik, Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental, Sekolah Tinggi Seni Indenesia Denpasar. 1990, p.46-47.

5 tradisi untuk mendapatkan seorang perempuan atau kekasih dengan cara menggunakan alat musik preret. Preret tersebut bukan sembarang alat musik karena sebelum meniup preret dibacakan mantra perindu atau pelet (pangeger), sebelum para remaja laki-laki mendatangi rumah perempuan yang ingin dijadikan kekasih, laki-laki tersebut terlebih dahulu naik ke pohon yang tinggi untuk meniup alat musik preret, alat musik tersebut ditiup berulang-ulang sampai perempuan yang diinginkan mendengar suara preret. Dari mendengar suara preret tersebut maka gadis yang diiginkan mulai terpikat oleh si pemuda atau peniup preret tersebut. Preret tersebut dipergunakan sebagai alat untuk mendapatkan cinta tambatan hatinya dan setelah menjadi sepasang kekasih suara preret tersebut dijadikan tanda untuk berkunjung ke rumah kekasihnya. Penata mentransformasikan cerita tersebut ke dalam tari kreasi kerakyatan dengan tema pergaulan berbentuk kelompok yang dibawakan oleh 3 penari putri dan 3 penari putra. Tari kreasi kerakyatan yang dimaksud adalah tari kerakyatan yang pada bagian-bagian tertentu sudah dikembangkan (kreasikan). Adapun bagian-bagian yang dikembangkan dalam garapan ini antara lain : pola gerak, pola kostum, pola iringan, dan tata cara penyajiannya. Struktur garapan yang penata gunakan dalam garapan ini antara lain : flash back (kilas balik), papeson, pangawak, pangecet dan pakaad. Dari segi perbendaharaan gerak garapan tari Pamiket Tresna ini, penata melakukan pengembangan gerak yang diharapkan dapat menambah ragam gerak baru yang akan ditampilkan dalam tari kreasi kerakyatan ini. Dari segi kostum, penata berkeinginan untuk membentuk kostum dengan pengembangan pada bagian-bagian tertentu sesuai dengan cerita yang diangkat. Tata rias yang digunakan dalam garapan ini adalah

6 menggunakan tata rias putri halus untuk penari perempuan dan tata rias putra halus untuk penari laki-laki. Garapan tari Pamiket Tresna ini diiringi seperangkat gamelan jegog ditata oleh I Gede Oka Artha Negara, S.Sn. Durasi waktu garapan tari Pamiket Tresna adalah berdurasi kurang lebih 12 menit. 1.3 Tujuan Garapan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penggarapan tari kreasi Pamiket Tresna ini antara lain sebagai berikut. a. Tujuan Umum 1. Untuk melestarikan kesenian khususnya seni tari tradisi agar tidak punah. 2. Untuk mengembangkan pola-pola tari tradisi agar tari tradisi senantiasa diminati masyarakat. 3. Untuk menumbuhkan daya kreatifitas seniman dalam mencipta. 4. Untuk memenuhi syarat mencapai jenjang sarjana (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar. b. Tujuan Khusus 1. Untuk melestarikan cerita preret yang ada di Kabupaten Jembrana melalui bentuk garapan tari kreasi baru yang berjudul Pamiket Tresna. 2. Untuk mmenyampaikan pesan kepada penonton bahwa mereka memiliki warisan budaya Preret di Kabupaten Jembrana. 3. Melalui penggarapan garapan tari Pamiket Tresna ini, lebih diharapkan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam menata sebuah garapan tari.

7 1.4 Manfaat Garapan Adapun manfaat yang ingin dicapai dari Garapan tari kreasi Pamiket Tresna yaitu: 1. Menambah reportoar tari kreasi kerakyatan yang berbentuk kelompok. 2. Dapat dijadikan pegangan dalam berkreatifitas untuk menghasilkan karyakarya yang lebih baik lagi. 1.5 Ruang Lingkup Garapan tari Pamiket Tresna ini mengangkat cerita rakyat Sewagati yaitu kisah percintaan Ni Sewagati dengan I Mudalara yang ada di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana yang didengungkan dengan menggunakan instrumen Preret, cerita tersebut merupakan gambaran tradisi tentang cinta. Preret merupakan seruling yang berbentuk seperti terompet yang terbuat dari bambu dan merupakan salah satu alat musik yang ada di Kabupaten Jembrana. Garapan ini menceritakan kisah percintaan masyarakat Jembrana pada jaman dahulu yaitu remaja laki-laki mempergunakan seruling Preret untuk memikat hati gadis yang dicintainya. Walaupun garapan tari ini dalam bentuk tari kreasi, namun geraknya masih berpijak pada pola-pola gerak tari yang sudah ada. Garapan tari ini ditarikan oleh tiga orang penari putri dan tiga orang penari Struktur garapan yang penata gunakan dalam garapan ini antara lain : flash back (kilas balik), papeson, pangawak, pangecet dan pakaad. Dari segi perbendaharaan geraknya garapan tari Pamiket Tresna ini masih berpijak pada gerak tari tradisi yaitu tari Joged yang merupakan tarian pergaulan yang ada di Bali, dimana gerakannya

8 sudah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dalam garapan Pamiket Tresna. Penata melakukan pengembangan gerak yang diharapkan dapat menambah ragam gerak baru yang akan ditampilkan dalam tari kreasi kerakyatan ini. Sedangkan dari segi kostum, penata berkeinginan untuk membentuk kostum dengan konsep praktis dalam artian kostum akan didesain simpel dan sederhana, agar kostum yang digunakan tidak mengganggu ruang gerak penari saat pementasan. Tata rias yang digunakan dalam garapan ini adalah menggunakan tata rias putri halus untuk penari perempuan dan tata rias putra halus untuk penari laki-laki. Garapan tari Pamiket Tresna ini diiringi seperangkat gamelan jegog yang didukung oleh penabuh Yayasan Jegog Suar Agung, Desa Sangkar Agung, Kabupaten Jembrana, dengan penata karawitan I Gede Oka Artha Negara,S.Sn. Durasi waktu pada garapan tari Pamiket Tresna adalah berdurasi ± 12 menit yang akan ditarikan di Stage Proscenium Natya Mandala ISI Denpasar.

9 BAB II KAJIAN SUMBER Menciptakan sebuah garapan tari yang bermutu tinggi sangat diperlukan pedoman dan acuan untuk menuntun dan menunjang keberhasilan sebuah karya, agar dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu dalam garapan ini penata menggunakan beberapa sumber yang dapat menunjang terwujudnya karya tari Pamiket Tresna ini adalah sebagai berikut : 2.1 Sumber Literatur Literatur merupakan sumber tertulis yang dapat dipergunakan untuk memperkuat atau untuk mempertanggungjawabkan tulisan ataupun pernyataan yang ditulis dalam skrip karya. Adapun sumber literatur yang digunakan antara lain sebagai berikut. Geguritan Sewagati dikutip dari lontar Aksara Bali oleh Ida Bagus Putra, SPd. Geguuritan ini berisikan kisah percintaan Ni Sewagati dengan I Muda Lara. Cerita tersebut juga menjadi ispirasi dari pembuatan garapan tari Pamiket Tresna. Mengenal Beberapa Tari-tarian Rakyat di Bali oleh I Wayan Dibia, SST yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Institut Kesenian Jakarta Sub/Bagian Proyek ASTI Denpasar 1978/1979. Buku ini mengulas tentang pengertian tari rakyat, ciri-ciri tari rakyat serta jenis dan fungsinya, dari buku ini penata mendapatkan inspirasi bahwa tari rakyat itu tidak terikat oleh pola-pola tertentu, garak-geriknya sangat sederhana, bersifat humoris yang akan dituangkan dalam tari kreasi Pamiket Tresna. 9

10 Tari-tarian Bali Kreasi Baru : Bentuk, Pertumbuhan, Perkembangannya oleh I Wayan Dibia yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Seni Indonesia tahun 1994. Buku ini mengulas tentang bentuk, pertumbuhan dan perkembangan tari-tarian Bali kreasi baru. Dilihat dari segi tema atau isinya, tari tarian kreasi baru ini dapat dikelompokkan menjadi tari penyambutan, binatang, kepahlawanan dan tari kerakyatan. Buku ini memberikan pedoman tentang menentukan tema yang digunakan dalam tari Pamiket Tresna. Moving From Within : A New Method for Dance Making oleh Alma M. Hawkins, yang telah diterjemahkan oleh I Wayan Dibia dalam buku Bergerak Menurut Kata Hati : Metode Baru dalam Menciptakan Tari. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia tahun 2003. Buku ini mengulas tentang kerja koreografer dalam berkreatifitas melalui beberapa tahapan yang merupakan metode baru dalam mencipta seni. Manfaat yang didapat dari membaca buku ini adalah penata memahami cara berkreatifitas dan menuangkan imajinasi ke dalam sebuah garapan tari. Ensiklopedi Tari Bali oleh DR. I Made Bandem yang diterbitkan oleh Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar Bali tahun 1983. Buku ini memberikan pedoman tentang pengertian dari istilah gerakan tari Bali. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari diterbitkan oleh Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarata. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1986. Dalam buku ini dijelaskan tentang komposisi kelompok, koreografi tari rakyat, tema dan lain-lain. Buku ini sangat

11 bermanfaat dalam proses pengarapan tari Pamiket Tresna yang terfokus pada pengolahan koreografi kelompok. Mencipta Lewat Tari oleh Sumandiyo Hadi tahun 1990 terjemahan dari Creating through Dance oleh Alma M. Hawkins. Dalam buku ini jelaskan bahwa pengembangan kreatif dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu Exploration (penjajagan), improvisation (percobaan) dan forming (pembentukan). Pernyataan tersebut dijadikan pijakan oleh penata dalam proses penggarapan karya tari. 2.2 Sumber Wawancara Mengadakan wawancara dengan Ida Bagus Putra, SPd selaku pemilik dari Geguritan Sewagati yang dikutip dari lontar aksara Bali. Wawancara ini dilakukan pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009 di Griya Anyar Desa Batu Agung, Kabupaten Jembrana. Dalam wawancara ini beliau memaparkan arti dari geguritan tersebut dan menceritakan kisah percintaan Ni Sewagati dengan I Mudalara menggunakan alat musik Preret yang dahulu merupakan tradisi masyarakat Jembrana. Mengadakan wawancara dengan Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum, Dosen Jurusan Tari di ISI Denpasar, pada hari Senin tanggal 2 Nopember 2009. Dari wawancara tersebut penata mendapat masukan mengenai judul garapan.

12 BAB III PROSES KREATIFITAS Dalam mewujudkan sebuah garapan tari yang bermutu tinggi dibutuhkan adanya kreativitas yang tinggi dan diperlukan adanya usaha yang maksimal dari diri seorang seniman tari. Proses penggarapan dalam mewujudkan garapan tari merupakan hal yang menentukan keberhasilan dan utuhnya dari garapan tari. Mewujudkan sebuah garapan tari seringkali ditemukan hal-hal yang menjadi permasalahan sehingga dapat menghambat proses penggarapannya. Proses dalam menciptakan suatu garapan tari akan memerlukan waktu yang cukup lama dan memerlukan persiapan yang benar-benar matang dari penata tari yang direncanakan secara sistematis dan dilakukan proses secara bertahap agar terwujud garapan tari yang bekualitas. Demikian pula halnya dalam proses penciptaan garapan tari Pamiket Tresna yang memerlukan waktu kurang lebih 4 (empat) bulan yaitu dari bulan Desember 2009 sampai Maret 2010. Dalam menciptakan hasil karya yang maksimal, kemauan dan kerja keras merupakan hal yang paling mendasar dalam menggarap sebuah garapan tari. Proses penggarapan tari Pamiket Tresna ini melalui beberapa tahapan kerja agar dapat memudahkan dalam penggarapan. Proses penggarapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan-bahan dan pencarian gerak-gerak secara improvisasi atau spontanitas kemudian segera menyusun bagian demi bagian mulai dari flash back (kilas balik), papeson, pangawak, pangecet sampai pada pakaad sehingga terbentuk satu kesatuan bentuk garapan tari yang utuh. Sebagaimana halnya dalam penggarapan 12

13 tari Pamiket Tresna yang proses penggarapannya sesuai dengan Alma M.Hawkins, dalam bukunya Creating Through Dance, (1964 ), yang diterjemahkan oleh Y. Sumandiyo Hadi dalam buku yang berjudul Mencipta Lewat Tari, ISI Yogyakarta, tahun 1990 bahwa dalam penciptaan ada tiga tahapan yang harus ditempuh. Adapun tahapan yang dimaksud antara lain tahap penjajagan (exploration), tahap percobaan (improvisation), tahap pembentukan (forming). 3 3.1 Tahap Penjajagan ( Exploration) Tahap penjajagan merupakan langkah awal dalm proses penggarapan tari Pamikat Tresna. Dalam tahapan ini penata mencari cerita lewat membaca buku-buku, salah satunya adalah Geguritan Sewagati dikutip dari lontar Aksara Bali oleh Ida Bagus Putra, SPd. Pada tahap ini penata juga melakukan wawancara dengan Ida Bagus Putra seorang seniman tari yang berasal dari Jembrana dan selaku pemilik dari Geguritan Sewagati untuk menanyakan tentang kebenaran cerita rakyat preret. Kemudian setelah penata menganggap cerita ini cocok dituangkan ke dalam konsep garapan tari kreasi kerakyatan, penata melakukan konsultasi dengan Ibu Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum dosen seni tari ISI Denpasar tentang judul yang penata ajukan. Hal ini penata lakukan agar kesatuan ide dan konsep dari garapan ini menjadi satu kesatuan yang utuh. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut barulah penata menyusun struktur pertunjukan agar sesuai dengan konsep dan bentuk garapan. Selanjutnya penata 3 Alma Hawkins, Creating Trough Dance (terjemahan Y. Sumandiyo Hadi dengan judul Mencipta Lewat Tari), Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. 1990, p.27-46.

14 mencari pendukung tari yaitu dengan melakukan pendekatan kepada adik kelas di ISI Denpasar serta siwsi SMK N 5 Denpasar untuk dimintai kesediaannya mendukung garapan tari ini. Garapan ini membutukan enam orang penari termasuk penata. Selain itu juga dilakukan pendekatan dengan penata karawitan yang ahli dalam gamelan jegog yaitu I Gede Oka Artha Negara,S.Sn. Perlu diketahui bahwa pencarian ide atau konsep garapan tari ini sebenarnya sudah pernah dicoba pada garapan tari kelas koreografi semester VII. Hasil garapan pada semester VII tersebut akhirnya disetujui oleh para dosen pengajar koreografi tentunya setelah melalui proses, penilaian, dan pertimbangan. Setelah melewati ujian koreografi tersebut penggarap mulai mengajukan proposal pada tanggal 28 januari 2010, kemudian diuji pada tanggal 4 Februari 2010. Setelah proposal lolos diuji, pembimbing menugaskan penata untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan melanjutkan penggarapan garapan tari yang diciptakan. Langkah terakhir pada tahap ini adalah nuasen (mencari hari baik) atau penata mencari hari baik untuk mengawali proses penuangan konsep garapan. Hari Rabu tanggal 3 Maret 2010 dilakukan upacara nuasen bagi pendukung tari yang bertujuan agar di dalam berproses selalu diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widi Wasa. Upacara nuasen ini dilakukan di Pura Padma Ardha Nareswari yang bertempat di ISI Denpasar. Kemudian upacara nuasen bagi para penabuh (pendukung karawitan) dilakukan pada hari Kamis tanggal 4 Maret 2010 di Padma kediaman penata karawitan di Desa Sangkar Agung, Kabupaten Jembrana. Pada kesempatan ini pendukung tari juga menghadiri upacara nuasen ini dan sekaligus melakukan latihan ringan dengan diiringi gamelan jegog. Selanjutnya akan

15 dilakukan bimbingan-bimbingan rutin terhadap para dosen pembimbing Tugas Akhir yaitu Ni Nyoman Kasih, SST.,M.Sn dan I Gusti Lanang Oka Ardika, SST.,M.Si demi lancar dan suksesnya karya yang akan digarap. 3.2 Tahap Percobaan (Improvisation) Tahapan percobaan ini merupakan tahapan kedua yaitu penuangan ide ke dalam garapan tari kreasi, dimana penata melakukannya dengan improvisasi guna melahirkan gerak-gerak baru yang sesuai dengan tema garapan. Dalam tahap ini penata juga melakukan seleksi gerak agar gerak-gerak yang diciptakan sesuai dengan aksen iringan musik tari dan pola lantai garapan. Dari kegiatan improvisasi awal, didapatkan gerak dan pose yang memungkinkan untuk dikembangkan. Percobaan dan pencarian gerak ini terus dilakukan pada setiap kesempatan agar mendapaktan gerakgerak yang sesuai dengan ide dan konsep garapan. Dari berbagai gerak yang didapat kemudian dirangkai sehingga menjadi utuh dan siap dituangkan kepada pendukungnya. Hari Senin tanggal 25 Januari 2010, penata mengadakan pertemuan awal proses penciptaan garapan Tugas Akhir ini di wantilan ISI Denpasar. Dalam pertemuan ini penata memberikan penjelasan serta gambaran garapan tari ini, yaitu pemberitahuan dan memperjelas mengenai ide garapan, tema, struktur garapan dan judul garapan. Dalam pertemuan ini penata dan pendukung juga membicarakan jadwal latihan dan menyusun jadwal latihan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama. Jadwal latihan ini dibuat bersama karena mempertimbangkan kesibukan para pendukung tari yang berbeda-beda. Hasil dari pembicaraan mengenai jadwal

16 latihan yaitu disepakati diadakan 3 kali seminggu atau 2 kali seminggu mengingat waktu yang sudah amat terbatas. Selanjutnya mengadakan latihan bersama dengan materi penuangan motif-motif gerak dasar pada bagian papeson dengan diiringi rekaman musik yang telah digunakan pada saat ujian koreografi VII. Dalam latihan ini tidak menutup kemungkinan adanya masukan-masukan atau saran dari pendukung tari yang dianggap perlu selama tidak merubah ide dari garapan. Pada tahapan ini penata juga selalu melakukan koordinasi dengan penata iringan musik untuk penyesuaian antara gerak-gerak yang baru diciptakan dengan iringan musik tari, serta perubahan yang harus dilakukan dari hasil bimbingan. Hari Kamis tanggal 11 Februari 2010 pendukung karawitan dari yayasan jegog Suar Agung mengadakan latihan di Desa Sangkar Agung Kabupaten Jembrana. Dalam latihan ini pendukung karawitan mengingat dan melakukan secara berulang-ulang musik iringan tari yang sudah dituangkan pada saat ujian garapan tari koreografi semester VII, namun ada beberapa perubahan yang harus dilakukan karena sesuai dengan masukan atau saran yang diberikan dosen pembimbing dan pada saat itu juga hasil latihan tersebut dapat direkam dengan hasil yang cukup memuaskan. Dengan hasil rekaman tersebut penata mulai memadukan gerak dengan musik agar sesuai dengan ide garapan. Latihan ini dilakukan secara individual selama dua hari. Hari Senin tanggal 15 Februari 2010 melakukan latihan bagian Flash Back dan papeson dengan pendukung tari di wantilan ISI Denpasar, pada latihan ini bisa dipadukan gerak dengan musik kurang lebih 50%. Hari Rabu tanggal 17 Februari 2010 latihan diadakan kembali dengan materi penambahan gerak, namun dalam latihan dua orang pendukung tari tidak hadir dikarenakan sakit. Waktu latihan mulai

17 dipadatkan mengingat waktu yang singkat, latihanpun dilakukan 3 kali seminggu. Hari Senin tanggal 22 Februari 2010 kembali melakukan latihan bagian pertama (Flash Back) di studio tari ISI Denpasar, mematangkan gerak dan mempertegas pendukung dalam bergerak agar semua pendukung tari hafal dengan gerak-gerak bagian ini. Pada bagian pangawak penata sempat mengalami hambatan dalam pelaksanaan latihan dikarenakan pada bulan Maret banyak rahinan dan umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi sehingga sulit untuk meminta waktu pendukung tari untuk latihan. Dalam bulan Maret penata dan pendukung tari hanya dapat melakukan beberapa kali latihan saja yaitu pada tanggal 10 Maret 2010 melakukan latihan bagian pangawak di wantilan ISI Denpasar. Di sela-sela jadwal latihan yang tersedia tidak lupa penata juga menulis skrip tari dan mengadakan bimbingan tulis secara intensif. Kemudian hari Kamis tanggal 11 Maret 2010 penata pulang ke Jembrana untuk melakukan latihan bersama pendukung karawitan (penabuh) untuk kembali mematangkan dan mempertegas antara gerak dengan musik pengiring. Hari Selasa tanggal 23 dan hari Jumat tanggal 26 Maret 2010 melakukan latihan dengan pendukung tari untuk kembali memantapkan dan menegaskan gerak bagian Flash Back dan papeson, serta memberitahu gerak-gerak tambahan kepada pendukung tari yang tidak hadir dalam latihan sebelumnya. Hari Rabu tanggal 31 Maret 2010 dilakukan bimbingan skrip tari BAB I dengan dosen pembimbing di ruang dosen Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar. Hari Kamis tanggal 1 April 2010 latihan dimantapkan kembali karena keesokan harinya pada hari Jumat tanggal 2 April 2010 mengadakan bimbingan karya dengan dosen pembimbing, namun dalam

18 kesempatan ini satu pendukung tari tidak bisa mengikuti bimbingan dikarenakan sakit. Dalam bimbingan ini penata dan pendukung tari memperlihatkan bagian Flash Back dan papeson. Hasil yang diperoleh pada saat bimbingan yaitu sedikit perubahan pada bagian pangawak dan mempertegas lagi ekspresi dari salah satu pendukung tari. Perubahan tersebut segera diperbaiki dan kembali melanjutkan latihan agar mencapai kekompakan dan kebersihan gerak. Hari Senin tanggal 5 April 2010 melakukan latihan dengan pendukung, pada saat itu penata kembali memberitahu perubahan-perubahan dari hasil bimbingan dan memantapkan gerak serta ekspresi dari bagian Flash Back, papeson dan pangawak. Hari Rabu tanggal 7 April 2010 penata melakukan bimbingan skrip tari BAB II dengan dosen pembimbing dan pada sore harinya penata mengajak pendukung tari untuk mengadakan latihan bersama pendukung karawitan di Desa Sangkar Adung Kabupaten Jembrana, namun dalam kesempatan ini tiga pendukung tari tidak dapat hadir dalam latihan ini karena ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Dalam latihan ini melakukan latian dari bagian Flash Back sampai pakaad, mengulang kembali gerak yang sudah rampung pada saat ujian koreografi semester VII dengan diiringi gamelan jegog secara langsung. Hari Sabtu tanggal 10 April 2010, memantapkan gerak-gerak dari bagian papeson sampai pangecet yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan bimbingan karya dengan dosen pembimbing pukul 16.00 di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Dalam bimbingan ini penata dan pendukung tari kembali memperlihatkan karya dari bagian pertama Flash Back sampai bagian pangawak, dari hasil bimbingan ini penata mendapat masukan dari pembimbing bahwa ada gerakan penari perempuan

19 yang tidak pas dengan musik pada bagian pengawak dan kurangnya permainan properti oleh penari laki-laki pada bagian pengawak. Setelah melakukan bimbingan dilakukan perbaikan dan melanjutkan ke bagian selanjutnya yaitu pangecet dan pakaad. Hari Rabu tanggal 14 April 2010 melanjutkan bimbingan karya memperlihatkan keseluruhan dari garapan secara kasar dan melakukan bimbingan Skrip tari BAB III. Dari hasil bimbingan diberikan masukan pada bagian pangecet untuk mempertegas gerak dan menambah gerak-gerak berpasangan. Setelah mengadakan bimbingan dilanjutkan dengan mengadakan latihan yaitu merubah gerak agar terkesan rapi, rampak (kompak) dan menyamakan motif-motif gerak secara keseluruhan. Hari Kamis tanggal 15 April 2010 mengadakan latihan dengan musik pengiring ke Sanggar Suar Agung, Desa Sangkar Agung Kabupaten Jembrana dengan hasil yang memuaskan. Hari Senin pukul 10.00, tanggal 19 April 2010 melakukan bimbingan perbaikan Skrip tari BAB I, II, III dengan dosen pembimbing. Hari Rabu tanggal 21 April 2010 penata melakukan latihan di Wantilan ISI Denpasar dengan mencari gerakan-gerakan rumit dan baru. Hari Jumat tanggal 23 April 2010 penata dan pendukung tari melakukan latihan dengan menuangkan bagian Flash Back, Papeson dan Pangawak serta memantapkan gerak-gerak perubahan. Hari Senin tanggal 26 April 2010 melakukan bimbingan Skrip tari dengan mengumpulkan BAB IV dari bagian 4.1 sampai 4.2. Hari Selasa tanggal 27 April 2010 melakukan latihan di Candrametu ISI Denpasar dengan mencari gerakan Flash Back, Papeson dan mencari Pangawak. Hari Kamis tanggal 29 April 2010 penata dan pendukung trari melakukan latihan di Wantilan ISI Denpasar dengan mencoba mencari dari bagian Flash Back

20 sampai Pakaad. Hari Jumat tanggal 30 April 2010 melakukan bimbingan Skrip tari dengan mengumpulkan lanjutan dari BAB IV. Hari Sabtu tanggal 1 Mei 2010 penata dan pendukung tari melakukan bimbingan karya dari bagian Flash Back sampai Pakaad. Hari Senin tanggal 3 Mei 2010 melakukan bimbingan Skrip tari BAB I, II, III dan IV serta membicarakan masalah sinopsis. Hari Selasa tanggal 4 Mei 2010 penata bersama pendukung tari melakukan bimbingan karya dengan menunjukkan hasil perbaikan pola lantai dari bagian Flash Back sampai Pakaad. Hari Rabu tanggal 5 Mei 2010 2010 melakukan bimbingan hasil perbaikan BAB I, II, III dan IV. Hari Kamis tanggal 6 Mei 2010 penata bersama pendukung tari melakukan latihan dengan penabuh di Sanggar Suar Agung, Desa Sangkar Agung kabupaten Jembrana. Hari Minggu 16 Mei 2010 penata bersama pendukung tari melakukan bimbingan karya dari Flash Back sampai Pakaad. Hari Senin tanggal 17 Mei 2010 pukul 13.00 latihan dengan pendukung di studio untuk persiapan bimbingan nantinya pukul 15.00 dari bagian Flash Back sampai Pakaad. Hari Selasa tanggal 18 Mei 2010 penata bersama pendukung tari melakukan latihan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar pukul 20.00 sekaligus bimbingan untuk memantapkan dan mencari kekompakkan gerak dari bagian awal sampai akhir serta untuk memantapkan pola lantai. Hari Jumat tanggal 14 Mei 2010 penata bersama pendukung tari melakukan bimbingan karya. Hari Minggu tanggal 16 Mei 2010 melakukan bimbingan karya dan mencoba setting lampu di panggung Natya Mandala ISI Denpasar. Hari Rabu tanggal 19 Mei 2010 ngadungin penari dengan penabuh di Desa Sangkar Agung Kabupaten Jembrana pukul 17.00. Hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 penata bersama pendukung tari dan penabuh melakukan gladi bersih di Gedung Natya

21 Mandala ISI Denpasar pukul 09.00. Hari Selasa tanggal 25 Mei 2010 Ujian Tugas Akhir di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar pukul 19.00. 3.3 Tahap Pembentukan (Forming) Tahapan pembentukan ini merupakan tahap akhir dan memiliki peranan penting karena dalam tahapan ini semua komponen garapan dipadukan, disusun sehingga menjadi sebuah garapan tari kreasi kerakyatan yang utuh. Dalam tahapan ini memang diperlukan ketelitian penata agar konsep garapan bisa terwujud dengan baik. Dalam tahapan ini juga dikembangkan unsur ekspresi agar karakter yang dibawakan oleh para pendukung sesuai dengan ide garapan. Dalam tahap ini diperlukan adanya masukan-masukan dari orang-orang yang berkecimpung dalam bidang seni untuk memberi penilaian dan saran-saran demi suksesnya garapan tari kreasi Pamiket Tresna. Sehingga pada tahap ini terbentuklah : 1. Kilas Balik ( Flash Back ) Pada bagian ini menggambarkan seorang remaja laki-laki yang berusaha merayu seorang gadis untuk dijadikan kekasih, namun cintanya ditolak oleh si gadis karena gadis tersebut masih ragu akan cinta laki-laki tersebut. (bernuansa tegang dan gembira). 2. Papeson Pada bagian papeson menceritakan kebahagiaan dan keceriaan remaja yang masih malu dalam mengungkapkan rasa cintanya. Bagian ini dilakukan dengan ketiga penari keluar dengan suasana yang gembira, melakukan gerakan yang energik

22 sesuai dengan suasana gembira, yang kemudian disusul keluarnya ketiga penari laki-laki dengan gerakan yang energik ( bernuansa gembira). 3. Pangawak Bagian pengawak menceritakan keraguan ketiga gadis akan cinta laki-laki tersebut, sehingga tiga laki-laki tersebut berusaha keras memikat hati ketiga gadis tersebut dengan mempergunakan preret. Diawali pada pangawak pertama penari bergerak kompak dan pangawak kedua penari bergerak bergantian (bernuansa gembira dan senang). 4. Pangecet Bagian Pengecet menceritakan ketiga laki-laki meniup seruling preret untuk memikat gadis yang dicintainya. Ketiga gadis tersebut akhirnya terpikat dan mau menerima cinta laki-laki tersebut. Pada bagian ini juga menceritakan percintaan dari ketiga pasangan kekasih tersebut dengan gerak-gerak yang energik dan penuh dengan suasana romantis. Diawali pada pangecet pertama penari bergerak improvisasi dan Pangecet kedua penari bergerak kompak serta bergantian (bernuansa sedih, gembira dan romantis). 5. Pakaad Pada bagian pekaad menceritakan tentang jalinan percintaan para remaja tersebut menjadi makin kuat. Diawali dengan penari bergerak kompak dan bergantian, kemudian empat penari masuk dan diakhiri oleh sepasang penari melakukan pose di Centre Stage. Adegan ini sekaligus menjadi akhir ceritera dari garapan tari kreasi Pamiket Tresna (bernuansa gembira dan romantis).

23 Selama proses penggarapan tari kreasi Pamiket Tresna ini masih ada hambatan yang ditemukan antara lain : - Pengaturan waktu latihan yang kurang tepat melihat pendukung yang masih duduk di bangku kuliah dan SMK. - Salah satu pendukung kurang disiplin dan harus diganti, sehingga dapat menghambat proses latihan yang dilaksanakan tapi di sisi lain ada beberapa pendukung yang benar-benar membantu dalam penggarapan karya tari Pamiket Tresna. - Susah di dalam mencari kekompakan pendukung tari karena melihat dari karakter masing-masing pendukung berbeda. Di balik hambatan yang terjadi, ada beberapa faktor-faktor yang mendukung kelancaran proses garapan tari ini Pamiket Tresna antara lain : - Adanya dukungan moral serta material dari keluarga. - Adanya dorongan dari pembimbing dan teman-teman sangat membantu dalam terwujudnya garapan tari Pamiket Tresna. - Penata tidak membutuhkan waktu lama untuk mengajarkan gerakan ke pendukung tari karena pada dasarnya mereka sudah memiliki dasar-dasar gerak tari Bali, sehingga penggarap hanya memantapkan rasa gerak agar sesuai dengan karakter yang diangkat.

24 Proses penggarapan garapan tari Pamiket Tresna ini akan diperjelas dalam bentuk tabel yang diuraikan sebagai berikut : Tabel 1 Proses Kreativitas Penggarapan Tari Pamiket Tresna Tahap-tahap Kegiatan Tahap Penjajagan (Eksplorasi) Tahap Percobaan (Improvisasi) Tahap Pembuatan (Forming) Penetapan Waktu dan Intensitas Penggarapan Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Keterangan : : Dalam tahap ini kegiatan masih bisa dilakukan sendiri seperti pencarian ide. Latihan ringan selama 2 x seminggu selama ± 2 jam. : Tahap ini mulai membentuk garapan sesuai yang diinginkan dengan jadwal latihan 3-4 kali dalam seminggu. : Tahap ini adalah tahap penyempurnaan agar menghsailkan garapan yang berkualitas dan bermutu, dengan jadwal latihan 5 kali dalam seminggu. : Gladi bersih tanggal 18 Mei 2010. : Pementasan tari Pamiket Tresna tanggal 25 Mei 2010.

25 BAB IV WUJUD GARAPAN 4.1 Deskripsi Garapan Garapan tari Pamiket Tresna adalah garapan baru yang berbentuk tari kreasi kerakyatan dengan mengambil tema percintaan. Tari kreasi ini merupakan tari kelompok yang dibawakan oleh 3 penari putra dan 3 penari putri. Garapan Tari Pamiket Tresna ini merupakan garapan tari kreasi baru yang masih berpijak pada pakem-pakem tradisi dan juga masih berpijak pada struktur tari tradisi namun pada bagian awal ditampilkan flash back, papeson, pangawak, pangecet, dan pakaad. Garapan tari ini mengangkat sebuah cerita rakyat Sewagati yang ada di Kabupaten Jembrana didengungkan dengan instrumen Preret yang menyerupai terompet, cerita tersebut merupakan gambaran tradisi lama tentang cinta. Garapan ini menggambarkan kehidupan percintaan remaja Kabupaten Jembrana pada zaman dahulu, yaitu sebuah tradisi untuk mendapatkan seorang perempuan atau kekasih dengan cara menggunakan alat musik preret berbentuk seruling. Preret tersebut bukan sembarang alat musik karena sebelum meniup preret dibacakan mantra perindu atau pelet (pangeger), sebelum para remaja laki-laki mendatangi rumah perempuan yang ingin dijadikan kekasih, laki-laki tersebut terlebih dahulu naik ke pohon yang tinggi untuk meniup alat musik preret, alat musik tersebut ditiup berulang-ulang sampai perempuan yang diinginkan mendengar suara preret. Dari mendengar suara preret tersebut maka gadis yang diiginkan mulai terpikat oleh si 25

26 pemuda atau peniup preret tersebut. Preret tersebut dipergunakan sebagai alat untuk mendapatkan cinta tambatan hatinya dan setelah menjadi sepasang kekasih suara preret tersebut dijadikan tanda untuk berkunjung ke rumah kekasihnya. Durasi waktu garapan kurang lebih 12 menit dan diiringi seperangkat gamelan jegog. Kostum yang dirancang dan ditata sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan garapan agar kelihatan lebih dinamis dan indah. Tata rias wajah (make up) menggunakan rias wajah putri halus dan putra halus. 4.2 Analisis Pola Struktur Garapan Struktur dari suatu karya seni adalah menyangkut keseluruhan yang meliputi peranan masing-masing bagian, yaitu antara bagian satu dengan yang lain saling berkaitan sehingga dari bagian-bagian tersebut dapat membentuk sebuah garapan yang utuh. Garapan tari Pamiket Tresna ini menggunakan struktur garapan yang terdiri 5 bagian dengan maksud untuk mempermudah penggarapan, penghayatan, dan memperjelas pembabakan sehingga maksud dan pesan yang ingin disampaikan melalui grapan tari Pamiket Tresna dapat diketahui dan dimengerti oleh penonton. Garapan tari kreasi Pamiket Tresna memiliki struktur yang disesuaikan dengan garapan yang ada dalam tari Bali, antara lain : Garapan tari Pamiket Tresna ini terdiri dari lima bagian yaitu flash back (kilas balik), papeson (merupakan bagian pertama) dan pembukaan untuk pengenalan karakter), pangawak (bagian komposisi yang menampilkan gerak-gerak bertempo pelan), pangecet (bagian yang bersuasana ceria

27 dengan gerak-gerak bertempo sedang dan cepat), dan pakaad (bagian yang diwarnai dengan musik yang semarak dengan tempo sedang sampai cepat). 4 Di bawah ini diuraikan mengenai struktur dari tari Pamiket Tresna. 4.2.1 Kilas Balik (Flash Back) Pada bagian ini menggambarkan seorang remaja laki-laki yang berusaha merayu seorang gadis untuk dijadikan kekasih, namun cintanya ditolak oleh si gadis karena gadis tersebut masih ragu akan cinta laki-laki tersebut. (bernuansa tegang dan gembira). 4.2.2 Papeson Tiga orang penari putri masuk ke stage dengan level sedang dan disusul dengan masuknya tiga orang penari putra ke stage, bagian ini menceritakan kebahagiaan dan keceriaan remaja yang masih malu dalam mengungkapkan rasa cintanya. Bagian ini penari bergerak secara kompak namun dibuat pola lantai dan level yang berbeda agar tidak terlihat membosankan, dan diiringi musik yang energik (temponya agak cepat) dengan dipadukan beberapa aksen agar menyatu antara musik dan garapan tari. 4.2.3 Pangawak Pangawak merupakan bagian yang paling pokok dalam sebuah garapan tari, yang di dalamnya berisi gambaran suasana dari cerita yang diangkat. Bagian pengawak menceritakan keraguan ketiga gadis akan cinta laki-laki tersebut, sehingga tiga laki-laki tersebut berusaha keras memikat hati ketiga gadis tersebut. Pada bagian ini para penari memperlihatkan karakter sebagai remaja putra dan putri, maka 4 I Wayan Dibia, Tari Tarian Bali Kreasi Baru : Bentuk, pertumbuhan dan Perkembangannya, Denpasar : MUDRA ( Jurnal Seni Budaya ) Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar. 1994, p.57.

28 muncullah gerakan-gerakan yang agresif dan romantis, namun pada bagian ini karakter penari putri masih ragu dalam menerima cinta laki-laki tersebut. Pada bagian ini penggambaran geraknya yang tetap dirangkai sedemikian rupa menjadikan sebuah rentetan yang saling terkait dengan papeson. Artinya beberapa motif, frase dan gerakan dalam setiap bagian menjadi sebuah gaya tersendiri dalam garapan. Suasana yang ditimbulkan pada bagian ini adalah suasana ceria. 4.2.4 Pangecet Bagian ini menceritakan ketiga laki-laki meniup seruling preret untuk memikat gadis yang dicintainya dengan suasana tenang. Ketiga gadis tersebut akhirnya terpikat dan mau menerima cinta laki-laki tersebut. Pada bagian ini juga menceritakan percintaan dari ketiga pasangan kekasih tersebut dengan gerak-gerak yang energik dan penuh dengan suasana romantis. Gerakan dilakukan secara kompak dan pergantian agar terlihat berbeda dan secara perlahan terjadi perubahan suasana tenang menjadi gembira. Tempo musik mulai cepat yang diikuti penggambaran peristiwa mulai memuncak. Pada bagian pangecet tidak terlepas dari bagian papeson dan pangawak. 4.2.5 Pakaad Pakaad merupakan bagian akhir dari tari kreasi baru Pamiket Tresna. Pada bagian pakaad menceritakan tentang jalinan percintaan para remaja tersebut menjadi makin kuat karena para gadis tersebut telah terpikat oleh suara preret dan diakhiri oleh sepasang penari melakukan pose di centre stage sekaligus menjadi akhir dari garapan tari Pamiket Tresna. Suasana yang ditampilkan gembira dengan musik bertempo cepat.

29 4.3 Analisis Simbol Dalam seni tari biasanya terdapat beberapa simbol yang dipergunakan untuk menyampaikan maksud tertentu kepada penonton, baik dengan simbol gerak yang mampu menggambarkan karakter dan jenis tari yang dibawakan. Begitu pula dengan warna kostum yang mampu memperlihatkan karkater tari terkait dengan isi garapan. Garapan tari Pamiket Tresna ini merupakan garapan yang bertemakan kerakyatan, di dalamnya menggunakan beberapa gerak yang memiliki makna tertentu yang dapat dijadikan simbol gerak dalam garapan ini. Pada gerak yang menunjukkan kegembiraan ditandai dengan motif gerak-gerak ngegol, jalan, ulap-ulap, makelid yang dibawakan secara energik, bersenang-senang dan didukung dengan ekspresi gembira. Gerakan nuding merupakan simbol gerak menunjuk yang digunakan oleh penari putri yang ditujukan pada penari putra. Simbol lain yang terdapat dalam garapan ini adalah pada warna kostum yang dipilih dalam garapan tari Pamiket Tresna yaitu perpaduan warna coklat, merah marun, hitam dan prada yang menggambarkan kehidupan rakyat zaman dahulu. Warna-warna tersebut dipilih karena disesuaikan dengan tema dan karakter yang diangkat, serta menggunakan properti seruling preret yang disimbolkan sebagai alat untuk memikat hati gadis yang dicintai. Garapan tari Pamiket Tresna ini menggunakan tata rias putri dan putra halus yang dapat ditunjukkan dengan bentuk alis yang feminin dan make up dibuat rapi agar terlihat cantik dan bersih. Pemakaian eye shadow dan ronse (merah pipi) yang ditata dan bentuk bibir yang disesuaikan dengan bentuk muka. Riasan tersebut dipilih karena disesuaikan dengan tema yang