PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS

KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

STUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO

ID ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ORDER QUAANTITY (EOQ).

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS. Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada

PERHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN JALUR DISTRIBUSI SISTEM KELISTRIKAN RSG-GAS

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN

BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY

UJI PERFORMA MESIN DISEL BRV10 RSG-GAS SETELAH PENGGANTIAN MONITOR SUHU SW112

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

RANCANGAN PENGHEMATAN BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI PTBN

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC

EVALUASI PENGHEMATAN ENERGI DI INSTALASI RADIOMETA- LURGI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

TUGAS SARJANA PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MOTOR PADA MESIN ISUZU PANTHER DILIHAT DARI ASPEK TEMPERATUR

PERHITUNGAN INDEKS POLARISASI PADA TRANSFORMATOR 18 MVA DI GARDU INDUK KERAMASAN PT.PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SEKTOR KERAMASAN

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

ANALISIS HASIL PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SEPEDA STATIS DI FITNESS CENTER TERMINAL TRANSIT BAHAN BAKAR MINYAK PERTAMINA WAYAME AMBON

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

OPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KOP SURAT INSTANSI/BADAN USAHA DIKECUALIKAN UNTUK PERSEORANGAN

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PT. UNITED POWER DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL

PENENTUAN SPESIFIKASI GENERATOR SET 275 kva UNTUK DESAIN DASAR PABRIK YELLOW CAKE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)

BAB II. Landasan Teori

: ENDIKA PRANNANTA L2E

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Wardoyo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

EVALUASI KEGAGALAN KINERJA SISTEM PENANGKAP BOLA SPONGE SISTEM PEMBERSIH MEKANIK PENUKAR PANAS RSG-GAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN MENJADI BAHAN BAKAR LPG PADA GENSET 900 WATT

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

Transkripsi:

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7560908, Faks. 7560573 Abstrak PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV10/20/30 RSG-GAS. Telah dilakukan modifikasi perioda test run disel BRV10/20/30 dari perioda dua mingguan menjadi seturut pelaksanaan PSO reaktor. Dengan modifikasi perioda tersebut, maka ferekuensi kegiatan test run turut berbeda dibandingkan sebelumnya. Modifikasi dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan test run disel seiring dengan pelaksanaan kegiatan PSO reaktor sehingga modifikasi ini dapat menyederhanakan kegiatan perawatan sistem bantu, menekan ongkos perawatan sekaligus mendukung program hemat energi pemerintah. Pembahasan yang dilakukan mencakup lamanya waktu tiap kali pelaksanaan test run, jumlah konsumsi bahan bakar pada test run berbeban dan beban nol, dan selisih jumlah pemakaian bahan bakar sebelum dan sesudah modifikasi. Pengamatan dilakukan untuk jangka waktu satu tahun. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa dengan modifikasi pelaksanaan test run, maka dalam jangka waktu satu tahun BRV10/20/30 dapat menghemat konsumsi bahan bakar hingga mencapai 57.69%. dibandingkan sebelumnya. Kata kunci: bahan bakar, perioda test run. Abstract CALCULATION FOR FUEL CONSUMS OF DIESEL BRV10/20/30 RSG-GAS AFTER MODIFICATION OF TEST RUNS PERIOD. Test run periodically modification for diesel BRV10 from two weekly periodic becomes allow activity of PSO reactor already done. By modification that periodic, so that the test run frequents also become different from previous. The aim of modification are the activity of diesel test run can do together with the activity of PSO reactor, so we hopes that the modification can simplified auxiliary system maintenance task, decrease the maintenance cost also support government energy saving program. Discussion involve duration of test run, fuel consume for load and no load test run, also different of fuel consume before and after modification. Investigations make for one year period. The calculation results give that by modification for periodically of test run BRV10/20/30 can save the fuel consume up to 57.69%. comparing with before modification for one year period. Keywords: fuel, test runs period. PENDAHULUAN Kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi disel BRV10/20/30 agar selau siap stand by adalah test run. Pelaksanaannya dilakukan secara periodik satu kali dua minggu. Seiring dengan perjalanan waktu, kegiatan perawatan sistem bantu menjelang operasi reaktor, dikenal dengan PSO (persiapan sarana operasi) sebelumnya dilakukan secara terpisah, sekarang dimodifikasi sedemikian agar tahapan test run dapat disesuaikan dengan kegiatan PSO. Dengan perubahan tersebut diharapkan pelaksanaan kegiatan perawatan sistem bantu menjadi lebih sederhana. Modifikasi perioda test run ini, mengakibatkan frekuensi test run 591

pun turut berbeda dibanding sebelumnya, namun yang tetap adalah lamanya (durasi) setiap kali test run dilakukan tidak terpengaruh oleh modifikasi perioda ini. Karena perbedaan frekuensi test run, maka jumlah pemakaian bahan bakar juga dipastikan akan berbeda. Tulisan ini akan membahas berapa jumlah pemakaian bahan bakar dalam jangka waktu satu tahun untuk keperluan test run dengan pola lama, dan berapa pula jumlahnya bila dilakukan dengan pola baru. Dari kedua pola pelaksanaan test run tersebut akan dibandingkan mana yang lebih baik dan mana pula yang lebih efisien. TEORI Pembangkit listrik tenaga disel BRV10/20/30 merupakan sumber catu daya darurat yang dipersaratkan harus ada sebagai bagian dari sistem listrik RSG-GAS. Mengingat sifatnya yang darurat, maka disel BRV10/20/30 hanya digunakan apabila catu daya utama dari pasokan listrik PLN mengalami gangguan. Disel BRV10/20/30, didesain sedemikian rupa agar ia selalu siap (stand by) bila diperlukan. Untuk itu maka disel harus dirawat dan dipertahankan kinerjanya, dan salah satu jenis perawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan test run (uji jalan). Alasan melakukan test run adalah sebagai: uji fungsi, melakukan perawatan pencegahan, menjamin ketersediaan daya pada busbar BNA pada kondisi darurat, mempertahankan fungsi stand by, dan memperlambat proses penuaan. Alasan melakukan modifikasi jadual perawatan 1. menyempurnakan jadual perawatan sistem bantu reaktor, 2. menyelaraskan jadual test run dengan jadual PSO reaktor, 3. menekan biaya perawatan, 4. mendukung program hemat energi pemerintah. Disel BRV10/20/30 memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut: 1. Kapasitas "stand by" : 569 kva (untuk operasi 1 hingga 12 jam) 2. Kapasitas normal : 518 kva. 3. Tegangan : 400/231 volt, dengan regulasi ± 0,5 % 4. Frekwensi : 50 Hz. 5. Power factor : 0,8 lag. 6. Putaran : 1500 rpm 7. Efisiensi : 93% 8. Konsumsi bahan bakar : a. 122 liter/jam untuk operasi 100%, 569kVA (kapasitas Stand by) b. 92 liter/jam untuk operasi 75%, dan c. 70 liter/jam untuk operasi 50%, (284.5KVA) METODOLOGI Untuk mengetahui sejauh mana dampak modifikasi jadual pelaksanaan test run terhadap pemakaian bahan bakar disel, maka dilakukan tahapan pembahasan sebagai berikut, yaitu: melakukan telaah pustaka untuk memperoleh durasi satu kali test run, dan tahapan test run berbeban. Kemudian akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. konsumsi bahan bakar untuk test run beban nol, dan tiap KVA beban, 2. volume bahan bakar untuk tiap tahapan test run, 3. jumlah pemakaian bahan bakar untuk satu kali test run, 4. total pelaksanaan test run untuk jangka waktu satu tahun pada jadual test run sebelum dan sesudah modifikasi, 5. jumlah pemakaian bahan bakar untuk jangka waktu satu tahun, 6. persentase efisiensi pemakaian bahan bakar dalam jangka waktu satu tahun. Berdasarkan perolehan data dan informasi di atas, maka pemakaian bahan bakar disel BRV10/20/30 pada pola test run sebelum modifikasi akan dibandingkan hasilnya dengan jumlah pemakaian bahan bakar test run dengan pola modifikasi. Kemudian berapa besarnya nilai persentase perbandingan diantara kedua pola jadual tersebut akan dievaluasi dan hasilnya akan dibuat menjadi kesimpulan pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jangka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali test run sesuai dengan yang disaratkan pada deskripsi dan spesifikasi disel BRV adalah 70 menit. Jangka waktu tersebut terbagi atas empat tahap beban dan dilakukan melalui selector swicth yang terdapat pada panel kontrol dengan pengaturan Step 0 untuk 592

beban nol, Step I untuk beban 200 KVA, Step II untuk beban 400 KVA, dan kembali ke Step 0 untuk beban nol dengan jangka waktu tiap tahap beban sebagai berikut: 1. tahap 1, Step 0 ( beban nol ): t1 = 5 menit 2. tahap 2, Step I ( beban 200 KVA) : t2 = 20 menit 3. tahap 3, Step II ( 400 KVA ) : t3 = 40 menit 4. tahap 4, Step 0 ( beban nol ) : t4 = 5 menit. Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar yang diperlukan untuk tiap tahapan test run tersebut di atas dapat diperoleh dari data spesifikasi teknis disel seperti disampaikan sebelumnya, selanjutnya data teknis tersebut dijabarkan melalui teori pendekatan seperti berikut: Konsumsi Bahan Bakar/KVA Beban Diketahui bahwa konsumsi bahan bakar disel berdasarkan spesifikasi teknis adalah: 1. 122 liter/jam untuk operasi 100% (569kVA) kapasitas Stand by, 2. 92 liter/jam untuk operasi 75% (426 KVA), dan 3. 70 liter/jam untuk operasi 50%, (284.5KVA). Dari data teknis di atas, maka dengan teori pendekatan dapat ditentukan konsumsi bahan bakar untuk semua tahapan test run sebagai berikut: 1. Konsumsi bahan bakar untuk tahap 1, Q 1 (beban nol), setara dengan 10% dari konsumsi bahan bakar kapasitas stand by, sehingga: Q 1 = 10% x 122 liter/jam = 12.2 liter/jam 2. Konsumsi bahan bakar untuk tahap 2, Q 2 (beban 200 KVA), diperoleh dari pendekatan pada 50% beban, sehingga: 200 Q 2 = x 70 = 49.2 liter/jam 284.5 3. Konsumsi bahan bakar untuk tahap 3, Q 3 (beban 400 KVA), diperoleh dari pendekatan pada 75% beban, sehingga: 400 Q 3 = x 92 = 86.3 liter/jam 426 4. Konsumsi bahan bakar untuk tahap 4, Q 4 (beban nol), sama besarnya dengan Q 1 yaitu Q4 = 12.2 LITER/JAM. Volume bahan bakar untuk satu kali test run Dalam satu kali test run, harus melewati empat tahap pembebanan yang dilakukan melalui selector swicth yang terdapat pada panel kontrol. Dengan demikian jumlah pemakaian bahan bakar, V untuk masingmasing langkah menjadi berbeda, sehingga konsumsi bahan bakar yang diserap disel pada tiap tahapan tersebut dihitung adalah konsumsi bahan bakar/kva dikalikan dengan lamanya waktu pembebanan, sehingga: = 4 n= 1 V Q n x t n (1) Dimana: V = volume bahan bakar dibutuhkan untuk satu kali test run ( liter ) Q n = konsumsi bahan bakar/tahap beban (liter/jam) t n = lamanya tahap beban (jam) Maka volume bahan bakar untuk satu kali test run, adalah: V = Q 1 x t 1 + Q 2 x t 2 + Q 3 x t 3 + Q 4 x t 4 (2) Substitusi harga volume bahan bakar untuk tiap tahapan test run dan lamanya tiap tahapan dilakukan pada Persamaan 2 diperoleh: V = 12.2 x 5/60 + 49.2 x 20/60 + 86.3 x 40/60 + 12.2 x 5/60 = 1.0166 + 16.4000 + 57.5333 + 1.0166 V = 76 liter. Diketahui bahwa efisiensi disel BRV10/20/30, η = 93 %, sehingga volume bahan bakar sebenarnya untuk satu kali test run, dihitung dengan persamaan berikut: V s = V/η (3) Dimana : V s = volume bahan baka sebenarnya, V = volume bahan bakar hasil perhitungan, η = efisiensi disel. Subsititusi harga volume bahan bakar hasil perhitungan dan efisiensi disel ke dalam Persamaan 3 diperoleh: 76 V s = = 81.75 liter. 0.93 593

Maka volume bahan bakar sebenarnya untuk satu kali test run adalah 81.75 liter untuk setiap unit disel BRV. Sehingga volume bahan bakar sebenarnya untuk ketiga disel untuk satu kali test run menjadi 3 x 81.75 liter = 245.25 liter. Frekuensi Test Run Untuk keperluan pembahasan, maka jangka waktu pengamatan test run ditetapkan satu tahun. Dalam jangka waktu ini, maka jumlah frekuensi kegiatan test run sebelum dan sesudah modifikasi dihitung berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti berikut: 1. Pra Modifikasi Kegiatan test run dilakukan secara periodik satu kali dua minggu, sehingga dalam jangka waktu satu tahun, jumlah pelaksanaan test run n, adalah: 52 n = Jumlahminggusatu tahun = = 26 kali/tahun 2 2. Pasca Modifikasi Jadual test run dilakukan seiring dengan pelaksanaan PSO reaktor. Pelaksanaan PSO dilakukan apabila reaktor shut down lebih dari tiga hari yang pelaksanaannya ditetapkan berdasarkan jadual perawatan dan operasi reaktor. Dari data yang tersedia, maka dalam jangka waktu satu tahun operasi, jadual perawatan dalam satu tahun operasi dapat terdiri atas: a. perawatan satu bulanan (1-M), b. perawatan tiga bulanan (3-M), c. perawatan enam bulanan (6-M), d. perawatan satu tahunan (1-Y), dan e. perawatan dua tahunan (2-Y). Berdasarkan jadual operasi dan perawatan reaktor pada 2007, maka jumlah pelaksanaan PSO seiring dengan jumlah perawatan reaktor, seperti pada Tabel di bawah ini. Dengan demikian, maka berdasarkan Tabel 1, jumlah pelaksanaan test run n, sesuai dengan pelaksanaan PSO menjadi 11 kali/tahun. Tabel 1. Jadual Perawatan Reaktor Dalam Satu Tahun Operasi. Tahap Perawatan Bulan Pelaksanaan Perawatan PSO ke Maintenance 1 (1-M) 3 12 Januari 1 Maintenance 2 (1-M, 3-7-23 Februari 2 M, 2-Y) Maintenance 3 (1-M) 6-16 Maret 3 Maintenance 4 (1-M) 28-31 Maret s/d 1-6 4 April Maintenance 5 (1-M) 9-25 Mei 5 Maintenance 6 (1-M) 5-29 Juni 6 Maintenance 7 (1-M) 8-17 Agustus 7 Maintenance 8 (1-M) 1-14 September 8 Maintenance 9 (1-M) 3-26 Oktober r 9 Maintenance 10 (1-M) 21-30 Nopember 10 Maintenance 11 (1-M) 19-31 Desember 11 Jumlah Pemakaian Bahan Bakar Dalam Jangka Waktu Satu Tahun Jumlah pemakaian bahan bakar dalam jangka waktu satu tahun didefenisikan sebagai frekuensi tesrt run dikalikan dengan konsumsi bahan bakar diperlukan untuk satu kali test run, sehingga: V T = V x n (4) Dimana: V T = jumlah pemakaian bahan bakar dalam jangka waktu satu tahun V = volume bahan bakar tiap unit disel diperlukan untuk satu kali test run n = jumlah test run dalam satu tahun. Sehingga jumlah bahan bakar disel BRV10/20/30 dalam jangka waktu satu tahun, V T untuk: 1. Pra Modifikasi V T1 = V x n = 245.25 x 26 V T1 = 6376.5 liter. 2. Pasca Modifikasi V T2 = V x n = 245.25 x 11 V T2 = 2697.75 liter Selisih jumlah pemakaian bahan bakar sebelum dan sesudah modifikasi, V adalah harga mutlak dari jumlah kebutuhan bahan bakar sebelum modifikasi dikurangi jumlah pemakaian bahan bakar setelah modifikasi, dirumuskan sebagai berikut: V = V t1 V t2 (5) 594

Substitusi harga V t1 dan V t2 ke dalam Persamaan 4, diperoleh: V = Vt1 Vt2 = 6376.5 2697.75 V = 3678.75 liter Efisiensi pemakaian bahan bakar sebelum dan sesudah modifikasi dihitung sebagai berikut: V % V = x 100 % (6) V t1 Sehingga dengan memasukkan nilai selisih jumlah pemakaian bahan bakar dan volume pemakaian bahan bakar sebelum modifikasi ke dalam Persamaan 6 diperoleh: %V = (3678.75 / 6376.5 ) x 100 % %V = 57.69 % Jadi efisiensi bahan bakar setelah modifikasi jadual test run BRV10/20/30 adalah 57.69 %. Perbandingan volume bahan bakar sebelum dan sesudah modifikasi serta selisih pemakaian bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 1. Konsumsi Bahan Bakar Disel BRV10/20/30 Untuk Test Run 7000 6000 5000 liter 4000 3000 2000 1000 0 1 Sebelum modifikasi 6376.5 Setelah modifikasi 2697.75 Satu tahun operasi Gambar 1. Jumlah Pemakaian Bahan Bakar Disel Untuk Test Run Dalam Satu Tahun Operasi KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa dengan modifikasi perioda test run, maka dalam jangka waktu satu tahun operasi reaktor, pemakaian bahan bakar untuk keperluan test run disel BRV10/20/30 dapat dikurangi hingga 57.69 % dibandingkan sebelumnya atau setara dengan 3678.75 liter. Dengan demikian modifikasi perioda test run disel BRV10/20/30 dari test run periodik satu kali dalam dua minggu 595

menjadi mengikuti skedul operasi reaktor patut dipertahankan. DAFTAR PUSTAKA 1. INTERATOM GMBH, Diesel BRV10//20/30 Description and Specification, 1987 2. Reactor Operation and Maintenance Schedule RSG-GAS For Year 2007, Serpong, 2007. 3. P2TRR, Laporan Test Run Disel BRV10/20/30, 2005. 4. YAN BONY MARSAHALA, Evaluasi Kinerja Disel BRV10 RSG-GAS Setelah Overhaul, Laporan Teknis, TRR.SR.23.01.51.05 596