BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Maret Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' Maret 2003

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d September Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' September 2003

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni 2006 Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Kasus HIV-

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' March 2007 Source: Directorate General CDC & EH Ministry of Health, Republic of Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni 2008 Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI

Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' September 2007 Source: Directorate General CDC & EH Ministry of Health, Republic of Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Desember 2008 Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' December 2007 Source: Directorate General CDC & EH Ministry of Health, Republic of Indonesia

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Cases of HIV/AIDS in Indonesia Reported thru' March 2008 Source: Directorate General CDC & EH Ministry of Health, Republic of Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Oleh: Logan Cochrane

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Maret 2009 Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. global. Penyakit AIDS bukanlah jenis penyakit baru dalam dunia kesehatan, namun

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

2

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh kepada tingkat yang paling rendah hal ini disebabkan oleh suatu virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus ini pertama diidentifikasikan oleh seseorang yang bernama Luc Montainer di Institut Pasteur, Paris pada tahun 1983. Karakteristik virus ini sendiri baru diketahui oleh Robert Gallo dan Jay Levi di Amerika Serikat pada tahun 1984 1. Kasus pertama yang pernah dilaporkan terdapat di Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dalam kurun waktu 10 tahun penularannya telah menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia sendiri kasus pertama yang pernah dilaporkan pada tahun 1987 di Bali dari seorang turis, dan diperkirakan penderita HIV/AIDS mencapai angka 90.000 130.000 pada tahun 2005. Dari penularannya seperti yang sudah diketahui bahwa virus ini bisa masuk ketubuh manusia melalui 2 : - Darah. - Air mani ( cairan, berbeda dengan sperma ). - Cairan Vagina. - Air susu ibu ( ASI ). Kegiatan yang dapat menularkan HIV adalah 3 : Hubungan seks tidak aman / tanpa kondom baik itu vaginal intercourse, anal sex ataupun oral sex. Air mani, air urin, atau darah yang sudah terinfeksi yang mengenai luka pada tubuh seseorang. Penggunaan jarum suntik / tindik / tato dengan menggunakan peralatan yang tidak steril dan bergantian. Tindakan medis yang memakai peralatan yang tidak steril, misalnya; peralatan dokter gigi. Penerimaan transfusi darah yang mengandung HIV. Seorang IBU yang terinfeksi virus HIV positif kepada bayinya, baik itu waktu dalam kandungan, ketika melahirkan atau menyusui. Menggunakan kondom bekas, atau menggunakan alat alat sex secara bergantian seperti dildo ataupun yang lainnya dengan orang yang terinfeksi. 1 Nasronudin, HIV & AIDS PendekatanBiologiMolekuler, Klinis, dan Sosial, Airlangga University Press, Surabaya, 2007, hlm.1. 2 Chris W. Green, HIV &TB, Yayasan Spiritia, Jakarta, 2007, hlm 6. 3 Donald E. Messer Donald E. Messer, Breaking The Conspiracy of Silence Christian Churches and The Global AIDS Crisis, Fortess Press, Minneapolis, 2004, hlm.168. 1

Sejak tahun 1999 di Indonesia ditemukan adanya suatu fenomena baru dari penularan virus ini, dimana mulai terdeteksinya adanya infeksi hiv pada para pengguna narkoba intravena / IDU ( Injecting Drug User ). Bahkan penularan pada kelompok IDU itu sendiri berkembang dengan pesat, contohnya saja dari sampling darah yang diambil pada tahun 1999 dari pasien yang dirawat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta terdapat 18 % yang terinfeksi HIV, pada tahun 2000 menjadi 40 %, dan pada tahun 2001 menjadi 48 %. Hal ini akan lebih mengejutkan lagi bila dilihat dilapangan 4. Melihat kepada jumlah penderita HIV/ADS untuk tahun 2007 yang telah memasuki angka 15.000 orang lebih pada bulan Juni yang tercatat di RSKO. Faktor penularannya dapat dilihat pengguna obat obatan terlarang intraverna mempunyai angka yang tertinggi sebagai salah satu media penularan virus ini yaitu sekitar 4700 orang untuk semua wilayah di Indonesia pada tahun 2007 hingga bulan Juni, seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini 5 ; No Provinsi/Province AIDS AIDS/ IDU Mati/ Deaths 1 DKI Jakarta 2713 1951 428 2 Papua 1244 4 234 3 Jawa Barat/West Java 1226 1003 196 4 Jawa Timur/East Java 985 531 291 5 Bali 560 163 99 6 Kalimantan Barat/West 553 106 106 Kalimantan 7 Sumatera Utara/North Sumatra 413 188 77 8 Jawa Tengah/Central Java 338 102 154 9 Kepulauan Riau/Riau Archipelago 226 22 100 10 Maluku/Moluccas 147 59 59 11 Sulawesi Selatan/South Sulawesi 143 91 62 12 Sulawesi Utara/North Sulawesi 124 27 45 13 Lampung 122 96 37 14 Sumatera Selatan/South Sumatra 121 69 28 15 Yogyakarta 102 61 15 16 Riau 100 17 41 17 Sumatera Barat/West Sumatra 92 73 36 4 http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/des/2005/pms02.htm 5 http://www.aids-ina.org/files/datakasus/jun2007.pdf ( tanggal download 21 november 2007 ). 2

18 Jambi 90 55 92 19 NTT/East Nusa Tenggara 80 10 14 20 NTB/West Nusa Tenggara 69 33 20 21 Bangka-Belitung 65 19 4 22 Irian Jaya Barat/West Irian Jaya 58 5 0 23 Banten 43 39 11 24 Bengkulu 23 15 6 25 Kalimantan Selatan/South 15 7 6 Kalimantan 26 Kalimantan Timur/East 10 4 8 Kalimantan 27 NAD/Aceh 9 1 3 28 Maluku Utara/North Moluccas 6 2 4 29 Sulawesi Tenggara/SE Sulawesi 4 1 1 30 Gorontalo 3 2 1 31 Kalimantan Tengah/Central 3 1 2 Kalimantan 32 Sulawesi Tengah/Central Sulawesi 2 1 1 33 Sulawesi Barat/West Sulawesi 0 0 0 Jumlah/ Total 9689 4758 2118 Berangkat dari tabel di atas maka dapat kita lihat dari seluruh propinsi di Indonesia 98% nya terdapat penderita HIV/AIDS dan hampir 50% penderita HIV/AIDS ini adalah pengguna obat obatan terlarang. Tabel Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Resiko/ Cumulative AIDS Cases by Mode of Transmission. 6 Faktor Risiko/Mode of Transmission AIDS Heteroseksual/Heterosexual 4079 Homo-Biseksual/Homo-Bisexual 397 IDU 4758 Transfusi Darah/Blood Transfusion 10 Transmisi Perinatal/Perinatal Trans. 155 Tak Diketahui/Unknown 291 Berangkat dari data-data ini, maka penyusun melihat akan adanya perbedaan yang mendalam antara ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dengan IDU ODHA (Intravernous Drug User/pengguna jarum suntik). Dimana perbedaan ini secara kasat mata bisa dilihat dari 6 s.c.n. no. 5 3

aspek virus yang sudah ada di dalam tubuh pengguna dan pengguna juga harus menghadapi ketergantungan terhadap obat obatan terlarang. ODHA itu sendiri juga mempunyai permasalahan yang cukup rumit dalam kehidupannya, salah satunya stigma yang masih berkembang di masyarakat yang mempunyai tendensi untuk memojokan ODHA dari keberadaannya di masyarakat. Hal yang cukup menarik bagi penyusun untuk melihat kedalam relung hati para IDU ODHA yang sudah tidak aktif lagi dan harus menerima suatu vonis bahwa mereka terinfeksi oleh virus HIV dan kematian akan sebentar lagi menjemput mereka, yang menjadi pertanyaan yang mendasar adalah apakah yang memotivasi para IDU ODHA yang sudah tidak aktif lagi tetap tidak menggunakan obat-obatan terlarang? Di lain pihak IDU ODHA ini harus tetap berhadapan dengan sugesti dan sakaw (sakit akibat putaw) sebagai salah satu dampak dari gejala putus obat (GPO). IDU ODHA juga harus menghadapi dampak-dampak yang berkaitan dengan dampak fisik, dampak psikologi, dampak emosional, dan dan dampak spritual sebagai konsekuensi menjadi seorang pecandu 7. Sangat disayangkan keprihatinan gereja-gereja saat ini, hanya sebatas kepada adanya tindakan-tindakan yang tidak begitu signifikan yang mengarah kepada penanggulangan fenomena ini. Berdasarkan wawancara penyusun dengan salah satu konselor yang bekerja bagi Yayasan Pelita Ilmu, mengatakan bahwa keaktifan gereja-gereja sudah ada dalam masa sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari inisiatif dari gereja-gereja di Indonesia yang mengadakan kerja sama dengan Badan Narkotikan Nasional ( BNN ) untuk menanggulangi permasalahan narkoba dan HIV/AIDS. Melihat kepada intensitas kegiatanya cukup tinggi dalam memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelayan-pelayan gereja dalam menanggulangi masalah ini. Dilain pihak tidak menutup kemungkinan juga, jika adanya suatu tendensi dimana gereja seakan-akan menutup mata terhadap hal-hal yang berkaitan dengan virus ini. Mungkin saja hal ini disebabkan suatu stigma yang sudah terbentuk didalam masyarakat global bahwa HIV/AIDS dikategorikan sebagai penyakit kotor atau semacam kutukan Tuhan bagi orang orang yang hidup dalam dosa 8. 7 http://www.yakita.or.id/new_page_7.htm 8 s.c.n 3, hlm.1-2 4

2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang ada di atas maka penyusun mencoba untuk merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini : 1. Bagaimana pergumulan IDU ODHA di saat mereka mengetahui diri mereka terinfeksi HIV? 2. Apa sumber harapan dan kekuatan IDU ODHA dalam menjalani hidupnya? 3. Bagaimana bentuk pendampingan pastoral yang sesuai bagi IDU ODHA? Maka dengan demikian penyusun memilih judul: PENDAMPINGAN PASTORAL KEPADA INJECTING DRUGS USER YANG TERINFEKSI HIV/AIDS 3. Alasan Pemilihan Judul Alasan penyusun memakai judul ini adalah, adanya sesuatu hal yang cukup menarik perhatian penyusun dengan melihat akan adanya suatu fenomena yang sedang terjadi dimasyarakat dewasa ini. Fenomena ini merujuk kepada pergeseran media penularan virus HIV, yang dahulu media dari hubungan sex penetratif memegang posisi pertama dalam faktor penularan virus ini dan bergeser menjadi posisi kedua setelah media penularan melalui jarum suntik yang notabene mempunyai tendensi kepada pengguna obat obatan terlarang. Hal yang sangat menarik jika ada seorang IDU ODHA dapat menerima keadaannya dan menjalani hidupnya seperti biasanya, hal yang belum tentu didapati oleh semua orang dimana seseorang dapat bangkit dari keadaan yang membawa dirinya kedalam keterpurukan. Hal ini tidak hanya terjadi dari usaha penderita itu sendiri, hal yang cukup membantu adalah adanya suatu dukungan dari orang-orang sekitar penderita tersebut 9. 9 Nasronudin, HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial, Airlangga University Press, Surabaya, 2007, hlm.171. 5

Hal yang tepat jika gereja sudah saatnya untuk mempunyai keprihatinan yang mendalam terhadap fenomena ini, dimana keprihatinan ini tidak terletak kepada pandangan yang mempunyai tendensi justifikasi melainkan suatu pandangan yang mencerminkan sikap penerimaan atau acceptence yang mencerminkan akan kasih Tuhan dimuka bumi yang diwujudkan kedalam pengampunan yang dapat menyembuhkan 10. Tentu saja hal ini sangat berkaitan erat terhadap suatu dimensi spiritual yang ada dalam diri penderita dimana dimensi ini yang akan menjadi suatu bahan bakar kepada IDU ODHA untuk menjalani kehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya 11. 4. Tujuan Penyusunan Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk : 1. Memetakan pergumulan IDU ODHA setelah mereka mengetahui diri mereka terinfeksi HIV. 2. Memetakan sumber kekuatan dan harapan IDU ODHA dalam menjalani hidupnya sebagai ODHA. 3. Memberikan usulan tentang pendampingan pastoral kepada injecting drugs user yang terinfeksi HIV/AIDS. 5. Metode Penyusunan Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan metode pengumpulan data berdasarkan kajian literatur dan kajian lapangan. Kajian literatur itu sendiri dengan berusaha mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan baik itu secara medis, psikososial maupun spiritual, serta literatur yang berkenaan dengan pemasalahan pendampingan pastoral. Sedangkan kajian lapangan akan diadakan dengan menganalisa hasil wawancara kepada IDU ODHA yang sudah tidak aktif lagi, wawancara juga akan dilakukan kepada para konselor yang sudah pernah menangani IDU ODHA, dari hal ini penyusun mengharapkan akan dapatnya suatu benang merah yang kiranya dapat menggeneralkan seluruh permasalahan yang dialami oleh IDU ODHA dan melahirkan suatu kesimpulan. 10 s.c.n 3, hlm 54. 11 s.c.n 9, hlm.171. 6

6. Sistematika Penyusunan BAB I. PENDAHULUAN Di dalam bab ini penyusun akan menyampaikan secara keseluruhan penyusunan skripsi ini yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penyusunan judul, metode penelitian, dan sistematika penyusunan. BAB II. IDU ODHA DAN PERMASALAHANNYA. Didalam bab ini penyusun akan menguraikan beberapa permasalahan yang sangat berkaitan dengan kehidupan para IDU ODHA secara menyeluruh baik itu IDU ODHA yang sudah tidak aktif dan IDU ODHA yang masih aktif. Melihat kedalam dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi sosial dan dimensi spiritual mereka dengan berusaha memetakan akan karya Tuhan dalam hidup mereka dan juga peranan aktif diri mereka dalam kehidupan sehari-harinya sebagai seorang ODHA. BAB III. KERANGKA TEORI PENDAMPINGAN PASTORAL. Dalam bab ini, penyusun akan menganalisa secara kritis permasalahan yang terjadi di sekitar IDU ODHA berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan dalam bab II, dan penyusun berusaha memetakan permasalahan yang ada, beserta aspek-aspek yang sangat berpengaruh dalam kehidupan IDU ODHA kepada kerangka teori pendampingan pastoral. BAB IV. PENDAMPINGAN PASTORAL KEPADA IDU ODHA. Dengan mengetahui permasalahan yang ada yang telah dipaparkan didalam bab III penyusun berusaha menarik satu kesimpulan dan diharapkan dapat memberikan suatu usulan untuk pendampingan pastoral yang tepat yang dapat diberikan kepada IDU ODHA. 7

BAB V. PENUTUP. Pada bagian akhir penyusunan ini penyusun akan merumuskan suatu kesimpulan dari semua yang sudah penyusun paparkan pada bagian sebelumnya. Dalam suatu usulan untuk dapat membantu para pekerja gereja yang mempunyai perhatian yang mendalam untuk menangani permasalahan IDU ODHA. 8