BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha semakin kompetitif. Bisnis tidak hanya bagaimana cara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Desember Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sustainability Reporting (Sakina, 2014). Meskipun telah didukung oleh peraturan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, sosial, maupun ekonomi.dampak negatif yang ditimbulkan. dampak atas keseimbangan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Wacana ini digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan lingkungan politik.


BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya pada tempat yang memiliki sisi profitable yang aman dan pasti.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume. Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah. Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggunakan dana yang ada dari para pemilik modal dan besarnya return

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik kinerja sosial terhadap stakeholders menjadi topik yang

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun perusahaan hanya fokus pada tujuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB I PENDAHULUAN. sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. global. Untuk mengurangi kondisi lingkungan yang keadaannya semakin menurun

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan. 1. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA)

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri pertambangan merupakan penyumbang utama terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, melainkan dari segi sosial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan dari kegiatan operasi, misalnya limbah, global warming,

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dan adanya globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin kompetitif. Bisnis tidak hanya bagaimana cara untuk mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi, tapi perusahaan dituntut lebih memperhatikan tanggung jawab sosial maupun lingkungan. Hal ini terjadi karena perubahan kesadaran masyarakat dunia akan dampak aktivitas perusahaan. Kesadaran dampak baik positif maupun negatif perusahaan tersebut mengakibatkan tekanan dan tuntutan pada perusahaan, agar perusahaan mengungkapkan aktivitas perusahaannya dalam laporan tahunan (Annual Report) seperti laporan keuangan (Financial Report), laporan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) dan laporan berkelanjutan (Sustainability Report). Kebutuhan masyarakat terutama para investor akan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan mengenai aktivitas sosialnya. Hal inilah yang menyebabkan diungkapkannya informasi tentang perusahaan baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Maka dari itu perusahaan akan mempertimbangkan biaya serta manfaat yang diperoleh dari pengungkapan tersebut, karena perusahaan tidak akan semata-mata mengeluarkan biaya yang besar tanpa berharap manfaat yang signifikan bagi perusahaan.

2 Menurut Owen (2005) dalam Budiman (2010) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Perusahaan menjadi lebih peka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial maupun lingkungannya. Banyak perusahaan telah melakukan informasi sosial dan lingkungan baik perusahaan nasional maupun internasional. Menurut Birt et al. (2012) secara global di tingkat negara, perusahaan Australia mengungkapkan pada tingkat tertinggi dibadingkan perusahaan-perusahaan di Amerika, Swedia dan Brazil. Sementara itu pada tingkat perusahaan, ukuran perusahaan, tipe industri dan leverage berhubungan dengan tingkat pengungkapan informasi sosial. Lamanya perusahaan yang telah mengadopsi Pedoman GRI dan jaminan eksternal dalam laporan keberlanjutan lebih penting dalam menjelaskan tingkat pengungkapan keberlanjutan daripada tingkat karakteristik perusahaan seperti kinerja keuangan. Selaras dengan Eccles et al. (2011) yang membuktikan bahwa perusahaan dengan keberlanjutan tinggi secara signifikan mengungguli kompetitor mereka secara jangka panjang, baik dalam hal pasar saham maupun kinerja keuangan perusahaannya. Pengungkapan Sustanability Report secara global menunjukan trend yang meningkat setiap tahunnya. Menurut laporan juri Indonesia Sustainability Reporting Award yang dikutip daricorporataregister.com pada tahun 2011

3 pertumbuhan perusahaan dari berbagai ukuran (Size) yang mengungkapkan Sustanability Report terus menerus meningkat setiap tahunnya sejak tahun 1992 sampai tahun 2010, hampir tidak terlihat pengaruh resesi global (global resession) yang terjadi pada tahun tersebut. Di tahun 2010 sekitar 5000 laporan telah diungkapkan di seluruh dunia. Sumber: ISRA 2011 Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Pengukapan Sustainability Reportdi Dunia Sementara itu, perkembangan Sustainability Report di Indonesia juga menunjukan trend yang sangat baik. Perusahaan-perusahaan di Indonesia telah melaksanakan berbagai macam bentuk aktivitas sosial maupun lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pelestarian lingkungan, bantuan bencana, kemitraan dengan perusahaan kecil dan menengah, membangun fasilitas umum, program beasiswa, dan sumbangan untuk sekolah. Selain itu, Menteri Negara

4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mewajiban semua BUMN untuk mengalokasikan beberapa jumlah keuntungan mereka untuk kemitraan danpengembangan lingkungan program (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan-PKBL) berdasarkan Keputusan Menteri Nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 3 Juni 2003tentang BUMN Perusahaan Program Kemitraan dengan Usaha Kecildan Pengembangan Lingkungan. Secara umum di Indonesia terutama perusahaan go public mengungkapkan informasi sosial danlingkungan kegiatan dalam laporan tahunan dan laporan PKBL (untuk BUMN). Sayangnya, informasi itu tidak cukup untuk memenuhi semua harapan pemangku kepentingan. Belajar dari titik ini, pada bulan Mei 2006 PT AstraInternasional, Tbk, sebagai salah satu pelopor perusahaan yang meluncurkan laporan keberlanjutan pertamadi Indonesia, menerbitkan laporan keberlanjutan meliputi periode tahun 2005 pada rapat umum pemegang saham tahunan umum mereka. Laporan ini dimaksudkan untuk menggantikan Astra Green pada Laporan Tahunan Perusahaan yang terbit secara berkala.setelah inisiatif Astra, praktek pelaporankeberlanjutan dengan cepat dan secara signifikan mendapat perhatian dari investor, fund manager, organisasi profesi, regulator pasar serta akademisi (ISRA:2011). Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No 23/1997 tentang manajemen lingkungan, aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai prosedur dan persyaratan listing dan PSAK (Sihotang, 2007). Pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perseroan terbatas di Indonesia telah

5 diwajibkan melalui Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejak beberapa tahun terakhir Bapepam-LK telah pula mengeluarkan aturan yang mengharuskan emiten mengungkapkan pelaksanaan kegiatan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan. Di Indonesia perkembangan Sustainability Report didukung oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) yang merupakan organisasi independen dengan tujuan membantu pengembangan, pengukuran dan pelaporan pelaksanaan CSR / Corporate Sustainability (CS) telah aktif mempromosikan pelaporan keberlanjutan selama bertahun-tahun. Menurut NCSR munculnya pemahaman perusahaan tentang pelaporan keberlanjutan baru terus meningkat dan laporan kualitas yang lebih baik selama bertahun-tahun. Sejumlah perusahaan telah mengirimkan utusan mereka untuk mempelajari lebih lanjut tentang keberlanjutan pelaporan di NCSR. Ditahun 2011 sekitar 300 lulusan dengan Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS) dan sekitar 50 Certified Sustainability Reporting Assurer (CSRA). Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada perusahaan yang telah menerbitkan Sustainability Report, NCSR mengadakan The Sustainability Reporting Award Indonesia (ISRA) yang merupakan penghargaan tahunan terhadap perusahaan atau organisasi yang telah mengembangkan dan menerbitkan laporan keberlanjutan dan laporan CSR dan dengan baik menggunakan situs web perusahaan atau organisasi untuk mengungkapkan kegiatannya. Pada Tahun 2011 ada 34 perusahaan Indonesia dari berbagai tipe telah berpartisipasi dalam penghargaan tersebut.

6 Sumber: ISRA 2011 Gambar 1.3 Grafik Jumlah Sustainability Report yang dibuat di Indonesia Darigambar tersebut kita bisa melihat bahwa jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan terus meningkat. Namun itu bukan hanya jumlah laporan yang meningkat tetapi juga kualitas laporan yang dibuat juga semakin meningkat. Hal ini bukan hanya karena perusahaan yang membuat laporan mengirim utusan mereka untuk melakukan pelatihan bersertifikat, perusahaan juga lebih mencari jaminan independensi pada laporan mereka. Meskipun setiap tahun meningkat, tapi dari segi jumlah perusahaan yang mengungkapkan Sustainability Report masih sangat sedikit dibandingkan perusahaan yang tidak mengungkapkan. Isu mengenai Sustainable development berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menerbitkan Sustainability Report. Laporan berkelanjutan kian menjadi tren kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan (Chariri dan Nugroho, 2009). Di Indonesia, studi mengenai Sustainibility Report

7 masih sangat jarang. Sustainibility (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-sosial; planetsosial; planet-environment; dan profit-economic. Berdasarkan penjelasan tersebut Sustainability Report bukan hanya kewajiban perusahaan untuk melaporkan aktivitasnnya tapi juga dapat mendatangkan keutungan bagi perusahaan, diantaranya pengungkapan Sustainability Report baik dalam maupun terpisah dari laporan tahunan menjadi salah satu pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Sustainability Report seperti halnya program CSR kini bukan lagi sebagai suatu hal yang sekedar baik untuk dilakukan, akan tetapi CSR pada masa moderen ini justru menggarisbawahi isu mengenai keberlanjutan (sustainability) bagi perusahaan. Jika dirasa kegiatan CSR tidak bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, maka tidak perlu dilakukan, karena hal itu hanya akan membuang energi, dana, dan waktu, ungkap Head of Climate Change and Sustainable LRQA Asia Robert Hansor dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Lloyds Register Quality Assurance (LRQA) Indonesia (108CSR.com, Desember 2012). Pengungkapan Sustainability Report selain digunakan untuk pedoman dan standar evaluasi perusahaan, laporan-laporan tersebut juga digunakan para investor dalam menentukan investasinya terutama pada perusahaan yang go public. Menurut Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan Corporate Social Resposibility (CSR) sebagai

8 pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi dalam Sayekti dan Wondabio (2007)). Sustainability report memberikan informasi yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan. Dengan demikian jika invetor menganggap informasi tersebut sebagai good-news maka akan menimbulkan reaksi dari investor salah satunya melalui perubahan harga saham. Perubahan harga saham dilihat dari selisih antara harga saham sesudah publikasi dengan harga saham sebelum publikasi. Hal tersebut sesuai dengan Jogianto (2008:529) yang menyatakan bahwa kandungan yang terdapat dalam suatu informasi dimaksudkan untuk melihat informasi dari suatu pengumuman, jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan harga saham diantaranya kondisi keuangan perusahaan, keadaan ekonomi, politik baik nasional maupun global dan khususnya sekarang ini pasar dan para investor sangat memperhaikan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan yang dipicu dengan adanya isu-isu global mengenai tanggung jawab sosial sehingga para investor menjadikan informasi yang dikeluarkan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam berinvetasi pada perusahaan yang bersangkutan. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan laporan berkelanjutan perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Diantaranya ada yang meneliti mengenai pengaruh Sustainability Report terhadap reaksi investor. Guidry dan Patten (2010) menyebutkan bahwa secara keseluruhan pengungkapan

9 Sustainability Report tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sama halnya dengan Wiradireja (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan tidak terbukti berpengaruh secara positif terhadap keputusan investor. Hasil penelitian Budiman dan Supatmi (2009) serta Amrin (2011) menunjukkan bahwa pengumuman ISRA berpengaruh terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Selain itu, penelitian Cheng dan Christiawan (2011) yang menyatakan bahwa pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return. Dahlia dan Siregar (2008) yang menunjukkan bahwa aktivitas CSR berpengaruh positif terhadap kinerja pasar. Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan (environmental performance) yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode. Penelitian tentang pengaruh Sustainability Report terhadap variabel lain seperti kinerja keuangan, abnormal return, volume perdagangan saham telah cukup banyak dilakukan tetapi dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penulis menggunakan variabel perubahan harga saham sebagai variabel dependen. meliti tentang topik ini dengan menggunakan data terbaru. Dalam penelitian ini juga penulis terfokus pada pengaruh Sustainability Report terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di ISRA. Dalam penelitian ini menggunakan dataterbaru, yaitu perusahaan yang mengungkapkan Sustainability Report pada tahun 2011.

10 Berdasar latar belakang di atas dan beberapa peneliti terdahulu, penyusun akan melakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai pengungkapan laporan berkelanjutan (Sustainability Report) dengan judul PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diwujudkan dalam pertanyaan yaitu: 1. Bagaimana gambaran pengungkapan Sustainability Report pada perusahaan yang terdaftar di ISRA? 2. Bagaimana gambaran perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di ISRA sebelum dan setelah mempublikasikan Sustainability Report? 3. Bagaimana pengaruh Sustainability Report terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di ISRA? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengungkapan Sustainability Report pada perusahaan yang terdaftar di ISRA serta menganalisis pengaruhnya terhadap perubahan hargasaham.

11 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meberikan bukti empiris mengenai: 1. Gambaran pengungkapan Sustainability Report pada perusahaan yang terdaftar di ISRA. 2. Gambaran perubahan harga saham perusahaan sebelum dan setelah mempublikasikan Sustainability Report yang terdapat di ISRA. 3. Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap perubahan harga saham yang terdaftar di ISRA. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Empiris Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan para investor. 1. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap lingkungan dan sosial. 2. Bagi investor, penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak hanya dilihat pada ukuran-ukuran moneter saja.

12 1.4.2 Kegunaan Teoritis Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna untuk peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis, sehingga bisa dijadikan bahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pasar modal dan tanggungjawab sosial perusahaan.