MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEKNIK PENGEMBANGAN KAJIAN PUSTAKA. oleh Setyawan Pujiono, S.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DAN TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS KARYA TULIS ILMIAH TERDEKAT BAGI GURU. Eka Zuliana Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMK

Laporan Kegiatan PPM

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Asep Suryana, M.Pd. Residensial Mahasiswa PJJ 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DASAR- DASAR PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: Nurhidayati, M. Hum. FBS UNY

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar di Kelas III SDN 2 Bilo Kecamatan Ogodeide

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN 1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **)

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Ali Muhson, M.Pd.

Model-Model Dan Bentuk Penelitian Tindakan Kelas

P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS I SD NEGERI 222 PASIR POGOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. ini adalah Kemmis dan Taggart. Basrowi mengatakan bahwa penelitian

METODE PENELITIAN. Pada perbaikan ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA GUGUS 4 KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASROOM ACTION RESEARCH) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

III. METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas(PTK) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK/CAR)

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mukhamad Murdiono, M. Pd. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 Tahun 2008 Hal PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Ani Widayati 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

KONSEP DAN PROSEDUR PTK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: SUNARYO SOENARTO

Volume III No. 01 Juni 2016 pissn & eissn

IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PTK MERUPAKAN SALAHSATU JENIS PENEIITIAN YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH GURU ATAU PENGAJAR SEBAGAI PENGELOLA PENDIDIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Transkripsi:

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEKNIK PENGEMBANGAN KAJIAN PUSTAKA oleh Setyawan Pujiono, S.Pd. Dipresentasikan pada Pelatihan Menulis Karya Ilmiah untuk Guru-guru TK Kec. Sewon Kab. Bantul Yogyakarta Kamis, 24 Oktober 2008 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEKNIK PENGEMBANGAN KAJIAN PUSTAKA oleh Setyawan Pujiono A. Pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) telah dilaksanakan oleh para guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah) di berbagai provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, PTK sudah mulai dikenal oleh para guru semenjak tahun 1999. Setelah itu, guru jenjang TK, SD dan SMA juga mengenal dan melaksanakan PTK. Sekarang PTK malah diwajibkan oleh pemerintah kepada guru (Saryono, 2008: 1). PTK dilakukan oleh suatu kelompok atau gugus yang beranggotakan beberapa guru, satu guru inti atau senior, pembimbing atau instruktur, dan kepala sekolah sebagai ketua tim. Jumlah anggota gugus antara 3 s.d. 13 orang. Jumlah anggota gugus dapat lebih kecil, agar setiap anggota mempunyai peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pelaksanaan PTK. Gugus ini mirip dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga PTK sering dianggap sebagai revitalisasi kegiatan MGMP karena masalah yang dibahas jauh lebih terfokus dan mengarah pada pengembangan kompetensi profesional guru. Maraknya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan kajian ilmu yang perlu disikapi oleh kaum akademik. Beberapa jenis penelitian yang ada, Penelitian Tindakan Kelas sangat disukai oleh beberapa peneliti (dosen ataupun guru). Belum diketahui alasannya, mengapa jenis penelitian ini sangat banyak yang melakukannya. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen, guru, dan mahasiswa yang ada diperpustakaan. Untuk lebih jelasnya PTK memang lebih relevan dilakukan oleh guru atau dosen. Karena pada intinya PTK adalah jenis penelitian untuk mengetahui proses pembelajaran dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang urgen. Tujuan yang lebih utama dari penelitian tindakan kelas adalah pemberdayaan orang-orang yang terlibat dalam penelitian tersebut. Kalau penelitian itu di kelas anggota peneliti yang terlibat adalah guruguru dan siswa. 1

Setelah kita mengetahui pengetahuan dasar tentang PTK yang perlu dijelaskan adalah bagaimana mendesain penelitian dan pengembangan kajian pustaka di dalamnya. Penulis mengambil subtema tersebut karena desain penelitian merupakan langkah awal untuk menentukan bagaimana arah dan tujuan penelitian tersebut dilakukan. Setelah itu, referensi dan pengembangan pustaka juga sangat mendukung terhadap proses penelitian. Oleh kaena itu, sangat penting bagi kita untuk menguasai desain model penelitian yang akan menjadi pijakan. B. Perbedaan PTK dan Non PTK Perbedaan antara penelitian formal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disajikan dalam tabel berikut ini. Penelitian Formal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dilakukan oleh orang luar Dilakukan oleh guru/dosen Sampel harus representative Kerepresentatifan sampel tidak menjadi persyaratan penting Mengutamakan validitas internal dan eksternal Lebih mengutamakan validitas internal Menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit Tidak menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit Mempersyaratkan hipotesis Tidak selalu menggunakan hipotesis Mengembangkan teori Memperbaiki praktik pembelajaran Tidak memperbaiki praktik secara langsung pembelajaran secara langsung Hasil penelitian merupakan produk ilmu. Hasil penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran Berlangsung linear (bergerak maju) Berlangsung siklis/siklus Tidak kolaboratif dan individual Kolaboratif dan kooperatif C. Tujuan Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan siswa. PTK juga dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk memberdayakan guru dan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. D. Manfaat Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut: Menumbuhkan budaya meneliti pada guru agar terjadi inovasi pembelajaran. 2

Meningkatkan profesionalisme guru terutama kemampuan dalam menjabarkan kurikulum sesuai dengan tuntutan lokal, sekolah, dan kelas. Meningkatkan mutu pengajaran dan hasil belajar siswa berdasarkan temuan langsung dari kelas guru sendiri. Mengembangkan kerjasama atau kolaborasi antar guru disekolah itu dan guruguru disekolah lain dalam memecahkan masalah pengajaran dan pembelajaran. Menumbuhkan kebiasaan guru melaksakan pembelajaran yang berwawasan penelitian (learning throught research). Membiasakan guru/pihak lain untuk memecahkan masalah dan merumuskan program pembelajaran berdasarkan temuan empiris yang kontekstual. E. Desain Penelitian Tindakan Kelas * Model Kurt Lewin Kurt Lewin merupakan perintis adanya penelitian tindakan untuk meningkatkan kinerja para pekerja pabrik. Ada empat komponen yang dikenalkan dalam penelitian tindakan, yaitu (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (action), (c) observasi (observing), dan (d) refleksi (reflecting).hubungan dari keempat komponen tersebut dimakanai menjadi satu siklus. Tindakan Perencanaan Pengamatan Refleksi Gb. 1. Model Penelitian Tindakan dari Kurt Lewin Berdasarkan gambar di atas bahwa model Kurt Lewin langkah pertama yang dilakukan adalah 1. Perencanaan Merancang penelitian tindakan yang akan dilakukan. Kalau pelaksanaannya di kelas berarti rencana/perencanaan tersebut disesuaikan dengan objek dan masalah yang ditingkatkan. 3

2. Tindakan Melakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan dilaksnakan dengan hati-hati dan teliti agar dicapai peningkatan yang baik. 3. Pengamatan Mengamati dampak tindakan yang dilakukan. Apakah rencana dan tindakannya berhasil atau tidak. Artinya apakah ketika proses ada peningkatan atau tidak (peningkatan motivasi/semangat, peran, dan hasil) 4. Refleksi Membuka dan membahas kembali terhadap apa yang telah dilakukan. Refleksi di sini untuk mengetahui kekurangan, kelemahan dan ketidakberhasilan tindakan yang telah dilakukan kemudian menyusun rekomendasi dan saran-saran untuk melangkah pada siklus berikutnya jika belum tuntas. * Model Kemmis dan McTaggart Model Kemmis dan McTaggart merupakan pengemabangan dari model yang dikenalkan oleh Kurt Lewin. Perbedaannya hanya terletak pada komponen action dan observing dijadikan satu komponen/tindakan. Alasan penggambungan itu adalah adanya satu kesatuan waktu, artinya ketika tindakan berlangsung, maka observasi juga harus mulai dilakukan. Jadi model Kemmis dan Mc Taggart mempunyai tiga komponen utama yaitu: planning, action (observing), dan reflecting. Perbedaan lain dengan model yang pertama adalah tidak adanya pembatasan siklus tergantung seberapa kebrhasilan/peningkatan yang ingin diperoleh. Prosedur dalam penelitian tindakan kelas (PTK) alurnya terarah dan terencana. Untuk melaksanakan rencana penelitian yang terarah dan teratur dalam prosesnya yang panjang dan kompleks, maka peneliti membagi pelaksanaan penelitian ini dalam tiga siklus (tidak dibatasi) dan dilanjutkan dengan pengamatan, refleksi dan pelaporan. Siklus tersebut adalah pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus ke III. Peneliti kemudian mempertajam judul atau objek penelitian, mengidentifikasi masalah penelitian, mereviu kepustakaan, menetapkan konsep dan tujuan penelitian. Pada saat di lapangan, peneliti melakukan bimbingan, tanyajawab, pengamatan, pencatatan dan mengumpulkan sumber data. Peneliti melakukan kunjungan beberapa kali untuk melakukan aksi dan pengumpulan data. 4

Berdasarkan refleksi yang dilakukan tim peneliti, kemudian dirancanglah penelitian berikutnya dengan membuat skenario tindakan baru yang merupakan perbaikan/revisi yang telah dilaksanakan di siklus pertama. Plan Reflection Action/ Observation Revised Reflection Action/ Observation Revised dst Gambar.2. Model PTK Kemmis dan McTaggart Jumlah siklus secara teoretis tanpak tidak ada batasan. Untuk membatasi seberapa jauh tindakan sudah dikatakan berhasil, maka harus ditentukan kriteria hasil pencapaian melalui tindakan yang dilakukan. Kriteria ini merupakan kriteria hasil yang harus dicapai oleh tim peneliti. * Model John Elliot John Eliot juga mengembangkan model PTK yang mengadopsi dari konsep model Kurt Lewin. Model ini juga menggunakan siklus-siklus yang harus dilalui dalam penelitian. Perbedaan model ini pada penggunaan istilah perencanaan umum, yang meliputi semua hal dari bahan, alat, sarana, termasuk rencana skenario pembelajaran. Dalam komponen perencanaan umum ada tindakan 1, 2, dan 3 yang bertujuan untuk mengajarkan pokok bahasan yang berbeda sehingga perlu tindakan yang berbeda pula. 5

Dari ketiga model PTK yang dikenalkan di atas, model Kemmis dan McTaggart merupakan model penelitian yang paling banyak dipakai oleh peneliti karena mudah dipahami. F. Menyusun Kajian Teori dalam PTK Penelitian merupakan kegitan ilmiah/akademik yang harus dipertanggungjawabkan secara logis. Salah satu pedoman dasar penelitian sebagai kegiatan akademik adalah adanya referen atau acauan teori dalam penelitian. Kajian teori akan menjadi dasar atau pondasi penelitian yang dilakukan. Kegiatan penelitian biasanya diawali dengan masalah yang di alami atau diamati. Masalah-masalah tersebut tidaklah hanya dijawab oleh pengalam seseorang, tetapi dapat dibuktikan dari hasil penelitian ataupun kajian ilmiah orang lain. Untuk mendapatkan jawaban yang ilmiah dan logis tentunya perlu didukung oleh kajian teori yang relevan. Bukti empiris kebenaran jawaban terhadap suatu permasalahn diperoleh dari teori yang sesuai dan konkrit dengan gejala permasalahan tersebut. Lebih jelasnya kajian teori hukumnya wajib untuk mengacu/mereferen masalah penelitian yang kita lakukan. Dengan adanya teori, peneliti dapatmenganalisis dan merancang berbagai alternatif jawaban pembuktian terhadap tindakan penelian. * Penguasaan Teknik Membaca Sintopik Teknik membaca sintopik merupakan kegiatan membaca dari berbagai macam buku/sumber untuk mencari kebenaran tentang suatu topik yang dihendaki. Syarat pertama dalam membaca secara sintopis adalah menyadari bahwa lebih dari satu buku diperlukan untuk menjawab pertanyaan tertentu. Mengetahui buku mana yang harus dibaca merupakan syarat kedua. Variasi sumber bacaan (dua buku atau lebih tentang masalah yang sama) tersebut akan sangat membantu kita untuk menjadi kaya akan referensi suatu topik kajian penelitian. Prosedur memeriksa buku yaitu, pertama memeriksa semua buku-buku dalam daftar itu. Kedua, membaca secara inspeksional (keterikatan waktu). Ketiga, membacanya secara analitis bagian-bagian penting. Lima tahap dalam memabaca sintopikal adalah. I : temukan bagian-bagian penting untuk keperluan anda II : temukan istilah-istilah apa yang digunakan dan diartikan oleh pembaca 6

III : sediakan proposisi (dalil-dalil) untuk permasalahan anda (buat pertanyaan-pertanyaan apa yang dibutuhkan) IV : jelaskan masalah-masalahnya artinya menyusun pikiran-pikiranpara penulis itu dalam suatu pembahasan pendapat mereka secara teratur. V : analisis pembahasan tersebut. Sasaran membaca sintopis adalah untuk membandingkan bukan jawaban-jawaban akhir atas pertanyaan, atau pemecahan akhir atas persoalan yang telah anda mulai. Pembaca sintopis harus objektif dan jujur dalam menganalisis permasalahan. * Teknik Menyusun Kajian Teori Untuk menulis dan mengacu sumber teori merupakan keterampilan tersendiri bagi seorang peneliti. Karena dengan kajian teori yang baik dan relevan akan dihasilkan karya yang baik pula. Hal tersebut membutuhkan pengetahuan, keuletan dan kecermatan dalam menentukan dan mengambil keputusan menuliskan teori. Kusmiatun, (2007: 52) menyatakan bahwa kajian teoretis dalam rangka penelitian dapat berupa kajian teori terkait, kajian penelitian terdahulu, dan kerangka pikir. Kajian teori terkait dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu. 1) Kajian teori yang dijadikan referen harus terkait dengan unsur topik (judul) penelitian. Kesesuaian teori menjadi pondasi kejelasan terhadap maksut peneliti secara eksplisit. Untuk lebih mengetahui secara jelas, maka peneliti perlu memperhatikan bagianbagian dalam kajian teori yang telah dipilih. Misalnya judul penelitiannya adalah: Peningkatan Kemampuan Pemerolehan Kosa Kata dengan Media Gambar Berseri Siswa di TK Ngudi Luhur Yogyakarta. Maka kajian teori yang harus dirujuk antara lain: 1) kemampuan perolehan kosa kata, 2) media gambar berseri, 3) karakter belajar siswa TK, 4) cara belajar memperoleh kosa kata dll. 2) Acuan teori dipilih yang baru/aktual Kebaruan dalam mengabil sumber acuan merupakan keputusan yang penting. Karena perkembangan keilmuan yang selalu berkembang, maka suatu teori perlu di update secara terus menerus. Akan tetapi, belum tentu teori lama sudah tidak uptodate lagi tergantung pada kerelevanan pernyataan thesis yang ada. Jika kita mengambil teori yang baru, hendaknya buku yang diterbitan lima tahun terakhir. 3) Pengutipan sumber harus jelas Kutipan merupakan bagian pernyataan, mendapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis atau penulis sendiri yang telah direkomendasikan. 7

Tujuan penggunaan penelitian yaitu: 1) menegaskan isi uraian, 2) membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat penulis, 3) mengetahui materi dan teori yang digunakan penulis, 4) mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan, 5) menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan dibahas, 6) mencegah plagiat. 4) Kajian teori menyertakan pendapat dan argumen yang jelas Kajian penelitian yang pernah dilakukan orang lain juga sangat diperlukan untuk memperkuat terhadap penemuan penelitian berikutnya. Hasil penelitian tersebut dapat kita gunakan sebagai penguat kajian teori penlitian yang kita lakukan. Selain itu, hipotesa dari penelitian sebelumnya dapat membantu kita dalam melaksanakan penelitian agar diperoleh simpulan yang relevan dan logis. Kerangka pikir yang logis perlu dikembangkan sehingga diperoleh hasil penelitian yang ilmiah. Teori yang ada menjadi dasar ilmiah untuk menopang pemecahan masalah yang disusun peneliti. Oleh karena itu, argumen peneliti akan semakin kuat, meyakinkan, dan teruji kebenarannya. Kerangka pikir dapat disusun pula dalam bentuk peta konsep ataupun ulasan argumentatif. Demikianlah manfaat memilih desain model penelitian dan teknik menyusun kajian teori sehingga diperoleh kesistematisan pikir yang runtut dan terarah. Pemilihan desain model penelitian merupakan pijakan peneliti untuk membuka jalan penelitian, sehingga tujuan yang diinginkan akan tercapai. Selain itu, langkah berikutnya akan diperoleh keruntutan berpikir untuk menentukan kajian teori yang tepat bedasarkan judul atau topik penelitian. Selamat menentukan desain model penlitian dan mengembangkan kajian teori dengan runtut dan menyenangkan. Selamat meneliti. G. Daftar Pustaka Hopkins, D. (1993). A Teacher s Guide to Classroom Research (2 nd ed.). Philadelphia: Open University Press. Saryono, J. 2008. Penelitian Tindakan (Action Research). Makalah Prapasca. Universitas Negeri Malang. Pardjono. 2007. Model dan Desain Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan dalam Pelatihan PTK bagi CPNS Dosen UNY Zamzani. Dkk. 2007. Pelatihan Classroom Action Research Guru-guru taman Kanakkanak Se-DIY. FBS. UNY. 8