INILAH ADAB-ADAB ISTINJA DAN BUANG AIR

dokumen-dokumen yang mirip

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Bukti Cinta Kepada Nabi

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Permasalahan Adzab Kubur

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Janganlah Berlaku Zalim

Aku telah meminta hujan dengan Majaadiihus Samaa yang dengannya hujan diturunkan.

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Suap Mengundang Laknat

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

BIMBINGAN BAGI ORANG TUA YANG MENGAJAK ANAKNYA SHALAT DI MASJID

Bismillahirrahmanirrahim

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

" Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,...

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan


Batasan Aurat Yang Boleh Dilihat Saat Pengobatan

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

E٤٢ J٣٣ W F : :

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

Barang Dagangan Yang Haram Diperjual-Belikan

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Renungan Pergantian Tahun

3 Wasiat Agung Rasulullah

FIQH THAHARAH. (Bersuci) Oleh : Agus Gustiwang Saputra. Bersuci (menurut Bahasa) adalah : Bersih (Suci) dan terlepas dari kotoran

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Perdamaian Itu Lebih Baik

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Syariat Adalah Amanah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Takwa dan Keutamaannya

: The Prostration of Forgetfulness : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

Bersama Orang Tua Menuju Surga

AKHLAQ. Materi Akhlaq Studi Islam Intensif (SII) YISC Al Azhar

Keistimewaan Hari Jumat

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

Bantal dan Kasur Yang Melalaikan Shalat Subuh

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Motivasi Untuk Bertaubat

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat

Jika Kuburan Dijadikan Tuhan

Ujian Dunia dan Ujian Akhirat

Menjaga Hak-Hak Orang Yang Sudah Tua

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

Sifat Surga dan Penghuninya

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Umur Untuk Amal Shaleh

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Surat Untuk Kaum Muslimin

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Gambaran Wanita Menggunakan Jilbab PUNUK ONTA

Transkripsi:

INILAH ADAB-ADAB ISTINJA DAN BUANG AIR Oleh: Abu Zahroh al-anwar Segala puji dan sanjungan disertai dengan pengagungan dan kecintaan hanya sematamata milih Alloh, yang menjelaskan syari at Islam dengan sempurna. Tidaklah ada sesuatupun dari perkara yang kecil maupun yang besar, dari perkara-perkara yang bersentuhan dengan kehidupan dan kemaslahatan umat manusia, hingga adab istinja dan buang hajat, kecuali telah dijelaskan. Shalawat dan salamtertunjukkan kepada Nabiyulloh Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, isteri-isteri, keluarga, sahabat dan pengikut mereka dalam kebajikan hingga hari pembalasan. Amma ba du. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam telah mengabarkan dalam suatu riwayat yang shahih, bahwa ada seorang yang di adzab dalam kuburnya dengan sebab tidak membersihkan dirinya dari kencing yang menimpa dirinya, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam telah mengabarkan pula bahwa kebanyakan siksa kubur adalah dari sebab kencing. Hal ini memberikan gambaran kepada kita, bahwa perkara yang berkaitan dengan adab istinja dan buang air, sangatlah penting untuk diketahui dan kemudian kita praktekkan dalam kehidupan kita. 1. Makna Istinja Apa yang dimaksud dengan istinja? Istinja adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul dengan menggunakan air yang suci lagi mensucikan atau batu yang suci dan benda-benda lain yang menempati kedudukan air dan batu. 2. Istinja dengan menggunakan air Air adalah seutama-utama alat bersuci, karena ia lebih dapat mensucikan tempat keluarnya kotoran yang keluar dari dubur dan qubul, dibandingkan dengan selainnya. Berkaitan dengan orang-orang yang bersuci dengan menggunakan air, Alloh Ta ala menurunkan firman-nya: Janganlah kamu sholat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bersih. (QS. at Taubah :108) Berkata Abu Hurairah radhiallahu anhu: Mereka istinja dengan menggunakan air, maka turunlah ayat ini di tengah-tengah mereka. (Hadits shohih riwayat Abu Dawud)

3. Istinja dengan menggunakan batu Istinja dengan menggunakan batu, kayu, kain dan segala benda yang menempati kedudukannya-yang dapat membersihkan najis yang keluar dari dibur dan qubuldiperbolehkan menurut kebanyakan ulama. Salman al-farisi radhiallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam melarang kami dari istinja dengan menggunakan kotoran binatang dan tulang. (HR. Muslim) Pengkhususan larangan pada benda-benda tersebut menunjukkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam membolehkan istinja dengan menggunakan batu dan benda-benda lain yang dapat membersihkan najis yang keluar dari dubur dan qubul. Kapan seseorang dikatakan suci ketika menggunakan batu dan selainnya? Seseorang dikatakan suci apabila telah hilang najis dan basahnya tempat disebabkan najis, dan batu terakhir atau yang selainnya keluar dalam keadaan suci, tidak ada bekas najis bersamanya. Beristinja dengan menggunakan batu dan selainnya tidaklah mencukupi kecuali dengan menggunakan tiga batu. Salman al Farizi radhiallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam melarang kami dari istinja dengan menggunakan tangan kanan atau kurang dari tiga batu. (HR. Muslim) 4. Istinja dengan tulang dan benda dimuliakan Seseorang tidaklah diperbolehkan istinja dengan menggunakan tulang, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits Salman radhiallahu anhu di atas. Mengapa dilarang istinja dengan tulang? Ulama mengatakan illah (sebab) dilarangnya istinja dengan menggunakan tulan ialah: a. ) Apabila tulang untuk istinja berasal dari tulang yang najis, tidaklah ia akan membersihkan tempat keluarnya najis tersebut, justru semakin menambah najisnya tempat tersebut. b.) Apabila bersal dari tulang yang suci lagi halal, maka ia merupakan makanan bagi binatang jin, dan harus kita muliakan dan kita hormati. Dalam hadits riwayat Muslim dari jalur Ibnu Mas ud radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Janganlah kalian istinja dengan menggunakan kotoran binatang dan tulang, sebab ia merupakan bekal saudara kalian dari kalangan jin. Berdasarkan illah (sebab) yang disebutkan di atas, maka dikiaskan kepadanya makanan manusia dan binatang, karena bekal manusia dan kendaraannya harus lebih dihormati. Dan sedemikian juga segala benda yang dituliskan di dalamnya ilmu agama Islam, karena ia lebih mulia dari sekedar bekal fisik manusia, terlebih lagi bila didalamnya tertulis al-qur an, sunnah dan nama-nama Alloh. 5. Istinja dengan tangan kanan Tidaklah diperbolehkan istinja dengan menggunakan tangan kanan, karena tangan kanan dipergunakan untuk sesuatu yang mulia, berdasarkan kepada kaidah-kaidah umum syari at Islamiyyah dalam menggunakan tangan dan kaki. Dan dalam masalah istinja ini, ada larang secara khusus dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang disampaikan oleh sahabat Salman al Farisi radhiallahu anhu, yakni: Rasulullah Shallallahu alaihi

wassalam melarang kami dari istinja dengan menggunakan tangan kanan atau kurang dari tiga batu. (HR. Muslim) 6. Disunnahkan buang hajat di tempat yang jauh dari manusia Hal ini dimaksudkan agar uaratnya tidak dilihat oleh orang lain (ketika buang hajat). Ini merupakan suatu adab dan sopan santun yang mulia, di dalamnya terdapat penjagaan kehormatan seseorang, sebagaimana telah dimaklumi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai suri tauladan utama kita, telah mencontohkan hal ini, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh sahabat Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pergi sehingga tidak terlihat oleh kami, lalu menunaikan hajatnya. (HR. Bukhari, Muslim) Namun apabila seseorang buang hajat di tempat tertutup, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya, maka hal itu telah mencukupinya, karena telah didapatkan maksud dari menjauhkan diri dari manusia, yaitu agar auratnya tidak dilihat oleh orang lain (ketika buang hajat). 7. Memilih tempat empuk untuk buang air kecil Bilamana seseorang melakukan buang air kecil di tanah lapang atau padang pasir, maka hendaknya ia memilih tempat yang empuk, agar air kencingnya tidak terpercik kembali ke anggota tubuhnya sehingga ternajisi oleh kencing tersebut. Kalau seseorang mengatakan: Bukankah asalnya tidak ada percikan air kencing ke tubuh, mengapa kita harus menjaga diri seperti ini? Jawab: Karena hal ini tentu saja lebih menyelamatkan diri orang yang buang air kecil. Lagi pula, kencing di tempat yang cadas, terkadang akan membuka pintu was-was. Maksudnya, dia akan terhinggapi rasa takut terkena percikan air kencing, lalu semakin bertambah perasaan tersbeut dan kemudian berubah menjadi was-was, yang tidaklah mengetahui akibat dan kesudahannya kecuali Alloh. Semoga Alloh menyelamatkan kita dari was-was. 8. Kapan membaca do a masuk tempat buang air Ketika seseorang hendak masuk ke WC atau tempat yang dipersiapkan untuk buang air besar atau bunag air kecil, disunnahkan untuk membaca do a masuk tempat buang air. Jika seseorang bertanya: Bagaimana jika buang airnya di tempat terbuka atau tanah lapang? Jawab: Ulama mengatakan, jika seseorang buang air di tanah lapang atau tempat terbuka, maka ia membaca do anya ketika pada langkah terakhir sebelum dia buang air atau ketika dia hendak duduk untuk buang air. Do anya adalah

Dengan menyebut nama Alloh, saya berlindung dari setan laki-laki dan setan perempuan. Lafazh bismillah terambil dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya dengan derajat shohih. Adapun lafazh: terambil dari hadits riwayat Bukhari-Muslim. Barangsiapa membaca bismillah maka ia terlindungi dari pandangan jin, sebagaimana yang disebutkan hadits shohih riwayat Tirmidzi (lihat at-tirmidzi:602) Hikmah disyari atkannya membaca kalimat perlindungan : Ulama mengatakan: Tempat buang air adalah tempat yang jelek dan tempat yang jelek adalah tempat syaitan, karena itulah sangat tepat bilamana masuk tempat tersebut disyari atkan untuk meminta perlindungan terhadap Alloh Ta ala dari kejelekan syaitan laki-laki dan perempuan, agar tidak terkena gangguan kejelekannya. 9. Hikmah do a ketika keluar tempat buang air Ketika seseorang keluar dari tempat buang air, disyari atkan untuk mengucapkan do a: Ya Alloh, aku memohon ampunan-mu. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dll) Apa hikmah disyari atkannya mengucapkan istighfar ketika keluar dari tempat buang air? Jawab: Ulama mengatakan, di antara hikmah yang paling nampak ialah ketika seseorang diringankan dari kotoran dan gangguan fisik, ia teringat gangguan dosa, lantas ia memohon agar Alloh Ta ala meringankan dirinya dari gangguan dan dosa yang dilakukannnya. 10. Bila buang air menghadap matahari dan bulan Sebagian ulama ahli fiqih berpendapat bahwa buang air dengan menghadap ke matahari dan bulan-dalam rangka memuliakan keduanya-tidaklah diperkenankan. Namun bila kita teliti lebih lanjut dan detail, tidaklah ada dalil yang menunjukkan atas larangan ini. Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah: Tidaklah dinukil satu kalimat pun yang berkaitan dengan hal ini, dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, baik dalam hadits dengan sanad shohih maupun dho if, baik mursal (seorang tabi in meriwayatkan hadits secara langsung dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam) ataupun muttashil (bersambung sanadnya) dari awal sanad hingga sampai ke Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam masalah ini, tidaklah ada asalnya dalam syari at. (Hasyiah Roudh Murbi 1/134) Adapun i tiqod (keyakinan) orang awam bahwa bulan adalah wajah wanita, tidak ada dalil yang menunjukkan kepada hal ini. Wallohu A lam.

11. Beberapa tempat yang dilarang untuk buang air a). Ada beberapa tempat yang kita dilarang buang air padanya, di antaranya: Di tempat berteduh dan di jalan umum Diharamkan buang air besar dan kecil di tempat ini karena akan mengganggu orang yang memanfaatkan tempat tersebut untuk berjalan ataupun berteduh. Alloh Ta ala berfirman: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu min dan mu minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. al Ahzab:58) Dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Takutlah kalian dari dua perkara yang menyebabkan laknat! Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apa dua perkara yang menyebabkan laknat tersebut? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Orang yang buang hajat di jalan manusia dan tempat berteduh mereka. (HR. Muslim) b). Di bawah pohon yang dimanfaatkan manusia Hal ini karena akan mengganggu terhadap orang yang akan memanfaatkan pohon tersebut, baik dalam hal memetik buah yang dapat di manfaatkan maupun mengambil kayu atau dahannya; dan seorang muslim tidaklah boleh mengganggu sesamanya, sebagaimana keumuman ayat 58 dari surat al-ahzab di atas, dan juga seorang muslim dilarang memudharatkan orang lain dan membalas kemudharatan dengan kemudharatan yang semisalnya.. c). Di sumber air Hal ini karena mengotori sumber air tersebut dan bahkan bisa jadi akan menajiskannya, jikalau najis yang keluar dari orang yang buang hajat tersebut sampai kepada derajat mengubah rasa, warna, atau bau dari air yang ada di sumber air tersebut. Di samping itu, buang air di tempat ini juga akan mengganggu orang yang akan memanfaatkan sumber air tersebut; sedang seorang muslim tidaklah boleh mengganggu sesamanya, sebagaimana keumuman ayat 58 dari surat al-ahzab di atas, dan juga seorang muslim dilarang memudharatkan orang lain dan membalas kemudharatan dengan kemudharatan yang semisalnya. Selain itu, kencing di sumber air merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan laknat, sebagaimana disebutkan dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Abu Dawud; Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Takutlah kalian dari tiga perkara yang menyebabkan laknat!! Yaitu: buang air besar di sumber air, jalan raya, dan tempat berteduh.

d). Di lubang Seseorang ketika buang iar kecil di tanah lapang, dilarang melakukan kencing di lubang tempat serangga atau binatang melata lainnya. Larangan disini bersifat makruh, bukan haram, karena itulah ia menjadi diperbolehkan jikalau berhajat kepadanya dan tidak ada tempat yang lain kecuali lubang tersebut. Dasar dari larangan ini adalah: 1. Hadits Qotadah dari Abdullah bin Sirjis, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wassalam melarang kencing di lubang. Dikatakan kepada Qotadah: Ada apa dengan lubang? Beliau menjawab: Dikatakan, bahwa lubang adalah tempat tinggan bagi jin. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin rahimahullah: Hadits ini didho ifkan oleh sebagian ulama dan dishohihkan oleh sebagian yang lain. Dan paling rendahnya, hadits ini berderajat hasan, karena para ulama menerimanya dan berhujjah dengannya. (Syarh Mumthi 1/119) 2. Ditakutkan terdapat serangga dan hewan melata lainnya yang bertempat tinggal di tempat tersebut dan kencing kita akan merusak tempat tinggalnya atai ia akan keluar dan menyakiti kita, sedangkan kita sedang kencing atau barangkali ia keluar secara tiba-tiba lalu kita menghindarinya dan akhirnya kita tidak selamat dari percikan kencing kita atau yang lebih besar dari pada hal itu. Di kutip dari Majalah al-mawaddah edisi khusus Tahun ke-1 Romadhon 1428 H/ Oktober-November 2007 (dengan sedikit perubahan).