Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

D A F T A R I S I Halaman

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

P E N U T U P KESIMPULAN DAN SARAN

Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

Rencana Kerja Unit Kerja Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten tahun 2016 PENDAHULUAN. Pendahuluan 1.1

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

B A B II EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2002, TAHUN 2003, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TAHUN 2004

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

BAB VII P E N U T U P

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB. 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUATAN IMPLEMENTASI SAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai rencana strategis yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2010 2015, dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut akan diuraikan dalam bab ini. Kemudian, sasaran yang dicapai dalam tahun 2014 akan dijelaskan dalam Capaian Kinerja 2014 (Performance Plan). Dalam sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain. Dalam penguatan Implementasi Sakip Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah berusaha agar semua aparatur mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Melalui website Kalteng go.id telah ditayangkan adanya keterbukaan informasi, diantaranya tayangan tentang LAKIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. 54

website : www /// Kalteng go.id -- Biro Org --- Lakip Kemudian Melalui pelatihan-pelatihan dengan bermacam Bimtek kinerja pada semua SKPD Provinsi Kalimantan Tengah. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui : Bappeda Provinsi dengan penyusunan RPJMD, RENSTRA, RKPD, terakhir adanya review RPJMD Prov.Kalimantan Tengah. Biro Keuangan Setda Prov. Kalteng dengan pembahasan Anggaran berbasis kinerja. Biro Pemerintahan Evaluasi Pelaksanaan Pemerintah Daerah Biro Organisasi Setda Prov.Kalteng dengan Bimtek LAKIP; Asistensi Lakip, Desiminasi LAKIP dan Evaluasi LAKIP, DLL. Untuk mengetahui hasil kinerja Instansi Pemerintah, serta pengendalian pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada website : www.///kawalkalteng2015 55

A. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA Guna mengetahui capaian sasaran, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melakukan pengukuran dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran yang dituangkan dalam format Pengukuran Kinerja Pencapaian Sasaran yang menjadi lampiran-2 pada Laporan ini. Atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Untuk dapat memberikan kesimpulan pada pengukuran kinerja berdasarkan capaian ratarata atas indikator kinerja menjadi empat kategori sebagai berikut : Tabel.3.1 KATEGORI PENCAPAIAN KINERJA SASARAN Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian I 91 Sangat Berhasil II 76 90 Berhasil III 66 75 Sedang IV 51 65 Rendah V 50 Sangat Rendah Selanjutnya berdasarkan hasil capainya kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan. B. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Sebagai bukti keberhasilan pelaksanaan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah; dan sebagai tindak lanjut dari Rencana Strategis Tahun 2011-2015, yang telah disusun suatu Rencana Kinerja (Performance Plan) setiap tahunnya melalui Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD). Pengukuran kinerja ini merupakan penjabaran atas target kinerja yang harus dicapai dalam 56

satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Dalam Rencana Kinerja Tahun 2014, telah diuraikan pada Bab. II yang mana merupakan komitmen seluruh anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan dan pengendalian aktivitas operasional Pemerintah Provinsi Kalimantan dirujukkan pada Rencana Kinerja Tahun 2014. Tengah sepenuhnya dapat Pengukuran Kinerja Tahun 2014, dengan memperhatikan indikator kinerja dan target kinerja dapat dilihat pada tabel tabel sasaran kinerja. Pengukuran kinerja mencakup, yaitu ukuran tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Prosentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) dari masing-masing indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan melalui realisasi yang dicapai. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, dapat digunakan rumus sebagai berikut : Sedangkan apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja maka digunakan rumus sebagai berikut : Selengkapnya realisasi dari kelompok indikator kinerja Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel - tabel capaian kinerja. Realisasi Prosentase pencapaian rencana kinerja = ------------------ x 100 % Rencana Rencana- (Realisasi rencana) Prosentase pencapaian rencana kinerja = -------------------------------------------- x 100 % Rencana 57

C. EVALUASI PENCAPAIAN SASARAN DAN PENGUKURAN KINERJA 2014 Tujuan pembangunan Kalimantan Tengah telah ditetapkan dan dituangkan dalam pernyataan Visi dan Misi secara lebih detail dan terinci dengan jelas dan akan menjadi dasar dalam penyusunan kerangka kinerja secara keseluruhan, oleh karenannya kebijakan yang telah ditetapkan harus dapat menginformasikan sejauh mana kebijakan tersebut dapat dijalankan. Keberhasilan pencapaian Kinerja Meningkatnya Kekuatan Ekonomi pada Umumnya dan Kesejahteraan Masyarakat, (sinergi dan harmonisasi pembangunan kewilayahan Kalimantan Tengah) dapat dilihat dari awal tahun RPJMD sampai dengan 2014 diukur melalui 12 (dua belas) indikator kinerja utama, dengan rincian target dan realisasi indikator kinerja utama pada tabel pada halaman berikut ini. 58

SASARAN. 1 MENINGKATNYA KEKUATAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ( Sinergi dan Harmonisasi Pembangunan Kewilayahan Kalimantan Tengah ) Tabel 3.1 Ekonomi dan sinergi harmonisasi pembangunan kewilayahan. SASARAN 1 A. MENINGKATNYA KEKUATAN EKONOMI PADA UMUMNYA DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT No. Indikator Kondisi Kinerja Awal 2010 Realisasi Capaian Tahun 2011 Realisasi Capaian Tahun 2012 Realisasi 2013 Target Realisasi Capaian Akhir periode RPJMD 2014 2015 Pertumbuhan 1. 6,47 6,7 6,9 7,1 7,3 6,21 85,07 Ekonomi 7,5 2 Pertumbuhan PDRB (%) 6,47 6,77 6,69 7,3 7,3 7,71 105,62 7,5 3. PDRB Perkapita (juta Rp.) 4. Jumlah investasi berskala nasional PMDN PMA 16,5 21,81 23,75 27,7 27,5 24,48 89,18 31,0 19.860 5.018 22.341 12.107 36.526 14.881 37.767 17.390 25.400 9.800 36.530 17.390 143,81 177,45 5. Angka Kemiskinan (%) 6,77 6,64 6,19 5,97 2,5 6,07 42,80 2,0 26.700 10.400 6. Tingkat Partisisipasi Angkatan Kerja 69,86 74,00 75,00 76,00 79,5 77,00 96,86 78,00 7. Nilai Eksport bersih perdagangan (U $ ) 8. Dana perimbangan Daerah (Milyar Rp.) 9. Nilai PAD (Milyar Rp.) 148.559.16 4 1.254.690. 000 1.017.67 0.000 1.236.60 0 1.400 1.096 78,28 162.879.416 954 1.199 1.406 1,375 1,400 102,19 1.711 1.607 2.248 1.046 874 1,046 119,68 1.399 10. Laju Inflasi 9,51 4,55 5,58 6,79 3 7,07 35,67 2,5 11. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 12. Rangking IPM Nasional 3,88 2,55 3,17 3,09** 2,5 3,24 129,6 2,0 74,64 75,06 75,46 75,68 60,00 75,68 122,80 5,00 59

ANALISA TARGET CAPAIAN KINERJA 1. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi capaian terhadap target capaian Pertumbuhan Ekonomi (%) di Provinsi Kalimantan Tengah. Sesuai data pada tabel 3.1. bahwa kondisi kinerja pada awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 6,47, target capaian tahun 2011 sebesar 6,7, tahun 2012 sebesar 6,9, dan tahun 2013 sebesar 7,1. Kemudian realisasi capaian PDRB tahun 2013 sebesar 7,3, tahun 2011 sebesar 6,69, tahun 2013 PDRB sebesar 7,3. Pertumbuhan ekonomi Tahun 2013 target 7,1 tetapi capaian tahun 2014 sebesar 6,21 % pada triwulan IV hal ini kemungkinan dikarenakan adanya belum stabilnya harga semua bahan pokok akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Tabel 3.2 Analisa Target Capaian Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Tahun Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Angka Kemiskinan Tingkat Pengangguran terbuka 2011 6,70 4,55 6,64 2,55 2012 6,90 5,58 5,58 3,17 2013 7,10 6,79 6,79 3,09 2014 6,21 7,07 6,07 3,24 Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi, laju inflasi, berbanding dengan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka 60

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi, laju inflasi, berbanding dengan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Pertumbuhan Ekonomi Angka Kemiskinan 2011 2012 2013 2014 Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB per Provinsi Pulau Kalimantan Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 Triw III- 2014 Terhadap Triw IV-2014 terhadap Triw III-2014 Triw IV-2014 terhadap Triw IV-2013 Komponen Triw II-2014 (1) (2) (3) (4) (5) Kalimantan 4,54 2,54 3,90 5,02 Barat Kalimantan 3,19-0,31 5,25 6,21 Tengah Kalimantan 4,53-3,92 4,03 4,85 Selatan Kalimantan 1,18 1,48 3,83 2,02 Timur KALIMANTAN 2,29 0,69 4,00 3,19 Laju Pertumbuha n 2014 Ekonomi Kalimantan Tengah triwulan IV-2014 mengalami kontraksi 0,31 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Hal ini disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada Komponen Ekspor sebesar minus 4,55 persen 2. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah terus meningkat dari tahun ketahun pada awal RPJMD hanya sebesar 6,47 naik pada tahun pertama sebesar 6,77 target akhir tahun RPJMD sebesar 7,5 Persen tahun 2014 sudah dapat melampaui target 7,3 Persen ini menunjukkan bahwa keseriusan pemerintah dalam peningkatan keberhasilan tingkat pertumbuhan ekonomi, hal ini sejalan dengan pertumbuhan PDRB Perkapita. 61

3. PDRB Perkapita PDRB Perkapita pada awal RPJM hanya sebesar Rp.16,5 juta tahun ke II tahun 2011 sudah mencapai Rp. 21,81 juta perkembangan ini terus membaik hingga akhir tahun 2014 sudah mencapai Rp. 24,48 juta sedagkan target akhir RPJM sebesar Rp. 31, juta. 4. Jumlah Investasi berskala nasional. Pertumbuhan PMDAN dan PMA yang menginvestasikan usahanya di Kalimantan Tengah juga terus tumbuh dari tahun ketahun, hal ini dapat dilihat paga grafik pertumbuhan Pada Sasaran 3 5. Angka Kemiskinan (%) Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi capaian terhadap target capaian Kemiskinan (%) di Provinsi Kalimantan Tengah. Sesuai data pada tabel 3.28. bahwa kondisi kinerja pada awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 6,77% realisasi capaian tahun 2010 sebesar 6,77%, tahun 2011 sebesar 6,64% tahun 2012 sebesar 5,58%. Tahun 2013 target 6,79 realisasi capaian 2014 sebesar 6,07% ini menunjukan bahwa komentmen pemerintah dalam hal penanganan tingkat kemiskinan, angka kemiskinan untuk tahun 2014 naik tetapi tingkat garis kemiskinan sebesar Rp.330.869,- padahal sebelumnya hanya sebesar Rp. 307.698,- 6. Tingkat Partisifasi Angkatan Kerja. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi capaian terhadap target capaian Tingkat Partisifasi angkatan kerja Pada kondisi awal tahun 2010 hanya sebesar 69,86 % pada periode tahun 2011 sudah menjadi 74,00 Persen,sumber Berita Resmi Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah telah mencatat bahwa Tingkat Partisifasi Angkatan Kerja di Kalimantan Tengah terus nasik dari tahun ketahun. Uraian lebih lanjut dapat dilihat pada Sasaran 21 Indikator Pertama Tingkat Partisifasi Angkatan Kerja. 7. Nilai Eksport bersih perdagangan ($ ). Nilai eksport bersih perdagangan tahun 2014 target 1.400 milyar, dan dapat terealisasi 62

1,096 Milyar. Pada awal tahun RPJMD hanya sebesar $. 148.559.164,- pada tahun 2012 sudah naik menjadi $ 1.254.690.000,- Tabel 3.3. Nilai ekspor nonmigas Kalteng Tahun 2014 Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 3 4 5 Nilai ekspor Kalteng (US $) 1,40 Milyar 1,096 Milyar 78,28 Uraian lebih lanjut dapat dilihat pada sasaran. 3 8. Dana Perimbangan Daerah ( Milyar Rp.) Dana Perimbangan Daerah terus meningkat sejalan dengan peningkat Nilai Pendapatan Asli Daerah, yang terus naik dari tahun ke tahun dan hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah dan merupakan hasil kerja keras dari semua segi kehidupan masyarakat yang juga terus membaik dari tahun ketahun. 9. Dilai Pendapatan Asli Daerah ( Milyar Rp.) Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimatan Tengah nilai pendapatan daerah juga terus naik, tingkat realisasi kenaikan pendapatan asli daerah sbb : Tabel 3.4 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 dan 2014 Tahun Target Realisasi Persen 2010 1.636.876.647.000,00 1.555.426.285.764,47 95,20 2011 1.712.570.051.000,00 1.921.944.863.178,56 112,23 2012 2.260.466.375.417,00 2.523.742.354.371,78 111,65 2013 2.730.453.500.000,00 2.809.096.138.861,17 102,88 2014 3.164.139.120.000,00 3.129.993.380.873,76 98,92 63

10. Laju Inflasi. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi capaian terhadap target capaian Laju Inflasi (%) di Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa kondisi kinerja pada awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 9,51% dan untuk realisasi capaian tahun 2011 4,55% tahun 2012 sebesar 5,58% tahun 2013 sebesar 6,79% tahun 2014 realisasi capaian sebesar 7,07% yang dikarenakan akibat adanya kebijakan pemerintah dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sedangkan target akhir masa RPJMD Tahun 2015 sebesar 2,5 %. 11. Tingkat Pengangguran terbuka. Tingkat Pengangguran terbuka di Kalimantan Tengah berdasarkan data dari Badan Pusat pada bulan Agustus 2014, tingkat Pengangguran Terbuka di Kalimantan Tengah adalah sebesar 3.24 persen. Sehingga capaian Kinerja untuk Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka adalah sebesar 129,6 persen. Walaupun pencapaian target penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kalimantan Tengah ini masih belum mencapai target, tetapi bila dilihat secara nasional, TPT Kalimantan Tengah menunjukkan kondisi yang baik, karena bila dilihat secara nasional, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5.94 persen, lebih jelas dapat dilihat pada Sasaran 21 indikator 5 tingkat pengangguran terbuka. 12. Rangking IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kalimantan Tengah Pembangunan sumberdaya manusia menjadi suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai input dalam setiap penyusunan rencana pembangunan, maka pengetahuan tentang data kondisi kependudukan eksisting di wilayah rencana sangat dibutuhkan. Berdasarkan data statistik kependudukan 2012, jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 2.283.687 orang, yang terdiri atas 1.191.086 laki-laki dan 1.092.601 perempuan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 sebesar 2,01 persen pertahun. Sedangkan Rangking IPM Berdasarkan data terakhir tahun 2013 64

Provinsi Kalimantan Tengah menempati Urutan ke 21 tetapi dalam garis Regional Kalimantan, dimana Kalimantan Tengah merupakan posisi ke 3 (tiga) Setelah Kalimantan Selatan. Tabel 3.5 Realisasi Rangking IPM Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007 dan 2013 No. Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kalimantan Barat 67,53 68,17 68,79 69,15 69,66 70,31 70,93 2. Kalimantan Tengah 73,49 73,88 74,36 74,64 75,06 75,46 75,68 3. Kalimantan Selatan 68,01 68,72 69,3 69,92 70,44 71,08 71,74 4. Kalimantan Timur 73,77 74,52 75,11 75,56 76,22 76,71 77,33 5. Kalimantan Utara - - - - - - 74,72 Indonesia 70,59 71,17 71,76 72,27 72,77 73,29 73,81 Bahkan pada Tahun 2012 Kalimantan Tengah termasuk 10 besar tingkat Realisasi IPM tertinggi di Indonesia berikut daftar 10 Provinsi dengan IPM tertinggi: tahun 2012 1. DKI Jakarta (77,60) 2. Sulawesi Utara (76,10) 3. Riau (76,00) 4. DI Yogyakarta (75,70) 5. Kalimantan Timur (75,60) 6. Kepulauan Riau (75,10) 7. Kalimantan Tengah (75,46) 8. Sumatera Utara (74,20) 9. Sumatera Barat (73,80) 10. Sumatera Selatan (72,90) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/ Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek hurup, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah segara adalah negara maju, negara berkembang, dan negara terbelakang. IPM Indonesia berdasarkan daftar yang dikeluarkan UNDP Human Development Report 2011 berada di Peringkat 124 dengan indeks 0.617 dan masuk kategori medium human development. Indonesia jauh dibawah Singapura (26), Brunei (33), Malaysia ( 61) Thailanda (103) dan Fhilipina (112). Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut : IPM = 1 / 3 [X (1) + X (2) + X (3) ] (1) dimana : X (1) : Indeks harapan hidup X (2) : Indeks pendidikan = 2 / 3 (indeks melek huruf) + 1 / 3 (indeks rata-rata lama sekolah) X (3) : Indeks standar hidup layak 65

Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih suatu nilai indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut ; Indeks X (i) = X (i) - X (i)min / [X (i)maks - X (i)min ] (2) dimana : X (1) : Indikator ke-i (i = 1, 2, 3) X (2) : Nilai maksimum sekolah X (i) X (3) : Nilai minimum sekolah X (i) Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X (i) disajikan pada tabel berikut : Indikator Komponen IPM (=X(I)) Tabel 3.6 Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM Nilai maksimum Nilai Minimum Catatan Angka Harapan Hidup 71,47 25 Sesuai standar global (UNDP) Angka Melek Huruf 97,48 0 Sesuai standar global (UNDP) Rata-rata lama sekolah 8,17 0 Sesuai standar global (UNDP) Konsumsi per kapita disesuaikan 1996 732,72 a) 300.000 b) UNDP menggunakan PDR Perkapita riil yang disesuaikan. Catatan: a) Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1993-2018. b) Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi yang memiliki angka terendah tahun 1990 di daerah pedesaan Sulawesi Selatan dan tahun 2000 di Irian Jaya. Konsumsi per kapita yang disesuaikan untuk tahun 2000 sama dengan konsumsi per kapita yang disesuaikan tahun 1996. Sebagai penghitungan Tingkat IPM Kalimantan Tengah Tahun 2014 adalah menurut data sebagai berikut : 66

Angka harapan hidup : 71,47 Angka melek huruf : 97,48 Rata-rata lama sekolah : 8,17 Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan : Rp 646,01 Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen menggunakan persamaan (2) : Indeks angka harapan hidup : ( 71,47 25 ) / ( 85 25 ) = 0,7745 Indeks angka melek huruf : ( 97,48 0 ) / (100 0) = 0,9794 Indeks rata-rata lama sekolah : (8,17 0) / (15 0) = 0,5447 Indeks pendidikan : 2/3 (0,9794) + 1/3 (0,5447) = 0,8345 Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan : (646,01 300) / (732,72 300) = 0,8534 Akhirnya angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) : IPM = 1/3 (0,7745 + 0,8345 + 0,8534) = 0,824 (Angka sementara) Sebagai catatan, Untuk memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam ratusan (dikalikan 100) sehingga IPM Kalimantan Tengah Tahun 2014 adalah 82,08. ( Data Sementara ), Pada pengukuran kinerja tahun 2014 kami masih menggunakan data tahun 2013 hal ini berdasarkan sumber data Badan Statistik Provinsi Kalimantan Tengah Penghitunan Indeks Pembangunan Manusia dilakukan 3 tahun 1 kali. Isu Strategis : - Persentase Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah sampai tahun dari tahun 2010, tahun 2011 dan 2012 cenderung meningkat, namun belum mencapai target di tahun 2013. Dapat melampaui target RPJMD tahun 2014 turun kemungkinan disebabkan adanya kebijakan harga Bahan Bakar minyak. - Persentase Kemiskinan tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung menurun, namun belum mencapai target. 67

Rekomendasi Kebijakan : - Peningkatan dan Pengembangan Indikator Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah, perlunya Peningkatan Program yang bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah. - Diharapkan adanya peningkatan sarana dan perlengkapan serta pembiayaan yang memadai. - Penurunan angka pengangguran di Kalimantan Tengah pada tahun 2010 sebesar 4,14 pada tahun 2011 turun 2,55 persen tetapi cenderung naik pada tahun 2012 yaitu sebesar 3,13 persen, angka tersebut diambil dari rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja, untuk akhir masa RPJMD direkomendasikan untuk terus membangun sinergi antar angkatan kerja dan pemerintah terus memperhatikan laju pertumbuhan penduduk dan dengan ketersediaan lapangan kerja. Beberapa Catatan bidang pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang perekonomian, ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh secara positif ditandai dengan naiknya APBD Provinsi Kalimantan Tengah yang signifikan pada kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada tahun 2005, APBD Provinsi Kalimantan Tengah hanya mencapai 596 Milyar rupiah, meningkat menjadi 2,5 trilyun rupiah pada tahun 2013 ini. Demikian halnya dengan PDRB per kapita, pada tahun 2012 mencapai 23,75 juta rupiah dari semula sebesar 6,6 juta rupiah pada tahun 2001. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,69 persen, di atas rata - rata nasional yang mencapai 6,23 persen. Adapun tingkat inflasi Kalimantan Tengah tahun 2012 mencapai 5,85 persen. Di Bidang Sosial Budaya, Indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM), Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Kemiskinan Kalimantan Tengah mengalami perkembangan yang relatif baik. IPM Kalimantan Tengah pada tahun 2011 mecapai angka 75,06, di atas rata rata nasional yang mecapai 72,77 dan menempatkan Kalimantan Tengah pada posisi ke 7 secara nasional. Di Bidang Ketenagakerjaan, khususnya dalam jumlah pengangguran, pada tahun 2014 68