I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru Anatomi Paru. Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB 1. Pendahuluan. Faktor perinatal menjadi faktor risiko gangguan respiratorik kronis masa

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

Sistem Pernapasan - 2

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

I. PENDAHULUAN. tidak banyak melakukan aktivitas fisik dan menata pola makan agar menjadi

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. Tes fungsi paru dilakukan untuk menilai kondisi paru seseorang. Tes fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernapasan merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia. 17 Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan dasar pembuatan batik adalah lilin batik. Lilin batik ini akan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan: pernapasan seluler dan pernapasan eksternal. Istilah pernapasan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik secara rutin seperti berolahraga. 2

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

BAB 1 PENDAHULUAN. udara termasuk oksigen. Secara alamiah paru-paru orang yang tinggal di

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting seperti pembuluh darah besar dan jantung. Udara bisa

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Sistem Pernafasan Manusia

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keterampilan Klinis UJI FAAL PARU (SPIROMETRI)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

PERBANDINGAN FORCE VITAL CAPACITY (FVC) PERENANG DAN BUKAN PERENANG PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA DENPASAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. Taymiyah selalu berkumpul untuk tilawah dan saling menyimak Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT DAN BAHAN 1. Satu set spirometer 2. Manometer tabung U 3. Respivol 4. Corong 5. Zat Cair 6. Mistar

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERANAN OLAHRAGA TERHADAP KAPASITAS KARDIORESPIRASI. Lismadiana

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam

Patriana R, Berawi K, Sholeha TU Medical Faculty of Lampung University. Key word: Forced Expiratory Volume In One Second, Vital Capacity

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energi dan karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolis aktif dan membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). Organ pernapasan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian penghantar udara dan bagian yang berperan sebagai tempat pertukaran gas. Bagian penghantar udara terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkhi dan bronkioli. Bagian pertukaran gas terdiri dari bronkhiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007). Fungsi pernapasan dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, umur, jenis kelamin, tinggi, berat, dan ras (Guyton, 2007). Cara yang cukup mudah dan murah dalam menjaga fungsi paru adalah dengan melakukan olahraga

2 yang teratur. Olahraga dapat menjadi salah satu usaha preventif dan rehabilitasi penyakit (Harrison, 2005). Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur. Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat. Olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anakanak dan dewasa, bahkan bayi pada golongan usia infant sudah dapat mulai diajarkan renang (Dwijowinoto, 2010). Renang merupakan salah satu latihan fisik jenis aerobik yang dapat mengubah serabut otot sehingga dapat menyebabkan perubahan bentuk pada beberapa serabut fast glykolytic/fg fiber menjadi fast oxidativeglycolytic/fog fiber. Perubahan bentuk serabut-serabut otot dapat menyebabkan peningkatan diameter mitokondria, suplai darah dan kekuatan otot pada sistem pernapasan (Katch, 2004). Aktivitas jasmani seperti, berlari dan bersepeda, berenang yang dilakukan selama 30 menit tiga kali seminggu akan meningkatkan kebugaran kardiovaskuler (kapasitas kardiovaskuler, kekuatan dan daya tahan aerobik atau kebugaran). Manfaat lainnya aktivitas jasmani dapat menurunkan tekanan darah anak-anak dan orang dewasa yang mengidap tekanan darah tinggi (Patrick, 2006). Ketika berlatih frekuensi denyut jantung dan paru akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut jantung dan paru akan sesuai dengan intensitas

3 latihan. Semakin tinggi intensitas (misal berjalan, berlari, bersepeda dan berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan terasa semakin cepat. Azas Conconi berbunyi hubungan antara frekuensi denyut jantung dan intensitas latihan adalah linier. Selain itu ada istilah titik defleksi (deflection point), atau ambang batas anaerobik (anaerobic threshold), yang mengatakan bahwa jika intensitas latihan dinaikkan, maka frekuensi denyut jantung juga akan naik dan fungsi paru akan meningkat (Conconi, 2008). Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki, olahraga renang dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru yang menyebabkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru meningkat (Tamyiz, 2008). Pemeriksaan faal paru biasanya dikerjakan berdasarkan indikasi atau keperluan tertentu. Penurunan fungsi paru yang terjadi secara mendadak dapat menimbulkan keadaan yang disebut gagal napas dan dapat mendatangan kematian kepada penderita. Untuk keperluan praktis dan uji skrining, biasanya penilaian faal paru seseorang cukup dengan melakukan uji fungsi ventilasi paru. Apabila fungsi ventilasi nilainya baik, dapat mewakili keseluruhan fungsi paru dan biasanya fungsi-fungsi paru lainnya juga baik. Penilaian fungsi ventilasi berkaitan erat dengan penilaian mekanika pernapasan. Penilaian fungsi ventilasi digunakan spirometer untuk mencatat grafik pernapasan berdasarkan jumlah dan kecepatan udara yang keluar atau masuk ke dalam spirometer (Alsagaff dkk., 2005).

4 Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai VEP1/KVP kurang dari 70% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar (Alsagaff dkk, 2005). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa olahraga renang mempengaruhi fungsi paru-paru dan mengakibatkan peningkatan kapasitas paru serta mengembangkan daya tahan yang lebih besar pada otot pernapasan. Perlu dilakukan kajian bagaimana perbedaan kapasitas vital paksa (Forced Vital Capacity) dan volume ekspirasi paksa dalam satu detik (Forced Expiratory Volume in One Second) sebelum dan sesudah melakukan olahraga renang pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik sebuah rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh olahraga renang terhadap kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa dalam satu detik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh olahraga renang terhadap fungsi paru pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui apakah olahraga renang mempengaruhi nilai volume ekspirasi paksa dalam satu detik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Lampung sesudah melakukan olahraga renang. 2. Mengetahui apakah olahraga renang mempengaruhi nilai kapasitas vital paksa pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara ilmiah maupun praktis. Adapun manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

6 1.4.1 Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan komponen kebugaran jasmani yaitu, kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa satu detik. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keefektifan latihan berenang yang dilakukan terhadap fungsi paru. 1.5 Kerangka Penelitian 1.5.1 Kerangka Teori Kapasitas vital paru (Forced Vital Capacity/FVC) adalah jumlah udara maksimum pada seseorang yang berpindah pada satu tarikan nafas, sedangkan volume ekspirasi paksa satu detik (Forced Expiratory Volume in One Second/FEV1) adalah volume total yang dikeluarkan selama satu detik pertama dari hasil ekspirasi paksa yang telah dilakukan ketika mencapai kapasitas vital paru total. Pemeriksaan yang berguna untuk fungsi paru adalah mengukur volume maksimum udara yang dapat diekspirasikan oleh seseorang dalam suatu rentang waktu tertentu yang disebut volume ekspirasi paksa (Forced Expiratory Volume/FEV). Volume udara pada 1 detik pertama ekspirasi (FEV1) sangat perlu dievaluasi (Guyton, 2007).

7 Latihan fisik akan menyebabkan daya tahan dan kekuatan otot-otot pernafasan meningkat sehingga kemampuan mengembang paruparu bertambah. Selain itu latihan fisik akan mengakibatkan kemampuan otot pernafasan untuk mengatasi resistensi aliran udara pernafasan dan melakukan kerja elastis meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume paru (Guyton, 2007). Renang merupakan salah satu olahraga aerobik yang paling berdaya guna karena melibatkan seluruh otot utama tubuh dan sebagai hasilnya memberikan hasil keseluruhan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan olahraga-olahraga lain. Diyakini bahwa dengan berenang, akan didapatkan peningkatan kemampuan respirasi, terutama kemampuan ekspirasi (Tortora, 2012).

8 Dari berbagai teori yang ada dapat dibentuk bagan: Renang Kesehatan jasmani Berhubungan dengan keterampilan Berhubungan dengan kesehatan kelenturan Kekuatan otot kardiorespirasi Keseimbang an tubuh Sistem paru Peredaran darah FVC FEV1 VT RV TLC FRC IC IR V ERV Gambar 1. Kerangka teori hubungan olahraga renang terhadap kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa dalam satu detik

9 Keterangan bagan: FVC: Kapasitas Vital Paksa FEV1: Volume Ekspirasi Paksa 1 detik VT: Volume Alun Nafas RV: Volume Residu TLC: Kapasitas Paru Total FRC: Kapasitas Residu Fungsional IC: Kapasitas Inspirasi IRV: Volume Cadangan Inspirasi ERV: Volume Cadangan Respirasi 1.5.2 Kerangka Konsep Variabel Independent Variabel dependent Renang Kapasitas vital paru Volume ekspirasi paksa satu detik Gambar 2. Skema Kerangka Konsep 1.6 Hipotesis H1: ada hubungan antara olahraga renang dengan perubahan kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa paru