UJI ANTAGONISME Trichoderma sp. TERHADAP JAMUR PATOGEN Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH SECARA In-VITRO

dokumen-dokumen yang mirip
SELEKSI MIKROBA FILOSFER ANTAGONIS DAN MEDIA EKSTRAK KOMPOS: UPAYA PENGENDALIAN JAMUR Alternaria porri PADA TANAMAN BAWANG MERAH

EFEKTIFITAS METABOLIT Trichoderma spp. UNTUK MENGENDALIKAN Ganoderma spp. SECARA In Vitro SKRIPSI OLEH : NI MAL HAMDI BM AGROEKOTEKNOLOGI

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri)

*Corresponding author : ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

Yuricha Kusumawardani, Liliek Sulistyowati dan Abdul Cholil

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

*

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

UJI ANTAGONIS JAMUR TRICHODERMA, VERTICILLIUM DAN TORULOMYCES TERHADAP Ganoderma boninense Pat. SECARA IN VITRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA M E D A N

e-j. Agrotekbis 4 (4) : , Agustus 2016 ISSN:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

EFEKTIFITAS TRICHODERMA INDIGENUS SULAWESI TENGGARA SEBAGAI BIOFUNGISIDA TERHADAP Colletotrichum sp. SECARA IN- VITRO

UJI DAYA HAMBAT JAMUR ANTAGONIS Trichoderma spp DALAM FORMULASI KERING BERBENTUK TABLET TERHADAP LUAS BERCAK Phytophthora palmivora PADA BUAH KAKAO

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

EFEKTIFITAS TRICHODERMA INDIGENUS SULAWESI TENGGARA SEBAGAI BIOFUNGISIDA TERHADAP Colletotrichum sp. SECARA IN- VITRO

PENGARUH RADIASI ULTRA VIOLET TERHADAP VIRULENSI. Fusarium oxysporum f.sp passiflora DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : MUKLIS ADI PUTRA HPT

Uji Antagonisme Lentinus cladopus LC4 terhadap Ganoderma boninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit

UJI POTENSI TRICHODERMA INDIGENOUS SULAWESI TENGGARA SEBAGAI BIOFUNGISIDA TERHADAP Phytophthora capsici SECARA IN-VITRO

In-vitro Potential test of Trichoderma indigenous Sulawesi Southeast As Biofungicide Against Phytophthora capsici

UJI ANTAGONIS 5 ISOLAT TRICHODERMA DARI RIZOSFER

PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN BUSUK AKAR (Ganoderma sp.) PADA ACACIA MANGIUM DENGAN Trichoderma spp. ISOLAT LOKAL SECARA IN VITRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

Seleksi Bakteri Antagonis Asal Rizosfer Tanaman Cabai (Capsicum sp) untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium secara in vitro

Penggunaan Trichoderma sp. yang Ditambahkan pada Berbagai Kompos untuk Pengendalian Penyakit Layu Tanaman Stroberi (Fragaria sp.)

VIRULENSI FUSARIUM OXYSPORUM F. SP. CEPAE ISOLAT BAWANG MERAH PADA BAWANG PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

Pengendalian Hayati Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.) Pada Kelapa Sawit

Andi Faisal Suddin, Tamrin Kunta dan Muslimin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON SKRIPSI

UJI ANTAGONIS FUNGI YANG DIISOLASI DARI MARKISA UNGU (Passiflora edulis SIMS.) MENGGUNAKAN BAKTERI KITINOLITIK LOKAL SKRIPSI NOERMA ASNITA

TAHAPAN PERBANYAKAN JAMUR Trichoderma harzianum DENGAN MEDIA DEDAK DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN MURBEI (Morus sp.)

UJI PATOGENITAS BIOFUNGISIDA (PROMAX) DENGAN BAHAN AKTIF

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

Zevita Yunade Ganda Tirtana, Liliek Sulistyowati, Abdul Cholil

SKRIPSI OLEH: NENY YANTI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI - HPT

Nurbailis, Martinius, & Verry Azniza. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang

Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Phytium sp. secara In Vitro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

HASIL. Pengaruh Seduhan Kompos terhadap Pertumbuhan Koloni S. rolfsii secara In Vitro A B C

INVESTIGASI AGENSIA HAYATI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK DAUN (Phyllosticta zingiberi) PADA TANAMAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) TESIS

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

PENGENDALIAN Ganoderma boninense OLEH Trichoderma sp. SBJ8 PADA KECAMBAH DAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

ISOLASI DAN SELEKSI MIKROBA ENDOFIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) SEBAGAI ANTIJAMUR. Skripsi

DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) : ISSN: Desember 2015

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Antagonis Trichoderma sp. Terhadap Fusarium sp. Secara In Vitro (Metode Dual Kultur)

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis)

AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN

ANTAGONISME ANTARA KAPANG Trichoderma spp. TERHADAP Fusarium solani SECARA IN VITRO SERTA MEKANISME ANTAGONISMENYA

PRODUKSI BIOFUNGISIDA Trichoderma harzianum PADA BERBAGAI MEDIA CAIR UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LANAS TEMBAKAU (Phytophthora nicotianae)

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

HUBUNGAN KETEBALAN LAPISAN EPIDERMIS DAUN TERHADAP INFEKSI JAMUR Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA EMPAT VARIETAS BAWANG MERAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (2) : 140-144, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 UJI ANTAGONISME Trichoderma sp. TERHADAP JAMUR PATOGEN Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH SECARA In-VITRO Antagonism Test Trichoderma sp. Against Fungi Pathogens Causing Spot Disease Alternaria porri Purple on Shallot In-vitro Rusdam Muksin 1), Rosmini 2) dan Johanis Panggeso 2) 2) 1) Alumni program studi hama dan penyakit tumbuhan fakultas pertanian Untad Staf Pengajar Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Untad ABSTRACT The objective of this study is to know the ability the fungus Trichoderma sp. as antagonistic to fungal pathogens Alternaria porri (EII. Cif.) on shallot. This study was conducted in the Laboratory of plant pests and Disease Department (HPT), Agriculture faculty of Tadulako University, Palu in Plant Central Sulawesi. This study used the isolation and identification of fungal pathogen A.Porri on onion and antagonism test of Trichoderma sp test against mold growth A.porri, with 2 treatments and 5 replications so that there were 10 experimental units. Local isolates of Trichoderma sp. Used in this experimen were derived from two institusion the Laboratory of plant pests and Diseases Faculty of Agriculture University of Tadulako and BPTP Biromaru. The result of this stady indikate that bolt of lokal isolate Trichoderma sp. quite effective in suppressing the growth fungi A.porri EII. Cif. disease-causing purple spots on the onion crop in-vitro, but percentage of inhibition bolth of isolate ware not significantly different at 5% level test results. Key words : antagonisme, A.porri, Trichoderma sp., bawang merah, in-vitro ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Trichoderma sp sebagai jamur antagonis terhadap jamur patogen Alternaria porri (EII. Cif.) pada bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah Palu. Penelitian ini menggunakan metode isolasi dan identifikasi jamur patogen A.Porri bawang merah dan uji antagonisme Trichoderma sp terhadap pertumbuhan jamur A.porri, dengan 2 perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga terdapat 10 unit percobaan. Pada perlakuan ini menggunakan Trichoderma sp. isolat lokal yang berasal dari Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Untad dan isolat BPTP Biromaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua isolat lokal Trichoderma sp cukup efektif dalam menekan pertumbuhan jamur A.porri EII. Cif. penyebab penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah secara in vitro, namun presentase penghambatan kedua isolat tidak berbeda nyata pada hasil uji t taraf 5%. Kata kunci : antagonism, A.porri, Trichoderma sp., shallot, in-vitro PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang mempunyai peluang besar dalam sektor agribisnis. Persyaratan produk-produk pertanian ramah lingkungan dalam memasuki pasar global akan menjadi primadona. Salah satu alternatif upaya peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian khususnya bawang merah dapat dilakukan dengan pemanfaatan agen hayati atau biofungisida (Anonim, 2002). 140

Jamur Alternaria porri merupakan salah satu penyakit penting dalam budi daya bawang merah. Berdasarkan laporan Akbar (2001) di Cirebon, Jawa Barat penyakit bercak ungu sangat dominan terutama pada musim hujan, dan hampir menyerang seluruh daerah penghasil bawang merah. Wahyuno (2003), juga melaporkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit ini, bisa mencapai 40%. Trichoderma sp. adalah salah satu jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur (Nurmasyita I, et al., 2009, Lilik et al., 2010 dan Pajrin, 2011). BAHAN DAN METODE Isolasi dan Pembuatan Biakan Murni Jamur Alternaria porri. Jamur A.porri yang berasal kultur awal ditumbuhkan dalam media PDA (Potato Dexcrosa Agar) yang dilakukan mengunakan metode pengenceran dimana daun yang terserang patogen A.porri dipotong tepat pada bagian yang terinfeksi, serta tanah disekitar tanaman tersebut. Pengenceran dilakuakan secara serie 10-5, 10-6 dan 10-7 dengan air steril atau aquades (Purwantisari S., et al 2009). Pemurnian dan Perbanyakan Trichoderma sp Isolat Lokal. Dalam pemurnian Trichoderma sp dari beberapa isolat yaitu isolat lokal Untad Langkah dan BPTP Biromaru yang pertama dilakukan adalah mengambil beberapa isolat yang dijadikan bibit, kemudian menumbuhkan pada cawan petri yang berisi media PDA. Setelah itu, di inkubasi selama 3x24 jam. Uji Antagonis Trichoderma sp. terhadap Alternaria porri secara in Vitro. Pengujian antagonis Trichoderma sp terhadap A.porri secara in vitro dilakukan dengan metode dua kultur (dual culture method) dalam cawan petri berisi media PDA, dengan menghitung presentase pengahambatan menggunakan rumus : R = x 100 % Keterangan : R = Presentase penghambatan pertumbuhan (%) R1 = Diameter pertumbuhan cendawan A.porri pada kontrol (mm). R2 = Diameter A.porri pada tiap perlakuan (mm). HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Pembuatan Biakan Murni Jamur Alternaria porri. Pengambilan sampel penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh Jamur patogen tanaman Alternaria porri berasal dari sentral pertanaman bawang merah di Desa Sidera Trans dan Desa Kayu Malue Ngapa Sulawesi Tengah yang ditunjukan pada gambar-gambar di bawah : Gambar 1. Cara Meletakan Inokulum Trichoderma dan A.porri (Dual Culture Method) 141

Koloni jamur yang telah diisolasi dimurnikan pada media PDA mempunyai warna abu-abu pada bagian tengah serta berwarna ke kuning-kuningan pada bagaian tepi (pinggir) hal ini didukung oleh pernyataan Veloso (2007) bahwa warna isolat berwarna abu-abu gelap dengan pusat berwarna ungu. Ukurannya sangat besar sehingga dapat dilihat melalui kaca pembesar. Hasil pengamatan koloni jamur Trichoderma sp yang nampak selama pengamatan langsung pada media PDA terlihat pada pertumbuhan awal warna hifa berwarna putih kemudian berubah warna menjadi hijau pada pengamatan hari ke 7. Isolat-isolat Trichoderma sp yang berasal dari 2 isolat yaitu isolat BPTP Biromaru dan Untad secara pengamatan makrokopis agak sulit dibedakan satu sama lain, hanya berdasarkan warna koloninya (hifa), karena perubahan dari putih atau abu-abu menjadi hijau dengan tingkatan yang berfariasi. Pertumbuhan koloni jamur Trichoderma sp dan jamur A.porri terlihat adanya perkembangan, setelah pengamatan hari ke 3, sudah mulai menunjukan adanya perkembangan jamur antagonis dan patogen, namaun yang lebih cepat menunjukan perkembangan adalah Trichoderma sp, dimana jari-jari koloni jamur pada hari ke 3 lebih besar dibandingkan jamur patogen. Perbedaan perkembangan koloni ke dua jamur terus berbeda baik pada hari ke 4, 5, 6 sampai hari ke 7. Trichoderma sp memiliki Tabel 1. Persentase Rata-Rata Pertumbuhan Trichoderma sp dan A.porri Hari Setelah Inkubasi (hsi) Trichoderma sp I ( 3 hsi) 4,65 % II (4 hsi) 5,14 % III (5 hsi) 6,76 % IV (6 hsi) 7,8 % V (7 hsi) 8,62 % 32,97 Rata-rata 6,594a kemampuan berkembang lebih cepat dibandingkan A.porri dimana Trichoderma sp hanya membutuhkan waktu 7 hari sudah hampir menutupi seluruh permukaan cawan sedangkan A.porri membutuhkan waktu 14 hari untuk dapat menutupi permukaan cawan. Pernyataan ini dikuatkan oleh laporan Purwantisari, S.,et al (2009), bahwa A.porri membutuhkan waktu 14 hari untuk bisa menutupi cawan petri. Gambar 2. Gejala Serangan Bercak Ungu yang Disebabkan oleh Jamur Alternaria porri pada Daun dan Umbi Gambar 3. Kultur Awal Jamur A.porri pada Cawan Petri A.porri 2,7 % 3,04 % 4,16 % 4,98 % 5,92 % 20,8 4,16b Ket : Angka Rata-rata Yang Diikuti oleh Huruf Yang Tidak Sama Menunjukkan Beda Nyata Taraf 5% menurut uji T. Gambar 3. Pertumbuhan Trichoderma sp isolat Untad dan isolat BPTP Biromaru 142

Perkembangan Koloni Jamur Antagonis dan Jamur Patogen. 3 5 7 Gambar 4. Perkembangan Koloni Jamur Antagonis dan Jamur Patogen pada Cawan Petri dalam Masing-masing Media PDA Umur 3 (hsi), 5 (hsi) dan 7 ( hsi) Uji Antagonisme Secara In-Vitro. Tabel 2. Persentase Rata-rata Penghambatan Trichoderma sp terhadap Pertumbuhan A.porri dengan Metode Biakan Ganda pada Uji Antagonisme Hari Setelah Inkubasi (HSI) Trichoderma Untad % (U) Trichoderma BPTP Biromaru % (B) I ( 3 hsi) 10,2 % 6,37 % II (4 hsi) 19,02 % 18,74 % III (5 hsi) 29,68 % 25,5 % IV (6 hsi) 30,82 % 30,66 % V (7 hsi) 35,6 % 33,68 % 125,32 114,95 Rata-rata 25,064 a 22,99 a Ket : Angka Rata-rata Yang Diikuti Oleh Huruf Yang Sama Menunjukkan Tidak Beda Nyata Taraf 5% Menurut Uji t Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa untuk pengamatan pada hari ke 3 sudah mulai terlihat pertumbuhan ke jamur sudah mulai saling mendekat sehingga terbentuklah zona penghambatan bagi A.porri (10,2% dan 6,37%). Kemampuan penghambatan ke dua Trichoderma sp terus meningkat, ini dapat dilihat pada pengamatan hari ke 4, dengan besar daya hambat mencapai 19,02% (U), 18,74% (B) hari ke 5, 29,68 % (U), 25,5 % (B), hari ke 6 30,82 % (U), 30,66 % (B) dan hari ke 7 35,6 % (U), 33,68 % (B). Pada pengamatan ini menunjukan Trichoderma sp ke dua isolat mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen A.porri, namun perbandingan daya hambat ke dua isolat tersebut tidak berbeda nyata pada hasil uji t 5% dengan presentase daya hamabat mencapai 25,064 a untuk isolat Untad dan isolat BPTP Biromaru 22,99 a. KESIMPULAN DAN SARAN 3 5 7 Gambar 5. Uji Antagonis dengan Metode Dual Method pada Médium PDA Umur 3 (3hsi), 5 (5hsi) dan 7 (7 hsi) Uji antagonisme secara in vitro dilakukan dengan metode dual method pada médium PDA dalam cawan petri berdiameter 10 cm. Pada pengamatan perbandingan pertumbuhan jamur Trichoderma sp dan A.porri menunjukan trichoderma memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan alternaria porri. Trichoderma sp cukup efektif dalam menekan pertumbuhan jamur A.porri penyebab penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah secara in vitro. 143

Uji antagonisme jamur Trichoderma sp isolat Untad dan isolat BPTP Biromaru tidak berbeda nyata dalam menekan pertumbuhan jamur patogen A.porri. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Pedoman Penerapan Agen Hayati Dalam Pengendalian OPT Tanaman Sayuran. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Direktorat Perlindungan Hortikultura. Jakarta. Lilik, R., Wibowo, B.S., Irwan, C., 2010. Pemanfaatan Agens Antagonis dalam Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura. http://www.bbopt.litbang.deptan.go.id akses 14 Januari 2012. Nurmasyita Ismail., Andi Tenrirawe, 2009. Potensi Agens Hayati Trichoderma spp. Sebagai Agens Pengendali hayati. BPTP Sulawesi Utara. Kampus Pertanain Kalasey. Pajrin, 2011. Daya Hambat Beberapa Isolat Jamur Trichoderma sp. Terhadap Pertumbuhan Jamur Ganoderma boniense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Secara In Vitro. Skripsi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Faperta UNTAD, Palu Purwantisari, S., dan Hastuti, R. B., 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phythopthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. http://eprints.undip.ac.id.pdf Akses 14 Januari 2012. Veloso, 2007. Sekilas Tentang Penyakit Trotol. http://petani.wodpress.com/ 200701/05.sekilas-tentangpenyakit-trotol. Diakses tanggal 21 Januari 2012. Wahyuno, Dono, Dyah Manohara dan Karden Mulya, 2003. Peranan Bahan Organik pada Pertumbuhan dan Daya Antagonisme Trichoderma harzianum dan Pengaruhnya Terhadap Phytopthora capsici. J. Fitopatologi Indonesia. 144