BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis stress..., A. Pawitra Indriati, FE UI, 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRESS TESTING VAR PADA RISIKO PASAR PORTOFOLIO EFEK PT DA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pasar modal di Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

Panduan Berinvestasi Melalui Reksadana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aktiva riil (real

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini modal telah menjadi komponen yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian


BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. keuangan (Ruky, 1999: 22). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Pasar Modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal (capital market) pada dasarnya merupakan pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB II PROSES BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu ataupun keluarga pasti menginginkan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan portfolio trading atau jual beli efek adalah salah satu kegiatan usaha, terutama pada perusahaan yang bergerak di industri pasar modal, untuk meningkatkan pendapatan usaha dari keuntungan jual beli efek (capital gain). Menurut Stoll (1988, hal.20), yang dimaksud dengan portfolio trading adalah kegiatan jual beli efek oleh perusahaan, yang dalam hal ini dilakukan oleh dealer. Efek dibeli pada harga serendah-rendahnya, dengan harapan untuk dapat menjual kembali efek tersebut pada harga setinggi-tingginya. Kegiatan ini diawali dengan ekspektasi bahwa efek yang dibeli saat ini akan mengalami kenaikan harga di masa yang akan datang (1988, hal.20). Pada saat harga efek telah mengalami kenaikan, akan dilakukan penjualan atas efek yang dimiliki tersebut. Dari perbedaan harga yang terjadi, akan didapatkan capital gain (Jones, 2010, hal.129). Efek yang belum dijual kembali akan dicatat sebagai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Di pasar modal, harga efek akan selalu mengalami pergerakan (fluktuasi). Prediksi (forecast) arah pergerakan harga yang dilakukan oleh para analis tidak dapat dipastikan kebenarannya secara akurat meskipun dapat dijadikan pedoman atau gambaran umum (Jones, 2010, hal.287). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga efek di pasar modal. Bahkan, pergerakan harga efek sejenis pun akan berbeda satu sama lain pun baik secara besaran maupun arahnya. Terjadinya pergerakan harga adalah hal yang diharapkan oleh para dealer dalam melakukan kegiatan jual beli efek, karena pergerakan kenaikan harga (upside movement) akan menghasilkan potensi keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, pergerakan penurunan harga (downside movement) akan menimbulkan eksposur potensi kerugian atas efek yang dimiliki. Pergerakan harga di pasar modal ini dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya risiko kerugian secara finansial yang harus ditanggung jika sewaktu-waktu terjadi penurunan nilai aset. Jumlah kerugian ataupun keuntungan yang terjadi (realised loss/gain) akan 1

2 tercermin dalam kinerja perusahaan sebagai adanya Laba (Rugi) dari Jual Beli dan Pelunasan Efek pada Neraca Laba Rugi Laporan Keuangan Perusahaan (Laporan Keuangan Tahunan PT DA, Catatan 2.d). PT DA adalah salah satu perusahaan yang membawahi anak-anak perusahaan yang bergerak di pasar modal, dimana kegiatan usahanya sangat berkaitan erat dengan pergerakan harga efek dan surat berharga. Perusahaan ini dibentuk oleh pemerintah tahun 1976 dan ditujukan untuk membantu pemerintah dalam memperkenalkan dan menggiatkan pasar modal. Pendapatan yang diterima oleh perusahaan terdiri dari pendapatan dari beberapa aktivitas usaha (Gambar 1.1) dengan pendapatan dari kegiatan jual beli efek yang mengalami kerugian pada tahun-tahun 2001, 2005 dan 2008, sebesar Rp.55,9 milyar, Rp.18,8 milyar, dan Rp.218,4 milyar. (Rp.milyar,-) 350,0 250,0 150,0 50,0 (50,0) (150,0) 2000* 2001 2002 2003 2004* 2005 2006 2007 2008 2009 (250,0) Pdptn Bunga dan Dividen Pdptn Jasa Penjaminan Emisi Efek Pdptn Murabaha Pdptn Jasa Laba (Rugi) Jual Beli dan Pelunasan Efek Gambar 1.1 Pendapatan Usaha PT DA Tahun 2000-2009 Sumber : Laporan Keuangan PT DA tahun 2000-2009 *) restated

3 Tabel 1.1 Pendapatan Jual Beli Efek Tahun Laba (Rugi) Jual Beli Efek (Rp. juta) 2000 83.616 2001 (55.974) 2002 108.354 2003 63.524 2004 107.984 2005 (18.799) 2006 47.503 2007 76.648 2008 (218.410) 2009 (64.764) Sumber: Laporan Keuangan (Audited) PT DA tahun 2000 2009 Pendapatan Laba (Rugi) dari Jual Beli dan Pelunasan Efek terdiri kegiatan jual beli beberapa jenis efek yaitu saham, surat hutang, unit reksadana, dan valuta asing. Gambar 1.2 menunjukkan bahwa kerugian signifikan masing-masing disebabkan karena kerugian reklasifikasi aset (pada tahun 2001), jual beli efek saham (tahun 2008), dan transaksi valutas asing (tahun 2009) yang saat ini tidak lagi dilakukan. Kemungkinan terjadinya kembali kerugian yang disebabkan oleh sangat kecil, maka pembahasan akan ditekankan kepada kemungkinan kerugian yang terjadi karena jual beli efek saham. Rp.milyar 60,0 40,0 20,0 0,0 (20,0) (40,0) (60,0) (80,0) (100,0) 2000* 2001 2002 2003 2004* 2005 2006 2007 2008 2009 Laba (Rugi) Efek Saham Laba (Rugi) Efek Obligasi Laba (Rugi) Efek Pasar uang Laba (Rugi) Efek Reksadana Laba (Rugi) Komoditas Berjangka Laba (Rugi) Penjualan Efek TSD Unrealised loss due to reclass Laba (Rugi) Efek TSD Others Gambar 1.2 Pendapatan Jual Beli dan Pelunasan Efek Tahun 2000-2009 Sumber : Laporan Keuangan PT DA tahun 2000-2009 *) restated

4 Untuk pasar saham, khususnya pasar saham Indonesia, indikasi utama yang dapat menggambarkan kondisinya adalah indeks harga saham-saham yang telahh terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Indeks Harga Saham gabungan (IHSG). Indeks pada BEI juga mengalami pergerakan. Pergerakan ini memberikan potensi keuntungan maupun kerugian untuk aset saham yang dimiliki perusahaan, adanya pergerakan ini dianggap hal wajar. Pada waktu tertentu, dapat juga terjadi pergerakan yang sangat tajam karena adanya kondisi tertentu dan inilah yang dianggap sebagai kondisi ekstrim (extreme events) di pasar modal. Dalam hal terjadinya kenaikan yang ekstrim, keuntungan (capital gain) atas aset yang dimiliki dapat segera direalisasikan. Sebaliknya, jika terjadi penurunan yang ekstrim, potensi kerugian akan membayangi kinerja perusahaan. Pada titik tertentu, perusahaan dihadapkan pada kondisi harus melakukan penjualan efek yang dimiliki, antara lain karena tuntutan likuiditas atau adanya kebijakan stoploss, yang menyebabkan terjadinya realisasi kerugian efek (realised capital loss). Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya rugi dari kegiatan jual beli efek. 200 180 160 140 Re based Indeks (%) 120 100 80 60 40 20 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 1.3 Pergerakan Indeks Saham Gabungan Tahunan (2000-2009) Sumber: Bloomberg, diolah dengan Microsoft Excel Sepanjang tahun 2000-2009, IHSG juga mengalami fluktuasi (Gambar 1.3). Jika dilakukan perbandingan pergerakan IHSG pada setiap tahun berjalan (dengan menggangap titik awal tahun selalu sebagai titik nol), pasar modal

Indonesia telah beberapa kali mengalami kondisi penurunan ekstrim yaitu pada tahun 2000 dan 2008. Tabel 1.2 Titik terendah IHSG dan Pendapatan Jual Beli Efek Saham Tahun Titik terendah IHSG pada tahun berjalan Laba (Rugi) Jual Beli Efek Saham (Rp. juta) 2000 59,70 17,06 2001 82,35 (2,02) 2002 86,08 (11,77) 2003 89,27 (6,14) 2004 96,62 62,46 2005 99,39 (6,01) 2006 100,00* 8,83 2007 92,94 (7,56) 2008 40,48 (99,14) 2009 93,32 6,25 Sumber: Bloomberg, diolah dengan Microsoft Excel dan Laporan Keuangan (Audited) PT DA tahun 2000 2009 *)Indeks mengalami kenaikan sepanjang tahun berjalan sehingga titik terendah adalah nilai indeks pada awal tahun. 5 Gambar 1.4 menunjukkan bahwa kerugian signifikan dari kegiatan jual beli efek saham pada tahun 2008 terjadi bersamaan dengan terjadinya penurunan IHSG pada titik yang paling ekstrim dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rp.milyar 80,00 60,00 40,00 20,00 (20,00) (40,00) (60,00) (80,00) (100,00) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 % 180 160 140 120 100 80 60 40 20 Laba (Rugi) Jual Beli Efek Indeks Re based Gambar 1.4 Titik terendah IHSG dan Pendapatan Jual Beli Saham tahun 2000-2009 Sumber: Bloomberg, diolah dengan Microsoft Excel dan Laporan Keuangan PT DA

6 Di tahun 2000, pada saat indeks mengalami penurunan ekstrim, perusahaan masih membukukan laba dari kegiatan jual beli efek saham, begitu pula pada tahun-tahun 2001, 2002 dan 2009. Terjadinya kerugian bisa disebabkan oleh hal lain diluar rutinitas jual beli efek, misalnya pada tahun 2005 lebih karena adanya perubahan kebijakan perusahaan, dimana diputuskan untuk melakukan penjualan atas efek dalam tempo yang relatif singkat. Risiko yang secara umum diartikan sebagai uncertainty of outcomes (Jorion, 2007, hal.79), merupakan risiko aset individual yang tergabung dalam portofolio. Pada kondisi terjadi penurunan harga efek, perusahaan mengalami kerugian karena penurunan nilai aset portofolio. Penurunan nilai aset dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan potensi timbulnya kesulitan dalam menjalan kegiatan usaha. Risiko keuangan yang mungkin timbul karena penurunan nilai aset kemudian menjadi perhatian utama manajemen untuk melakukan pengelolaan antara risiko dan imbal hasil (managing risk and return). Pada titik ini, manajemen risiko diperlukan untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi kerugian yang akan melampaui batas kemampuan keuangan perusahaan (to suffer from unacceptable losses) (Best, 1998, hal.2). Perhitungan risiko keuangan (financial risk) yang paling umum dilakukan dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR). Nilai VaR dapat memberikan nilai risiko keuangan suatu portofolio (multi-assets) dalam pergerakan harga pasar yang normal (normal market behaviour). VaR didefinisikan sebagai nilai maksimum kerugian yang mungkin terjadi pada suatu portofolio, selama jangka waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu (Best, 1998, hal.10). 1.2 Rumusan Masalah Dalam rangka melakukan pengelolaan antara risiko dan imbal hasil dari kegiatan jual beli efek, dilakukan perhitungan nilai VaR sehingga dapat diperkirakan nilai maksimum kerugian atas portofolio yang dimiliki. Namun, pada saat terjadinya kondisi ekstrim (seperti jika terjadi stock crash market tahun 2008), kerugian yang dialami akan jauh melebihi perkiraan kerugian yang telah dihitung berdasarkan nilai VaR. Pada tahun tersebut, kerugian dari kegiatan jual beli efek mencapai

7 Rp.218,4 milyar dengan total pendapatan usaha pada tahun yang sama sebesar Rp.219,9 milyar (termasuk kerugian dari kegiatan jual beli efek), seperti disajikan pada Lampiran.1. Kondisi ekstrim di pasar modal dapat terjadi sewaktu-waktu. Manajemen perlu mengetahui potensi kerugian yang mungkin terjadi jika kondisi ekstrim terjadi di pasar modal. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah melengkapi perhitungan VaR dengan analisis perhitungan stress testing. Nilai VaR hanya memberikan gambaran untuk potensi rugi pada pergerakan harga pasar di kondisi normal, sedangkan analisis stress testing menggambarkan potensi kerugian pada pergerakan harga pasar ekstrim. Analisis dan perhitungan stress testing dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu analisis sensitivity maupun scenario. Pada pendekatan analisis sensitivity, dilakukan perhitungan if-analysis atas kerugian yang mungkin terjadi ketika satu faktor risiko yang berpengaruh berubah dengan asumsi faktor risiko lain tetap. Pada pendekatan analisis scenario, perhitungan if-analysis dilakukan berdasarkan perubahan secara simultan pada beberapa faktor risiko yang berpengaruh pada aset. Skenario yang digunakan dalam tesis ini dipilih dari kejadian historis yang pernah terjadi di pasar modal Indonesia dalam sembilan tahun terakhir dan bukan dengan hypothetical scenario. Beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Berapa potensi risiko kerugian yang terjadi atas aset portofolio (khusus efek saham) dalam kondisi harga pasar yang normal? (b) Berapa potensi risiko kerugian atas portofolio yang sama jika terjadi kondisi ekstrim? (c) Aset individual manakah yang mengalami tekanan atau stress dalam kondisi terjadinya kondisi ekstrim? (d) Dengan mengetahui hasil analisis, langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh perusahaan ataupun investor secara umum?

8 1.3 Tujuan Penelitian Pada penulisan tesis ini akan dilakukan analisis stress testing terhadap portofolio perusahaan pada aset saham pada saat tertentu, dengan tujuan sebagai berikut: (a) Mengetahui besarnya potensi kerugian finansial atas portofolio yang dimiliki pada tanggal 31 Mei 2010. (b) Memberikan gambaran atas potensi kerugian portofolio yang sama pada beberapa skenario kondisi ekstrim. (c) Untuk mengetahui tingkat tekanan atau stress pada masing-masing aset individual pada skenario kondisi ekstrim. (d) Hasil analisis stress testing dapat digunakan sebagai langkah antisipatif untuk kebutuhan modal kerja atau perubahan kebijakan portofolio. 1.4 Batasan Penelitian Pembahasan akan dilakukan dengan memperhatikan beberapa batasan yaitu: (a) Tesis akan difokuskan pada risiko keuangan yang terjadi karena kondisi pasar (market risk) yang mengalami pergerakan ekstrim. Kondisi penurunan ekstrim dapat menyebabkan potensi kerugian pada kegiatan jual beli efek perusahaan, sehingga analisis stress testing akan dilakukan untuk mengantisipasi kerugian yang signifikan. (b) Posisi portofolio saham simulasi pada 31 Mei 2010 digunakan dengan mempertimbangkan bahwa dengan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini di Eropa sebagai akibat lanjutan dari krisis sub-prime mortgage, jika tidak dapat dikontrol dapat memberikan imbas kepada perekonomian dunia. (c) Faktor risiko yang digunakan adalah perubahan harga efek saham. (d) Penentuan kondisi ekstrim dilakukan dengan menganalisis kondisi ekstrim pasar modal Indonesia (BEI) selama tahun 2000 hingga tahun 2009. Periode ini dinilai cukup mewakili mempertimbangkan selesainya krisis keuangan tahun 1997 yang disertai peningkatan indeks harga saham gabungan sejak tahun 2000 dab krisis sub-prime mortgage yang bersifat global yang akhirnya berpengaruh kepada pasar saham di Indonesia pada tahun 2008. Setelah krisis tahun 2008 dan sejak pertengahan tahun 2009 IHSG sudah kembali rebound hingga saat dilakukannya penelitian ini.

9 1.5 Manfaat Penelitian Analisis stress testing untuk portofolio PT DA yang dilakukan pada tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah antara lain: (a) Perusahaan dapat menentukan strategi (a.l.: mengantisipasi kebutuhan modal kerja ataupun mengubah kebijakan portofolio) dengan lebih efektif berdasarkan gambaran besaran risiko tersebut, terutama berkaitan dengan pencapaian kinerja yang meningkatkan shareholder dan stakeholder value. Meningkatkan reputasi perusahaan di mata nasabah lokal maupun asing dengan melakukan penerapan manajemen risiko yang berstandar internasional. (b) Analisis stress testing juga dapat memberikan gambaran umum kepada para investor, baik institusi maupun individual, untuk mengetahui potensi kerugian maksimum atas saham individual yang dimilikinya. (c) Penerapan analisis stress testing VaR juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, dalam hal ini kementrian BUMN, pada institusi BUMN yang memiliki portofolio (aset keuangan) dalam jumlah besar (antara lain: Yayasan Dana Pensiun dan Jamsostek). Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pengelolaan risiko potensi kerugian pada institusi BUMN secara keseluruhan. 1.6 Metode Penelitian Kajian teori disusun berdasarkan berbagai literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Pengumpulan data primer atas perubahan harga saham yang termasuk dalam aset portofolio posisi 31 Mei 2010, dilakukan untuk memperoleh keterangan mengenai: (a) Perubahan harga penutupan saham harian dan return dalam periode tertentu di waktu yang telah lalu. (b) Nilai eksposur dari masing-masing aset saham individual yang membentuk aset portofolio.

10 Tahap selanjutnya setelah mendapatkan nilai VaR adalah melakukan analisis atas hasil perhitungan, melakukan analisis stress testing pada portofolio yang sama, melakukan analisis, dan membuat kesimpulan dan saran. 1.7 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan karya akhir ini ini akan disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan tentang kegiatan jual beli efek (portfolio trading), pengertian risiko dan risiko pasar, pengertian dan definisi Value at Risk (VaR), landasan teori nilai VaR aset individual maupun aset portofolio dan pendekatan perhitungan yang dapat digunakan, dan landasan teori analisis stress testing dengan metode analisis scenario. Bab 3 Data dan Metodologi Penelitian Dalam bab ini dijelaskan tentang obyek penelitian, pemilihan dan cara untuk mendapatkan data, pemilihan metodologi penelitian, dan pengelolaan data, sehingga dapat digunakan untuk melakukan perhitungan nilai VaR dengan metode yang telah ditentukan. Pengelolaan data dilakukan untuk perhitungan nilai VaR aset individual maupun portofolio dan nilai VaR stress testing untuk aset individual dan portofolio. Bab 4 Analisa dan Pembahasan Pembahasan bab ini dimulai dengan pembahasan hasil nilai VaR aset individual dan portofolio untuk kedua metoda yang digunakan, pembahasan analisis stress testing VaR pada beberapa skenario. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini memuat kesimpulan atas hasil penelitian berdasarkan pendekatan model yang digunakan dan saran-saran agar dapat digunakan sebagai pengembangan untuk proses analisis risiko PT DA.