ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID YANG TERKANDUNG DALAM HERBA KOMFREY (Symphytum officinale L.) ASAL TANA TORAJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

3 Metodologi Penelitian

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

Transkripsi:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID YANG TERKANDUNG DALAM HERBA KOMFREY (Symphytum officinale L.) ASAL TANA TORAJA Wa Ode Rustiah Dosen Jurusan Kimia, Fak. Sains dan Teknologi. UIN Alauddin Makassar Email:tia_devina@yahoo.com Abstract: Has done research on the isolation and identification of compounds alkaloids contained in the komfrey (Symphytum officinale L.) from Toraja. The aim of this research is to determine alkaloid contained in komfrey with infra red spectrophotometry the results from two dimensional thin layer Chromatography a fraction using silica gel GF254 stationary phase and mobile phase chloroform: methanol (8:2) form a blue color staining with Rf value of 0.82 and a positive result is suspected alkaloids. From the results of identification using infrared spectroscopy, results show komfrey suspected to contain alkaloid compounds. mean 0,81 %. Key words: Komfrey (Symphytum officinale L.),Alkaloids, Infrared Spectroscopy. I. PENDAHULUAN K ekayaan herbal di Indonesia memang dapat dibanggakan. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern. Tetapi, sumber daya alam (SDA) tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1.200 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan di teliti sebagai obat tradisional. (Khoirul & Arifah, 2010). Keberadaan tanaman sebagai obat sudah dikenal sejak ribuan tahun lampau. Resep diwariskan turun-temurun, yang tadinya hanya dikenal kalangan tertentu kemudian menyebar hingga masyarakat luas. Dunia mencatat tradisi herbal berkembang pesat di dunia timur. Modernisasi mentautkan tanaman obat dengan dunia farmasi. Perlahan lahan keampuhannya diakui kalangan ilmiah. Walaupun begitu pemakaian obat tradisional tetap mendapat tempat. Dengan 333

334 _ Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 3, November 2014 (Edisi Sains) langkah dan cara pengolahan yang benar, khasiat tanaman obat tidak akan berubah (Trubus, Vol.08). Agar penggunaan obat tradisional dalam upaya kesehatan dapat ditingkatkan dan lebih dipertanggung jawabkan perlu didukung dengan upaya penelitian dan pengembangan setiap tanaman obat. Tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat berkhasiat diantaranya adalah tanaman komfrey (Symphytum officinale L.). Tanaman ini banyak digunakan untuk pengobatan pada rematik, luka memar, hemostatik, batuk berdahak, diabetes, dan hipertensi (Dalimartha, 2006). Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Amrizal (1988) FMIPA program studi farmasi menyatakan bahwa efek Farmakologis lnfus daun komfrey 20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan yang sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang mengandung nitrogen yang aktif secara farmakologis yang berasal dari tanaman, mikrobia, atau hewan. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam amino. Sejumlah alkaloid alami dan turunannya telah dikembangkan sebagai obat, misalnya obat mata, pengobatan bradikardia, antipiretik, analgesik, anti-inflamasi, obat malaria dan antitusiv. Alkaloid juga bisa digunakan sebagai insektisida (Rohman, 2009). A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa alkaloid yang terkandung dalam herba komfrey secara spektrofotometri infra merah. B. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh data kimia herba komfrey sehingga penggunaannya sebagai obat tradisional tidak hanya berdasarkan pengalaman tetapi telah didukung dengan data ilmiah.

Wa Ode Rustiah, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid yang terkandung dalam _ 335 II. METODE PENELITIAN A. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquades (H 2 O), Amonium hidroksida, Asam klorida (HCl), Herba Komfrey (Symphytum officinale L.), Kloroform, KBr, dan Metanol. B. Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca analitik, aluminium foil, batang pengaduk, botol selai, botol semprot, botol vial, chamber, corong kaca, corong pisah, spatula, erlemeyer, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring, kertas whatman, lampu UV, oven, pipa kapiler, pipet tetes, rotavapor,water bath dan instrument IR. C. Prosedur Penelitian 1. Preparasi sampel Sampel yang digunakan adalah herba Komfrey (Symphytum officinale L.) yang berasal dari daerah Toraja, Sulawesi Selatan diambil langsung pada pagi hari. Herba Komfrey yang telah diperoleh disortasi basah dengan air yang mengalir hingga bersih kemudian dipotong potong kecil dan dikeringkan dengan cara diangin anginkan. Selanjutnya dibuat serbuk dengan derajat halus yang sesuai. a. Ekstraksi sampel Herba komfrey diambil sebanyak 1 kg dimasukkan dalam wadah maserasi, ditambahkan metanol hingga simplisia tersebut terendam, dibiarkan selama 5 hari dalam bejana tertutup dan terlindung dari cahaya sambil berulang ulang diaduk. Setelah 5 hari simplisia disaring dan ampasnya direndam lagi dengan metanol. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali, hasil penyarian yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan retavapor sampai diperoleh ekstrak metanol kental. b. Ekstraksi dengan pelarut kloroform Ekstrak metanol yang diperoleh disuspensikan dengan air suling dan ditetesi dengan HCL lalu di ukur ph(1-3). Kemudian diekstraksi dengan pelarut kloroform sebanyak 50 ml dengan menggunakan alat corong pisah. Setelah diekstraksi terjadi dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan kloroform, selanjutnya

336 _ Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 3, November 2014 (Edisi Sains) lapisan air ditambahkan NH 4 OH diukur ph(8-10). Kemudian diekstraksi kembali dengan pelarut kloroform sebanyak 50 ml dengan menggunakan alat corong pisah. Ekstrak kloroform yang diperoleh diuapkan dengan cara diangin anginkan. c. Identifikasi dengan pereaksi kimia Ekstrak kloroform yang diperoleh diuji dengan menggunakan pereaksi kimia yaitu Dragendroff, positif alkaloid jika timbul endapan merah bata dan pereaksi Mayer, positif alkaloid jika timbul endapan putih. d. Kromatografi lapis tipis Ekstrak kloroform yang diperoleh kemudian dipantau dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silica gel 60 GF254 dan fase gerak Kloroform : Heksan perbandingan 6:4, 7:3, 8:2, dan 9:1. Bercak yang diperoleh diamati dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm. e. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif Ekstrak kloroform yang diperoleh kemudian dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis preparative dengan pengembang Kloroform : Heksan dan diperoleh beberapa pita. Masing-masing pita yang diperoleh dikerok dan dilarutkan dalam kloroform kemudian disaring dan ditampung sebagai fraksifraksi. f. Identifikasi dengan KLT 2 dimensi KLT 2 dimensi dilakukan terhadap fraksi noda tunggal. Fraksi tunggal yang diperoleh ditotolkan pada silica Gel60F254 ukuran 10 x 10 cm dengan cairan pengelusi Kloroform : Metanol (7:3) dan setelah terelusi di keluarkan dari chamber, dikeringkan kemudian dideteksi dengan penampak noda sinar UV 254 nm selanjutnya lempeng diputar 90 kemudian di elusi kembali dengan cairan pengelusi Kloroform : Metanol (8:2) untuk arah 2. Setelah terelusi di keluarkan dari chamber lalu dikeringkan. 1) Deteksi noda dengan Lampu UV-254 nm Masing masing fraksi yang diperoleh dipantau kembali dengan menggunakan kromatografi lapis tipis, selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan kromatografi lapis tipis 2 dimensi dan diamati dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm untuk mendapatkan noda tunggal.

Wa Ode Rustiah, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid yang terkandung dalam _ 337 2) Identifikasi dengan spektrofotometer Infra merah Untuk analisis spektroskopi infra merah dilakukan terhadap hasil isolasi sebanyak 1 mg yang dicampur dengan 10 100 mg KBr dalam kondisi tanpa air. Bahan dibuat pellet dengan menggunakan cetakan. Pellet KBr tersebut diukur serapannya pada gelombang 4000 667 cm -1 (Giwangkara, 2007). Spektrofotometer secara otomatis membaca sejumlah radiasi yang menembus sampel dengan kisaran frekuensi tertentu dan merekam pada kertas berapa persen radiasi yang ditransmisikan. Radiasi yang diserap oleh molekul muncul sebagai pita spektrum. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk herba Komfrey (Symphytum officinale L.) dimaserasi dengan menggunakan pelarut Metanol bertujuan untuk mengikat senyawa-senyawa metabolit sekunder herba Komfrey yang bersifat polar dan non polar. Filtrat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan alat rotavapor sehingga diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak metanol yang diperoleh kemudian diuji golongan senyawa alkaloid. Tabel 1. Hasil Uji pendahuluan Kode sampel Ekstrak Kloroform Pereaksi Pengamatan Ket Dragendroff Menurut pustaka Endapan Merah bata Hasil pengamatan Endapan Merah bata Mayer Endapan Putih Endapan Putih + + Keterangan : + = Positif mengandung Alkaloid

338 _ Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 3, November 2014 (Edisi Sains) Tabel 2. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak Kloroform Komfrey (Symphytum officinale L.) dengan cairan pengelusi Kloroform : Heksan (6:4) Noda Nilai Rf Warna bercak pada UV 254 nm Warna bercak dengan H 2 SO 4 10 % + UV 254nm 1 0,65 Biru Merah 2 0,25 Kuning muda Kuning kecoklatan Tabel 3. Hasil identifikasi KLTP dan warna noda (pita) Fraksi A dan B dan KLT ekstrak Kloroform Komfrey (Symphytum officinale L.) dengan cairan pengelusi Kloroform : Heksan (6 : 4) Pita Warna pita Fraksi Jumlah noda Nilai Rf Warna noda 1 Kuning A 1 0,62 Hijau tua 2 Orange B 2 0,72 0,82 Ungu Kuning tua Isolasi secara Kromatografi Lapis Tipis Preparatif senyawa alkaloid dari ekstrak kloroform dengan cairan pengelusi kloroform : metanol (7:3) menghasilkan 2 fraksi. Dari 2 fraksi tersebut pada fraksi A yang menampakkan noda tunggal yang diduga senyawa Alkaloid setelah diidentifikasi dengan KLT kemudian dibuktikan dengan Kromatografi Lapis Tipis Dua Dimensi. Tabel 4. Hasil identifikasi KLT dua dimensi Fraksi A ekstrak Kloroform Komfrey (Symphytum officinale L.) dengan cairan pengelusi kloroform: metanol (7:3) dan (8:2) Fraksi A Kloroform :metanol Warna noda Sinar UV Jumlah noda 1 arah I Biru 1 noda 2 arah II Biru 1 noda

Wa Ode Rustiah, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid yang terkandung dalam _ 339 Tabel 5. Hasil analisis spektrum Infra Merah senyawa dari isolat fraksi A No Bilangan gelombang (cm -1 ) Pada spektra Pada pustaka Stanley dkk (1988) Bentuk pita Kemungkinan Gugus fungsi 1 3415,93 3200-3600 Sedang N H 2 2924,09 2700-3000 Tajam C H 3 2360,87 2400-2100 Sedang C N 4 1712,79 1900-1650 Sedang C = O 5 1465,90 1475-1300 Tajam C = C Aromatik 6 1095,57 1050-1270 Tajam C=O 7 802,39 802,39 Tajam C H Penelitian ini diawali dari pengambilan sampel yang berasal dari daerah Tana Toraja. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena metanol dapat menarik senyawa polar dan nonpolar yang terkandung dalam daun komfrey selanjutnya diuapkan dengan alat rotavapor hingga diperoleh ekstrak metanol kental. Kemudian diekstraksi dengan menggunakan corong pisah dengan menggunakan pelarut kloroform. Digunakan kloroform karena kloroform memiliki daya larut besar untuk melarutkan alkaloid dan kemungkinan terurai lebih kecil dibanding dengan pelarut yang lain. Selanjutnya ekstrak kloroform (I) kemudian ditambahkan larutan HCl hingga ph larutan 1-3 agar terbentuk garam alkaloid, sehingga alkaloid dapat tertarik dari larutannya. Larutan yang telah bersifat asam kemudian diekstraksi menggunakan kloroform dan air. Hasil ekstraksi membentuk 2 lapisan, yaitu lapisan bawah yang merupakan lapisan kloroform dan lapisan atas merupakan lapisan air. Hal ini dikarenakan berat jenis kloroform lebih besar dibanding dengan berat jenis air. Kedua lapisan tersebut dipisahkan, selanjutnya lapisan air diekstraksi kembali dengan kloroform dan ditetesi NH 4 OH hingga ph larutan mencapai (8-10). Perlakuan tersebut dilakukan agar garam alkaloid membentuk basa bebas alkaloid. Penambahan NH 4 OH berfungsi sebagai senyawa aktif yang berada pada sampel yang terekstraksi dalam kloroform dalam suasana basa. Hasil ekstraksi

340 _ Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 3, November 2014 (Edisi Sains) membentuk dua lapisan, lapisan air dengan lapisan kloroform. Kemudian lapisan kloroform diambil dan diuapkan hingga ekstrak kering. Kemudian dilakukan uji pendahuluan dengan pereaksi kimia yaitu pereaksi Dragendroff menghasilkan endapan merah bata dan uji pereaksi Mayer menghasilkan endapan putih. Hasil ini sesuai dengan literatur yang artinya positif mengandung senyawa alkaloid. Hasil KLT menggunakan lempeng yang mengandung silika gel 60GF254 dan fasa gerak yang digunakan adalah campuran pelarut kloroform : heksan (6:4). Hasil yang diperoleh pada lampu UV 254 nm yakni dua buah noda yang berwarna biru dan kuning muda dengan nilai Rf 0,65 dan 0,23. Berdasarkan hasil KLT, diketahui noda berwarna biru merupakan alkaloid. Menurut (Wagner, W.L., Herbst, D.R., Sohmer, S.H., 1999) di bawah lampu UV 254 nm senyawa alkaloid pada umumnya berwarna biru, biru kehijauan atau ungu berfluoresensi. Selanjutnya dilakukan pemisahan komponen kimia dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dengan eluen kloroform : heksan (6:4) dan diperoleh 2 pita/fraksi yaitu fraksi A berwarna kuning dan fraksi B berwarna orange kemudian di KLT kembali menggunakan pengembang yang sama. Selanjutnya Fraksi A diidentifikasi lagi dengan kromatografi dua dimensi untuk membuktikan senyawa tersebut tunggal dengan menggunakan pelarut kloroform : metanol (7:3) dan (8:2) dan hasilnya adalah bahwa fraksi A memperlihatkan noda tunggal baik arah pertama maupun arah kedua. Kemudian diidentifikasi lanjut dengan menggunakan spektrofotometer infra merah dan hasil analisis menggunakan spektroskopi Infra merah menunjukkan adanya gugus N-H pada daerah bilangan gelombang 3415,93 cm -1 dan diperkuat dengan adanya gugus C-N pada daerah bilangan gelombang 2360,87 cm -1. Kemudian pada daerah bilangan gelombang 2956,87cm -1 dan 2924,09cm -1 terdapat dua pita merupakan gugus C-H dan diperkuat dengan adanya gugus C-H pada daerah bilangan gelombang 802,39 cm -1. Pada bilangan gelombang 1739,79 cm -1 dan 1712,79 cm -1 merupakan gugus C=O, pada bilangan gelombang 1465,90 cm -1 merupakan gugus C=C dari senyawa aromatik. Adanya gugus C=0 pada daerah bilangan gelombang 1095,57cm -1 dan 1024,20 cm -1 memberikan kekuatan adanya gugus ester. Maka dari hasil identifikasi dengan menggunakan spektroskopi infra merah pada sampel herba komfrey teridentifikasi mengandung senyawa alkaloid.

Wa Ode Rustiah, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid yang terkandung dalam _ 341 IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap herba Komfrey (Symphytum officinale L.) dapat disimpulkan bahwa: a. Dari hasil Kromatografi Lapis Tipis Dua Dimensi fraksi A dengan menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak kloroform:metanol (8:2) membentuk bercak noda warna biru dengan nilai Rf 0,82 dan teridentifikasi mengandung senyawa alkaloid. b. Dari hasil identifikasi menggunakan spektrofotometer infra merah diperoleh spektrum absorbsi pada bilangan gelombang (cm -1 ) 3415,93 (gugus N-H), 2956,87 dan 2924,09 (gugus C-H), 2360,87 (gugus C-N), 1712,79 dan 1739,79 (gugus C=O), 1465,90 1653 (gugus C=C dari senyawa aromatik), 1095,57 dan 1024,20 (gugus C=O, gugus ester). Hasil ini menunjukkan herba komfrey teridentifikasi mengandung senyawa alkaloid. DAFTAR RUJUKAN Dalimartha, 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus agriwidya,jakarta. Harbone, J.B, 1987. Metode Fitokimia, Terjemahan oleh K. Padmwinata dan Iwang Sudiro. ITB. Bandung Khoirul., Fa Alifah. 2010. Sapu Bersih Semua Penyakit Dengan Ramuan Tradisional. Citra Media; Yogyakarta. Kovar & Auterhoff. 2002. Identifikasi Obat Terbitan V. Penerbit ITB. Bandung Nadjeeb, 2007. Ringkasan kuliah fitokimia 2 [online], (http:/chem.-is-tryorg/artikel fitokimia/ ringkasan kuliah fitokimia 2 /) diakses 23 april 2013. Pine, S., 1988. Kimia Organik I. Penerbit ITB; Bandung. Plantamor, 2012. Komfrey. [Online]. (http://www.plantamor.com) Diakses 25 April 2013. Rohman, Abdul. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Graha Ilmu. Yogyakarta Socrates, G., 1994, Infrared Characteristic Group Frequencies Tables and Charts, New York, John Wiley and Sons.

342 _ Jurnal Teknosains, Volume 8 Nomor 3, November 2014 (Edisi Sains) Sarker & Nahar, 2007.Kimia farmasi. Penerbit Pustaka pelajar. Yogyakarta. Trubus, Tanpa Tahun. Herbal Indonesia Berkhasiat. Vol.08. Wagner, W.L., Herbst, D.R., Sohmer, S.H., 1999, Manual of the Flowering Plants of Hawaii, University of Hawaii Press and Bishop Museum Press, Honolulu