RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU. Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

- 9 - No. Tujuan/sasaran Program/Kegiatan Jadwal Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN KE-69 HARI BHAYANGKARA TAHUN 2015

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

AGENDA PIAGAM GLOBAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA DI KOTA

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

Deklarasi Vienna dan Program Aksi

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

SELAYANG PANDANG KOTA PALU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

MAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

II. TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL SKRIPSI PROSES SOSIALISASI NORMA HAM INTERNASIONAL OLEH PBB SEBAGAI UPAYA DEMOKRATISASI DI LIBYA Untuk memenuhi persyaratan guna mempero

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Tujuan pendirian Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945:

I. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of Human

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

H. Afif Nurhidayat, S.Ag.

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

2 Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Per

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR /335/ /2011 TENTANG

ALASAN-ALASAN DIBALIK DIBATALKANNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

CATATAN PENUTUP REFLEKSI AKHIR TAHUN PAPUA 2010 : MERETAS JALAN DAMAI PAPUA OLEH: LAKSAMANA MADYA TNI (PURN) FREDDY NUMBERI

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Deklarasi Dhaka tentang

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

Kusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

Sejarah AusAID di Indonesia

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

SIARAN PERS. Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi dan Kohesi Sosial!

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM

RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU 1 Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM RAN HAM lima tahun yang lalu diakui belum sepenuhnya berhasil melaksanakan empat pilarnya yakni: (1) persiapan ratifikasi instrument HAM internasional. (2) pelaksanaan harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang HAM. (3) diseminasi dan pendidikan di bidang HAM. dan (4) penerapan norma dan standar instrumen HAM. Sekarang, keempat pilar itu tetap diteruskan untuk tetap diteruskan untuk lima tahun kedepan dengan dengan menambah komponen baru yakni (1) Penataan kelembagaan terutama implementasinya di daerah, dan (2) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan sebagai bagian inheren dari semua pilar. Konsep RAN HAM sesungguhnya pertama kali lahir pada Konferensif HAM di Wina tahun 1993. Konferensi ini dinilai sebagai salah satu konferensi HAM terbesar dunia sejak dicetuskannya Deklarasi HAM Universal tahun 1948. Deklarasi Universal HAM dinilai oleh PBB sebagai perekat sosial atau common denominator perjalanan sejarah peradaban umat manusia sepanjang zaman. Sebab, deklarasi itu lahir dari kesadaran kolektif masyarakat international untuk mengakhiri tragedi dan kekejaman yang terjadi selama Perang Dunia II yang telah menelan korban tidak kurang 60 juta jiwa. Dengan demikian RAN HAM merupakan satu mata-rantai perjalanan sejarah kesadaran kolektif semua bangsa di dunia untuk menghargai dan menghormati HAM dan sekaligus mengenal universalitas, keutuhan dan saling ketergantungan nilai-nilai universal kemanusiaan itu. Pada KTT Asia Afrika tahun 1955 di Bandung yang menandai lahirnya Gerakan Non Blok sungguh merupakan era baru bagi peta hubungan internasional yang terkait dengan dimensi HAM. Bagi negara-negara kapitalis yang dikategorikan sebagai negara dunia pertama yang umumnya berada dibelahan dunia utara, tampaknya lebih mengedepankan pemenuhan, pemajuan dan penegakkan hak-hak individu sehingga prioritasnya lebih difokuskan pada pemenuhan hak-hak sipil dan politik bagi warga negaranya. Lain halnya bagi negara-negara sosialis yang dikategorikan negara dunia kedua, umumnya memprioritaskan pemenuhan, pemajuan dan penegakan hak-hak kolektif masyarakat sehingga priotitasnya lebih diarahkan pada pemenuhan sosial dan budaya warga negaranya. Sedangkan bagi negara dunia ketiga, tampaknya tidak mempunyai dikotomi prioritas seperti pada blok kapitalis atau sosialis melainkan berusaha memenuhi hak hak individu dan hak-hak kolektif rnasyarakat sehingga baik pemenuhan 1 pokok-pokok pikiran yang disampaikan pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional. Bali, I4-18Juli 2003

hak sipil dan politik maupun hak ekonomi, sosial dan budaya diusahakan berjalan secara simultan. 2 Bagi bangsa Indonesia RAN HAM lahir dari rahim era reformasi pasca era otoritarianisme-panjang masa kekuasaan Orde Baru. RAM HAM ibarat bayi, ia masih balita seusia era reformasi itu sendiri. Ia belum kuat mempertahankan eksistensinya meski ia sungguh merupakan bagian integral dari seluruh proses reformasi pembangunan nasional dari era sentralisasi kekuasaan menuju era demokratisasi. RAN HAM 1998-2003 dicanangkan oleh Presiden Habibie melalui Keppres 129/1998 tanggal15 Agustus 1998. Banyak negara yang telah menggunakan RAN HAM sebagai kerangka acuan menjalani masa transisinya dengan baik. Afrika Selatan misalnya menetapkan 2 Hak-hak sipil dan Politik (Generasi I) Hak-hak bidang sipil mencakup antara lain (1) Hak untuk menentukan nasib sendiri. (2) Hak untuk hidup. (3) Hak untuk tidak dihukum mati. (4) Hak untuk tidak disiksa. (5) Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang, dan (6) Hak atas peradilan yang adil. Hak-hak sipil mencakup, antara lain : (1) Hak untuk menyampaikan pendapat. (2) Hak untuk berkumpul dan berserikat. (3) Hak untuk mendapat persamaan perlakuan di depan hukum, dan (4) Hak untuk memilih dan dipilih. Hak-hak sosial, Ekonomi dan Budaya (Generasi II) Hak-hak bidang sosial dan ekonomi antara lain: (1) Hak untuk bekerja. (2) Hak untuk mendapat upah yang sama. (3) Hak untuk tidak dipaksa bekerja. (4) Hak untuk cuti. (5) Hak atas makanan. (6) Hak atas perumahan. (7) Hak atas kesehatan. (8) Hak atas pendidikan. Hak-hak bidang budaya, antara lain: (1) Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan. (2) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan. (3) Hak untuk memperoleh perlindungan atas karya cipta (hak cipta). Hak Pembangunan (Generasi III) Hak-hak bidang pembangunan, antara lain: (1) Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat. (2) Hak untuk memperoleh perumahan yang layak, dan (3) Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.

pembaharuan rancangan RAN HAM-nya setiap tiga tahun, ternyata telah dinilai banyak kalangan amat berhasil mengatasi masalah pembangunannya. Afrika Selatan adalah satu dari lima negara di dunia yang mempunyai air bersih yang memenuhi standard WHO, bebas dari segala sanitasi dan gangguan kesehatan, Pada rezim Apartheid, negara itu hanya sekitar 31 % jumlah penduduknya menikmati listrik, ternyata hanya sekitar sembilan tahun kemudian, ia berhasil memenuhi kebutuhan itu bagi semua warganya. Demikian pula universalisasi pendidikan dasarnya, juga dinilai amat berhasil. Bahkan gerakan rekonsiliasi di negeri itu telah dijadikan model oleh banyak negara untuk diadopsi guna mengatasi konflik sosial akibat kezaliman masa lalu di suatu negara. Fungsi dan Strategi Penerapan RAN HAM 1. RAN HAM 2003-2008 tidak hanya berperan sebagai potret yang mengangkat realitas persoalan ekonomi, sosial, politik dan budaya bangsa, melainkan juga, sebagai kerangka acuan untuk menyelesaikan segenap persoalan itu dalam jangka waktu tertentu. 2. RAN HAM adalah kerangka acuan yang memuat target-target kuantitatif ataupun kualitatif pemajuan dan perlindungan hak -hak sipil dan politik, hak -hak ekonomi, sosial, politik dan budaya, dan hak pembangunan setiap warga negara. Targettarget itu dirumuskan secara spesifik, terukur, dan sistematis sehingga memudahkan pihak-pihak terkait untuk mencapainya. 3. RAN HAM adalah alat bagi pemerintah pusat dan daerah dan daerah untuk membangun supremasi hukum dan sekaligus memajukan hak-hak sipil dan politik dan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, dan hak pembangunan setiap warga negara. 4. RAN HAM adalah alat bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong terwujudnya kohesi sosial masyarakat dengan mendorong terwujudnya keadilan, pemeratan, inklusivitas, keterbukaan, nilai-nilai demokrasi dan tegaknya sistem hukum di semua lini kehidupan masyarakat. 5. RAN HAM adalah alat bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan berbagai program strategis dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, gizi, pelayanan sosial, ketenagakerjaan dan sistem peradilan dan bidang-bidang lainnya, yang secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup semua warga negara, dan 6. RAN HAM adalah alat bagi pemerintah pusat dan daerah, untuk mencegah segala kemungkinan timbulnya konflik dan keresahan sosial di masyarakat. 7. RAN HAM adalah suatu wahana ikhtiar kerja kolektif suatu bangsa untuk mengatasi masalahnya secara bersama, karena ia merupakan pertautan inspirasi semua elemen masyarakat untuk memajukan bangsanya agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain. 8. RAN HAM sebagai suatu pendekatan sistematis, komprehensif dan terstruktur diarahkan untuk mengatasi masalah kelompok masyarakat rentan (vulnerable groups) seperti: wanita, anak, kelompok minoritas, penduduk miskin perkotaan

dan pedesaan, penyandang cacat, masyarakat adat, pengungsi, kejahatan terorganisir, dsb. 9. RAN HAM dapat memfasilitasi dan memobilisasi sumber-sumber setempat, atau sumber-sumber lain yang terdapai di tingkat institusi, kabupaten, provinsi, nasional dan bahkan internasional untuk pemajuan dan perlindungan HAM termasuk badan-badan PBB, badan-badan multilateral dan bilateral lainnya. 10. RAN HAM pada hakikatnya merupakan titik temu berbagai kepentingan, kompromi terhadap perbedaan, jauh dari segala bentuk konfrontasi dalam menyelesaikan setiap masalah. Karenanya dalam Panitia Nasional dan Panitia Daerah RAN HAM senantiasa melibatkan pihak-pihak yang terkait untuk menjalin kerjasama yang lebih konstruktif. Secara lebih spesifik, RAN HAM bertujuan: 11. RAN HAM memberikan arah (guidance) bagi pemerintah, LSM, kelompok profesional, pendidik, advokat, kalangan media, masyarakat ilmiah, dan kalangan masyarakat madani lainnya sesuai dengan tugas yang harus di emban untuk menjamin bahwa persoalan HAM menjadi tanggung jawab bersama yang haliis diselesaikan secara bersama pula. 12. RAN HAM memperkuat intitusi nasional dan institusi daerah yang terkait dalam menangani persoalan-persoalan HAM. 13. RAN HAM mendorong terlaksananya pelaksanaan ratifikasi instrumen-instrumen internasional di bidang HAM, mendorong peran pemerintah dalam melakukan harmonisasi dan penyesuaian-penyesuain dengan standar internasional. 14. RAN HAM mendorong peningkatan kesadaran HAM sesuai dengan standar internasional bagi mereka yang secara langsung menangani upaya perlindungan HAM seperti: polisi, aparat keamanan, petugas pemasyarakatan, politisi, dan pegawai negeri dan pekerja sosial. 15. RAN HAM mendorong dan mempertahankan kesadaran kolektif masyarakat terhadap HAM. 16. RAN HAM mengembangkan program-program tertentu (tailored made) yang diadakan pada pemecahan masalah yang mendesak diatasi terutama bagi kelompok rentan yang ada di masyarakat. 17. RAN HAM menekankan peranan pemajuan dan perlindungan HAM dalam kerangka pembangunan nasional (mainstreaming).

Implementasinya di Daerah. 18. Implikasi penting dalam penerapan RAN HAM di setiap daerah tingkat I adalah keharusan setiap Kanwil Depkeh dan HAM menyiapkan suatu rangcangan Rencana Aksi Provinsi (RAP) HAM. Kanwil sebagai focal point kiranya mempelajari sebaik-baiknya rancangan RAN HAM yang tertuang Keppres baru Juni 2003, sebagai dasar untuk menyiapkan rancangan di provinsi. Sesuai dengan UU Otonomi Daerah, substansi hukum dan HAM termasuk yang belum dilimpahkan penanganannya ke Pemda. Dengan demikian, peran Kanwil Kehakiman dan HAM sebagai focal point (Ketua) RAP HAM kiranya melibatkan semua pihak terkait. Jika di tingkat pusat terdapat 26 Departemen teknis terkait dan terdapat tiga Komnas (HAM, Anak dan Perempuan) yang terlibat, maka di provinsi, unit-unit dinas terkait termasuk Perguruan Tinggi, dan unsur masyarakat madani lainnya perlu terlibat dalam kerja kolektif ini.