BELVI VATRIA, YUSUF TATANG JOHARI, & LUKAS WIBOWO

dokumen-dokumen yang mirip
IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

Teknologi Pengolahan Ikan Lele secara Zero Waste menjadi Produk Olahan Kerupuk pada Ponpes Raden Rahmat Sunan Ampel di Kabupaten Jember

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

: Laila Wahyu R NIM :

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KACANG LANGKOSE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI PINRANG

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IBM KELOMPOK WANITA NELAYAN PENGOLAH UDANG REBON DI KECAMATAN MA RANG KABUPATEN PANGKEP. Sri Mardiyati 1 & Amruddin 2

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK TEMPE DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK MENJADI NUGGET. Novelina dan Diana Sylvi

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

IbM-PENDAMPINGAN USAHA KERUPUK RUMAHAN DI DESA KEMBANG KABUPATEN PACITAN

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Sumber

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

I. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL PERIKANAN MENJADI PRODUK YANG BERNILAI TAMBAH Harianti ABSTRAK

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele

I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

USAHA BAKSO SARI LAUT ANEKA BENTUK SEBAGAI PELUANG BISNIS BARU BERNILAI GIZI TINGGI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2009

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK, PERLUASAN PANGSA PASAR DAN PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PADA HOME INDUSTRY RENGGINANG ABSTRAK ABSTRACT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI KALIWIRU MELALUI USAHA BOGA BERBASIS MASAKAN MINANG

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH TAHU GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT KAMPUNG SIDO BINANGUN KECAMATAN WAY SEPUTIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PEMBANGUNAN ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH DENGAN KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN PANJANG JIWO. Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya 60264

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar dari daging dan tepung. Pada umumnya bakso disajikan berdampingan

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAK

PENDAMPINGAN PRODUKSI MENUJU STANDARISASI PRODUK BAGI UKM KRUPUK KUPANG DENGAN INTRODUKSI MESIN PENGERING LISTRIK DI DESA BALONDOWO - SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM JARINGAN USAHA SE-KOTA BATU GRAS (GUYUB RUKUN AGAWE SENTOSO) DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

LAPORAN KKS-PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

INOVASI FORMULASI ADONAN PEMBUATAN KERUPUK IKAN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UBI JALAR

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

Transkripsi:

Jurnal Vokasi 2010, Vol.6. No. 2 142-150 Penerapan Teknologi Pengolahan Kerupuk Udang Dengan Bahan Baku Limbah Kepala Udang Sebagai Usaha Peningkatan Ekonomi Dan Gizi Masyarakat Di Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara BELVI VATRIA, YUSUF TATANG JOHARI, & LUKAS WIBOWO Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak Jl. A. Yani Pontianak 78124 Abstrak: Berdasarkan hasil penerapan teknologi ini oleh masyarakat kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara tahun 2009 produk kerupuk berbahan baku limbah kepala udang dapat diolah dengan cara konvensional dan modern sesuai kebutuhan dan berdasarkan analisa usaha didapatkan harga pokok penjualan (HPP) produk tersebut adalah Rp. 12.500/kg dengan harga jual Rp. 30.000/kg dengan demikian diperoleh keuntungan Rp.17.500/kg. Jika dikerjakan 100 kg/bulan (25 hari kerja, 4 kg/hari) maka diperoleh keuntungan Rp.1.750.000,-/bulan dengan 1 orang tenaga kerja. Untuk menunjang teknologi tersebut agar menghasilkan produk yang bermutu dan dapat dipasarkan, juga di lakukan pelatihan kewirausahaan yang meliputi pembentukan jiwa wirausaha masyarakat untuk meningkatkan mental berwirausaha serta pembentukan skills wirausaha yaitu bagaimana memulai usaha, menjalankan usaha dan mengembangkan usaha. Pada saat ini telah terbentuk 2 (dua) buah UKM Pengolah kerupuk kepala udang di wilayah kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah kepala udang benar-benar berguna bagi masyarakat. Kata-kata kunci: Pelatihan kerupuk kepala udang, kewirausahaan bagi masyarakat Kelurahan Batulayang sebenarnya memiliki potensi wilayah yang cukup besar yang jika dikembangkan dapat meningkatkan ekonomi dan gizi masyarakatnya. Kelurahan tersebut dilintasi sungai Kapuas (sungai terbesar di Kalimantan Barat) juga dilintasi jalan Kahatulistiwa yang merupakan jalan lintas Provinsi. Di kelurahan Batulayang banyak terdapat pabrik, salah satunya adalah pabrik pengolahan udang berskala ekspor. Terdapat 3 buah pabrik pengolahan udang berkapasitas besar yang menghasilkan limbah kepala udang antara 1-3 ton perharinya. Berdasarkan potensi tersebut jika teknologi pengolahan kerupuk dengan bahan baku limbah kepala udang (kerupuk kepala udang) diterapkan oleh masyarakat kelurahan Batulayang dan kemudian dijadikan suatu usaha home

143 Penerapan Teknologi Pengolahan industry, maka dapat dipastikan akan meningkatkan ekonomi masyarakat kelurahan batulayang dan meningkatkan gizi masyarakatnya (kerupuk dapat dijadikan makanan ringan atau pelengkap makanan pokok). Oleh karena itu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tentang teknologi pengolahan kerupuk dengan bahan baku limbah kepala udang ini dipandang sangat penting untuk dilaksanakan karena teknologinya yang tepat guna, mudah diaplikasikan oleh masyarakat dan potensi wilayah yang sangat mendukung. Masyarakat kelurahan Batulayang sebagian besar hidupnya sangat pas-pasan, jangankan untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan pelayanan kesehatan yang baik, untuk makan sehari-hari mereka harus berhemat. Dari penghasilan sebagai buruh harus menghidupi anak dan istri, ditambah lagi harga kebutuhan pokok yang melonjak akibat pengaruh krisis global, mereka benar-benar dalam kondisi yang jauh dari hidup layak dan terjebak dalam kemiskinan. Disisi lain wilayah kelurahan Batulayang banyak terdapat pabrik pengolahan udang berskala eksport, yang menghasilkan limbah cair seperti air bekas cucian udang dan limbah padat yang berupa kepala udang. Selama ini sebagian besar kepala udang hanya menjadi limbah buangan dan sebagian kecil lainnya dimanfaatkan sebagai bahan baku tepung ikan. Seperti halnya daging udang, kepala udang juga memiliki nilai gizi yang tinggi seperti lemak, protein dan kalsium namun pemanfaatnya masih belum maksimal. Salah satu pemanfaatan limbah kepala udang adalah diolah menjadi kerupuk yang berbahan baku kepala udang. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2008, ternyata kerupuk kepala udang sangat diminati oleh konsumen. Dengan biaya produksi yang rendah sehingga harga jual terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu untuk membantu mengatasi kondisi masyarakat kelurahan Batulayang yang sarat dengan kemiskinan dan dengan melihat potensi lokal yang ada maka teknologi pengolahan kerupuk dengan bahan baku limbah kepala udang itu diterapkan oleh masyarakat kelurahan Batulayang dan kemudian dijadikan suatu home industry. Maka dapat dipastikan akan meningkatkan ekonomi masyarakat kelurahan Batulayang dan meningkatkan

B Vatria, dkk. 144 gizi masyarakatnya. METODE Bahan baku utamanya yaitu limbah kepala udang. Metode pelaksanaan dari penerapan ipteks ini terdiri dari beberapa kegiatan utama yaitu; Sosialisasi, Pelatihan pengolahan kerupuk kepala udang, Pengolahan kerupuk kepala udang secara mandiri oleh masyarakat yang telah dilatih, Pembentukan kelompok usaha, Pelatihan kewirausahaan, Usaha pengolahan kerupuk kepala udang oleh masyarakat yang telah dilatih, Pembentukan Organisasi usaha dan Monitoring dan Evaluasi. Metode pelaksanaan kegiatan ini berorientasi kepada mutu dan keberlanjutan. HASIL Dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan selama kegiatan berlangsung, program penerapan ipteks ini benar-benar berhasil dengan terutama terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat kelurahan Batulayang sehingga dapat menambah penghasilan yang pada gilirannya akan meningkatkan ekonomi masyarakat tersebut. Harapan ke depan adalah semoga kegiatan ini dapat terus dikembangkan. Dari hasil kegiatan penerapan ipteks yang dilakukan telah terbentuk 2 (dua) buah UKM Pengolahan kerupuk kepala udang. Untuk kelompok ibu rumah tangga diberi nama UKM Khatulistiwa Mandiri sedangkan untuk kelompok remaja diberi nama UKM Ghazi Khatulistiwa. Untuk penjualan produk saat ini mereka masih menjual ke teman-teman pada saat arisan atau kegiatan Dharma wanita, warung makan dan warung kecil lainnya. Saat ini usaha masih dalam kapasitas kecil karena masih menjadi model pembelajaran bagi mereka. Ke depan kapasitas produksi akan terus ditingkatkan seiring dengan kemampuan mereka dalam menjalankan usaha. Berdasarkan analisa usaha didapatkan harga pokok penjualan (HPP) produk sebesar Rp. 12.500/kg dengan harga jual Rp. 30.000/kg dengan demikian diperoleh

145 Penerapan Teknologi Pengolahan keuntungan sebesar Rp.17.500/kg. Jika dikerjakan 100 kg/bulan (25 hari kerja, 4 kg/hari) maka diperoleh keuntungan Rp.1.750.000,-/bulan dengan 1 orang tenaga kerja. Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan ternyata setiap penjualan sangat mudah diterima pasar (cepat laku) karena rasa kerupuk yang enak dan memiliki ciri khas yaitu memiliki tekstur yang berserat dan gurih. Di samping itu harganya sangat bersaing dengan kerupuk sejenis. Hingga saat ini kegiatan usaha tersebut terus berjalan dan berkelanjutan. Permohonan Izin Depkes juga dilakukan agar produk yang dihasilkan tersebut dapat dijual ke supermarket yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, sehingga pasar dapat lebih berkembang dan kapasitas produksi dapat terus ditingkatkan. PEMBAHASAN Sosialisasi kegiatan. Sosialisasi program penerapan ipteks bagi masyarakat ini dilakukan di kelurahan Batulayang kecamatan Pontianak Utara. Kegiatan sosialisasi dilakukan 2 (dua) kali agar terdapat pemahaman dan persamaan persepsi tentang tujuan kegiatan penerapan iptek ini. Sosialisasi pertama bersifat non formal dalam bentuk silaturahmi dengan masyarakat kelurahan Batulayang, isi dari silaturahmi adalah untuk mempererat tali kekeluargaan antara masyarakat dengan lembaga pendidikan yang diwakili oleh tim dan memberikan gambaran yang utuh tentang kepedulian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional terhadap pengembangan masyarakat setempat, melalui program penerapan ipteks bagi masyarakat. Silaturahmi tersebut mendapatkan sambutan yang baik dan kerja sama dari para pemuka masyarakat Batulayang dalam bentuk kesediaan turut serta membantu dan mengoordinir masyarakatnya untuk menyukseskan kegiatan ini. Sosialisasi kedua bertujuan untuk menjelaskan lebih rinci tentang tujuan dan manfaat program penerapan ipteks bagi masyarakat serta penjelasan teknis bagi para peserta/mitra yang akan mengikuti program penerapan ipteks. Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Pontianak Utara, Lurah Batulayang, Pemuka Masyarakat, Kepala Unit Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik

B Vatria, dkk. 146 Negeri Pontianak serta para peserta/mitra yang akan mengikuti program. Pelatihan pengolahan kerupuk kepala udang. Pelatihan ini adalah tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan. Pelatihan melalui metode praktek langsung di lapangan. Peserta diberi teori yang ada pada modul kemudian langsung melakukan praktek pengolahan kerupuk udang. Kegiatan ini dibimbing oleh instruktur yang telah terlatih. Pelatihan dilakukan secara komprehensif dan kontinu guna memastikan bahwa masyarakat mitra benar-benar paham dan menguasai teknologi secara mandiri. Pelatihan ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok masyarakat yaitu kelompok ibu rumah tangga dan kelompok remaja. Setiap kelompok terdiri dari 10 (sepuluh) orang peserta, hal ini dimaksudkan agar pelatihan benar-benar efektif dan berorientasi kepada tujuan akhir dari kegiatan ini dimana tercipta kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) pengolah kerupuk udang secara berkelanjutan. Kelompok ibu-ibu rumah tangga tersebut juga tergabung dalam Dharma wanita/pkk kelurahan Batulayang. Kelompok ibu-ibu ini merupakan perwakilan dari beberapa RW yang ada di kelurahan Batulayang dan merupakan kelompok induk/inti yang kemudian akan melakukan pengaderan / transfer teknologi di wilayahnya masing-masing. Kelompok remaja yang dipilih merupakan kelompok remaja masjid yang tergabung di kelompok masjid kelurahan Batulayang. Remaja masjid tersebut sebagian besar adalah remaja putus sekolah. Diharapkan dengan adanya program penerapan ipteks ini mereka memiliki aktifitas dan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan. Setelah dilakukan evaluasi dari hasil pelatihan ini, para anggota dari 2 (dua) kelompok tersebut dalam waktu singkat dapat menyerap dan menguasai teknologi pengolahan kerupuk udang berbahan baku kepala udang mereka sudah dapat. Hal ini disebabkan antara lain karena teknologi ini sangat mudah dipelajari dan tidak memerlukan skill khusus dan disampaikan oleh instruktur yang terlatih dan berkompeten dalam bidang tersebut yang tidak lain adalah tim penerapan ipteks bagi masyarakat itu sendiri. Uji coba pengolahan kerupuk kepala udang secara mandiri. Uji coba pengolahan kerupuk udang berbahan baku limbah kepala udang secara mandiri ini

147 Penerapan Teknologi Pengolahan dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat mitra benar-benar menguasai dan terlatih dalam mengolah kerupuk udang. Disini para instruktur hanya mendampingi dan mengawasi kelompok mitra. Dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan ternyata masyarakat mitra yang dilatih sudah benar-benar menguasai teknologi pengolahan kerupuk udang berbahan baku limbah udang mulai dari preparasi bahan baku, proses pengolahan dan proses pengemasan. Disini dapat disimpulkan bahwa mereka telah siap untuk mengikuti program selanjutnya yaitu Pelatihan Kewirausahaan. Adapun tahapan proses pengolahan kerupuk udang dengan bahan baku kepala udang yang dilakukan oleh kelompok masyarakat adalah; Perebusan kepala udang, pelumatan kepala udang, pembuatan adonan, perebusan adonan, pemotongan adonan, penjemuran, penggorengan kerupuk dan pengemasan kerupuk. Pembentukan kelompok usaha. Setelah masyarakat mitra benar-benar menguasai teknologi pengolahan kerupuk udang maka dibentuk kelompok usaha, agar pada kegiatan selanjutnya yaitu pelatihan kewirausahaan bagai masyarakat mitra menjadi lebih fokus. Sebenarnya kelompok usaha sudah dibentuk sebelumnya yaitu kelompok ibu-ibu rumah tangga dan kelompok remaja. Namun pembentukan kelompok tersebut belum di definitifkan. Pada kegiatan ini kelompok diberi nama dan dibuat struktur organisasinya dan tugas serta tanggung jawab masing-masing anggota. Struktur organisasi yang dibentuk terdiri dari Ketua Kelompok, Seksi Produksi, Seksi Keuangan dan Seksi Pemasaran. Disamping untuk persiapan pelatihan kewirausahaan pembentukan kelompok ini juga mempunyai tujuan penting yaitu agar pada saat pembentukan organisasi usaha kecil dan menengah (UKM) pengolah kerupuk udang pada akhir program penerapan ipteks ini menjadi lebih mudah karena masyarakat mitra menjadi terbiasa bekerja dalam tim. Pelatihan Kewirausahaan. Setelah mendapatkan transfer teknologi pengolahan kerupuk udang dan menguasainya, program selanjutnya adalah pelatihan kewirausahaan. Pelatihan ini sangat penting bagi kelompok usaha yang

B Vatria, dkk. 148 sudah dibentuk agar produk yang dibuat dapat dipasarkan dengan baik. Materi pelatihan ini dibagi menjadi 2 (dua) materi utama yaitu: 1) Pembentukan karakter wirausahawan dan 2) Peningkatan skill wirausaha. Materi dari pembentukan karakter wirausahawan antara lain terdiri dari: membangun motivasi untuk menjadi wirausahawan, membentuk cara berfikir (mindset) seorang pengusaha dan membentuk mental seorang pengusaha. Materi dari peningkatan skill wirausaha antara lain terdiri dari: kiat memulai usaha, kiat dalam menjalankan usaha, menentukan pasar dan harga jual, membuat rencana usaha (bussiness plan), membentuk dan mengelola unit organisasi usaha (UKM). Usaha pengolahan kerupuk kepala udang oleh kelompok masyarakat mitra. Setelah dilatih bagaimana berwirausaha, kemudian masyarakat mitra dilatih dan dibimbing bagaimana membuka usaha kerupuk udang mulai dari produksi sampai dengan penjualan. Pada awal usaha kerupuk udang ini kelompok usaha tersebut memproduksi 4 kg produk jadi/hari sehingga dalam sebulan (25 hari) mereka berproduksi 100 kg. Produk yang mereka jual adalah produk kerupuk udang yang sudah digoreng (Ready to eat) kemudian dikemas dalam kemasan 0,5 ons dan kemasan 1 ons. Harga jual produk jadi dengan kemasan 0,5 ons adalah Rp. 1.500,- s/d 2.000,- dan untuk kemasan 1 ons sebesar Rp. 3.000,- s/d 4.000,-. Dipilih menjual produk kerupuk yang sudah digoreng dengan kemasan yang berbeda-beda agar produk tersebut dapat dijual langsung kepada konsumen utama (direct selling) sehingga akan mempermudah penetrasi pasarnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tahapan pengolahan kerupuk kepala udang meliputi perebusan kepala udang, pelumatan kepala udang, pembuatan adonan, perebusan adonan, pembentukan adonan, pengeringan kerupuk, penggorengan dan pengemasan. Berdasarkan analisa usaha didapatkan harga pokok penjualan (HPP) produk sebesar Rp. 12.500/kg dengan harga jual Rp. 30.000/kg dengan demikian diperoleh keuntungan

149 Penerapan Teknologi Pengolahan Rp.17.500/kg. Jika dikerjakan 100 kg/bulan (25 hari kerja, 4 kg/hari) maka diperoleh keuntungan Rp.1.750.000,-/bulan dengan 1 orang tenaga kerja. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan produk mudah diterima pasar (cepat laku) karena rasa kerupuk yang enak dan memiliki tekstur yang berserat, gurih dengan harga yang bersaing. Kegiatan ini mengikuti tahap antara lain: penyusunan program kerja, penyusunan modul pelatihan, koordinasi dan sosialisasi kegiatan, pelatihan pengolahan kerupuk kepala udang, pengolahan kerupuk udang secara mandiri oleh masyarakat yang telah dilatih sebelumnya, pembentukan kelompok kerja, pelatihan kewirausahaan, usaha pengolahan kerupuk kepala udang dan pengembangan usaha melalui pembentukan UKM pengolah kerupuk kepala udang. Saran Sebaiknya kegiatan ini terus dikembangkan ke wilayah lainnya yang memiliki sumber daya lokal yang menunjang. Ke depan untuk mengembangkan usaha ke tingkat yang lebih besar maka perlu di kembangkan desain alat pengolahan kerupuk kepala udang. DAFTAR PUSTAKA Adiansyah. (2004). Karakteristik Berbagai Metode Pengeringan Ikan Lemuru Bebas Lemak dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Tepung Ikan. (Tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Afrianto dan Liviawaty. (1992). Pengawetan Dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta: Kanisius. Arikuto, S. (2004). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Standarisasi Nasional (BSN). (1992). Standar Nasional Indonesia (SNI 01 2339 1991 ) tentang Pengujian Angka Lampeng Total (ALT). Badan Standarisasi Nasional (BSN). (1994). Standar Nasional Indonesia (SNI 01 3451 1994 ) tentang Tapioka. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. (1993). Petunjuk Teknis Pembuatan Kerupuk Ikan. Jakarta.

B Vatria, dkk. 150 Direktorat Jenderal Perikanan. (1983). Ikan Sebagai Bahan Makanan Berprotein. Jakarta. Hadiwiyoto, S. (1993). Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Yogyakarta: Liberty. Ismanadji, I dan Sudari. (1986). Petunjuk Pengolahan Bakso Ikan Dalam Rangka Diversifikasi Pengolahan Hasil Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan. Koswara, S., P. Hariyadi dan E. Purnomo. (2001). Teknologi Pangan dan Agroindustri. ISSN 1411-2736. Volume 1 No. 8. Jakarta. Lavlinesia. (1995). Kajian Beberapa Pengembangan Volumetrik dan Kerenyahan Kerupuk Ikan. Tesis. Bogor: Program Pasca Sarjana, IPB. Moeljanto. (1992). Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta: Penebar Swadaya. Vatria, B., dkk. (2008). Pemanfaatan Limbah Kepala Udang Sebagai Bahan Baku Pengganti Pada Pengolahan Kerupuk Udang. Laporan Penelitian. Pontianak: Politeknik Negeri Pontianak. Wahyono R dan Marzuki. (2003). Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. Zaitsev, V. et all. (1969). Fish Curring and Processing. Moscow. Zulviani, R. (1992). Mempelajari Pengaruh Berbagai Tingkat Suhu Pengorengan Terhadap Perkembangan Kerupuk Sagu Goreng. Skripsi. Jurusan TPG. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.