RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SIMULATOR REAKTOR NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SIMULATOR REAKTOR NUKLIR

RANCANG BANG UN PERANGKA T LUNAK SIMULATOR REAKTOR NUKLIR

PEMROGRAMAN PERSAMAAN KINETIKA REAKTOR TITIK DENGAN LABVIEW

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PEMROGRAMAN PERSAMAAN KINETIKA REAKTOR TITIK DENGAN LABVIEW

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

DESAIN KONSEPTUAL TERAS REAKTOR RISET INOVATIF BERBAHAN BAKAR URANIUM-MOLIBDENUM DARI ASPEK NEUTRONIK

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA

Analisis Neutronik Teras RSG-Gas Berbahan Bakar Silisida

PERHITUNGAN NEUTRONIK DESAIN TERAS SETIMBANG UNTUK MENDUKUNG TERBENTUKNYA TERAS REAKTOR RISET INOVATIF

ANALISIS FAKTOR PUNCAK DAYA TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 SI 2 -AL. Jati Susilo, Endiah Pudjihastuti Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

PENGARUH GARPU PENYERAP UJI TERHADAP REAKTIVITAS TERAS DAN KALIBRASI DAYA RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS NEUTRONIK TERAS SILISIDA DENGAN KERAPATAN 5,2 g U/cc REAKTOR RSG-GAS Lily Suparlina *)

EVALUASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS SIKLUS OPERASI 90

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Diterima editor 10 Agustus 2010 Disetujui untuk dipublikasi 28 September 2010

Diterima editor 11 November 2013 Disetujui untuk publikasi 10 Januari 2014

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

ANALISIS POLA MANAJEMEN BAHAN BAKAR TERAS REAKTOR RISET TIPE MTR

ANALISIS TRANSIEN AKIBAT KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PADA TERAS SILISIDA RSG-GAS MENGGUNAKAN KODE EUREKA-2/RR

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH POSISI DAN LINEARITAS DETEKTOR START-UP DALAM PENGUKURAN FRAKSI BAKAR RSG-GAS PADA KONDISI SUBKRITIS. Purwadi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR

PENGEMBANGAN SOFTWARE CPEM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN EKSPERIMEN FISIKA REAKTOR PADA REAKTOR KARTINI

EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

KARAKTERISTIKA TERAS RSG-GAS DENGAN BAKAR BAKAR SILISIDA. Purwadi Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI

ANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

VERIFIKASI DISTRIBUSI FAKTOR PUNCAK DAYA RADIAL TERAS 60 BOC REAKTOR RSG-GAS

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

ANALISIS KOEFFISIEN REAKTIVITAS TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 4,8gU/cc DENGAN KAWAT KADMIUM MENGGUNAKAN SRAC ABSTRAK

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

MODEL AUTOMATA PENGOPERASIAN DAN PERSIAPAN UNTAI UJI TERMOHIDRAULIKA BETA

SIMULATOR PEMBUANG PANAS RSG-GAS. Demon Handoyo2, Khairul Handono3, Agus Cahyono4, Sapto Teguh p5

Pembuatan Alat Pengukur Kecepatan Pompa Sistem Pendingin Sekunder Berbasis AVR 8535

PEREKAYASAAN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI REAKTOR NUKLIR

PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT. G. Bambang Heru, Sagino

PENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

UJI 'BENCHMARK' TERMOHIDRAULIKA TERAS KERJA RSG GAS DALAM KEADAAN TUNAK

EFEK PENGGUNAAN ELEMEN BAKAR SILISIDA KE- RAPATAN 4,8 gu/cc TERHADAP SIFAT KINETIKA REAKTOR RSG-GAS

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN

ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI SUHU PEN- DINGIN PRIMER PADA DAERAH RING B, C, D, E DAN F TERAS KARTINI UNTUK DAYA 250 KW.

Kata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal.

PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI

EVALUASI GANGGUAN SCRAM PADA PENGOPERASIAN REAKTOR SERBA GUNA GA SIWABESSY KURUN WAKTU Sriawan

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

KONSEP RANCANGAN SISTEM PENGATUR BATANG KENDALI REAKTOR TRIGA-2000 BAHAN BAKAR TIPE PELAT

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

Asisten : Astari Rantiza/ Tanggal Praktikum : 24 Februari 2015

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

FORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Laporan Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya

OPTIMASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK KENDALI DAYA REAKTOR RISET KARTINI DENGAN MODEL REFERENSI LINIER

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

SIMULATOR REAKTOR KARTINI SEBAGAI ALAT PERAGA OPERASI REAKTOR PENELITIAN TIPE TRIGA MARK II Moch. Rosyid, Nur Hidayat, Jumari

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

JURNAL FISIKA Himpunan Fisika Indonesia

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

KENDALI REAKTOR NUKLIR

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

POTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015.

EVALUASI OPERASI REAKTOR G.A SIWABESSYSIKLUS OPERASI 78

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

PROBLEMATIKA UNREPORTED PU PRODUCTION DI DALAM PENGOPERASIAN REAKTOR RISET DITINJAU DARI SISI SEIFGARD

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

Implementasi Rangkaian Penghitung Kerapatan Fluks Neutron Terkoreksi N16 RSG-GAS Berbasis LABVIEW

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SIMULATOR REAKTOR NUKLIR Demon Handoyo 1, Agus Cahyono 1, Khairul Handono 1, Sapta Teguh P 1 1 PRPN-BATAN, Komplek Puspiptek Gd.71 Serpong, Tangerang 15310 ABSTRAK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SIMULATOR REAKTOR NUKLIR UNTUK SOSIALISASI PLTN. Telah dilakukan rancang bangun perangkat lunak simulator reaktor nuklir untuk sosialisasi PLTN. Pada kegiatan ini, RSG GA Siwabessy digunakan sebagai suatu model. Pemilihan RSG GAS untuk disimulasikan berdasarkan pertimbangan kelengkapan data karakteristik fisis dan data operasi. Rancang bangun perangkat lunak ini dilakukan dalam bentuk visualisasi proses operasi yang ada di dalam RSG GA Sywabessy dan dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Labview. Untuk menyimulasikan proses yang terjadi di dalam reaktor, simulator menampilkan sebanyak mungkin proses yang terjadi melalui tampilan yang kompak. Perangkat lunak simulator ini dirancang-bangun dengan memanfaatkan paket program LabVIEW untuk menyimulasikan perhitungan proses yang ada di dalam teras reaktor. Tampilan yang dinamis yang menunjukkan segala dinamika yang terjadi di dalam RSG GA Siwabessy berhasil disimulasikan. Hasil dari rancang bangun ini adalah sebuah perangkat lunak simulator yang mampu menyimulasikan sistem operasi RSG GA Siwabessy. Pembuatan perangkat lunak simulator dengan aspek neutronik dan thermohidrolik diuraikan dalam makalah ini. Kata Kunci: simulator, RSG GAS, sosialisasi PLTN, LabVIEW ABSTRACT DEVELOPMENT OF SOFTWARE PACKAGE OF NUCLEAR REACTOR SIMULATOR FOR NPP SOCIALIZATION. Development of software package of nuclear reactor simulator for socialization of nuclear power plant has been carried out. This work used RSG GA Siwabessy as a model reactor. The choice of RSG GAS to be simulated is based on consideration of its complete physical characteristic and operation data. To simulate processes occurring in the reactor, the simulator program simulates them as many as possible through a compact display. This simulator is developed using a programming software package LabVIEW to describe process computation in the reactor. Dynamic displays demonstrating any dynamic processes occuring in RSG GAS have been simulated. The result of this development is a software package that is able to simulate RSG GAS operational system. The development of this simulator including its neutronik and thermohidraulic aspects is outlined in this paper. Keywords: simulator, RSG GAS, NPP Socialization, LabVIEW 1. PENDAHULUAN Proteksi dan pengendalian paramater proses merupakan aspek penting dari keselamatan reaktor nuklir. Tujuannya untuk mempertahankan semua parameter proses tetap pada tingkat aman yang diijinkan dan melindungi semua bagian dari reaktor melalui tindakan scram batang kendali apabila nilai parameter proses tertentu seperti temperatur bahan bakar melebihi batas yang diijinkan. Disisi lain pendayagunaan reaktor nuklir juga memerlukan suatu manajemen sedemikian rupa sehingga terlampauinya 106

kondisi operasi yang mengakibatkan scram perlu dievaluasi agar kejadian unforced scram tidak perlu sering sering terjadi sehingga availibilitas reaktor yang tinggi dapat dicapai. Manajemen operasi tersebut memerlukan informasi mengenai data dinamika parameter proses yang akurat. Informasi yang akurat mengenai dinamika reaktor dapat diperoleh melalui dua cara yaitu baik dari on-line monitoring system maupun juga dari system simulation. Untuk tujuan tersebut, system simulation perlu dikembangkan sebagai suplai data alternatif yang bahkan memungkinkan juga untuk memprediksi fluktuasi parameter proses pada koordinat waktu yang akan datang (bersifat anticipating) sehingga akan membantu manajemen operasi untuk menghindari fluktuasi parameter proses yang tidak diinginkan tersebut sehingga dengan demikian menghindari seringnya terjadi scram yang tidak dikehendaki yang akan dapat menurunkan nilai availibitas dari reaktor. Selain fungsi tersebut di atas, simulator juga dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk meningkatkan public accepance terhadap keberadaan reaktor nuklir, khususnya PLTN. Dengan simulator tersebut dapat diperkenalkan ke pada masyarakat hal-hal yang berkaitan dengan reaktor nuklir dan manajemen operasinya. 2. TEORI 2.1. Deskripsi RSG. G.A. SIWABESSY Reaktor Nuklir Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG -GAS) yang dibangun di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) - BATAN. Reaktor ini merupakan reaktor nuklir yang memiliki fluks neutron cukup tinggi, sehingga sangat sesuai untuk digunakan sebagai sarana iradiasi untuk produksi radioisotop, pengembangan elemen bakar dan komponen reaktor, penelitian dalam bidang sains materi dan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan lain dalam bidang industri nuklir. Reaktor Seba Guna G.A Siwabessy merupakan reaktor jenis kolam yang didesain untuk operasi normal pada daya nominal 30 MW. Teras reaktor terletak pada dasar kolam reaktor pada kedalaman 12,5 m di bawah permukaan air. Teras reaktor terdiri dari 40 elemen bakar, 8 perangkat elemen kendali, dan beberapa lubang untuk fasilitas iradiasi. Teras tersebut dikelilingi oleh elemen berilium dan blok sebagai reflektor. Spesifikasi RSG GA Siwabessy diperlihatkan pada Tabel 1. Teras reaktor terdiri dari 40 perangkat bahan bakar nuklir, 8 perangkat kendali, beberapa tempat iradiasi dan elemen reflektor, yang tersusun dalam matriks 10 x 10 larikan. Pada konfigurasi teras seperti ini, reaktor serba guna dapat mencapai tingkat daya sebesar 30 MW termal dan fluks neutron termal pada fasilitas iradiasi sebesar 2 x 10 14 neutron/cm 2 -detik. Perangkat elemen bakar reaktor serba guna terdiri dari 21 pelat elemen bakar yang disusun membentuk satu perangkat. Masingmasing pelat mengandung bahan bakar uranium dalam bentuk U 3 O 8 Al dengan kerapatan 2,96 g/cm 3 dan perkayaan U 235 sebesar 19,75 %. Untuk membuat fluks neutron mencapai optimum, teras reaktor dikelilingi oleh 2 blok berilium dan beberapa larikan elemen berilium sebagai reflektor. Enam tabung berkas neutron (beam tubes) bermuara pada blok berilium. Bahan bakar RSG G.A. Siwabessy disusun berjajar, dengan diberi jarak antara tiap-tiap pelat bahan bakar. Untuk mengatur neutron di dalam teras dilakukan dengan menyisipkan dan menarik control rod yang berjumlah 8 buah ke dan dari dalam teras reaktor. Sedangkan untuk memindahkan panas yang terbentuk akibat reaksi fisi, aliran pendingin dengan debit ±800 kg/s akan dialirkan masuk melalui celah tersebut. Karakteristik RSG G.A. Siwabessy dapat dilihat pada Tabel 1 [1]. 107

Tabel 1. Data Utama Desain Reaktor RSG-GAS Umum Tipe Reaktor Tipe Kolam Tipe Elemen Bakar LEU Oksida MTR Sistem pendingin Konveksi Paksa, Aliran ke Bawah Moderator/Pendingin H 2 O Reflektor Be dan H 2 O Daya Maksimum 30 MWt Karakteristik Teras Jumlah Elemen Bakar 40 Jumlah Elemen Kendali 8 Jumlah Penyerap Tipe Garpu (pasangan) 8 Panjang Siklus Nominal (fpd) 25 Fraksi Bakar Rerata pada BOC (% kehilangan U- 23,3 235) Fraksi Bakar Rerata pada EOC (% kehilangan U- 31,3 235) Fraksi Bakar Discharged Rerata pada EOC (% 53,7 kehilangan U-235) Elemen Bakar/Kendali Dimensi Elemen Bakar/Kendali (mm) 77,1 81 600 Tebal Pelat Bahan Bakar (mm) 1,3 Lebar Kanal Pendingin (mm) 2,55 Jumlah Pelat per Elemen Bakar 21 Jumlah Pelat per Elemen Kendali 15 Material Kelongsong Pelat Bahan Bakar AlMg 2 Tebal Kelongsong Pelat Bahan Bakar (mm) 0,38 Dimensi Daging (meat) Bahan Bakar (mm) 0,54 62,75 600 Material Daging Bahan Bakar U 3 O 8 Al Pengkayaan U-235 (w/o) 19,75 Densitas Uranium dalam Daging Bahan Bakar 2,96 (g/cm 3 ) Pemuatan U-235 per Elemen Bakar (g) 178,6 Bilah Penyerap Material Daging Penyerap Ag-In-Cd Tebal Penyerap (mm) 3,38 Material Kelongsong Penyerap SS-321 Tebal Kelongsong Penyerap 0,85 2.2. Bentuk Pengendalian Manajemen operasi yang aman dari suatu reaktor nuklir dilakukan dengan mengendalikan reaksi fisi, yang dapat diselenggarakan melalui pemasukan/penarikan batang kendali atau pun penggunaan penyerap neutron. Proses dan persamaan yang akan digunakan untuk menentukan parameter kontrol diuraikan berikut ini. 2.2.1. Perhitungan Densitas Neutron Dinamika reaktor sebagai fungsi perubahan parameter, termasuk 108 reaktivitas, pada dasarnya dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan differensial simultan tingkat satu, yang dikenal persamaan model kinetika titik. Menurut model ini, persamaan kinetika reaktor menghubungkan reaktivitas dengan populasi neutron. 2.2.2. Perhitungan Reaktivitas Perubahan reaktivitas yang diperhitungkan dalam program simulasi ini disebabkan oleh:

Perubahan posisi batang kendali Perubahan temperatur bahan bakar Produksi penyerap neutron Perubahan derajat bakar ( burn up). Perubahan posisi batang kendali Dalam operasi reaktor nuklir, pengendalian operasi biasanya dilakukan dengan memasukkan/menarik batang kendali ke/dari teras. Program simulasi ini menggunakan perubahan reaktivitas yang disebabkan oleh perubahan posisi batang kendali dari perubahan nilai reaktivitas yang diperoleh melalui kalibrasi batang kendali [1]. (1) dimana adalah reaktivitas berlebih dan adalah total reaktivitas ketika batang kendali dimasukkan 100%. Perubahan temperatur bahan bakar Perubahan reaktivitas yang disebabkan oleh perubahan temperatur bahan bakar memiliki peran yang penting, khususnya ketika perubahan ini dikaitkan dengan keselamatan operasi reaktor yang berkelanjutan. Perubahan reaktivitas dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [2] : dimana D : Konstanta perubahan harga reaktivitas karena temperatur : Temperatur permukaan bahan bakar o : Temperatur permukaan bahan bakar sebelum operasi (2) Produksi penyerap neutron Pengoperasian suatu reaktor nuklir menghasilkan tidak hanya panas akibat dari proses reaksi fisi, tetapi juga produkproduk unsur yang baru. Produk reaksi fisi tersebut selain terdiri dari sejumlah produk fisi yang mendukung proses fisi, juga terdiri dari sejumlah produk fisi yang memiliki sifat negatif terhadap proses reaksi fisi. Produk fisi yang bersifat negatif 109 tersebut, seperti Xe dan Samarium, menyerap neutron. Pengaruh produk fisi penyerap neutron dapat diketahui dengan melihat proses peluruhan bahan hasil belah. Perubahan derajat bakar (burn up) Pada setiap peristiwa reaksi fisi, uranium yang mengalami reaksi fisi akan mengalami perubahan menjadi unsur baru, sehingga jumlah uranium yang akan bereaksi akan menjadi berkurang seiring dengan terjadinya reaksi. Proses berkurangnya jumlah uranium ini dinamakan burn-up, yang selanjutnya mempengaruhi reaktivitas di dalam reaktor. Besarnya pengaruh burn-up terhadap reaktivitas dapat diketahui dengan menghitung pola pengurangan jumlah unsur fisil yang ada di dalam teras dalam satuan waktu tertentu. Hasil penentuan pola ini selanjutnya dapat digunakan untuk membuat persamaan dari kecenderungan perubahan tersebut. 2.2.3. Perhitungan Periode Pada perhitungan ini, periode yang ada di dalam reaktor akan berubah akibat perubahan level daya. Nilai perubahan tersebut dapat diketahui melalui Persamaan (3) [3]. dimana : Waktu pengambilan sampel (0,1 mili detik) : Perbandingan daya operasi sesudah dan sebelum perubahan posisi batang kendali (3) 2.3. Model Thermohidrolika Reaktor Model termohidrolika reaktor yang ada dalam simulator ini diawali dengan menganggap teras reaktor berbentuk titik. Selanjutnya, perhitungan temperatur yang dilakukan dalam simulator ini mengacu pada bentuk teras yang yang berupa titik. Dengan menggunakan model perhitungan tersebut, diasumsikan bahwa temperatur yang dihitung merupakan temperatur rerata dalam teras.

3. TATA KERJA RANCANGAN 3.1. Proses Pemrograman Proses pemrograman meliputi proses penerjemahan rumusan model pengendalian model temohidrolika yang berkaitan dengan dinamika yang terjadi di dalam reaktor. Untuk memudahkan proses, suatu diagram alir ( flow chart) yang mulai dari urutan perintah sampai proses yang harus dilaksanakan oleh komputer disiapkan. Diagram alir yang digunakan pada kegiatan ini ditunjukkan pada Gambar 1 [4] : Diagram alir ( flowchart), seperti yang tampak pada Gambar 1, menunjukkan bahwa proses simulasi dimulai dengan pengumpulan data yang ada, misalkan sumber neutron di dalam teras dan luar sistem simulasi, seperti data layout simulasi yang mungkin dibuat dalam bentuk file tersendiri. Setelah itu sistem masuk pada bagian dimana interupsi dari luar diproses. Interupsi ini dapat berupa perintah untuk mengambil data reaktivitas batang kendali yang dibuat dalam bentuk tabel yang berada diluar sistem simulasi ataupun perintah lainnya. Selanjutnya, sistem menuju ke proses perhitungan. Pada proses ini, hasil yang diperoleh dari perhitungan dinamika reaktor selanjutnya akan dibandingkan dengan data acuan keselamatan reaktor, seperti: batasan kecepatan perubahan populasi neutron, tekanan, dan lain-lain. Pembandingan ini dilakukan agar operasi reaktor tidak melampaui batasan keselamatannya. Apabila batasan keselamatan terlampaui, maka reaktor akan mengalami scram. Simulasi ini akan dilengkapi dengan fasilitas interupsi untuk menghentikan reaktor. Bila tidak ada interupsi untuk menghentikan proses simulasi, maka proses akan terus berjalan sebagai mana mestinya. Sebaliknya, bila ada interupsi untuk mengakhiri proses, program akan menghentikan simulasi, karena feature ini disediakan. Pada saat membuat model layout dan melakukan perhitungan ke dalam bentuk bahasa pemrograman, efisiensi penggunaan RAM harus diperhatikan. Untuk keperluan pemrograman ini, komputer yang akan digunakan setidaknya mempunyai RAM minimal 2 GB. Proses perunutan dan tata letak di monitor juga mempengaruhi kecepatan pemrosesan program simulasi ini. Proses penggunaan RAM secara efisien dapat dilakukan dengan membuat struktur program yang berdasarkan pada sub program untuk layout yang digunakan secara berulang-kali. Untuk ilustrasi, pada skema alir proses yang terjadi pada reaktor nuklir secara global, sistem ini mempunyai banyak katup ( valve). Oleh karena itu, ketika bentuk katup ( valve) akan ditampilkan dan proses yang terjadi pada valve akan dihitung, hanya satu sub program yang berkaitan dengan valve tersebut yang harus dibangun. Sedangkan perhatian terhadap runutan proses dan letak layout pada monitor dimaksudkan agar hasil yang diperoleh, baik itu hasil perhitungan ataupun tata letak di monitor sesuai dengan yang diharapkan. 110

START awal, Temp. Pendingin Initial Data Inisiasi Data Input/Interupsi Yes Ambil data dari luar No Proses perhitungan Dinamika reaktor Melewati Batas Operasi Yes Scram No Display Simulasi END Gambar1. Diagram alir perintah dan proses dalam simulasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembuatan simulator ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: rancang bangun simulator untuk aspek neutronik, dan rancang bangun simulator untuk aspek thermohidraulik. Proses pembuatan simulator dimulai dengan pembuatan pemodelan tampilan yang memenuhi kriteria user friendly dan bersifat komunikatif. Tampilan yang berkaitan dengan aspek neutronik mencakup: Mekanisme pergerakan batang kendali, yang menampilkan tombol penggerak batang kendali baik secara bank ataupun individual dan tombol shut down untuk keperluan pengubahan reaktivitas, Proses-proses yang terjadi di dalam reaktor, yang meliputi perubahan reaktivitas, perubahan fluks neutron dan perubahan daya. Untuk pembuatan simulator ini, paket program LabVIEW digunakan, 111

karena ia mampu memberikan bentuk tampilan yang bagus dan user-friendly. Tahap pemrograman dimulai dengan disain diagram alir proses. Berdasarkan diagram alir tersebut, tampilan simulator ini dibuat. Untuk mempermudah proses pengerjaan, kegiatan pemrograman dilakukan secara bertahap sesuai dengan bagian-bagian yang ada di tampilan simulator, yaitu: Tahap pembuatan mekanisme pergerakan batang kendali Mekanisme pergerakan batang kendali difasilitasi oleh tombol Up/Down untuk menaikkan/menurunkan posisi batang kendali. Pergerakan batang kendali pada tampilan ini dapat diamati, karena gerak batang kendali ditampilkan dalam tampilan simulator ini. Selain itu, perubahan reaktivitas akibat perubahan posisi batang kendali ditampilkan dalam bentuk tampilan digital. Tahap pembuatan tampilan perubahan daya dalam bentuk digital dan grafik Tampilan ini berfungsi melalui penggabungan program aspek neutronik pada program simulator. Tahap pembuatan tampilan proses yang menyebabkan terjadinya perubahan reaktivitas akibat pengaruh perubahan Xe-135 Tampilan ini berfungsi melalui penggabungan program produk fisi Xenon ke dalam program tampilan simulator. Dari model tampilan simulator yang telah dibuat, selanjutnya ditentukan model yang digunakan dalam program simulator ini. Pada pembuatan tampilan simulator meliputi beberapa tahap pembuatan tampilan, yakni: batang kendali, tahap pembuatan perubahan daya dalam bentuk digital dan grafis, dan tahap pembuatan tampilan perubahan konsentrasi 135 I dan 135 Xe. Gambar 2 dan 3 menunjukkan diagram blok dan panel tampilan mekanisme pergerakan batang kendali. Gambar 4 dan 5 menunjukkan diagram blok dan panel tampilan distribusi fluks neutron, daya, dan reaktivitas. Gambar 6 dan 7 menunjukkan diagram blok dan panel tampilan konsentrasi I-135 dan Xe- 135. Gambar 2. Diagram Blok Tampilan Mekanisme Pergerakan Batang Kendali 112

Gambar 3. Tampilan Mekanisme Pergerakan Batang Kendali Gambar 4. Diagram Blok Distribusi Fluks Neutron, Daya, dan Reaktivitas Teras Gambar 5. Tampilan Distribusi Fluks Neutron, Daya, dan Reaktivitas 113

Gambar 6. Diagram Blok Konsentrasi I-135 dan Xe-135 Gambar 7. Tampilan Konsentrasi I-135 dan Xe-135 Perpindahan panas (termasuk di dalamnya termohidrolik) dari teras ditunjukkan pada Gambar 8, dimana T Pa = temperatur awal primer ; TP = temperatur air masuk teras; T Po = temperatur keluar teras ; TP = temperatur primer masuk alat penukar panas ( heat exchanger); TS = temperatur keluar CT ( cooling tower); TS = temperatur masuk CT; CT = cooling tower; HE = penukar kalor; T awal = temperatur air kolam awal; P = daya reaktor. 114

Gambar 8. Pemodelan Perpindahan Panas dari Teras Reaktor Gambar 9. Tampilan Perpindahan Panas dari Teras Reaktor Running Program Simulator Setelah penyatuan program neutronik, yang meliputi sub-program kinetika reaktor dan Xenon-135, dan program thermohidrolika dalam satu program tampilan, program simulator reaktor ini dioperasikan. Tren daya yang dihasilkan menurut waktu menunjukkan tren yang eksponensial, seperti tampak pada Gambar 10. Hasil ini sesuai dengan kondisi operasi reaktor. pada gambar tersebut terlihat pola grafik linear power untuk pengoperasian reaktor dari daya 0 watt ke 30 MW ke 10 kw. Pada saat daya 10 kwatt, fluks neutron mencapai 4.04 E+14n/cm 2.det. dan pada daya 9.97 kwatt, fluks neutron adalah 4 E+14n/cm 2.det. 115

Gambar 10. Tren Perubahan Daya Linier dari 0 watt ke 30 MW ke 10 kw 5. KESIMPULAN Pemilihan model/pendekatan yang tepat dalam penentuan bentuk interaksi, karakteristik reaktor dan proses yang ada dalam reaktor memiliki peran yang sangat penting. Setelah model/pendekatan matematis disiapkan, pemrograman dimulai. Oleh sebab itu, pemodelan yang kurang tepat bisa mengakibatkan hasil pemrograman yang tidak benar. Pemrograman simulasi ini dirancang untuk menghasilkan suatu tampilan yang mengilustrasikan dinamika daya linier, daya logaritma, periode, perubahan posisi batang kendali, reaktivitas, dan temperatur bahan bakar dalam bentuk yang kompak (bisa dilihat dalam satu layar monitor). Pemodelan kinetika neutron dan termohidrolika baru menggunakan model satu daerah (homogen), dimana daerah di pusat teras diasumsikan memiliki keadaan yang sama dengan keadaan di luar teras. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan ini terselenggara melalui pendanaan yang berasal dari PIPKPP 2011. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pimpinan BATAN melalui Kepala PRPN atas dukungannya terhadap kegiatan ini. Penulis juga berterima kasih banyak kepada Ir. Kristejo Kurnianto, Kepala Bidang Instrumentasi Reaktor dan Industri PRPN, yang telah banyak memberikan bantuan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan ini. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. BATAN, MPR-30 Safety Analysis Report, Rev. 7, Jakarta, 1989. 2. LAMARSH, J.R., Introduction to Nuclear Engineerng, Edisi ke-2, Addison-Wesley Publishing Company, Inc., 1983. 3. Anonim, Pengantar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Batan, Jakarta 1978. 4. BENNETH, S., Real-Time Computer Control : An Introduction, Second Edition, Prentice Hall, 1994. 116