BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GENERAL FITNESS TRAINING

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

KEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola kehidupan masyarakat zaman modern sekarang setiap hari banyak disibukkan oleh pekerjaan, berangkat kerja pagi hari dan pulang sore hari, bahkan sampai malam hari. Di samping itu, biasanya mereka kurang memperhatikan makan dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup dikerjakan dengan duduk, sehingga orang tersebut secara fisik tidak aktif. Jika memang ada waktu luang/santai mereka lebih cenderung untuk berlibur ke mall atau hanya bermalas-malasan di kamar. Padahal mereka bisa melakukan kegiatan olahraga walaupun hanya sebentar. Tubuh yang sehat merupakan factor yang sangat penting, karena bila tubuh tidak sehat segala aktivitas akan terganggu, sedangkan bila memiliki tubuh sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar dan dapat menikmati hidup dengan senang hati (bahagia). Salah satu cara untuk menjaga kebugaran adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan pola hidup sehat, dan lakukan perubahan menuju pola hidup sehat sedikit demi sedikit, tidak perlu melakukan perubahan secara drastis. Menurut hasil para penelitian para ilmuan di Preventive Medicine Research Institute di Sansalito, California, Amerika Serikat, cara terbaik untuk mencegah penyakit kanker adalah dengan melakukan pola hidup sehat. Memiliki jasmani yang bugar merupakan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia (lansia). Menurut Joko Pekik Irianto (2006) kebugaran dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu : (1) kebugaran statis, (2) 1

2 kebugaran dinamis, (3) kebugaran motoris. Adapun yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang beerlebihan, sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Pendapat lain menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan system tubuh untuk bekerja bersama-sama secara efisien (Corbin dkk, 2007). Agar seseorang dapat dikatakan kebugaran jasmaninya baik maka status setiap komponen harus berada dalam kategori baik. komponen kebugaran jasmani menurut para ahli ada sepuluh komponen, yaitu : 1) daya tahan terhadap penyakit, factor yang mempengaruhi daya tahan terhadap penyakit adalah factor lingkungan, makanan dan factor keturunan. Apabila daya tahan tubuh tidak stabil maka tubuh kita sangat rentan terkena ancaman radikal bebas, 2) kekuatan dan daya tahan otot, kekuatan adalah komponen kebugaran jasmani seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (Imanudin, 2008). Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot untuk berkontraksi scecara terus menerus dan waktu yang lama dengan beban tertentu, 3) daya tahan jantung peredaran darah dan pernafasan, daya tahan jantung perdaran daran dan pernafasan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama, 4) daya otot, adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya, 5) kelentukan, kemampuan tubuh untuk melakukan gerak dalam ruang sendi yang seluas-luasnya, 6) kecepatan, kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Imanudin, 2008), 7) kelincahan,

3 kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat pada waktunya bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuh, 8)koordinasi, kemampuan seseorang menginteregasikan bermacam-mmacam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif), 9)keseimbangan, kemampuan mempertahankan sikap tubuh pada saat melakukan gerakan, tergantung dari kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, dan reseptor pada otot, 10)ketepatan, kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap sesuatu sasaran (Sajoto, 1998). Unsur yang terpenting dalam kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi. Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk befungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya kejaringan yang aktif untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh. Adapun fungsi jantung menurut Sherwoord (2001) adalah sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlakukan agar darah mengalir ke jaringan. Proses pemompaan jantung tergantung sekali pada kembalinya darah ke jantung, serta kuat tidaknya otot jantung berkontraksi. Dalam olahraga yang dinamis jumlah darah yang diedarkan oleh jantung mampu mengikat menjadi 10 kali lipat. Ini disebabkan oleh frekuensi jantung meningkat kurang lebih 2,5 kali dan curah jantung dalam sekali denyut (volume jantung) meningkat menjadi empat kali. Program Peningkatan kebugaran bermanfaat pada tubuh sesuai dari jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan, contohnya : berolahraga. Secara umum olahraga yang dilakukan secara teratur dengan takaran cukup dan waktu yang cukup akan memberikan manfaat terhadap paru-paru - jantung. Ada pun manfaatnya, yaitu : 1) manfaat bagi jantung, yaitu jantung akan bertambah besar dan kuat, sehingga daya

4 tampung besar dan denyutan kuat. Pada orang yang tidak melakukan olahraga, denyut jantung rata-rata 80 kali per menit, sedangkan pada orang yang melakukan olahraga teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per menit, sehingga dalam satu menit dihemat 20 denyutan, dalam satu jam dihemat 1200 denyutan dan dalam satu hari 28.800 denyutan. Dengan demikian jantung menjadi awet dan kita boleh berharap hidup lebih lama dan produktif. 2) manfaat bagi paru-paru, elastisitas paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang-kempis juga bertambah. Selain itu jumlah alveoli yang aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal di atas menyebabkan kasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke darah bertambah. Manfaat jantung dan paru-paru keduanya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan. Latihan didefinisikan sebagai akrifitas olahraga yang dilakukan secara sisrematis dalam jangka waktu yang lama, yaitu dengan penungkatan beban secara progresif sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, tujuannya adalah untuk membentuk dan mengembangkan fungsi fisiologis dan psikologis. Latihan fisik dapat terbagi dalam berbagai macam bentuk. Salah satu pembagian tersebut adalah berdasarkan pemakaian oksigen atau system energy dominan yang digunakan dalam suatu latihan, yaitu latihan aerobic dan anaerobic. Latuhan aerobic adalah latihan yang menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan oksigen dan membutuhkan oksigen tanpa menimbulkan hutang oksigen yng tidak terbayar. Contoh latihan aerobic adalah lari, jalan, treadmill, bersepeda, renang. Sedangkan latihan anaerobic adalah latihan yang menggunakan energy dari pembakaran tanpa oksigen dalam hal ini latihan tersebut menimbulkan hutang atau debit oksigen. Contoh latihan anaerobic adalah lari cepat jarak pendek,

5 angkat beban dan bersepeda cepat. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh energy yang dibutuhkan untuk aktifitas otot dihasilkan oleh proses aerobic dan anaerobic. Latihan lari aerobic adalah berlari yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh dan kecepatan dalam menempuh waktu dengan aturan dan tujuan tertentu pula, sehingga bersifat aerobic. Berlari akan menyebabkan jantung memompa darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Memompa darah ini dibutuhkan oksigen yang cukup. Orang yang bergerak dan beraktivitas akan memicu paru-paru melalui saluran pernafasan saat menghirup oksigen. Maka tubuh pun bisa segar kembali dan bisa lebih berkonsentrasi (Zhakaria, 2010). Latihan berjalan merupakan aktifitas yang sesuai untuk kebanyakan orang termasuk yang sangat tidak bugar, cukup baik untuk meningkatkan kebugaran aerobic, juga bagi mereka yang cukup bugar, bila dilakukan dengan cukup bersemangat dan teratur. Ada tiga bentuk utama dari berjalan untuk kesehatan dan kebugaran yaitu : 1) berjalan dengan santai dengan irama normal, 2) berjalan cepat, 3) berjalan kompetitif untuk berlomba (Giam dkk., 1993). Efek olahraga aerobic adalah kebugaran kardiorespitatory, karena olahraga tersebut mampu meningkatkan ambilan oksigen, meningkatkan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen dan denyut nadi menjadi lebih rendah saat istirahat maupun beraktifitas. Manfaat lainnya, aerobic bisa meningkatkan jumlah kapiler, menurunkan jumlah lemak dalam darah dan meningkatkan enzim pembakar lemak. Penambahan beban pada latihan akan memungkinkan meningkatnya pemakaian oksigen per menit, sampai tercapai suatu angka maksimal. Hal ini terjadi oleh perubahan fungsi kardiorespirasi, seperti denyut nadi, isi sekuncup jantung, tekanan darah, selisih oksigen arteri-vena dan ventilasi paru, sehingga unsure

6 penggunaan oksigen pada latihan adalah salahsatu factor yang menentukan karena keunggulan seorang atlit terletak pada kemampuan menyediakan oksigen sesuai keperluannya. Menurut Nala (2011), mengatakan, bahwa ada beberapa tipe pelatihan dana takarannya yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan daya tahan umum untuk para atlet, yaitu 1) jalan, volume 5km durasi 40-45 menit frekuensi 3-5 kali seminggu, 2) lari, volume 4km durasi 25-30 menit frekuensi 3-5 kali seminggu, 3) bersepeda, volume 10km durasi 20-23 menit frekuensi 3-5kali seminggu, 4) berenang, volume 800 meter durasi 20-25 m3nit frekuensi 3-5kali seminggu. Ketika berlatih frekuensi denyut jantung akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut jantung akan sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas (missal berlari/bersepeda/berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan terasa semakin cepat. Azas Conconi berbunyi hubungan antara frekuensi denyut jantung dan intensitas latihan adalah linier. Selain itu ada istilah titik defleksi (deflection point), atau ambang batas anaerobic (anaerobic threshold), yang mengatakan bahwa jika intensitas latihan dinaikkan, maka frekuensi denyut jantung akan naik, tetapi jika intensitas terus dinaikkan pada suatu saat hubungannya tidak linier lagi (berbentuk garis lurus) melainkan akan ketinggalan (melengkung). Jika pada saat istirahat volume darah sedenyut yang keluar dari jantung (stroke volume = SV) sekitar 70 cc, pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per denyut. Bagi orang terlatih volume sedenyut saat istirahat sekitar sampai 120 cc, pada saat berlatih dapat mencapai 150-170 cc. Frekuensi denyut jantung yang tidak terlatih ketika bangun tidur (istirahat) sekitar 60-70 denyutan per menit, ketika berlatih dapat meningkat anatara 160-170 per menit. Bagi orang yang terlatih denyut jantung bangun tidur lambat, dapat dibawah 50

7 denyutan per menit. Pada saat berlatih meningkat, dapat mencapai sekitar 180 kali denyutan permenit. Curah jantung adalah volume darah yang dapat keluar dari jantung selama satu menit. Besarnya curah jantung adalah frekuensi denyut jantung (banyaknya denyutan selama satu menit) dikalikan volume denyut sedenyut yang keluar dari jantunng. Ketika latihan curah jantung akan meningkat sangat tinggi. Bagi orang yang terlatih kenaikan curah jantung akan jauh lebih tinggi. Hal demikian adalah bertujuan untuk membuang CO 2 yang terjadi ketika latihan. Peningkatan frekuensi denyut jantung yang terus menerus, pada suatu saat tidak akan meningkatkan curah jantung. Setelah 160x per menit bagi yang tidak terlatih, atau 180x per menit bagi yang terlatih maka denyut jantung akan mengalami floater, sehingga volume sedenyut akan berkurang. Frekuensi denyut jantung maksimal (intensitas maksimal/100%) secara sederhana sering ditentukan dengan rumus 220 umur. Curah jantung pada intensitas 100% tidak berbeda banyak dengan curah jantung pada intensitas 90%. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobic dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2max). VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnyaa terjadi kelelahan. (Astorin, 2000). Orang yang kebugarannya baik mempunyai nilai VO2max yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat daripada mereka yang tidak dalam kondisi baik. Pengukuran VO2max ini rupanya dapat digunakkan untuk menganalisis efek dari suatu program latihan fisik. VO2max umumnya digunakan untuk menentukan kemampuan aerobic, dimana kemampuan aerobic akan berkaitan dengan system kardio dan system respirasi.

8 Menurut Cooper (1980), beliau mnyusun The Aerobic Point system atau system nilai aerobic dimana setiap kemampuan tubuh mempergunakan oksigen (VO2max) untuk memperoleh tenaga diberi nilai aerobic. Setiap aktivitas yang memerlukan oksigen dikonsumsi sebesar 7 mili liter per kg berat badan per menit (7ml/kgBB/mnt) diberi nilai aerobic 1 (satu). Dengan mengumpulkan nilai aerobic minimal sebesar 30 nilai dalam seminggu, dianggap takaran pelatihan sudah mencukupi untuk meningkatkan atau memepertahankan daya tahan umum atau kebugaran fisik. Latihan berjalan dan latihan lari secara sistematis takaran pelatihannya sesuai bergantung dari intensitas pelatihan (70% dari kecepatan maksimaln (Herberger, 1977) atau 140-164 denyut nadi permenit), volume pelatihan (terdiri dari durasi pelatihan, interval istirahat 45-90detik, dan jumlah repetisi), dan frekuensi pelatihan tertentu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja otot-otot pernafasan, meningkatkan efisiensi ventilasi paru, meningkatkan volume paru, serta meningkatkan kebugaran, dan kapasitas aerobic.salah satu indicator adanya pengaruh pada kedua latihan tersebut adalah dengan mengukur kebugaran atau kemampuan aerobicnya, yaitu dengan mengukur VO2max. Daftar nilai aerobic menurut Cooper (1980) dari beberapa cabang olahraga, yaitu : 1) bersepeda sejauh 5km ditempuh dalam waktu 9 menit, nilai aerobiknya 3, 2) jalan kaki sejauh 5 km dengan waktu tempuh 44menit, nilsi serobiknys 3, 3) berenang sejauh 300 meter dalam waktu 7.30 menit, nilai aerobiknya 2, 4) lari sejauh 5km di tempuh dalam waktu 40 menit, nilai aerobiknya 6. Dengan adanya tabel system nilai aerobic ini akan di mudahkan untuk meilih jenis pelatihan dan besarnya takaran (intensitas, volume/durasi, frekuensi) yang tepat agar tercapai tujuan pelatihan.

9 Jika jenis olahraga yang dipilih adalah jalan kaki, dengan menempuh jarak 5 km dalam waktu tempuh 45 menit, nilai aerobic yang diperoleh Cuma 3, berarti harus berlatih dua kali sehari, dengan frekuensi 5 kali seminggu, baru bisa memeperoleh nilai aerobic sebesar 30 seminggu. Sedangkan jika memilih jenis olahraga lari, dengan menempuh jarak 5 km dalam waktu tempuh 30 menit, nilai aerobic yang diperoleh Cuma 6 berarti harus berlatih 2 kali sehari dengan frekuensi 3 kali seminggu. Maka lebih mudah, murah dan efektif untuk meningkatkan atau memelihara baik daya tahan umum (daya tahan respirasio kardio vaskuler), maupun kebugaran fisik (physical fitness, kesegaran jasmani). Fisioterapi adalah bentuk pelayanan dalam mengembalikan gerak dan fungsi tubuh. Seperti yang tercantum dalam Kep. Menkes nomor 1363/MENKES/SK/XII/2001 pasal 1 tentang registrasi izim praktek fisioterapi, yaitu: fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada indivisu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, eletroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Dalam hal ini peran fisioterapi sangat penting dalam memberikan latihan terhadap kebugaran untuk pingkatan VO2max. bentuk latihan yang dapat diberikan kepada fisioterapi terutama latihan yang bertujuan untuk maningkatkan VO2max banyak macam latihan yang diberikan. Focus penelitian ini difokuskan pada pemeliharaan ketahanan jantung-paru yang akan mengamati tentang peranan peningkatan VO2max. olahraga yang diteliti adalah bersifat aerobic, yaitu latihan lari dan latihan jalan. Namun demikian olahraga ini perlu dibuktikan apakah benar-benar ada manfaatnya bagi tubuh. Dengan pemaparan tersebut diatas maka penulis tertarik

10 untuk meneliti dan mengetahui Latihan lari 4km dengan durasi 30 menit lebih baik daripada latihan jalan 5km dengan durasi 45 menit dalam meningkatkan nilai konsumsi oksigen maksiimal (VO2max). B. Identifikasi Masalah Memiliki jasmani yang bugar merupakan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia (lansia). Menurut Joko Pekik Irianto (2006) kebugaran dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu : (1) kebugaran statis, (2) kebugaran dinamis, (3) kebugaran motoris. Adapun yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang beerlebihan, sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : umur, jenis kelamin, genetic, makanan, merokok, kebiasaan olahraga, dll. Faktor dalam kebiasaan berolahraga yang paling susah untuk dilakukan, karena di Indonesia khususnya kota Jakarta sudah tidak ada lagi lahan kosong untuk berolahraga maupun bersantai. Tempatnya sudah penuh dengan gedung-gedung yang tinggi. Untuk meningkatan kebugaran seseorang perlu adanya latihan fisik. Karena dengan adanya latihan fisik, kita dapat meningkatkan daya tahan kardiopulmonal kita. Sebenernya bisa saja mereka melakukan olahraga yang bersifat ringan dan efisien; seperti : bersepeda, berlari dan berjalan kaki di daerah sekitar rumah mereka. Berdasarkan paparan tersebut maka pada penelitian ini untuk meningkatkan VO2max pada latihan lari dan jalan dengan jarak dan durasi berbeda sehingga perlu memahami dosis latihan pada program latihan yang diberikan. Dosis yang perlu diperlukan adalah FITTR yang meliputi pengaturan frekuensi, intensitas, durasi, tipe, dan repetisi latihan.

11 Oleh sebab itu dalam penelitian lebih lanjut akan dibahas lebih jauh tentang Latihan lari 4km dengan durasi 30 menit lebih baik daripada latihan jalan 5km dengan durasi 45 menit dalam meningkatkan nilai konsumsi oksigen maksiimal (VO2max). C. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasn diatas maka penulis menerumuskan masalah sebagai berikut : a. Apakah latihan lari 4km dengan durasi 30 menit dalam meningkatan nilai konsumsi oksigen maksimal (VO2max)? b. Apakah latihan jalan 5km dengan durasi 45 menit dalam meningkatan nilai konsumsi oksigen maksimal (VO2max)? c. Apakah latihan lari 4km dengan durasi 30 menit lebih baik daripada latihan jalan 5km dengan durasi 45 menit dalam meningkatkan VO2max? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui beda Latihan lari 4km dengan durasi 30 menit lebih baik daripada latihan jalan 5km dengan durasi 45 menit dalam meningkatkan nilai konsumsi oksigen maksiimal (VO2max). 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengaruh latihan lari 4km dengan durasi 30 menit dalam peningkatan nilai konsumsi oksigen maksimal (VO2max). b. Untuk mengetahui pengaruh jalan 5 km durasi 45 menit dalam peningkatan konsumsi oksigen maksimal (VO2max).

12 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari, mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang sudah dipelajari dan diajarkan oleh dosen. b. Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui sejauh mana manfaat program latihan yg diberikan 2. Bagi institusi pelayanan fisioterapi a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi fisoterapis dalam menentukan suatu program latihan yang berkaitan dengan kebugaran atau VO2max. b. Dapat dijagikaan bahan perbandingan hasil pengukuran yang objektif bagi tingkat kebugaran atau VO2max. 3. Bagi masyarakat a. Diharapkan masyarakat menndapatkan gambaran tentang peran latihan lari dan jalan terhadap kesehatan dan pengaruhnya terhadap kebugaran. b. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya latihan agar banyak penyakit dapat dicegah sejak dini.