PERBANDINGAN MODEL PEMULUSAN WINTER DENGAN ARM A(p, q) UNTUK PERAMALAN STOK BERAS BULOG PEKANBARU ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

METODE MOVING AVERAGE DAN METODE WINTER DALAM PERAMALAN ABSTRACT

METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER UNTUK PERAMALAN ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PREMI ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP DENGAN MODEL ARIMA PADA KASUS DOUBLE DECREMENT ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman.

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL ABSTRACT

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Penerapan Model ARIMA

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

Penerapan Model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENENTUKAN PENJUALAN PRODUK TERBAIK DI PERUSAHAAN X DENGAN METODE WINTER EKSPONENSIAL SMOOTHING DAN METODE EVENT BASED

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas

Model Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) dengan Analisis Data Menggunakan Software R

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

PERAMALAN STOK BARANG UNTUK MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG PADA TOKO BANGUNAN XYZ DENGAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN DI KOTA PEKANBARU

Peramalan Gabungan Rantai Markov dan Model Deret Waktu Pada Kasus Peramalan Kurs Nilai Mata Uang

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

PENGGUNAAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN PERSEDIAAN BERAS PADA BULOG DIVRE ACEH

BAB II LANDASAN TEORI

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

Spesifikasi Model. a. ACF

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PERBANDINGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTERS DAN ARIMA

PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

MODEL FORECASTING WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR. Oleh : SALAM ALI WIRADINATA S

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

ARIMA and Forecasting

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER

PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32

Transkripsi:

PERBANDINGAN MODEL PEMULUSAN WINTER DENGAN ARM A(p, q) UNTUK PERAMALAN STOK BERAS BULOG PEKANBARU Arif Sanjaya 1, M.D.H Gamal 2, Sigit Sugiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika FMIPA Universitas Riau 2 Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia sanjayaarif130@gmail.com ABSTRACT This article discusses Winter s smoothing and ARM A(p, q) model through numerical computation. Both of these models are used to predict the availability of rice stocks at National Logistics Agency or BULOG in Pekanbaru City by considering the seasonal factor from time series span data. Then a comparison is carried out for both forecasting models to select the right forecasting model using minimum mean square error. Keywords: time series, Winter smoothing model, ARM A(p, q) model, mean square error. ABSTRAK Artikelini membahas model Pemulusan Winter dan model ARMA(p,q) melalui penerapan secara numerik. Kedua model digunakan untuk meramal ketersediaan stok beras Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru dengan mempertimbangkan faktor musiman dari data runtun waktu yang digunakan. Kemudian dilakukan perbandingan terhadap kedua model untuk pemilihan model peramalan yang tepat dengan menggunakan mean square error terkecil. Kata kunci: runtun waktu, model pemulusan Winter, model ARMA(p,q), mean square error. 1. PENDAHULUAN Forecasting atau peramalan adalah proses memperkirakan nilai atau peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Peramalan diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di beberapa bidang keilmuan dengan tujuan untuk mendukung pembuatan suatu keputusan di masa mendatang [3, h.4]. Pembuatan keputusan yang tepat di masa mendatang perlu didukung oleh adanya model peramalan yang baik dan tepat. Model peramalan telah banyak diteliti oleh beberapa peneliti JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1

sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Reddy [5] dalam pengembangan model ARMA.Model peramalan juga digunakan untukmemanajemenpersediaanbarang seperti yang dilakukan oleh Chafid [1] dan Fuad [2] pada ketersediaan stok pangan beras. Ketersediaan stok pangan terutama pangan beras sangat penting dalam menjaga stabilitas pangan di negara-negara yang mayoritas penduduknya mengonsumsi beras, salah satunya Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi beras dan menjadikan sebagai bahan pangan pokok utama. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum BULOG adalah intansi pemerintahan di Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas ketersediaan dan harga pangan pokok di Indonesia terutama bahan pangan beras. Ketersediaan beras badan ini diperuntukkan bagi masyarakat pada umumnya dan anggota beberapa instansi pemerintahan khususnya. Dalam menjalankan fungsionalnya, badan ini dibantu oleh beberapa Divisi Regional atau Divreg, salah satunya Divreg Riau-Kepri. Pendistribusian beras Perum BULOG Divreg Riau-Kepri setiap bulannya dipengaruhi oleh ketersediaan stok awal yang relatif bergantung pada jumlah kebutuhan beras penduduk, seperti halnya di Kota Pekanbaru. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru berdasarkan hasil sensus tahun 2010, nilai proyeksi jumlah penduduk Kota Pekanbaru di tahun 2015 diperkirakan mencapai 1.093.416 jiwa. Tentunya kebutuhan pangan beras penduduk Kota Pekanbaru harus berbanding lurus dengan besarnya jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, badan ini memerlukan kondisi stok pangan yang aman dalam pendistribusian beras di setiap awal bulannya. Kebutuhan akan model yang tepat sehingga dapat menaksir besarnya ketersediaan stok beras di Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru pada setiap awal bulan sangat diharapkan. Model Pemulusan Winter dan model ARM A(p, q) adalah model yang dianggap dapat menaksir besarnya kebutuhan beras Perum BULOG Kota Pekanbaru tersebut. Kedua model peramalan tersebut baik digunakan untuk mengatasi pola data kebutuhan beras yang mengikuti trend dan dipengaruhi oleh musiman. Model peramalan tersebut digunakan dalam penerapan secara numerik untuk memprediksi ketersediaan stok beras Perum BULOG Kota Pekanbaru setiap awal bulan di tahun 2015. Selanjutnya dilakukan perbandingan terhadap kedua model peramalan untuk memilih model peramalan yang baik dan tepat dengan melihat nilai mean square error. 2. MODEL PERAMALAN RUNTUN WAKTU Runtun waktu atau time series adalah himpunan observasi data terurut dalam satuan waktu [4, h. 18]. Model yang digunakan dalam menganalisa pola hubungan antara variabel yang akan diramal data runtun waktu disebut Model Runtun Waktu. Markridakis et. al [3, h. 10] mengemukakan bahwa langkah penting dalam memilih suatu model runtun waktu yang tepat adalah JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2

mempertimbangkan jenis pola data, sehingga model tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu Pola Data Horisontal, Pola Data Musiman, Pola Data Trend dan Pola Data Siklis. Kemudian hal yang dilakukan setelah pola terbentuk adalah menganalisa faktor yang mempengaruhi pola data runtun waktu tersebut. Jika pola data runtun waktu yang digunakan dipengaruhi oleh faktor trend dan musiman dan menjadi tidak stabil (tidak stasioner), maka model ARMA baik untuk digunakan dalam peramalan. Model ARMA adalah gabungkan antara model autoregressive(ar) dan model moving average(ma). Bentuk model ARMA sebagai berikut [4, h. 72]: (1 φ 1 B φ p B p )X t = (1 θ 1 B θ q B q )a t, (1) dengan (1 φ 1 B φ p B p ) adalah koefisien model AR(p) dan (1 θ 1 B θ q B q ) adalah koefisien model MA(q). Model ini biasa dikenal dengan model ARM A(p, q). Model ARM A(p, q) memerlukan proses penstabilan data runtun waktu yang digunakan dalam penerapannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan proses stasioneritas melalui transformasi dan differencing. Ketika data tidak stasioner terhadap mean, maka proses differencing dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut [7, h. 71]: atau X t = (1 B) d X t, (2) X t = (1 B s ) D X t, (3) dengan d adalah orde differencing non-musiman dan D adalah orde differencing musiman. Jika variansi yang menyebabkan stasioneritas terganggu, maka dapat dilakukan dengan menstransformasi data ke bentuk ln(x t ). Selanjutnya ketika data runtun waktu sudah stasioner, maka model ARM A(p, q) yang digunakan adalah sebagai berikut [4, h. 72]: Φ P (B s )φ p (B)(1 B) d (1 B s ) D X t = θ q (B)Θ Q (B s )a t, (4) dengan (1 B) d dan (1 B s ) D X t mengikuti proses differencing pada persamaan (2) dan (3). Model ini disebut model ARIMA(p,d,q)(P,D,Q) s atau model ARM A(p, q) musiman dengan proses differencing. Montgomery [4, h. 265-266] mengatakan bahwa langkah-langkah dalam membentuk model ARM A(p, q) dengan proses differencing, yaitu: 1. Identifikasi Model merupakan tahapan pemilihan model yang diduga akan digunakan dalam peramalan. Pendugaan model dilakukan terhadap derajat AR(p) dan M A(q). Dalam penentuan orde model ARM A(p, q) yang tidak stasioner baik musiman maupun non-musiman pada suatu data runtun waktu, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi plot Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF) dari data yang sudah stasioner. ACF dan PACF data dapat diperoleh dengan menggunakan JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3

Tabel 1: Pola ACF dan PACF dari Proses Musiman dan non-musiman Dugaan Model ACF PACF M A(q) Cuts off setelah lag q Dies down secara eksponensial atau sinus pada lag q MA(Q) s Cuts off setelah lag QS Dies down pada lag ks dengan k=1,2,3,... AR(p) Dies down secara eksponensial Cuts off setelah lag p atau sinus pada lag p AR(P) s Dies down pada lag ks Cuts off setelah lag PS dengan k=1,2,3,... ARM A(p, q) Dies down secara eksponensial Dies down secara eksponensial atau sinus pada lag q atau sinus pada lag p ARMA(P,Q) s Cuts off setelah lag QS Cuts off setelah lag PS software statistik R. Kemudian menurut Montgomery [4, h. 256] dan Suhartono [6, h. 217], pola teoritis ACF dan PACF dari proses musiman dan non-musiman yang stasioner dapat dilihat dari Tabel 1. 2. Penaksiran Parameter yaitu proses penentuan parameter-parameter pada model yang telah dipilih. Penaksiran parameter ini dilakukan dengan meminimumkan mean square error. 3. Pengecekan diagnosa yaitu proses pemeriksaan ketepatan model yang telah dipilih. Model dikatakan tepat jika model memiliki signifikan yang baik dan residual model mengikuti distribusi normal. Residual dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara data runtun waktu dengan hasil ramalan. Pengujian kenormalan kesalahan model dilakukan dengan uji statistik Box- Pierce dengan hipotesa berikut: H 0 : Residual model berdistribusi normal, H 1 : Residual model tidak berdistribusi normal. Kemudian setelah model dinyatakan layak untuk digunakan dari proses pengecekan diagnosa, maka selanjutnya adalah melakukan proses peramalan. Jika peramalan yang dilakukan tidak memperhatikan stasioneritas data untuk data yang dipengaruhi faktor trend dan musiman, maka model Pemulusan Winter baik untuk digunakan dalam peramalan. Model ini merupakan model pemulusan eksponensial yang menggunakan tiga konstanta pemulusan, yaitu konstanta untuk pemulusan keseluruhan, pemulusan trend, dan pemulusan musiman. Model pemulusan eksponensial Winter menggunakan dua pendekatan musiman, yaitu: 1. Metode Pemulusan Winter dengan perkalian musiman atau multiplicative seasonal model yang digunakan untuk variansi data musiman dari data runtun JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4

waktu yang mengalami peningkatan atau penurunan(fluktuasi). Nilai ramalan (f t,k ) untuk periode (t+k) yang ditinjau pada akhir periode ke-t dari model ini adalah f t,k = (L t +kt t )S t+k c. (5) dengan nilai pemulusan yang digunakan sebagai berikut: (a) Pemulusan Keseluruhan (b) Pemulusan Trend (c) Pemulusan Musiman L t = α X t S t c +(1 α)(l t 1 +T t 1 ), (6) T t = β(l t L t 1 )+(1 β)t t 1, (7) S t = γ X t L t +(1 γ)s t c (8) dengan 0 α,β,γ 1, S t c nilai estimasi faktor musiman, c adalah panjang musiman dan k=1,2,...,c. 2. Untuk variansi data musiman dari data runtun waktu yang konstan, metode pemulusan Winter dengan penjumlahan musiman atau additive seasonal model. Pada akhir periode ke-t, nilai ramalan (f t,k ) untuk periode (t + k) diperoleh dari persamaan f t,k = L t +kt t +S t+k c. (9) dengan bentuk pemulusan model ini sebagai berikut: (a) Pemulusan Keseluruhan (b) Pemulusan Trend (c) Pemulusan Musiman L t = α(x t S t c )+(1 α)(l t 1 +T t 1 ), (10) T t = β(l t L t 1 )+(1 β)t t 1, (11) S t = γ(x t L t )+(1 γ)s t c. (12) Dalam penggunaan metode peramalan ini, diperlukan nilai awal. Nilai awal yang digunakan pada model pemulusan Winter adalah L c = 1 c (X 1 +X 2 + +X c ), T c = 1 K (X c+1 X 1 + X c+2 X 2 + + X c+k X k ) c c c dengan c adalah panjang musiman dan K merupakan konstanta pembagi terhadap panjang musiman. Sedangkan pemulusan musiman dapat menggunakan nilai awal sebagai berikut: JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5

1. Winter Multiplicative Seasonal S k = X k L c, 2. Winter Additive Seasonal S k = X k L c, dengan k = 1, 2, 3,... Selanjutnya nilai-nilai parameter α, β, dan γ dapat ditentukan melalui cara linier programming dengan tujuan untuk meminimunkan MSE. Hal tersebut dilakukan menggunakan bantuan solver pada software Microsoft Excel. Setelah beberapa model peramalan diperoleh, maka selanjutnya dilakukan perbandingan untuk memilih model yang lebih baik. Perbandingan dilakukan dengan melihat hasil pengukuran tingkat kesalahan model. Pengukuran kesalahan model dalam penelitian ini menggunakan MSE, yang diharapkan nilainya sangat kecil dan dapat merepresentasikan data. 3. PERAMALAN RUNTUN WAKTU Hal yang pertama dilakukan dalam metode peramalan adalah menganalisa bentuk pola data. Data yang digunakan adalah data dari Perum BULOG Divreg Riau- Kepri untuk Kota Pekanbaru dari tahun 2007 sampai 2014. Dalam hal ini tidak memungkinkan penggunaan data dari 1967 ketika badan ini berdiri, yang disebabkan tidak tersedia data yang lengkap dan tersusun rapi. Kemudian untuk mempermudah menganalisa pola data dapat dilakukan plot terhadap data sebaimana disajikan pada Gambar 1. Gambar 1: Plot Data Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru Plot data pada Gambar 1 menunjukkan bahwa data mengalami fluktuasi yang cukup besar di antara 500 sampai 7000 ton beras. Selain itu, terjadi kenaikan yang JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6

besar di bulan Desember 2007, Oktober 2009, Juni 2011 dan Oktober 2013. Penurunan stok terbesar terjadi di bulan Juni 2007, Desember 2008, Januari 2013 dan Oktober 2014. Kemudian jika dari data dilakukan analisa terhadap pola trend, maka trend stok beras Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa ketersediaan stok beras yang terus menurun sedikit demi sedikit bahkan dapat dianggap tetap untuk setiap tahunnya. Selain itu, pola pengulangan musiman juga terjadi di beberapa bulan dan menyebabkan variansi data mengalami fluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pola data dipengaruhi oleh faktor trend dan musiman. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses stasioneritas data (transformasi dan differencing) untuk penggunaan model ARM A(p, q). Kemudian setelah data stasioner, dilakukan proses identifikasi model dari plot ACF dan PACF data. Grafik ACF pada Gambar 2 dari data yang sudah stasioner menunjukkan bahwa ACF tidak signifikan pada lag-lag non-musiman atau memotong pada lag-1, 2, 18 dan PACF memotong pada pada lag-1, 2, 3, 4, 5, dan 18. Hal ini juga terjadi pada lag-lag musiman yang cenderung memotong pada lag-1,lag-2 dan lag-12. Gambar 2: Plot ACF dan PACF Data DenganmenggunakanpetunjukpolaACFdanPACFpadaTabel1, didugaada3 buah model yang memiliki nilai kesalahan terkecil, yaitu ARIMA(2,1,2)(1,1,1) 12, ARIMA(2,1,1)(1,1,1) 12, ARIMA(2,2,2)(1,1,1) 12. Kemudian misalkan ARIMA (2,1,2)(1,1,1) 12 sebagai nilai ramalan 1 (NR1) dan seterusnya. Selanjutnya dilakukan estimasi terhadap nilai parameter model tersebut. Estimasi nilai JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7

parameter ini diperoleh dengan bantuan software statistik R. Hasil estimasi nilainilai parameter model tersebut direpresentasikan pada Tabel 2. Selanjutnya dengan menggunakan nilai α=0,05, berdasarkan nilai p-value pada Tabel 2 tersebut tampak bahwa model tersebut memenuhi asumsi kenormalan residual model. Tabel 2: Model ARMA(p,q) yang Dipilih Model AR(1) AR(2) SAR(1) SAR(2) MA(1) SMA(1) p-value NR1 1,17-0,44-1,03 0,03-0,23-0,67 0,76 NR2 1,15-0,42-1,00 - -0,24-0,66 0,72 NR3 1,18-0,42-1,99 0,99-0,22 0,67 0,99 Sehingga dapat katakan bahwa 3 buah model yang dipilih layak untukdigunakan dalam proses peramalan. Adapun perbandingan hasil ramalan dengan model ARIMA (2,1,2)(1,1,1) 12 disebut NR 1, dan seterusnya dapat dilihat pada Tabel 3. Selanjutnya peramalan dilakukan dengan tidak memperhatikan stasioneritas data atau menggunakan model pemulusan Winter. Karena variansi data terhadap musiman mengalami fluktuasi, maka model Winter multiplicative seasonal dapat digunakan. Dengan mengambil nilai awal untuk L t 1 =2131,696612, T t 1 =-8,579 dan nilai S t c diperoleh dengan mengestimasi data tahun 2007 dan 2008 diperoleh nilai ramalan pada Tabel 3 dengan nilai M SE=88,36608423, α=0,9985, β =0, dan γ=0,7157. Tabel 3: Ramalan Stok Beras BULOG Kota Pekanbaru di Tahun 2015 (ton) Bulan NR 1 NR 2 NR 3 Winter Multiplicative Januari 2903.463 2885.508 2820.554 2383,02 Februari 3242.097 3213.174 3083.831 2266,48 Maret 2950.789 2922.527 2730.715 1392,98 April 2552.938 2537.522 2286.352 495,51 Mei 2553.830 2547.355 2208.217 728,28 Juni 2616.708 2630.208 2220.669 301,36 Juli 2248.334 2266.871 1804.382 565,04 Agustus 2550.300 2569.260 2045.091 879,40 September 2719.739 2731.625 2156.044 1606,64 Oktober 3086.776 3090.266 2465.697 2070,60 Novermber 2717.398 2715.909 2095.726 2077,10 Desember 1673.699 1664.787 1068.366 2210,99 MSE 749041 750593 786941 88,36608423 Pada akhir periode ke-t, dapat digunakan nilai ramalan Winter pada persamaan (5) berikut: f t,k = (L t +kt t )S t+k c. JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8

dengan nilai pemulusan untuk base level, trend dan musiman dapat dimutakhirkan dengan menggunakan persamaan (6), (7) dan (8) terhadap nilai α, β, dan γ yang diperoleh yaitu: L t = 0,9984912( X t S t c )+0,0015088(L t 1 +T t 1 ), S t = 0,7157( X t L t )+0,2843S t c. Sedangkan nilai pemulusan trend pada periode ke-(t + k) dapat menggunakan nilai pemulusan trend pada akhir periode ke-t. Gambar 3: Plot Hasil Ramalan Winter Multiplicative Dalam pemilihan model terbaik, nilai MSE yang minimum menjadi kriteria pemilihan model. Dari Tabel 3 model Winter multiplicative memiliki nilai MSE lebih kecil daripada nilai MSE model ARM A(p, q). Jadi model Winter multiplicative dapat dikatakan lebih baik dari model ARM A(p, q) dalam merepresentasikan data ketersediaan stok beras Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru di tahun 2015 setiap awal bulannya. 4. KESIMPULAN Model pemulusan Winter adalah metode yang baik digunakan untuk memprediksi data melalui konstanta pemulusan. Konstanta pemulusan tersebut berfungsi untuk mengatasi faktor yang mempengaruhi data seperti base level, trend dan musiman. Berbeda halnya dengan model ARM A(p, q). Stasioneritas data menjadi hal utama dalam model peramalan ini, yang berfungsi untuk mengatasi trend dan musiman. Dalam penerapan model peramalan, model ARIMA(2,1,2)(1,1,1) 12, ARIMA(2,1,1)(1,1,1) 12, ARIMA(2,2,2)(1,1,1) 12 dan Winter multiplicative JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9

dengan α=0,9985, β=0 dan γ=0,7157 adalah model yang baik digunakan. Namun dari model peramalan tersebut, model Winter multiplicative memiliki nilai MSE lebih kecil. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Winter multiplicative atau model Pemulusan Winter adalah model yang baik untuk digunakan sebagai model peramalan ketersediaan stok beras Perum BULOG untuk Kota Pekanbaru pada setiap awal bulan di tahun 2015. DAFTAR PUSTAKA [1] Chafid, M. 2007. Alternative Model of Rice Stocks Prediction at Farmers Household Level. Informatika Pertanian, 2: 999-1018. [2] Fuad, M. 2011. Prediksi Ketersediaan Beras di Masyarakat dengan Menggunakan Logika Fuzzy dan Jaringan Syaraf Tiruan dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan. Agrointek, 1: 67-73. [3] Markidakis, S., S. C. Wheelwright & V. E. McGee. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Kedua:Jilid 1. Terj. dari Forecasting Method and Application, Second Edition, oleh Untung Sus Andriyanto & Abdul Basith. Penerbit Erlangga, Jakarta. [4] Montgomery, D. C., C. L. Jenning & M. Kulahci. 2008. Introduction to Time Series Analysis and Forecasting. Wiley-Interscience. New Jersey. [5] P. Ramakhrisna Reddy & B. Sarojamma. 2014. Transformed Variable ARMA Model. International Journal of Statistics and Mathematics, 2: 56-60. [6] Suhartono. 2008. Analisa Data Statistik dengan R. Laboratorium Komputasi ITS. Surabaya. [7] Wei, W. S. 2005. Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods. 2 nd Ed. Temple University Pearson. Philadelphia. JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10