BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TANYA JAWAB PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN 8 TAHUN 2006

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

NASKAH SOSIALISASI PERAT A URAN A B ERSAM A A

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

G U B E R N U R JAMB I

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA. Penulis telah memaparkan pada bab-bab yang terdahulu mengenai dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/312/KEP/ /2016

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR &S TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Penyebab Terjadinya Konflik Pendirian Rumah Ibadah. pendirian rumah ibadat yang tidak memenuhi syarat.

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

TANYA JAWAB BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI DEMAK NOMOR 457/29 TAHUN 2015 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

SAMBUTAN MENTERI AGAMA

Oleh: H. Ismardi, M. Ag Dosen Fak. Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau/Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kota Pekanbaru.

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

BAB II KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN RUMAH TOKO MENJADI RUMAH PERIBADATAN (STUDI DI KOTA SAMARINDA)

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

WALIKOTA SURABAYA TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 412 /KPTS/013/2016 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 66 /KPTS/013/2013 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RUU KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (Naskah Sekretariat DPR RI) Dr. Rudi Subiyantoro, M.Pd PUSAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 65 /KPTS/013/2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 217 /KPTS/013/2015 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

TANYA JAWAB BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk membangun

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM PROVINSI JAMBI

Izin Mendirikan Bangunan

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB III DATA DEMOGRAFI PENELITIAN. banyaknya curah hujan 0,36 mm/tahun serta merupakan dataran rendah.

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara tercinta Indonesia mempunyai berbagai macam agama yakni Islam,

EXECUTIVE SUMMARY STUDI KASUS PENDIRIAN GEREJA BEREA DAN GEREJA BKP HOLIS BANDUNG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF LINTAS AGAMA DAN PENGUKUHAN PENGURUS FKUB KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

PROSEDUR PENDIRIAN RUMAH IBADAT. Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama R.I

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

GUBERNUR JAWA TIMUR K E P U T U S A N G U B E R N U R J A W A T I M U R NOMOR 188/57/KPTS/013/2007 T E N T A N G P R O V I N S I J A W A T I M U R

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terkenal kaya akan keanekaragamannya. Keanekaragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya berbagai suku, agama, ras, dan kebudayaan. Kekayaan keanekaragaman ini memang menambah khazanah bangsa indonesia tetapi hal itu juga menyimpan banyak perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan konflik. Konflik pertama diawali dengan konflik laten kemudian apabila itu dibiarkan secara terus menerus akan berkembang menjadi konflik secara fisik. Lewis Coser mengungkapkan bahwa Konflik adalah suatu perjuangan untuk mencapai tujuan tertentu dimana tujuan tertentu yang berlainan dan ketika tujuan tersebut sulit didapat, lama kelamaan konflik ini dapat berlanjut dengan tujuan saling menyakiti (Suminar, 2003: 137). Banyak sekali konflik antar umat beragama yang terjadi di Negara Indonesia. Mulai dari perselisihan antar pemeluk agama, permasalahan rumah ibadah sampai permasalahan pribadi yang dibawa keranah agama. Konflik antar umat beragama adalah konflik yang sangat sensitif sekali karena hal ini menyangkut agama. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rusnaini, Hendri N, dan Rini T (2012: 15) menjelaskan tentang konflik antar pemeluk agama di Surakarta Konflik yang paling sering terjadi adalah konflik pemeluk agama Islam dan Kristen berkaitan pembangunan tempat ibadah. Pada bulan Desember 2010, pembangunan gereja di pinggir kali daerah Sangkrah di protes dan di datangi kelompok laskar. Konflik terjadi karena kelompok laskar memprotes di bangunnya gereja karena sejak musibah kebanjiran, umat Kristen yang tinggal di bantaran kali sudah direlokasi ke tempat lain. Kebebasan beragama adalah hak asasi setiap manusia. Sahibi Naim (1983: 28) berpendapat bahwa Kemerdekaan beragama merupakan salah satu hak yang paling asasi, karena kebebasan beragama langsung bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Kebebasan memeluk agama di Indonesia diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 yaitu 1

2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Terlihat jelas bahwa kemerdekaan beragama adalah hak asasi manusia dan negara dengan tegas melindungi kebebasan beragama penduduk Indonesia. Penduduk melaksanakan kegiatan keagamaan, tentunya membutuhkan rumah ibadah. Selain untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, tempat ibadah juga digunakan untuk menyebarkan ajaran keagamaan. Nurcholish Madjid (2001: 64) mengemukakan bahwa Rumah ibadah adalah simbol keagamaan yang paling tinggi, dimana digantungkan makna kehidupan hakiki serta harapan dan masa depan dunia lain yang lebih sesuai dengan doa setiap habis sembahyang. Namun sekarang banyak ditemukan konflik umat beragama yang dipicu karena rumah ibadah. Menurut Rudiansyah Putra Sinaga (2012: 3) Pendirian dan pembangunan rumah ibadah yang forum eksternum menjadi isu yang dapat memicu ketegangan dan bahkan konflik antar warga berbeda agama (http://lbhyogyakarta.com). Adanya berbagai permasalahan antar umat beragama, dimana hal ini dapat mengancam keutuhan bangsa. Maka berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2006 dan Nomor 8 tahun 2006 terbentuklah Forum Kerukunan Umat Beragama di provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan pasal 1 butir 6 peraturan tersebut, Forum Kerukunan Umat Beragama atau yang disingkat FKUB memiliki tujuan Forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi Pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Jadi dibentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama bertujuan untuk menjaga kerukunan di masing-masing daerah. Begitu juga di Kota Surakarta yang masyarakatnya sangat majemuk, untuk menjaga kerukunan, Pemerintah Kota Surakarta mendirikan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) melalui Keputusan Walikota Nomor : 450/20/1/2007 maka terbentuklah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Surakarta. Melalui Keputusan Walikota Nomor : 450/20/1/2007 maka terbentuklah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Dewan commit Penasehat to user Forum Kerukunan Umat Beragama

3 (FKUB) di Kota Surakarta dijelaskan bahwa Forum Kerukunan Umat Beragama memiliki tugas: 1. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. 2. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. 3. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota. 4. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. 5. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan rumah ibadat. Berdasarkan tujuan dan tugas terlihat bahwa Forum Kerukunan Umat Beragama memegang peranan penting dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kota Surakarta. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama, akan terpelihara kerukunan umat beragama di Kota Surakarta, mengingat kondisi masyarakat Surakarta sangat majemuk jika dilihat dari segi agamanya. Salah satu tugas yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama adalah memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadah oleh masyarakat. Rumah ibadah adalah tempat untuk beribadah umat beragama, jadi Forum Kerukunan Umat Beragama sangat berperan mengenai pendirian rumah ibadah. Namun demikian, nampaknya pelaksanaan pemeliharaan kerukunan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama di Kota Surakarta masih berjalan kurang optimal dan tidak sesuai tujuan karena sampai saat ini masih banyak terjadi konflik rumah ibadah di masyarakat. Terbukti dengan adanya beberapa konflik rumah ibadah yang terjadi di Kota Surakarta. Berbagai konflik rumah ibadah ditunjukkan dengan berbagai permasalahan rumah ibadah di Kota Surakarta. Menurut data inventarisasi permasalahan pendirian rumah ibadah di Kota Surakarta, Seksi Kesatuan dan Ketahanan Bangsa, di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surakarta. Tahun 2009, tidak terpenuhinya unsur kerukunan atas rencana pendirian rumah ibadah yaitu di Gereja Bukit Sion Kelurahan Tipes Kecamatan Laweyan. Tahun 2011, adanya aduan dari Forum Silahturahmi Masjid Etan Tanggul terkait pendirian pembangunan yang akan digunakan commit untuk to peribadatan user Gereja yang diduga belum

4 memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon. Tahun 2012, penolakan dan pencabutan dukungan oleh warga setempat terhadap rencana pendirian gereja GISI di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari. Berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan kepada Bapak Joko Sudibyo selaku Kasi Kesatuan dan Pertahanan Bangsa, beliau menuturkan: Konflik rumah ibadah terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi IMB rumah ibadah sebelum mendirikan rumah ibadah. Di tahun 2013 ini terjadi beberapa masalah mengenai rumah ibadah, diantaranya: (1) Pengaduan dari masyarakat, ada sebagian warga yang tidak setuju dengan berdirinya gereja di Kampung Jayengan Kelurahan Notosuman...(2) Ada pengaduan dari masyarakat tentang rumah warga yang dijadikan tempat peribadatan di Pajang...(3) Ada pengaduan dari masyarakat, Hotel Novotel di Kecamatan Banjarsari digunakan untuk tempat peribadahan jemaat gereja Mawar Sharon (Wawancara di Kantor Kesbangpol, Selasa 9 April 2013). Terlihat dari paparan di atas, terjadinya konflik rumah ibadah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat Surakarta dalam memenuhi persyaratan izin mendirikan bangunan (IMB) rumah ibadah sebelum mendirikan rumah ibadah sehingga terjadi pertentangan di dalam masyarakat. Jika hal ini tidak segera diatasi maka konflik yang awalnya kecil dapat berubah menjadi besar apalagi ini menyangkut rumah ibadah umat beragama. Beberapa konflik rumah ibadah yang terjadi di Kota Surakarta menunjukkan kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama masih belum optimal dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kota Surakarta. Pemeliharaan kerukunan umat beragama di Kota Surakarta belum berjalan secara efektif dan tidak sesuai dengan tujuan. Adanya konflik rumah ibadah dapat menghambat persatuan dan kesatuan Negara Indonesia sehingga diperlukan optimalisasi kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama dalam mengendalikan konflik rumah ibadah di Kota Surakarta. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul Pengendalian Konflik Rumah Ibadah melalui Optimalisasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Surakarta dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengendalikan konflik rumah ibadah melalui optimalisasi kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Surakarta dalam perspektif pendidikan kewarganegaraan? 2. Apa sajakah hambatan yang dihadapi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama dalam mengendalikan konflik rumah ibadah di Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengendalian konflik rumah ibadah melalui optimalisasi kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Surakarta dalam perspektif pendidikan kewarganegaraan. 2. Untuk mengetahui hambatan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam mengendalikan konflik rumah ibadah di Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu yang ada kaitannya dengan masalah pengendalian konflik rumah ibadah melalui optimalisasi kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam perspektif pendidikan kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis a. Secara praktis penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi Forum Kerukunan Umat Beragama dalam mengendalikan dan mengatasi konflik rumah ibadah yang bermunculan di Kota Surakarta. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran alternatif bagi penanganan konflik rumah ibadah antar umat beragama.