PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

PENJELASAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2015 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/23/PBI/2009 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

2 Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan proses uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon pemilik dan calon pengelola perbankan syariah melalui pe

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

No Syariah harus tetap memperhatikan azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian sehingga dapat tercipta perbankan syariah yang kuat d

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

BAB I. KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 15 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I. KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa K

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT


- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

No.11/ 28 /DPbS Jakarta, 5 Oktober 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas.

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

USULAN. Menimbang: c.! bahwa untuk mendukung mewujudkan perizinan prima diperlukan pelayanan perizinan yang lebih cepat, tepat, mudah dan transparan;

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN DI INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.03/2016

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

- 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Dalam rangka mendukung perkembangan perekonomian nasional, maka diperlukan lembaga perbankan yang mampu memberikan layanan secara luas kepada masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga perbankan syariah dirasa cukup tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut maka dalam sistem perbankan nasional dimungkinkan adanya pendirian bank syariah yang salah satu jenisnya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Keberadaan BPRS dimaksudkan untuk dapat memberikan layanan perbankan secara cepat, mudah dan sederhana kepada masyarakat khususnya pengusaha menengah, kecil dan mikro baik di perdesaan maupun perkotaan. BPRS sebagai salah satu lembaga kepercayaan masyarakat yang kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah, dituntut agar selalu dapat mengemban amanah dari para pemilik dana dengan cara menyalurkannya untuk usaha produktif dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BPRS harus selalu memegang teguh prinsip kehati-hatian serta mampu menerapkan Prinsip Syariah secara konsisten, sehingga tercipta BPRS yang sehat yang mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Huruf a Huruf b Huruf c Pokok-pokok pengaturan tugas Direksi BPRS dalam anggaran dasar antara lain: 1) tugas dan tanggung jawab; 2) pelaporan; 3) perlindungan dalam pelaksanaan tugas. Huruf d Huruf e Pasal 4 Pasal 5 Yang dimaksud dengan telah beroperasi adalah badan hukum dimaksud telah melakukan kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

-3- Pasal 6 Pembagian zona sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan potensi ekonomi wilayah dan tingkat persaingan lembaga keuangan di wilayah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Penetapan jumlah modal disetor yang lebih tinggi didasarkan pada pertimbangan, antara lain kondisi dan perkembangan perekonomian daerah yang berbeda-beda serta kelangsungan pengembangan kegiatan usaha BPRS ke depan sehingga dapat beroperasi secara berkesinambungan. Pasal 7 Contoh penulisan keterangan atas setoran modal pada bilyet deposito adalah Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan q.q. Sdr. A dengan keterangan untuk pendirian PT BPRS XZY dan pencairannya hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 8 Pasal 9 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Struktur organisasi dan jumlah personalia antara lain meliputi bagan organisasi, garis tanggung jawab horizontal

-4- dan vertikal, serta tingkatan jabatan paling rendah sampai dengan Pejabat Eksekutif. Huruf e Yang dimaksud dengan analisis potensi dan kelayakan pendirian BPRS termasuk rencana bisnis yang merupakan rencana kegiatan usaha BPRS yang memuat paling sedikit: a. tujuan dan alasan pendirian BPRS; b. aspek modal atau sumber dana; c. aspek pasar meliputi antara lain target pasar penghimpunan dan penyaluran dana; d. aspek organisasi dan infrastruktur meliputi antara lain struktur organisasi dan personalia, serta sistem teknologi dan informasi; dan e. aspek keuangan meliputi antara lain kemampuan keuangan dalam rangka memelihara solvabilitas dan pertumbuhan BPRS. Huruf f Huruf g Yang dimaksud dengan rencana bisnis adalah rencana kegiatan usaha BPRS yang paling sedikit memuat: 1. rencana penghimpunan dan penyaluran dana serta strategi pencapaiannya; dan 2. proyeksi neraca bulanan dan laporan laba rugi kumulatif bulanan selama 12 (dua belas) bulan yang dimulai sejak BPRS melakukan kegiatan operasional. Huruf h Huruf i Huruf j Yang dimaksud dengan laporan keuangan BPRS dan/atau lembaga keuangan lain yang dimiliki oleh calon PSP BPRS adalah laporan keuangan yang menunjukkan kondisi: a. tidak dalam keadaaan rugi; dan b. memiliki rasio permodalan, likuiditas, dan rentabilitas yang sehat mengacu pada standar penilaian yang

-5- berlaku bagi masing-masing lembaga keuangan dimaksud. Huruf k Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Huruf a Yang dimaksud dengan penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen antara lain meneliti informasi terkini dari Daftar Tidak Lulus dan Daftar Kredit Macet dari PSP, anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris serta anggota DPS. Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 14

-6- Pasal 15 Contoh: PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ABC ; atau PT BPR Syariah ABC ; atau PT BPRS ABC ; atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ABC ; atau BPR Syariah ABC ; atau BPRS ABC. Pasal 16 Yang dimaksud dengan modal sendiri bersih sebagai berikut: a. bagi badan hukum Perseroan Terbatas atau Perusahaan Daerah adalah penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba, dikurangi penyertaan dan kerugian; b. bagi badan hukum Koperasi adalah penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah dikurangi penyertaan dan kerugian. Pasal 17 Huruf a Tidak termasuk dalam pengertian pihak lain adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau lembaga yang bertugas untuk melakukan penyelamatan BPRS sesuai peraturan perundang-undangan. Huruf b Pasal 18 Yang dimaksud dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya antara lain ketentuan yang mengatur mengenai uji kemampuan dan

-7- kepatutan BPRS, dan ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi. Pasal 19 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan memiliki komitmen yang tinggi antara lain kesediaan untuk membantu mengembangkan BPRS agar menjadi sehat, tangguh dan berkembang (sustainable). Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Persyaratan dan tata cara penilaian pemenuhan persyaratan PSP mengikuti ketentuan mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test). Yang dimaksud dengan pemilik adalah PSP yang berlaku bagi badan hukum berupa Perseroan Terbatas dan Perusahaan Daerah. Yang dimaksud dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris bagi badan hukum selain perseroan terbatas adalah: a. bagi badan hukum koperasi, direksi adalah pengurus dan dewan komisaris adalah pengawas sebagaimana

-8- dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perkoperasian; b. bagi badan hukum perusahaan daerah, direksi adalah direksi dan dewan komisaris adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perusahaan daerah; c. bagi badan hukum yayasan, direksi adalah pengurus dan dewan komisaris adalah pembina sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai yayasan. Ayat (4) Pasal 20 Pasal 21 Perubahan kepemilikan BPRS mencakup: a. penggantian pemegang saham; b. penambahan pemegang saham baru; dan/atau c. perubahan komposisi jumlah kepemilikan saham diantara para pemegang saham lama tanpa penggantian maupun penambahan pemegang saham baru. Yang dimaksud dengan tidak diperlakukan sebagai pengambilalihan (akuisisi) adalah penggantian PSP yang tidak melalui persyaratan dan tata cara pengambilalihan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ayat (4) Perubahan kepemilikan BPRS mencakup: a. penggantian pemegang saham; b. penambahan pemegang saham baru; dan/atau

-9- c. perubahan komposisi jumlah kepemilikan saham diantara para pemegang saham lama tanpa penggantian maupun penambahan pemegang saham baru; dengan atau tanpa disertai dengan penambahan modal disetor. Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan lembaga keuangan mikro syariah adalah antara lain koperasi simpan pinjam syariah, dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

-10- Ayat (4) Pendidikan setingkat Diploma III atau Sarjana Muda harus dibuktikan dengan ijazah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Ayat (5) Yang dimaksud dengan sertifikat kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang berlaku bagi BPR dan BPRS. Ayat (6) Yang dimaksud dengan bertindak independen adalah pengambilan keputusan dilakukan secara professional dan obyektif. Ayat (7) Pasal 28 Yang dimaksud dengan berdomisili di dekat adalah jarak tempuh dapat dicapai melalui perjalanan darat dan/atau air paling lama dalam waktu 2 (dua) jam, pada kondisi normal. Yang dimaksud dengan mayoritas adalah lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh jumlah anggota Direksi. Yang dimaksud dengan hubungan semenda atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal termasuk mertua, menantu, dan ipar, meliputi: a. orang tua kandung/tiri/angkat; b. saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya; c. anak kandung/tiri/angkat; d. kakek/nenek kandung/tiri/angkat; e. cucu kandung/tiri/angkat; f. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau istrinya;

-11- g. suami/istri; h. mertua; i. besan; j. suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat; k. kakek/nenek dari suami/istri; l. suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat; m. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau istrinya. Yang dimaksud dengan lembaga lain antara lain partai politik atau organisasi kemasyarakatan. Yang dimaksud dengan organisasi/lembaga non profit antara lain organisasi asosiasi profesi, asosiasi industri BPRS dan/atau lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia BPRS. Ayat (4) Ayat (5) Pasal 29 Pasal 30 Kedekatan domisili Dewan Komisaris dengan tempat kedudukan BPRS pada prinsipnya dimaksudkan agar Dewan Komisaris dapat melaksanakan tugas secara efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Yang dimaksud dengan berdomisili di dekat adalah jarak tempuh dapat dicapai melalui perjalanan darat dan/atau air paling lama dalam waktu 2 (dua) jam, pada kondisi normal.

-12- Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud dengan pengetahuan di bidang perbankan antara lain meliputi pengetahuan tentang peraturan dan operasional BPRS. Yang dimaksud dengan pengalaman di bidang perbankan dan/atau lembaga jasa keuangan non bank antara lain pemasaran, akuntansi, audit, pendanaan, perkreditan, hukum, atau pengalaman di bidang pengawasan operasional perbankan. Ayat (6) Ayat (7) Rapat Dewan Komisaris ditunjukkan dengan risalah rapat dan dimaksudkan sebagai pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Ayat (8) Pasal 31 Pasal 32 Yang dimaksud dengan mayoritas adalah lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh jumlah anggota Dewan Komisaris. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga dan/atau semenda sampai dengan derajat kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal termasuk mertua, menantu, dan ipar, meliputi: a. orang tua kandung/tiri/angkat; b. saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya;

-13- c. anak kandung/tiri/angkat; d. kakek/nenek kandung/tiri/angkat; e. cucu kandung/tiri/angkat; f. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau istrinya; g. suami/istri; h. mertua; i. besan; j. suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat; k. kakek/nenek dari suami/istri; l. suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat; m. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau istrinya. Pasal 33 Pasal 34 Yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah terjadinya benturan kepentingan ekonomis BPRS dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait lainnya. Pasal 35 Ketentuan ini berlaku juga terhadap peralihan jabatan dari anggota Direksi menjadi anggota Dewan Komisaris atau sebaliknya. Pemberian persetujuan terhadap calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan pada antara lain: a. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan b. uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test)

-14- terhadap calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Pasal 36 Yang dimaksud dengan pemberhentian efektif adalah tanggal setelah pemberhentian yang bersangkutan mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham, serah terima jabatan, atau mekanisme lainnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. Ayat (4) Pasal 37

-15- Ayat (4) Yang dimaksud dengan penggantian adalah termasuk di dalamnya penyelenggaraan RUPS untuk mengangkat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris baru. Ayat (5) Pasal 38 Ayat (4) Ayat (5) Pasal 39 Pasal 40 Huruf a Angka 1 Angka 2 Angka 3 Yang dimaksud dengan memiliki komitmen antara lain kesediaan untuk menyediakan waktu yang cukup kepada BPRS dalam rangka melaksanakan tugasnya secara efektif. Angka 4

-16- Huruf b Yang dimaksud dengan syariah mu amalah adalah hubungan sosial, termasuk kegiatan bisnis, yang sejalan atau didasarkan pada Prinsip Syariah. Huruf c Angka 1 Yang dimaksud dengan daftar kredit macet adalah daftar kredit macet sebagaimana diatur dalam ketentuan yang mengatur mengenai Sistem Informasi Debitur. Angka 2 Pasal 41 ketentuan yang mengatur mengenai pedoman pelaksanaan tugas DPS yang berlaku saat POJK ini dibuat adalah Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/22/DPbS tanggal 27 Juni Tahun 2013. Pasal 42 Pasal 43 Pasal 44 Yang dimaksud dengan informasi lain yang menunjukkan tidak terpenuhinya aspek integritas antara lain dilakukan melalui wawancara, pengamatan dan pengujian (interview, observation and test) pada saat pelaksanaan pemeriksaan

-17- BPRS, informasi riwayat (track record) yang berasal dari hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan atau sumber-sumber lainnya. Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Yang dimaksud dengan pelanggaran ketentuan terkait dengan BPRS antara lain pelanggaran atas: 1. larangan rangkap jabatan dan hubungan keluarga atau semenda serta kewajiban minimum jumlah anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; 2. kewajiban BPRS memiliki paling kurang 1 (satu) pemegang saham dengan persentase kepemilikan saham tertentu; dan/atau

-18-3. kewajiban pemenuhan modal inti minimum. Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51 Pasal 52 Pasal 53 Pasal 54 Tata cara permohonan izin sebagai penerbit kartu ATM dan/atau kartu debet mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d

-19- Huruf e Yang dimaksud dengan pelanggaran ketentuan terkait dengan BPRS antara lain pelanggaran: 1. kewajiban persyaratan Dewan Komisaris dan Direksi meliputi jumlah, perangkapan, dan hubungan keluarga atau semenda; 2. kewajiban memiliki paling kurang 1 (satu) pemegang saham dengan persentase kepemilikan saham tertentu; dan/atau 3. kewajiban pemenuhan modal inti minimum. Ayat (4) Yang dimaksud dengan dikelola sendiri oleh BPRS meliputi pengelolaan sistem secara keseluruhan termasuk infrastruktur, seperti ATM, ADM, dan EDC oleh BPRS. Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Pasal 55 Yang dimaksud dengan kegiatan sebagai acquirer sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu, yaitu: a. Melakukan kerjasama dengan pedagang sehingga pedagang mampu memproses transaksi dari APMK yang diterbitkan oleh pihak selain acquirer yang bersangkutan; dan b. Bertanggung jawab atas penyelesaian pembayaran kepada pedagang. Pasal 56

-20- Pasal 57 Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud dengan 1 (satu) tahap adalah persetujuan pemindahan alamat kantor pusat dengan tetap melakukan persiapan pemindahan alamat kantor pusat sebagaimana yang dilakukan dalam persetujuan prinsip. Ayat (6) Yang dimaksud dengan kantor pusat termasuk kantor cabangnya, dalam hal kantor cabangnya dipindahkan mengikuti kantor pusat. Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Ayat (10) Ayat (11) Ayat (12) Ayat (13) Pasal 58

-21- Pasal 59 Yang dimaksud dengan ditinjau kembali adalah izin pemindahan dibatalkan apabila BPRS tidak dapat menyampaikan alasan yang relevan atas keterlambatan pelaksanaan pemindahan kantor atau diperpanjang apabila penundaan disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dihindari (force majeur) oleh BPRS atau pertimbangan lain yang dapat diterima. Pasal 60 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: a. jarak lokasi kantor lama dengan yang baru; b. jumlah nasabah yang telah dibiayai; dan c. infrastruktur penunjang pada lokasi kantor yang baru. Pasal 61 Pengumuman dapat dilakukan antara lain dengan menempelkan pengumuman di lokasi kantor yang lama. Pasal 62 Pasal 63

-22- Penyelesaian seluruh kewajiban Kantor Cabang kepada nasabah dan pihak lainnya dapat dilakukan antara lain melalui pengalihan seluruh kewajiban kepada kantor BPRS lainnya dari BPRS tersebut atau pihak lain dengan persetujuan nasabah atau pihak lainnya. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Ayat (10) Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Pasal 67 Untuk perubahan anggaran dasar terkait hal-hal yang memerlukan persetujuan disertai bukti persetujuan, sedangkan terkait hal-hal dalam anggaran dasar yang cukup memerlukan pemberitahuan disertai bukti penerimaan pemberitahuan.

-23- Pasal 68 Ayat (4) Contoh: PT BPRS Y menyampaikan rencana perubahan kepemilikan sehubungan dengan pengambilalihan kepemilikan oleh PT BPRS X, namun PT BPRS X belum memenuhi kewajiban penyetoran modal sehingga belum mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Pada saat bersamaan PT BPRS Y telah memperoleh persetujuan perubahan nama terkait pengambilalihan oleh PT BPRS X dari instansi yang berwenang. Selanjutnya PT BPRS Y menyampaikan permohonan perubahan nama kepada Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan akan memberikan persetujuan perubahan nama kepada PT BPRS Y setelah PT BPRS X memenuhi kewajiban penyetoran modal atas pengambilalihan kepemilikan. Ayat (5) Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan diberikan dalam bentuk keputusan. Pasal 69 Pasal 70 Pasal 71 Permintaan pencabutan izin usaha oleh pemegang saham dilakukan berdasarkan keputusan RUPS atau diajukan oleh PSP BPRS.

-24- Pasal 72 Pasal 73 Huruf a Risalah RUPS paling sedikit memuat keputusan yang menyetujui pembubaran badan hukum dan perintah kepada Direksi untuk menyelesaikan seluruh kewajiban BPRS. Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 74 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan menyelesaikan seluruh kewajiban antara lain penyelesaian kewajiban kepada nasabah kreditur, pembayaran gaji terhutang, pembayaran biaya kantor, pajak terhutang, dan biaya - biaya lain yang relevan. Huruf d

-25- Pasal 75 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Termasuk neraca akhir BPRS adalah laporan hasil verifikasi dari kantor akuntan publik atas penyelesaian kewajiban BPRS. Huruf e Surat pernyataan dari pemegang saham BPRS yang menyatakan bahwa seluruh kewajiban BPRS telah diselesaikan dan apabila terdapat tuntutan dikemudian hari menjadi tanggung jawab pemegang saham. Pasal 76 Pasal 77 Bubar dan berakhirnya status badan hukum BPRS dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 78 Pasal 79 Yang dimaksud dengan penutupan sementara adalah penghentian sementara kegiatan pelayanan di kantor BPRS.

-26- Ayat (4) Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPRS. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. Ayat (5) Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman dan/atau foto kopi pengumuman yang ditempel di kantor BPRS. Ayat (6) Pasal 80 Pasal 81 Yang dimaksud kantor meliputi kantor pusat, Kantor Cabang dan Kantor Kas. Pencantuman nama dan jenis kantor BPRS dapat dilakukan antara lain melalui papan nama dan/atau pada dinding atau kaca depan kantor BPRS agar mudah terlihat oleh nasabah. Contoh: 1. Penulisan Kantor Cabang PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH/ BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH/ PT BPR SYARIAH/BPR SYARIAH/ PT BPRS/BPRS/ XXX Kantor Cabang YYY. 2. Penulisan Kantor Kas PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH/ BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH/ PT BPR SYARIAH/BPR SYARIAH/ PT BPRS/BPRS/ XXX Kantor Kas YYY.

-27- Pasal 82 Pasal 83 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan penghentian sementara kegiatan operasional BPRS adalah larangan bagi BPRS untuk melakukan kegiatan antara lain: a. penghimpunan dana; b. penyaluran dana; dan/atau c. penukaran valuta asing, pada Kantor Pusat dan/atau Kantor Cabang BPRS. Huruf e Pasal 84 Pasal 85 Pasal 86 Pasal 87 Pasal 88

-28- Pasal 89 Pasal 90 Pasal 91 Pasal 92 Pasal 93 Pasal 94 Pasal 95 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5839