Mengganti Bensin Bertimbel Sebuah Resiko Politik atau Peyelamatan Generasi?

dokumen-dokumen yang mirip
PERSPESKTIF KEBIJAKAN PENGHAPUSAN BENSIN BERTIMBEL

Koordinasi Penerapan Standard Euro II Kendaraan Tipe Baru

TAHUN 2001, JAKARTA BEBAS BENSIN BERTIMBEL

PEMANTAUAN KUALITAS BAHAN BAKAR

PENGHAPUSAN BENSIN BERTIMBEL: LANGKAH PERTAMA STRATEGI PENURUNAN EMISI KENDARAAN BERMOTOR

MENUJU PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN BEBAS TIMAH HITAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

Penghapusan Bensin Bertimbal dan Konsentrasi Pb di Udara Ambien kota Jakarta

UPAYA PENGHAPUSAN BENSIN BERTIMBAL MELALUI INSTRUMEN HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah banyak, mudah dibawa dan bersih. Untuk bahan bakar motor gasoline. mungkin belum dapat memenuhi persyaratan pasaran.

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2007 TENTANG

Data yang terkumpul dari analisis KPBB terhadap penghilangan timbel ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan diskusi:

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Timbal telah diakui sebagai racun selama ribuan. tahun dan telah menjadi fokus dari regulasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENCEMARAN PUSARPEDAL, DEPUTI VII KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA MESIN STUDI EKSPERIMEN PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

patokan subsidi (Mean of Pajak BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Biro

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN I-1

KEBIJAKAN BERSIH BENSIN TANPA TIMBEL MENYENYELAMATKAN GENERASI BANGSA. Prof. Dr.-Ing.K. Tunggul Sirait

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

DAMPAK EMISI KENDARAAN TERHADAP LINGKUNGAN

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA. Oleh :

Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk Pertamina, dan

Fact Sheet Zona Merah Pencemaran Udara Euro 4 Standard Solution Clean Air Climate National Economic Growth

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

MUNGKINKAH ADA HARGA BBM BERAZAS KEADILAN DI INDONESIA?

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kepadatan tersebut diimbangi dengan tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang

Wah jadi bagaimana dong?

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

PERTAMINA SIAP IMPOR BBM TIDAK LEWAT TRADER DPR MINTA BPK PERIKSA PETRAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAHAN BAKAR MINYAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Solusi Cerdas Membantu Program Pembatasan BBM Dengan Pengunaan BBG

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

2. Apa Penyebab. Persoalan?

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) sebagai zat aditif bensin yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Minyak. Harga Jual Eceran.

BAB IV ANALISIS KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENCEMARAN UDARA DI JAKARTA

Transkripsi:

Mengganti Bensin Bertimbel Sebuah Resiko Politik atau Peyelamatan Generasi? KPBB Joint Committee for Leaded Gasoline Phase-out Ranuza Building 3 rd Floor, Jalan Timor 10 Menteng Jakarta 10340 Phone/Fax: 62 21 3190 6807 e-mail: kpbb@kpbb.org Website: www.kpbb.org

Bahaya Bensin Bertimbel Sekitar 70% timbel yang terkandung dalam bensin akan diemisikan melalui knalpot kendaraan bermotor Konsentrasi 1 μg/m3 di udara ambient berdampak pada peningkatan kadar timbel dalam darah antara 2,5 5,3 μg/dl Anak terkontaminasi timbel 10 μg/dl IQ cenderung menurun 2,5 point Anemia pada anak-anak -> tingkat kematian meningkat, hambatan dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif buruk, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah & gejala autism. Konsentrasi timbel dalam darah sebesar 40 60 μg/dl pada orang dewasa dan 20 50 μg/dl pada anak-anak, menunjukkan gejala anemia. Pada pria, kadar Pb >40 μg/dl berdampak menurunnya jumlah sperma, volume sperma, kepekatan sperma dan gerakan sperma. Pada ibu hamil, dampak serius baik si ibu hamil dan janinnya, mengingat timbel dapat menembus plasenta, sementara perkembangan otak janin sangat peka terhadap logam timbel, terancam mengalami keguguran. Penelitian Universitas Pittsburgh: hubungan erat agresivitas pada remaja dengan kadar timbel dalam darah mereka (35% remaja pelaku kriminal memiliki kadar timbel yang tinggi di dalam darahnya).

Bahaya Bensin Bertimbel (2) Konsentrasi timbel di udara (ambien): Jabotabek tahun 2000 (bensin masih bertimbel) 1.752 3.50 μg/m3 Angka ini turun drastis tiga bulan setelah dihapuskannya bensin bertimbel di Jabotabek (Juli 2001) menjadi rata-rata 0.2 μg/m3 Bandung 2 3.5 μg/m3 Yogyakarta 2 μg/m3 Makasar 9 μg/m3 Semarang 9 μg/m3 WHO menyatakan tidak ada ambang batas paparan timbel di udara mengingat sifatnya sebagai logam berat dan toksik 35.4% anak-anak di Jakarta (2001) and 25% di Bandung (2004) memiliki kadar timbel di atas 10 μg/dl: Ancaman penurunan point of IQ. Neuro-toxic, anemia, kematian dini, autism, anti-social, dll Beban yang ditanggung warga untuk DKI Jakarta akibat pencemaran timbel pada tahun 1999 mencapai Rp 850 miliar Penghapusan bensin bertimbel merupakan prasarat penurunan emisi kendaraan (HC, CO, NOx) hingga 90%.

Status Terkini (2003) Pangsa Pasar Bensin (total konsumsi 12,338,513 KL/tahun): Regular (Premium) RON 88 : 95.47% Pertamax RON 92 : 3.18% Pertamax Plus RON 95 : 1.35% Jumlah Kendaraan: Mobil 4.05 juta Truck 1.86 juta Bus 0.96 juta Sepeda Motor 13.59 juta Area Bebas Bensin Bertimbel: Jabotabek 1 Juli 2001 26.0% Cirebon 1 Oktober 2001 2.1% Bali 20 November 2002 4.5% Batam 28 Juni 2003 0.9%

Kadar Timbel dalam Bensin di Beberapa Kota (2004) Daerah yang telah dipasok Bensin Tanpa Timbel: BATAM 0.002 gr/l Denpasar 0.004 gr/l Jabotabek 0.002 gr/l Kota yang masih dipasok Bensin Bertimbel: Makasar 0.228 gr/l Semarang 0.203 gr/l Yogyakarta 0.224 gr/l Bandung 0.193 gr/l Palembang 0.199 gr/l.

Perkembangan Terakhir Tahun 1996 LSM mendesak Presiden mengumumkan bahwa mulai sejak Desember 1999 Indonesia akan bebas bensin bertimbel Pertamina menunda jadwal penghapusan bensin bertimbel SK Mentamben No: 1585.K/MPE.32/1999 (tentang Persyaratan Pemasaran Bahan Bakar di Indonesia) menetapkan pelarangan peredaran bensin berimbel mulai 1 January 2003 LSM didukung KLH melakukan advokasi penghapusan bensin bertimbel: Problem solving untuk penghapusan bensin bertimbel: Penurunan kadar timbel dari 1 g/l menjadi 0,5 g/l (2000) Pricing Policy untuk penerapan bensin tanpa timel Penerapan bensin tanpa timbel bertahap berdasarkan area prioritas: Jabotabek (Juli 2001) Cirebon (Oktober 2001) Bali (November 2002) Batam (Juni 2003) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Standar Emisi Kendaraan Tipe Baru memperketat emisi dari kendaraan bermotor terhitung 1 Januari 2005, namun persediaan bensin tanpa timbel tidak memadai

Trade off: Political Risk or Competitive Advantages Kepmen LH 141/2003 tentang Standard Emisi Kendaraan Tipe Baru mensyaratkan Industri Otomotif untuk memproduksi kendaraan standard Euro II. Prasarat untuk hal di atas, adanya bahan bakar bersih: Bensin tanpa timbel Solar rendah belerang Kegagalan industri otomotif mengikuti harmonisasi international yang ditetapkan UN-ECE menyebabkan penurunan Competitive Advantages.

Trade off: Political Risk or Save Our Children Incremental cost (biaya tambahan) to convert leaded become unleaded gasoline: Incremental cost Rp 178 and Rp 96 per litter (using oxygenate octane booster) Incremental cost Rp 55 per litter (using additive octane booster). Kasus DKI Jakarta (1999): Beban sosial akibat timbel Rp 850 M Incremental Cost yg diperlukan Rp 360 M Incremental Cost dibebankan kepada siapa? Konsumen? (Ada Political Risk) Pemerintah? (Ada Financial Risk - Defisit)

Usulan Kebijakan Penetapan jadwal penghapusan bensin bertimbel secara nasional: Jangka pendek (2005 2006) Penggunaan oxygenate dan atau additive non timbel sebagai octane booster paralel dengan penerapan ORI/CCD control additive. Jangka panjang; (2007 - dan selanjutnya) Penggunaan Alternative Octane Booster berupa ethanol, dengan mendorong kebijakan nasional Diversifikasi Bahan Bakar (berupa Kepres sebagai salah solusi Krisis BBM): Kebijakan Agro-industri untuk keberlanjutan bahan baku dan produksi ethanol: singkong, tebu dan jagung Integrasi kebijakan industri otomotif Ditempuh dengan refinery modification dan isomerisasi Unit Kilang Balongan dan Cilacap: Proses ini telah berjalan dengan bantuan pembiayaan dari Mitsui Corp. melalui JBIC: Kilang Balongan akan selesai Oktober 2005 Kilang Cilacap proses modifikasi dihentikan oleh Menteri BUMN pada Maret 2004 dengan alasan tidak feasible. Perlu peran politis DPR RI untuk mendukung Menteri Lingkungan Hidup agar Menteri Energi dan Menteri Keuangan RI memprioritaskan upaya penghapusan bensin bertimbel.

Usulan Kebijakan (2) Ditetapkan kebijakaan harga dengan memberikan insentif bagi pengguna bensin tanpa timbel Pengembangan Spesifikasi bahan bakar tidak lagi mengakomodasikan keberadaan bensin bertimbel (draft spesifikasi yang sedang disusun oleh Dirjend MIGAS saat ini mengindikasikan tetap mempertahankan bensin bertimbel) Perlu rapat kerja antara DPR dengan Dep ESDM (Dirjend MIGAS) Mengakomodasikan bio-ethanol sebagai alternative octane booster. Mengembangkan SK Mentamben No: 1585 K /32/MPE/1999 (tentang Syarat Pemasaran Bahan Bakar di Indonesia) menjadi Kepres mengingat implementasi SK ini menjadi prasarat dapat diterapkannya SK Men-LH No 141/2003 tentang Standar Emisi Kendaraan Tipe Baru. Memberikan solusi untuk krisis BBM dengan mengakomodasi bio-ethanol sebagai alternative octane booster Perlu rapat kerja denga KLH dan Dep ESDM serta Dep Keuangan.