BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI KESULITAN SISWA KELAS IV DAN V DALAM MELAKUKAN GERAK DASAR GULING DEPAN DI SD PANTARAN KOKAP KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GULING KEDEPAN MENGGUNAKAN MODEL CTL TERHADAP SISWA KELAS XI SMKN 1 GROGOL KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efektif adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian pendidikan-menurut-ahli Rini Nurmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROL DEPAN MELALUI PENDEKATAN MODIFIKASI MATRAS PADA SISWA KELAS V SDN BOHONTOBUNGKU KECAMATAN BUNGKU TENGAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM LANTAI GULING BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

Kata Kunci : meningkatkan peningkatan kemampuan guling depan dengan pembelajaran yang variatif

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN ROLL DEPAN DENGAN ALAT BANTU BOLA LONCENG. Oleh : Marsuki SD Negeri Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Senam Ada beberapa pengertian tentang senam dengan mengutip pernyataan Agus Mahendra (2000: 7), senam dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mendefinisikan senam sebagai... suatu latihan tubuh yang terpilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Menurut Muhajir (2006: 70) Senam adalah terjemahan dari kata Gymnastiek dalam (bahasa Indonesia), Gymnastic dalam (bahasa Inggris) Gymnnastiek berasal dari kata Gymnos (bahasa Yunani). Gymnos berarti telanjang, Gymnastiek pada jaman kuno memang dilakukan dengan badan setengah telanjang agar gerakan dapat dilakukan tanpa gangguan, sehingga menjadi sempurna. Senam adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian secara harmonis. 7

Menurut Peter H Werner dalam Muhajir (2006: 70), senam ialah latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan kelenturan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol diri. Untuk memberikan batasan senam yang tepat, sangat sukar oleh karena itu semua pengertian dan bidang yang terkandung didalamnya harus tercakup namun batasan itu harus ada. Oleh karena itu kita harus memberikan batasan yang mendekati kebenaran, merumuskan apa itu senam, ciri dan kaidah kaidahnya yaitu: gerakan gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja, gerakanya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerakan/keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh), Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis. Menurut Muhajir (2006: 71) senam adalah kegiatan utama paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik dan kompnen gerak. Senam guling belakang merupakan salah satu jenis senam lantai yang dilakukan dengan gerak-gerak fisik sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian secara harmonis. Senam mempunyai banyak jenis, diantaranya adalah senam lantai senam ketangkasan, senam aerobic, maupun senam ritmik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, senam adalah sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Senam merupakan suatu latihan tubuh yang 8

terpilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual 2. Senam Ketangkasan atau Lomba Senam ada 2 jenis yaitu senam ketangkasan atau lomba dengan senam kependidikan. Senam ketangkasan atau senam lomba menurut FIG yang telah dikutip oleh (Agus Mahendra, 2003: 4), dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : a. Senam artistik b. Senam ritmik sportif c. Senam akrobatik d. Senam aerobik sport e. Senam trampolin f. Senam umum Jenis senam ketangkasan atau senam lomba tersebut sebagian materinya yang sering diajarkan adalah senam artistik. Senam artistik menurut Hendra Agusta (2009: 12), senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efekefek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat. Senam artistik yang diajarkan di sekolah dasar adalah senam lantai atau (floor Excercise). Senam lantai (flour exercise) adalah bagian dari rumpun senam dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan senam lantai dilakukan di atas yang beralaskan matras, atau permadani. (http://minwarno.blogspot.com). Senam lantai sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya pesenam tidak boleh 9

menggunakan alat atau suatu benda, (http://minwarno.blogspot.com). Salah satu senam lantai adalah guling belakang. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa senam ketangkasan adalah senam yang sering dilombakan. Jenis senam ketangkasan tersebut, senam lantai yang sering diajarkan di sekolah dasar, dan salah satu materinya adalah guling belakang. 3. Pengertian Guling Belakang Diantara bermacam-macam jenis senam tidak semua senam diberikan di sekolah, salah satunya adalah senam lantai, yang termasuk bagian dari senam artistik. Menurut Wuryati Soekarno (1986: 110) senam lantai adalah bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilah, maka gerakan-gerakannya atau bentuk latihanya dilakukan di lantai atau menggunakan matras. Senam lantai pada prinsipnya disebut floor exercise, latihan senam yang dilakukan di lantai beralaskan matras dengan ukuran tertentu. Senam mempunyai banyak jenis, diantaranya adalah senam lantai senam ketangkasan, senam aerobic, maupun senam ritmik. Jenis senam tersebut mempunyai variasi gerakan yang berbeda. Gerakan-gerakan itu bertujuan untuk melenturkan gerak tubuh. (http://penjasminu.blogspot.com/2009/01/hakekat-pendidikan jasmani-pendidikan.html). Senam artistik termasuk guling belakang adalah sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Menurut Muhajir (2006: 72) keterampilan guling dapat divariasikan dengan mencari cara yang berbeda 10

dalam tiga fase gerakan berguling, yaitu posisi awalan, posisi ketika melakukan guling, dan posisi akhir. Guling belakang adalah gerakan menggelundung kebelakang, (Carapedia.com/senam_lantai_info224.html). Gambar senam lantai guling belakang adalah sebagai berikut : Gambar 1. Posisi Awalan Guling Belakang Sumber : Carapedia.com/senam_lantai_info224.html Gambar 2. Rangkaian Saat Guling Belakang Sumber : Carapedia.com/senam_lantai_info224.html Gambar 3. Posisi Akhir Guling Belakang Sumber : Carapedia.com/senam_lantai_info224.html Sedangkan menurut Farida Mulyaningsih, dkk (2010: 30), guling belakang adalah gerakan kebalikan dari guling depan, gerakan dilakukan secara berurutan dimulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung, dan pundak. Sukrisno, dkk (2006: 80), guling belakang adalah gerakan berguling kebelakang dimulai pantat, punggung kemudian tengkuk dibantu dengan kedua tangan kemudian ke posisi jongkok. Lebih lanjut guling belakang adalah berguling yang diawali tangan di samping telinga, 11

dagu rapat ke dada, kemudian berguling ke belakang dibantu dengan kedua tangan untuk menolak, (Carapedia.com/senam_lantai_info224.html). Dengan demikian dapat disimpulkan guling belakang adalah bagian dari senam lantai yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik. Gerakan guling belakang adalah gerakan menggelundung ke belakang, diawali dengan posisi jongkok di ujung matras, kemudian mengguling dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung, dan pundak. Kembali ke posisi jongkok dan posisi akhir berdiri. 4. Pengertian Bidang Miring Untuk berolahraga yang dilakukan di lantai yang keras maka perlu ditambah matras agar aman. Senam guling belakang termasuk dalam olahraga yang dilakukan di lantai. Matras adalah kasur tebal dan padat yang diisi dengan kapuk atau sabut kelapa dan sebagainya (www.artikata.com/arti-340093-matras.html). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 724), matras merupakan alas lantai untuk olahraga loncat, senam dan sebagainya. Matras adalah alat untuk melakukan bentuk latihan-latihan senam lantai (Wuryati, 1986: 110). Sedangkan pengertiam miring menurut menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 748), adalah berkenaan dengan sisi yang satu lebih tinggi dari sisi yang lain, rendah sebelah tidak datar atau landai. Matras miring dapat digunakan untuk mempermudah pembelajaran senam lantai guling depan maupun guling belakang. 12

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matras miring adalah kasur tebal dan padat yang diisi kapuk atau sabut kelapa, untuk alas melakukan bentuk latihan-latihan senam lantai yang dimiringkan. Matras yang dimiringkan adalah matras sisi yang satu lebih tinggi dari sisi yang lain dengan tinggi kemiringan tertentu. 5. Peningkatan Keterampilan Sedangkan peningkatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1198) adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat. Peningkatan adalah suatu proses untuk merubah ke arah yang lebih baik. Menurut Milan Rianto (2002: 4), perubahan tingkah laku yang terjadi dalam suatu proses menunjukkan bahwa tingkah laku yang terjadi menjadi karakteristik peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik, diperoleh secara bertahap melalui praktik atau latihan, pengalaman yang diberi penguatan. Menurut Yanuar Kiram ( 1992: 11 ) keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas yang harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk gerakan yang benar. Seseorang dikatakan terampil apabila dapat beraktifitas sesuai dengan gerakan yang benar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, peningkatan keterampilan adalah proses untuk merubah ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi adalah dapat beraktifitas dengan gerakan yang benar. 6. Karakteristik Siswa Kelas Atas Siswa berstatus sebagai subjek dari pendidikan. Pendidikan menurut Driyarkara dalam Sumitro dkk (1998: 66), Usaha sadar untuk 13

memanusiakan manusia harus memandang peserta didik secara manusiawi dan mengembangkan pribadinya sepenuhnya dan seutuhnya, dalam kesatuan yang seimbang, harmonis dan dinamis. Masa sekolah dasar merupakan masa yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini bukan saja pada masa ini anak mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan, namun siswa juga dalam taraf perkembangan fisik dan psikis. Menurut Sri Rumini dkk (2000: 32), manusia saling berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhannya, maka saling memahami dengan cara mempelajari karakteristik masing-masing akan terjadi hubungan saling mengerti. Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, menurut Siti Partini (1995: 102-112), periode perkembangan adalah : 1. Masa bayi. 2. Masa kanak-kanak awal usia 2-6 tahun. 3. Masa kanak-kanak akhir usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Siti Partini (1995: 115-116), menggambarkan masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar antara usia 9-13 tahun. Biasanya anak seumur ini duduk di kelas IV, V, VI. Pada masa ini timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus, ingin tahu, ingin belajar, realistis. Lebih lanjut menurut Siti Partini (1995: 116), mengatakan ciri khas anak pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar adalah : 1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. 14

2. Ingin tahu, ingin belajar, realistis. 3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, dan mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa usia anak Sekolah Dasar kelas V berusia 9-13 tahun, mempunyai minat dan ingin tahu dan belajar secara realistis serta timbul terhadap pelajaran-pelajaran tertentu dan pembelajaran yang dilakukan harus dapat mengembangkan pribadinya seutuhnya dan seluruhnya. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang pernah dilakukan tentang peningkatan hasil belajar guling depan yaitu yang dilakukan Nuryati (2010), dengan judul Upaya Peningkatan Pembelajaran Senam Siswa Kelas V SDN Kasihan Melalui Modifikasi Sarana Pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas belajar dan mampu meningkatkan minat dan kemampuan siswa terhadap senam guling depan. Peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 22,52 %, rata-rata meningkat dari 63,5 menjadi 77,8. Penelitian yang lain pernah dilakukan Yuli Triyanto (2011), dengan judul Upaya Peningkatan Pembelajaran Senam Lantai Guling Depan Dengan Media Gambar Bergerak Siswa Kelas V SD Negeri Puren Condongcatur Depok Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran senam lantai 15

guling depan dengan media gambar bergerak dapat meningkatkan proses pembelajaran. Semangat, antusiasme, dan suasana senang bagi siswa mengalami peningkatan. Selain itu dapat meningkatkan nilai prestasi siswa dari hasil evaluasi I yang dilakukan diperoleh hasil 25 siswa atau 86 % dibawah 7,0, nilai diatas atau sama dengan 7,0 ada 4 siswa atau 13,8 %, dan rata rata 6,4. Setelah dilakukan tindakan dengan dua siklus nilai evaluasi II diperoleh hasil 3 siswa atau 10 % nilainya dibawah 7,0 nilai diatas atau sama dengan 7,0 berjumlah 26 siswa atau 90 % dan rata rata 7,8, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa. C. Kerangka Berfikir Hasil belajar di sekolah merupakan sesuatu yang penting karena akan terkait dengan minimal seorang siswa akan tuntas dalam belajar apabila nilai yang diperoleh harus mencapai standar yang ditetapkan atau bahkan melebihi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan guling belakang materi ajar yang sulit dipelajari oleh sebagian besar siswa sekolah dasar. Agar dalam pembelajaran guling belakang hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu prestasi belajarnya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, maka penyampaian materi guling belakang salah satunya menggunakan matras miring. Siswa sekolah dasar diharapkan mencapai keberhasilan yang maksimal dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal dalam belajar termasuk materi guling belakang yang dipelajarinya. Untuk mencapai hal tersebut mereka harus menguasai materinya, sehingga saat dilakukan penilaian hasilnya akan sesuai dengan Kriteria 16

Ketuntasan Minimal. Hal ini tentu saja akan menimbulkan permasalahan bagi siswa karena dituntut untuk menghilangkan rasa takut melakukan gerakan guling belakang, banyak belajar dan memahami setiap gerakan guling belakang. Agar kemampuan gerak dapat dikuasai dengan baik dan mengurangi bahkan menghilangkan rasa takut saat melakukan guling belakang tentu saja dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat menyampaikan pesan gerak dengan baik. Dengan model pembelajaran yang sesuai akan terjadi interaksi langsung antara peserta didik dengan materi ajar dan dapat memotivasi serta merangsang anak untuk belajar. D. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis bahwa, matras miring dapat meningkatkan pembelajaran senam lantai guling belakang siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Brengkol, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo. 17