BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk itu pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menanggulangi kemiskinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. tentang rencana strategis kementrian kesehatan tahun Pembangunan

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. MAKMUR. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat pencapaian kesejahteraan individu suatu negara (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (Kemenkes, 2011). Salah satu indikator sasaran pembinaan gizi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (Renstra Kemkes) 2010-2014 yaitu ketercapaian presentase balita ditimbang berat badannya (D/S) pada tahun 2010 sebesar 65% dan tahun 2014 sebesar 85%, sedangkan pencapaian pada tahun 2010 yaitu 67,3%. Berdasarkan Buku Laporan Tahunan Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi tahun 2011 menyatakan pencapaian cangkupan D/S nasional telah mencapai target (70%) yaitu sebesar 71,4% namun angka cangkupan D/S di Jakarta sebagai ibu kota negara hanya 51,6%. Cakupan D/S secara nasional menunjukkan tercapainya target kinerja Kementerian Kesehatan dan merupakan indikator terkait cakupan pelayanan gizi pada balita, khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang (Kemekes, 2011). Rendahnya angka D/S menandakan cangkupan vitamin A dan imunisasi kurang

2 serta banyak balita yang tidak terpantau pertumbuhan setiap bulan sehingga kemungkinan banyak balita gizi kurang dan gizi buruk ditemukan. (Farhat, 2011) Masalah gizi disebabkan oleh multifaktor sehingga diperlukan pendekatan berbagai sektor pula untuk menanggulanginya. Berbagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang sehat dilakukan Kementrian Kesehatan, dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi. (Supariasa, 2002) Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan investasi utama dalam pembangunan kesehatan. Ukuran kualitas SDM dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Kemenkes, 2011). Dalam laporan United Nations Development Program (UNDP) tahun 2012 menunjukkan bahwa IPM Indonesia yaitu sebesar 0,629 menduduki peringkat 121 dari 187 negara. (Widhi, 2013) Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak secara merata dengan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat yang efektif dan efisien serta menjangkau semua sasaran dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) (Kemenkes, 2006). Gizi memegang peranan penting untuk mencapai SDM yang berkualitas (Shafwan, 2008). Ketercapaian strategi yang berorientasi pada pembangunan manusia dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat

3 (Adisasmita, 2007), salah satu partisipasi masyarakat yaitu membawa anaknya untuk ditimbang di posyandu (D/S). (Kemenkes, 2011) Status gizi balita dapat dipantau melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di posyandu. Apabila 2 kali berturut-turut berat badan tidak naik, orangtua dan kader serta petugas kesehatan patut mencurigai keadaan kesehatannya. (Farhat, 2011) Hasil Riskesdas (2010) juga menerangkan kondisi status gizi balita secara nasional bahwa prevalensi berat badan kurang pada tahun 2010 adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Bila dibandingkan dengan pencapaian sasaran Millenium Development Goal s (MDG s) tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi berat badan kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011 sampai 2015 sehingga peranan posyandu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan ibu dan anak. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya memelihara kesehatan, belajar membangun hidup sehat dan datang ke posyandu setiap bulannya (Sandjaja, 2010). Posyandu dikategorikan menjadi 4, yaitu posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri yang dikelompokkan dengan salah satu indikatornya pada kelompok posyandu pratama dan madya adalah

4 rerata cangkupan D/S sebesar <50% dan pada kelompok posyandu purnama dan mandiri adalah 50% (Briawan, 2012) Guna meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu, pemerintah mengeluarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu, yang sejalan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010 tentang pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. (Kemenkes, 2011) Berdasarkan hasil Riskesdas (2010), sebanyak 23,8% balita yang tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir. Kondisi ini menerangkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan balita tidak dapat dipantau secara kontinyu dan dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan kasus gizi kurang maupun gizi buruk yang berdampak pada sumber daya manusia (SDM) juga akan menurun. Teori kognitif sosial mengatakan bahwa self regulation and faktor lingkungan bekerja secara dinamis dan timbal balik untuk mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Dimana faktor lingkungan meliputi faktor fisik dan sosial. (Conterto, 2011) Keadaan ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang turut menentukan status gizi keluarga tersebut (Supariasa, 2002). Kecenderungan yang terjadi di masyarakat terutama pada masyarakat miskin adalah kurang memperhatikan kesehatan. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pemahaman akan

5 pentingnya kesehatan, dan rendahnya derajat kesehatan masyarakat dikarenakan biaya yang tidak terjangkau. (Razif, dkk, 2012) Banyak penelitian empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berbanding terbalik dengan kemiskinan. Pusat Pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas maupun Posyandu merupakan lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan dapat menyentuh lapisan masyarakat terbawah. (Razif, dkk, 2012) Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah posyandu di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. Dipilihnya Jakarta disebabkan, Jakarta sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan namun partisipasi ibu balita belum mencapai target selain itu belum pernah dilakukan penelitian sejenis sebelumnya. 1.2 Identifikasi Masalah Posyandu merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan preventif. Dimana masalah gizi pada balita dapat diketahui lebih awal dengan peningkatan berat badan anak balita sebagai indikatornya yang dapat diketahui melalui posyandu. Selain itu, cakupan D/S menunjukkan tercapainya target kinerja Kementerian Kesehatan serta indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Sehingga cangkupan D/S

6 menjadi suatu hal yang penting karena dapat menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat akan pelayanan kesehatan di posyandu. Faktor yang mendukung partisipasi ibu balita antara lain umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status bekerja ibu, dan pendapatan keluarga. Jarak posyandu merupakan faktor pemungkin, sedangkan faktor pengguat kehadiran di posyandu yaitu dukungan petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat. 1.3 Pembatasan Masalah Dikarenakan keterbatasan biaya dan tenaga, maka peneliti bertujuan mengetahui perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah posyandu di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. 1.4 Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah posyandu di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa dan faktor-aktor apa yang mempegaruhi rata-rata partisipasi ibu balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa.

7 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan umum Mengetahui perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah posyandu di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. 1.5.2 Tujuan khusus a. Mengidentifikasi gambaran partisipasi ibu balita pada posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa tahun 2013. b. Mengidentifikasi gambaran karakteristik ibu balita (umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga) di posyandu Kelurahan Duri Kepa tahun 2013. c. Mengidentifikasi motivasi kunjungan ibu balita ke posyandu ( jarak tempuh, dan kehadiran petugas kesehatan) di posyandu Kelurahan Duri Kepa tahun 2013. d. Menganalisis perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah Posyandu di Kelurahan Duri Kepa tahun 2013.

8 1.6 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan rata-rata partisipasi ibu balita berdasarkan letak wilayah posyandu di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa dan dapat dimanfaatkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangulangi tingkat partisipasi ibu balita yang masih rendah. 1.6.1 Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya dalam melakukan analisis partisipasi ibu balita di posyandu. 1.6.2 Bagi Institusi Universitas Esa Unggul Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi dan dapat menambah kepustakaan mahasiswa Universitas Esa Unggul, khususnya jurusan ilmu gizi. 1.6.3 Bagi Pengambil Kebijakan Dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi penyusunan dan penentu kebijakan pada pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa.