PENGARUH BIAYA TERHADAP KINERJA PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS KOTA CIREBON TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

DRAFT RANPERBUP TTG POLA BAGI JASA PELAYANAN RSUD BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

MONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN

PENGARUH PERSEPSI MENGENAI URAIAN JABATAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SERANG

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

STRUCTURAL EQUATION MODEL PARTIAL LEAST SQUARE (SEM-PLS) DENGAN SMARTPLS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan dalam penelitian dibidang ilmu sosial. (structural equation modeling, SEM), karena bisa dikatakan bahwa pemodelan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (RPJMN )

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan penduduk, responsif

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BUPATI PONTIANAK, NOMOR O-O TAHUN 2013 PEMANFATAAN DANA JAMPERSAL DI PUSKESMAS DAN RSUD DENGAN STATUS NON BLUD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL. Yuliana Saptiti Sari

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memiliki jaminan kesehatan setiap warga negara berhak mendapat

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. Structural Equation Modelling (SEM) merupakan sebuah metode yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas

Transkripsi:

PENGARUH BIAYA TERHADAP KINERJA PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS KOTA CIREBON TAHUN 2013 Juliantina Mulus Rahaju 1, Elsa Pudji Setiawati 2, Sharon Gondodiputro 3 1 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 2,3 Dosen Pengajar Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. ABSTRAK Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dalam rangka pencapaian target nasional dan global, merupakan program prioritas dan merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015. Untuk menyelenggarakan program KIA di Puskesmas diperlukan sumber daya biaya. Biaya sebagai salah satu sumber daya telah diluncurkan dari berbagai sumber baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Sejumlah sumber daya disertai proses tertentu akan menghasil sejumlah hasil. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis besarnya pengaruh BOK, Jamkesmas dan Jamkesda terhadap kinerja program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas. Metode penelitian merupakan penelitian kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis multivariat dengan model persamaan Structural Equation Modelling (SEM) metode pendekatan Partial Least Square (PLS). Unit analisis penelitian ini adalah 22 Puskesmas yang berada di Kota Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOK memiliki pengaruh negatif sebesar -0,338 demikian juga dengan Jamkesmas berpengaruh negatif -0,572 sedangkan Jamkesda memiliki pengaruh positif +0,369 terhadap kinerja KIA di Puskesmas pada Tahun 2013. Berdasarkan nilai R 2 didapatkan bahwa variabel BOK, Jamkesmas dan Jamkesda mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 0,698 (69,8%), sedangkan sisanya 30,2% berasal dari pengaruh konstrak lainnya. Kontribusi terhadap nilai R 2 sebesar 0,698 dikelompokkan sebagai kategori pengaruh kuat. Perubahan pada variabel Jamkesda akan berdampak signifikan

terhadap peningkatan kinerja KIA dengan besar pengaruh mencapai 0.369 standar deviasi. Tidak berpengaruhnya variabel BOK dan Jamkesmas menunjukkan bahwa kedua variabel ini belum mampu memperbaiki kinerja KIA di Puskesmas pada Tahun 2013. Ketidakmampuan dari komponen biaya ini dalam mendorong kinerja KIA dapat disebabkan oleh belum optimalnya pemanfaatan dana tersebut dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas. Kata Kunci : BOK, Jamkesmas, Jamkesda, Kinerja KIA PENDAHULUAN Sistem kesehatan yang baik harus memiliki kejelasan dalam pengorganisasian biaya kesehatannya. Kejelasan yang dimaksud adalah menunjuk pada sumber biaya, alokasi dan pemanfaatan. 1,2 Pengelolaan biaya kesehatan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional, dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah dengan memperhatikan otonomi daerah serta otonomi fungsional di bidang kesehatan. 3 Biaya kesehatan memiliki korelasi yang kuat dengan keberhasilan sistem kesehatan di suatu negara. 4 Biaya kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan penting bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Masalah-masalah biaya kesehatan yang muncul disebabkan antara lain oleh kurangnya dana yang tersedia, pemanfaatan yang tidak tepat, penyebaran dana yang tidak sesuai kebutuhan, pengelolaaan dana yang tidak sempurna serta biaya pelayanan kesehatan yang makin meningkat karena adanya kemajuan teknologi di bidang kesehatan. 5 Biaya kesehatan dari pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini melonjak sangat drastis, dari sekitar 7 Triliun Tahun 2005 menjadi hampir 21 Triliun pada Tahun 2011. 6 Kenaikan ini dipicu oleh adanya berbagai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan proporsi biaya untuk kesehatan. Kaitan lainnya adalah untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pencapaian target indikator Millenium Development Goals (MDGs). 7

Saat ini, dalam rangka pencapaian target nasional dan global, program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan program prioritas nasional dan merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015. 8-9 Pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada SKN 2012 yang keberhasilannya diukur dengan pencapaian kinerja. Pembangunan kesehatan tingkat dasar di Indonesia dilaksanakan oleh Puskesmas. Salah satu sumber daya atau masukan (input) bagi keberlangsungan pembangunan kesehatan adalah biaya. Biaya tersebut dipergunakan Puskesmas Kota Cirebon untuk menghasilkan luaran (output) program kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk mencapai tujuan komitmen global MDGs 2015. Salah satu program kesehatan di Puskesmas yang memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan adalah KIA. Hasil pencapaian kinerja program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kota belum mencapai target. Terdapat kesenjangan antara biaya sebagai sumber daya ( input) dan kinerja program KIA sebagai hasil ( output), sehingga penelitian pengaruh biaya terhadap kinerja program KIA di Puskesmas menarik untuk dilakukan. Dalam penelitian ini akan diteliti besarnya pengaruh Biaya Operasional Kesehatan (BOK), Jamkesmas dan Jamkesda terhadap pencapaian kinerja program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kota. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan dengan menggunakan metode kuantitatif, sehingga dapat diketahui hubungan antar variabel dan uji hipotesis berdasarkan pada analisis statistik. Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat penelitian ini dilakukan dalam satu waktu. Rancangan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling.) Analisis statistik dengan Structural Equation Modelling (SEM) dalam penelitian ini, menggunakan software XL-STAT2011 Partial Least Square (PLS). SEM dengan metode alternatif PLS dipilih karena sampel dalam penelitian ini relatif kecil yaitu 22 Puskesmas.

Variabel penyebab (eksogen) dalam penelitian ini adalah biaya berupa anggaran atau sejumlah uang untuk melaksanakan kegiatan program KIA. Variabel biaya diduga dapat berpengaruh terhadap kinerja program KIA. Variabel biaya ini dipengaruhi oleh 3 indikator (variabel manifest), yaitu BOK (X1), Jamkesmas dalam bentuk Jampersal (X2) dan Jamkesda (X 3). Masing-masing variabel manifest ini pun memiliki indikator yaitu jumlah dan alokasi, pemanfaatan, sumber dana dan cara penyerapan dana sedangkan variabel akibat dalam penelitian ini adalah kinerja program KIA di Puskesmas yang nilainya ditentukan oleh nilai cakupan indikator kinerjanya yaitu kunjungan bumil K4, persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetesi kebidanan, pelayanan nifas, komplikasi kebidanan yang ditangani, kunjungan neonatus, kunjungan bayi, kunjungan balita, dan output peserta KB aktif. HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis PLS, diperoleh nilai path coefficient pengaruh biaya terhadap kinerja KIA di Puskesmas, masing-masing adalah BOK -0,338, Jampersal -0,572 dan Jamkesda +0,369. BOK dan Jampersal Tahun 2013 tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja KIA di Puskesmas sedangkan Jamkesda memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja KIA. Secara bersama-sama ketiga variabel bebas biaya ini memberikan nilai R 2 0,698 terhadap kinerja KIA. Berdasarkan nilai R 2 diketahui bahwa variabel BOK, Jamkesmas dan Jamkesda mampu menjelaskan variabel kinerja KIA di Puskesmas sebesar 0,698 sedangkan sisanya 0,302 pengaruh dari konstrak lainnya. Kontribusi terhadap nilai R 2 ini berdasarkan kriteria Chin, nilai R 2 0,698 dikelompokkan sebagai kategori kuat. 10 Persamaan struktural (inner model) dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut ; Kinerja Program KIA = -0.338 BOK -0.572 Jamkesmas + 0.369 Jamkesda Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan Goodness of Fit (GoF) yang diperkenalkan oleh Tenenhaus. 11 GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara

model pengukuran dan model struktural. nilai GoF penelitian ini adalah 0,565. Nilai GoF ini lebih dari 0,36 sehingga memiliki makna bahwa model memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris. Nilai GoF penelitian ini, baik untuk Outer model 0,968 dan Inner model 0,903 menunjukkan nilai yang tinggi lebih besar dari 0.80 yang mengindikasikan bahwa model sangat baik dalam menjelaskan keragaman data. Sehingga berdasarkan kedua statistik ini, model yang dibangun dalam penelitian ini memiliki kecocokan dengan data penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dapat terwakili dengan baik oleh model yang dibangun. Pengujian hipotesis partial penelitian ini menggunakan statistik uji t dengan hasil menunjukkan bahwa nilai t statistik untuk BOK -0,338 dengan nilai p 0,038 dan nilai t Jamkesmas -0,572 dengan nilai p 0,001 memberikan makna BOK dan Jamkesmas sama-sama tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja KIA, sedangkan untuk Jamkesda dengan nilai t 0,369 dan nilai p 0,012 memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja KIA di Puskesmas Kota Cirebon pada Tahun 2013. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari ketiga variabel bebas yaitu BOK, Jamkesmas, dan Jamkesda, hanya ada satu variabel yang berpengaruh positif terhadap kinerja proses KIA dengan nilai p.value 0.012 yaitu variabel Jamkesda. Perubahan pada variabel Jamkesda akan berdampak signifikan terhadap kinerja proses KIA dengan besar pengaruh mencapai 0.369 standar deviasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Biaya Operasional Kesehatan tidak berpengaruh pada kinerja program KIA di Puskesmas Tahun 2013. 2) Jaminan Kesehatan Masyarakat dalam bentuk jaminan persalinan tidak berpengaruh pada kinerja program KIA di Puskesmas tahun 2013. 3) Jaminan Kesehatan daerah berpengaruh pada kinerja program KIA di Puskesmas Tahun 2013.

DAFTAR PUSTAKA 1. Indonesia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2. Islam M. Health System Assessment Approach: A How -To Manual. 2007. 3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional. 4. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina Rupa Aksara. Jakarta 1996. 5. Hasbullah Thabrany. Pendanaan Kesehatan Di Indonesia: Penyakit Kronis Yang Berkomplikasi Kebodohan dan Kemiskinan. In: Sakit, Pemiskinan dan MDGs. Jakarta; Buku Kompas; 2009. 6. Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun 2012.[diunduh pada tanggal 9 Desember 2013]; tersedia dari: www.anggaran.depkeu.go.id 7. Setditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI. Laporan Hasil Studi Pengembangan Sistem Monitoring Dan Evaluasi BOK. Jakarta 2011. 8. Trisnantoro. Kebutuhan Pembiayaan Dan Sumber Pendanaan Kesehatan Ibu Anak ; Apakah Bantuan Operasional Kesehatan Bisa menjadi Solusi. Jakarta: Kebijakan Kesehatan Indonesia; 2011 [diunduh tanggal 1 September 2013]; Tersedia dari: www.kebijakankesehatanindonesia.net. 9. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. Jakarta: BAPPENAS;2010. 10. Hair J.F., Hult G.T.M., A Primer On Partial Least Square. Structure Equation Modeling. Sage Publication Ltd. London. Copyright 2014. 11. Barker C., Pistrang N., Research Method In Clinical Psychology. An Introduction For Students And Pratitioners. Second Edition. John Willey And Sons. Copyright 2001.

JURNAL HASIL PENELITIAN PENGARUH BIAYA TERHADAP KINERJA PROGRAM KESEHATANIBU DAN ANAK DI PUSKESMAS KOTA CIREBON TAHUN 2013